Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 6, NO.

2, OKTOBER 2017: 65-70


Pitoyo dkk., Kepatuhan Perawat dan Kejadian Cedera Perawat Instrument...

KEPATUHAN PERAWAT MENERAPKAN PEDOMAN KESELAMATAN KERJA


DAN KEJADIAN CEDERA PADA PERAWAT INSTRUMEN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

Joko Pitoyo, Rudi Hamarno, Titis Elija Sa’adah


Poltekkes Kemenkes Malang Jl. Besar Ijen No 77C Malang
Email : jokpit22@@gmail.com

Compliance of Nurse Practice Safety Guidelines with Injured Events


in Operating Room

Abstract: This study aim is to determine the corrleation between compliance of nurse practice safety
guidelines with injured events in operating room. The design of this research is a descriptive correla-
tion. Sampling using a total sampling. The population of this research are all of intrumentator in
operating room RSUD Dr Iskak Tulungagung whom work after a year of total sample 34 nurses. Data
retrieval by using the observation sheet and quisioner sheet on May 25th - June 15th 2017. After the data
is retrieved and then do test the hypothesis by using the Chi Square Test. The results showed that of the
total nurses in the category of submissive as much as 18 nurses (52,94%) and most nurses get minor
injuries as much as 25 nurses (73,5%). Based on the analysis of the test results obtained the value p of
0,011 (value p < 0,05). Conclusion the is a correlation between compliance of nurse practice safety
guidelines with injured events in operating room RSUD Dr Iskak Tulungagung.

Keywords: nurse compliance, guidelines for safety, injury

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan perawat menerapkan
pedoman keselamatan kerja dengan kejadian cedera di ruang operasi. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Populasi
penelitian ini adalah seluruh perawat instrumen yang bekerja di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr
Iskak Tulungagung yang telah bekerja di IBS Selama minimal 1 tahun dengan total sampel 34 perawat.
Uji hipotesis dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menujukkan bahwa dari
keseluruhan responden sebagian besar patuh sebanyak 18 perawat (52,94%) dan sebagian besar
perawat mengalami cedera ringan sebanyak 25 perawat (73,5%). Berdasarkan hasil uji analisis
didapatkan nilai p value sebesar 0,011 (p value < 0,05). Kesimpulan ada hubungan antara kepatuhan
perawat dalam menerapkan pedoman keselamatan kerja dengan kejadian cedera pada perawat di IBS
RSUD Dr Iskak Tulungagung.

Kata Kunci: kepatuhan perawat, pedoman keselamatan kerja, cedera

PENDAHULUAN komponen kritis dari manajemen mutu dan salah


Keselamatan saat ini telah menjadi isu satu indikator dalam penilaian akreditasi rumah
global di semua sektor, termasuk dalam sektor sakit (Kepmenkes No. 1087, 2010).
pelayanan kesehatan. Rumah sakit merupakan Perawat merupakan petugas kesehatan
salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang terbanyak dengan komposisi hampir 60% dari
dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutu seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan yang
pelayanan dengan membangun keselamatan dan melakukan kontak terlama dengan pasien.
layanan kesehatan yang lebih aman sehingga Perilaku keselamatan yang baik di kalangan
mendapat kepercayaan dari pelanggan. perawat akan berdampak baik bagi kejadian
pISSN 2301-4024dieISSN
Keselamatan 2442-7993
rumah sakit merupakan aspek cedera yang terjadi pada perawat. Rumah sakit 65

penting dan prinsip dasar layanan kesehatan serta merupakan tempat yang berbahaya bagi perawat.

