2, Agustus 2021
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
ABSTRAK
Postur kerja yang tidak benar yaitu bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiahnya dan
berpotensi menyebabkan keluhan muskuloskeletal berupa kerusakan pada sendi, ligamen
dan tendon. Perawat memiliki tingkat risiko tertinggi terhadap keluhan muskuloskeletal
karena pekerjaan yang dilakukan adanya postur janggal. Penelitian ini bertujuan
mengetahui gambaran tingkat risiko keluhan muskuloskeletal pada perawat saat melakukan
aktivitas kerja di IGD RSUD Kembangan. Penelitian berlangsung dari periode Januari-
Februari 2020 dengan jenis penelitian deskriptif analitik desain cross sectional. Penilaian
tingkat risiko MSDs menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Populasi
dalam penelitian ini yaitu aktivitas kerja yang dilakukan perawat IGD dengan pengambilan
sampel pada tujuh aktivitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas kerja yang
memiliki tingkat risiko sedang yaitu mengukur tekanan darah dengan tensimeter air raksa,
melakukan elektrokardiogram, melakukan flebotomi, dan memasang akses intra vena
perifer. Tingkat risiko rendah antara lain mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital
dan memasang naso gastric tube, sedangkan memberikan obat intra vena perifer termasuk
risiko yang dapat diterima. Upaya pengendalian risiko ergonomi perlu dilakukan perubahan
terhadap cara kerja dan postur perawat serta penyediaan alat bantu kerja.
Kata kunci : keluhan muskuloskeletal, perawat IGD, postur kerja, REBA.
ABSTRACT
Improper work posture is where the body moves away from its natural position and has the potential
to cause musculoskeletal complaints in the form of damage to joints, ligaments and tendons. Nurses
have the highest level of risk for musculoskeletal complaints because the work they do has an awkward
posture. This study aims to describe the level of risk of musculoskeletal complaints in nurses when
carrying out work activities in the ER Kembangan Hospital. The study took place from the period
January-February 2020 with the type of descriptive analytic research with cross sectional design.
MSDs risk level assessment using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. The population
in this study is the work activities carried out by emergency room nurses by taking samples of seven
work activities. The results showed that work activities that had a moderate level of risk were
measuring blood pressure with a mercury sphygmomanometer, performing an electrocardiogram,
performing a phlebotomy, and installing peripheral intravenous access. Low risk levels include
measuring blood pressure with a digital sphygmomanometer and inserting a naso gastric tube, while
giving peripheral intravenous drugs is an acceptable risk. Ergonomics risk control efforts need to be
made changes to the workings and posture of nurses as well as the provision of work aids.
Keywords: work posture, musculoskeletal complaints, emergency room nurse, REBA.
DOI: https://doi.org/10.46366/ijkmi.2.2.73-82
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 2, No. 2, Agustus 2021
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
74
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 2, No. 2, Agustus 2021
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
Pengukuran
Aktivitas Kerja Postur Postur Postur Postur Postur Postur Skor
Perawat leher punggung kaki Beban lengan lengan Pergelang Gengg Aktivitas REBA
atas bawah an tangan aman
Mengukur
tekanan darah 1 3 2 0 2 1 1 0 0 3
menggunakan Rendah
tensimeter digital
Mengukur
tekanan darah 7
tensimeter air 2 4 3 0 3 1 1 0 0 Sedang
raksa
Melakukan 2 4 1 0 3 1 1 0 1 5
elektrokardiogram Sedang
Melakukan 1 4 2 0 2 1 1 0 0 4
flebotomi Sedang
Memasang akses 2 4 1 0 2 1 1 0 1 5
intravena perifer Sedang
Memberikan obat 1
intravena perifer 2 1 1 0 1 1 1 0 0 Dapat
diterima
Memasang Naso 2
Gastric Tube 1 3 1 0 1 1 1 0 1 Rendah
76
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 2, No. 2, Agustus 2021
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
MSDs Mengukur Tekanan Darah tingkat risiko sedang. Postur janggal yang
dengan Tensimeter Digital ada yaitu saat perawat melihat hasil
Nilai skor REBA pada aktivitas tekanan darah pada alat tensimeter air
mengukur tekanan darah dengan raksa didapatkan postur leher fleksi 400
tensimeter digital adalah tiga yang dan punggung membungkuk sebesar 420
artinya memiliki tingkat risiko rendah. serta miring dari vertikal tubuh
Postur janggal pada leher dan punggung dikarenakan posisi mata perawat harus
mempengaruhi skor akhir REBA pada sejajar dengan alat ukur air raksa, akan
aktivitas ini. Postur janggal yaitu posisi tetapi perawat meletakkan tensimeter di
bagian tubuh yang menyimpang dari samping tubuh sehingga perawat
posisi netral, deviasi yang signifikan kesulitan untuk melihat hasil
terhadap posisi normal ini akan pengukuran.