65
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 6, NO. 2, OKTOBER 2017: 65-70

Perawat dapat terpapar berbagai macam risiko mempunyai peluang besar mengalami low back
cidera dan penyakit saat bekerja. Petugas pain (LBP) dan cedera muskuloskeletal di rumah
kesehatan berisiko lebih tinggi mengalami sakit (Trinkoff, et al., 2002). Prevalensi perawat
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat mengalami LBP 40-50% pertahun dan 35-80%
kerja dibanding pekerja industri lain (Kepmenkes sepanjang hidup dengan klaim kesehatan yang
No. 1087, 2010). Penyakit akibat kerja dan tertinggi (Edlich et al., 2004). Lebih dari sepertiga
kecelakaan akibat kerja pada perawat selain perawat pernah mengalami cedera punggung
disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak yang cukup parah yang menyebabkan perawat
aman (unsafe condition), juga dapat disebabkan harus meninggalkan pekerjaan (Zerwekh &
oleh perilaku yang tidak aman (unsafe act). Claborn, 2009). Kejadian LBP perawat di
Sumakmur (2009) dalam Ayu (2012) menyata- Rumah Sakit RSPI Prof DR. Sulianti Saroso
kan 85% sebab terjadinya penyakit akibat kerja dalam kategori tidak normal atau terjadi low
dan kecelakaan akibat kerja bersumber pada back pain sebanyak 66%, sedangkan frekuensi
faktor manusia. Risiko bahaya di rumah sakit perawat dengan Kejadian LBP normal atau tidak
mencakup bahaya biologik, fisik, kimia, terjadi Low Back Pain sebanyak 34% (Sarwili,
ergonomik, dan psikososial (Kepmenkes No. 2014).
1087, 2010). Keselamatan sangat dibutuhkan oleh
Perawat instrumen harus mengetahui perawat saat bekerja. Keselamatan merupakan
bagaimana menggunakan peralatan dan teknologi salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
secara aman untuk mencegah terjadinya bahaya dipenuhi. Manajemen rumah sakit bertanggung
fisik yang mengancam perawat instrumen. Maria jawab untuk membuat program manajemen
(2015) menyatakan sebagian besar perawat risiko yang berkelanjutan untuk mengurangi dan
(54,5%) atau 54 orang melakukan unsafe ac- mengidentifikasi kejadian yang tidak diinginkan
tion dalam bekerja dan sebagian besar (25,3%) dan risiko-risiko keselamatan lainnya pada
atau 25 orang perawat yang melakukan unsafe pasien dan staf rumah sakit. Perawat seringkali
action adalah termasuk dalam kategori masa kurang peduli terhadap bahaya di tempat kerja
kerja lama (>10 tahun) atau disebut perawat dan dalam melakukan upaya proteksi diri
senior. Dengan jenis unsafe action terbanyak meskipun perawat tahu hal tersebut dapat
(23,3%) adalah mengoperasikan peralatan kerja membahayakan keehatan dan nyawa perawat.
tidak sesuai standar. Perawat memiliki risiko Perilaku perawat dalam bekerja dipandu
untuk terpajan radiasi pengion seperti sinar-x, melalui pedoman kerja. Selain standar
misalnya di ruang radiografi, ruang operasi, unit operasional prosedur (SOP) dan standar asuhan
gawat darurat, dan unit perawatan intensif. Selain keperawatan (SAK) sebagai pedoman perawat
radiasi sinar pengion, penggunaan instrumen tajam dalam bekerja, panduan keselamatan perawat
juga mengancam keselamatan perawat di ruang diperlukan untuk memandu perawat berperilaku
operasi. Perilaku kesehatan dan keselamatan aman dan selamat dalam bekerja. Oleh karena
kerja perawat di rumah sakit sangat penting, itu, protokol keamanan untuk perawat dan pasien
karena tindakan perawat sekecil apapun dapat harus diikuti dan dipraktikkan dengan baik.
menimbulkan risiko terhadap perawat dan pasien Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan
(Potter & Perry, 2005). pada bulan Februari sampai April di IBS RSUD
Perawat selain mengalami bahaya fisik dan Dr Iskak Tulungagung peneliti mendapati
kimiawi juga dapat mengalami cedera ergonomik beberapa perawat selalu menggunakan masker
yang serius akibat memindah pasien. Perawat yang sama selama berada di ruang operasi atau

66 pISSN 2301-4024 eISSN 2442-7993


Pitoyo dkk., Kepatuhan Perawat dan Kejadian Cedera Perawat Instrument...

menggunakan sarung tangan yang sama pada telah dimodifikasi oleh peneliti, dan kuisioner berisi
satu pasien meskipun telah terkontaminasi cairan pernyataan tentang pengalaman cedera yang
tubuh pasien tersebut. Hasil pengamatan juga pernah dialami oleh perawat di Instalasi Bedah
menunjukkan selama periode waktu 3 bulan Sentral RSUD Dr Iskak Tulungagung.
terjadi satu kejadian cedera serius yang dialami Pengolahan data dengan menggunakan
oleh perawat, yaitu tertusuk jarum cutting saat skoring. Skoring yaitu jawaban benar
menjahit pasien dengan diagnosis B24 positif. (diharapkan) diberi skor 1 dan jika salah (tidak
Sampai saat ini, belum banyak penelitian diharapkan) skor 0, hasil skor responden dari
yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan semua pertanyaan dijumlahkan lalu dibandingkan
kerja perawat di rumah sakit khususnya perawat dengan skor tertinggi yaang diharapkan dan
instrumen di kamar operasi. Program kesehatan dikalikan 100%. Analisis data menggunakan
dan keselamtan kerja memiliki pengaruh positif persentase.
terhadap peningkatan produktivitas kerja
karyawan karena membentuk pengetahuan, HASIL PENELITIAN
keterampilan dan sikap yang baik terhadap Karakteristik responden berdasarkan jenis
kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat kelamin didapatkan sebagian besar adalah laki-
mencegah atau mengurangi kerugian-kerugian laki dengan persentase 61,76% (21 orang) dari
akibat penyakit akibat kerja dan kecelakaan total 34 perawat instrumen, dan 13 lainnya adalah
akibat kerja. perempuan. Berdasarkan usia didapatkan rentang
Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 67,65% (23
kepatuhan perawat dalam menerapkan perawat) dari total 34 perawat. Berdasarkan
pedoman keselamatan kerja dengan kejadian Tingkat pendidikan lebih dari setengah perawat
cedera pada perawat di Instalasi Bedah Sentral instrumen di IBS RSUD Dr Iskak Tulungagung
RSUD Dr Iskak Tulungagung. adalah Diploma 3 sebesar 73,53% (25 orang)
dari total 34 perawat instrumen. masa kerja antara
METODE PENELITIAN 1 sampai 10 tahun yaitu sebanyak 76,46% atau
Desain penelitian ini adalah st udi sebanyak 26 perawat dari total 34 perawat.
korelasional. Pada penelitian korelasi, peneliti
mencoba mencari hubungan antara kepatuhan Tabel 1. Tabel Kepatuhan Penerapan
perawat dalam menerapkan pedoman Pedoman Keselamatan Perawat
keselamatan kerja dengan kejadian cedera pada
perawat di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr
Iskak Tulungagung.
Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat
instrumen yang bekerja di Instalasi Bedah
Sentral RSUD Dr Iskak Tulungagung yang Tabel 2. Kejadian Cedera pada Perawat
masuk dalam kriteria inklusi pada tanggal 25
Mei-15 Juni 2017 sebanyak 34 responden.
Metode pengumpulan data adalah meng-
gunakan observasi dan kuisioner. Observasi
berupa lembar pencatatan yang berisi hasil
observasi mengenai kepatuhan perawat dalam
menerapkan pedoman keselamatan kerja yang

pISSN 2301-4024 eISSN 2442-7993 67


JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 6, NO. 2, OKTOBER 2017: 65-70