meningkatkan beban kerja otot sehingga Postur lengan atas membentuk sudut
jumlah tenaga yang dibutuhkan lebih 80 pada bagian kanan dan kiri yang
0
fleksi 250 dikarenakan posisi tempat tidur pada leher ≥ 200 dikarenakan objek kerja
lebih rendah dari postur perawat. Fleksi berada
lebih dari > 200 di bawah pandangan mata (Dewi 2019).
(Cohen et al. 1997). Tingkat risiko MSDs aktivitas ini
Selain itu, postur punggung juga sesuai dengan hasil penelitian
membungkuk 450 dan ada gerakan sebelumnya pada perawat di Instalasi
repetitif berputar > 4x per menit saat Rawat Darurat Rumah Sakit Udayana
memasang elektroda dikarenakan didapatkan saat melakukan kegiatan
perawat tidak meletakkan elektroda di perekamaan EKG memiliki tingkat risiko
tempat yang mudah dijangkau. sedang (Prapti, Nurhesti, and Tirtayasa
Membungkuk adalah posisi tubuh ke arah 2018). Tingkat risiko sedang terjadinya
depan sehingga antara sumbu badan keluhan muskuloskeletal sehingga
bagian atas akan membentuk sudut ≥ diperlukan tindakan perbaikan postur
20°dengan garis vertikal dan adanya (McAtamney and Hignett 2000).
rotasi pada tulang punggung saat
memindahkan barang dari satu sisi ke sisi MSDs Melakukan Flebotomi
lainnya dari tubuh pekerja tanpa Nilai akhir REBA pada aktivitas ini
memperhitungkan berapa derajat adalah empat yang artinya memiliki
besarnya sudut yang dibentuk termasuk tingkat risiko sedang. Adanya postur
postur janggal (Cohen et al. 1997). janggal punggung membungkuk kearah
Postur lengan atas bagian kanan dan depan dengan sudut 750 dikarenakan
kiri mengalami fleksi 650 saat memasang posisi lengan atas pasien berada dibawah
elektroda pada bagian kiri tubuh pasien. pandangan perawat. Membungkuk
Selain itu postur lengan bawah kanan dan merupakan gerakan postur janggal
kiri juga fleksi ke arah depan dada sebesar punggung dimana posisi tubuh ke arah
900. Hal ini dikarenakan posisi perawat depan sehingga antara sumbu badan
terhalang pembatas samping tempat tidur bagian atas akan membentuk sudut ≥
pasien sehingga jangkauan tangan lebih 20°dengan garis vertikal. Posisi ini terjadi
jauh. Lengan atas termasuk posisi berisiko apabila benda berada jauh di depan tubuh
apabila posisi mengangkat membentuk atau dibawah. (Cohen et al. 1997).
sudut sebesar ≥ 450 dari arah vertikal Postur membungkuk saat
sumbu tubuh (Cohen et al. 1997). pengambilan darah tidak lebih dari satu
Penambahan skor aktivitas menit sehingga tidak ada penambahan
dikarenakan adanya frekuensi punggung skor postur statis. Postur statis ialah jika
berputar > 4x per menit merupakan postur satu atau lebih anggota tubuh mengalami
janggal terkait dengan terjadinya repetitive posisi yang sama dan pergerakan otot
motion dalam melakukan pekerjaan. yang sangat minimal selama > 1 menit
Frekuensi gerakan faktor janggal ≥ 2 kali / (McAtamney and Hignett 2000).
menit merupakan faktor risiko terhadap Tingkat risiko sedang pada aktivitas
pinggang. Pekerjaan yang dilakukan ini tidak sesuai dengan penelitian
berulang-ulang dapat menyebabkan rasa sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya
lelah bahkan nyeri pada otot oleh karena pada perawat di Instalasi Rawat Darurat
adanya akumulasi produk sisa berupa Rumah Sakit Udayana didapatkan saat
asam laktat pada jaringan (Bridger 2003). melakukan kegiatan flebotomi memiliki
Hal ini sejalan dengan penelitian tingkat risiko tinggi (Prapti, Nurhesti, and
sebelumnya bahwa semua pekerjaan di Tirtayasa 2018). Hal ini dikarenakan
IGD dilakukan secara berulang-ulang yang adanya perbedaan hasil pengukuran pada
dapat menyebabkan rasa lelah. Gerakan postur punggung, leher, dan penambahan
repetitive pada punggung, leher, lengan dan pada skor aktivitas.
bahu merupakan faktor penyebab Tingkat risiko sedang terjadinya
terjadinya risiko musculoskeletal disorders keluhan muskuloskeletal memerlukan
78
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 2, No. 2, Agustus 2021
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
bawah sebesar 900 (Cohen et al. 1997). adanya postur janggal dan statis pada
Pergelangan tangan saat melakukan aktivitas ini sehingga mungkin diperlukan
penyuntikan fleksi 150. Postur fleksi pada adanya tindakan perbaikan postur
sudut ini tidak berisiko ergonomi (McAtamney and Hignett 2000). Hasil
(McAtamney and Hignett 2000). Jenis penelitian sebelumnya postur kerja tidak
genggaman pada spuit termasuk kategori ergonomi dapat disebabkan oleh posisi
baik. Pinch grip dimana objek ditahan tempat tidur pasien yang lebih rendah
dengan ujung ibu jari dan satu atau lebih dari postur perawat yang mengharuskan
jari lain, pegangan ini memberikan kontrol perawat mengatur posisi lebih rendah
lebih karena sambungan ibu jari sangat dengan tempat tidur pasien agar dapat
mudah digerakkan untuk durasi pendek, melakukan tindakan (Gowi 2018).
kekuatan rendah, dan tugas-tugas presisi
karena mereka membutuhkan pengerahan 4. KESIMPULAN
tenaga yang minimal tetapi tinggi (Steiner, Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
Torma-Krajewski, and Moore 2011). aktivitas memberikan obat intravena
Tingkat risiko yang dapat diterima perifer memiliki tingkat risiko
tidak perlu adanya tindakan perbaikan musculoskeletal disorders yang dapat
tindakan perbaikan postur pada aktivitas diterima sehingga tidak diperlukan adanya
pemberian obat intravena perifer tindakan perbaikan. Tingkat risiko rendah
(McAtamney and Hignett 2000). terdapat pada aktivitas mengukur tekanan
darah menggunakan alat tensimeter digital
MSDs Memasang Naso Gastric Tube dan memasang NGT dimana mungkin
Nilai akhir REBA pada aktivitas ini diperlukan tindakan perbaikan.
adalah dua yang artinya tingkat risiko Sedangkan mengukur tekanan darah
rendah. Postur janggal ditemukan pada menggunakan alat tensimeter air raksa,
postur leher fleksi 200. Postur janggal melakukan elektrokardiogram, melakukan
menunduk jika leher membentuk sudut ≥ flebotomi, memasang akses intravena
200 dari garis vertikal dengan ruas tulang perifer memiliki tingkat risiko sedang
leher karena obyek yang sedang sehingga diperlukan tindakan perbaikan
dikerjakannya berada lebih dari > 200 di postur kerja.
bawah pandangan mata (Cohen et al., Saran yang diberikan peneliti bagi
1997). RSUD Kembangan berupa tindakan
Postur punggung yang membungkuk korektif antara lain melakukan modifikasi
300 ke arah depan menjauhi garis vertikal Standar Prosedur Operasional (SPO)
tubuh selama dua menit saat melakukan dengan langkah kerja menyesuaikan
pemasangan selang pada pasien. ketinggian tempat tidur pasien setinggi
Membungkuk, merupakan posisi tubuh ke pinggang perawat agar obyek tidak berada
arah depan sehingga antara sumbu badan lebih dari > 200 di bawah pandangan mata
bagian atas akan membentuk sudut ≥ 200 sehingga tidak ada postur janggal pada
(Cohen et al. 1997). leher. Melakukan sosialisasi tentang cara
Postur membungkuk dilakukan kerja ergonomi yaitu menempatkan alat
selama dua menit karena perawat sulit kerja di tempat yang mudah dijangkau dan
memasukkan selang ke dalam memanfaatkan alat kerja sesuai fungsinya.
tenggorokan pasien mengakibatkan
adanya postur statis. Postur statis ialah DAFTAR PUSTAKA
jika satu atau lebih anggota tubuh Alhamda, S., & Sriani, Y. (2015). Buku Ajar
mengalami posisi yang sama dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Padang:
pergerakan otot yang sangat minimal Deepublish.
selama > 1 menit (McAtamney and Arfiasari, A. D. (2014). Hubungan Postur
Hignett 2000). Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal
Tingkat risiko rendah disebabkan dan Produktivitas Kerja pada Pekerja
80
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 2, No. 2, Agustus 2021
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
82