Hasil penelitian didapatkan tingkat (2008) bahwa semakin cukup umur, tingkat
kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
keselamatan kerja perawat adalah patuh matang dalam berfikir dan bekerja.
sebanyak 52,94% dan tidak patuh 47,06%. Penelitian didapatkan hasil bahwa tingkat
Hasil dapat dilihat pada Tabel 1. pendidikan lebih dari setengah perawat instrumen
Dari Tabel 2 diketahui bahwa lebih dari di IBS RSUD Dr Iskak Tulungagung adalah Di-
setengah perawat (73,54%) mengalami cidera ploma 3 sebesar 73,53% (25 orang) dari total
ringan di kamar operasi, baik selama prosedur 34 perawat instrumen. Pendidikan bagi seorang
pembedahan maupun diluar prosedur pembe- perawat merupakan faktor penting sehingga
dahan, sisanya (11,76%) mengalami cidera kinerja perawat dalam melakukan pelayanan
sedang selama berada di kamar operasi. mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini sejalan
Hasil analisis statistik dengan cross tabulasi dengan penelitian Oktaviani (2015) bahwa
antara kepatuhan perawat dengan kejadian tingkat pendidikan perawat dengan rasio
cedera didapatkan hasil uji statistik chi square akademik lebih banyak akan memudahkan dalam
didapatkan nilai signifikansi = 0,011 lebih kecil menerima serta mengembangkan pengetahuan
dari  (0,05), maka H1 diterima sehingga ada dan teknologi.
hubungan antara kepatuhan perawat dalam Hasil penelitian didapatkan hasil bahwa
menerapkan pedoman keselamatan kerja sebagian besar perawat memiliki masa kerja
perawat dengan kejadian cedera pada perawat antara 1 sampai 10 tahun yaitu sebanyak 76,46%
instrumen. atau sebanyak 26 perawat dari total 34 perawat.
Semakin lama seseorang bekerja semakin
PEMBAHASAN banyak kasus yang ditanganinya sehingga
Kepatuhan perawat dalam menerapkan semakin meningkat pengalamannya, sebaliknya
pedoman keselamatan kerja perawat instrumen semakin singkat orang bekerja maka semakin
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya jenis sedikit kasus yang ditanganinya. Hal ini sejalan
kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan dengan penelitian Triwidyawati (2013) yang
pengalaman kerja yang telah dilalui. Hasil mengatakan bahwa sebagian besar perawat
penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan masa kerja yang baru belum banyak
instrumen di IBS RSUD Dr Iskak Tulungagug pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebagian besar adalah laki-laki dengan dibandingkan dengan perawat yang sudah
persentase 61,76% (21 orang) dari total 34 bekerja lama.
perawat instrumen, dan 13 lainnya adalah Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat
perempuan. Menurut Triwidyawati (2013) pada kepatuhan lebih dari setengah perawat dalam
umumnya wanita lebih patuh pada saat menerapkan pedoman keselamatan kerja di IBS
melakukan tindakan dari pada pria karena wanita RSUD Dr Iskak Tulungagung yaitu 52,94%
lebih peduli. masuk dalam kategori patuh, dan sisanya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih (47,06%) dalam kategori tidak patuh. Dalam
dari setengah perawat instrumen memiliki rentang melakukan pelayanan keperawatan, kepatuhan
umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 67,65% (23 terhadap pedoman keselamatan sangat membantu
perawat) dari total 34 perawat. Hal ini perawat dalam meberikan kinerja yang maksimal.
menunjukkan bahwa responden memiliki usia Dalam penilaian kejadian cedera pada
yang matang dalam berfikir dan bekerja atau usia perawat menggunakan lembar kuisioner yang
produktif. Sejalan dengan pendapat Nursalam memuat riwayat cedera yang pernah dialami oleh

68 pISSN 2301-4024 eISSN 2442-7993


Pitoyo dkk., Kepatuhan Perawat dan Kejadian Cedera Perawat Instrument...

perawat selama 3 bulan terakhir. Dari 34 pedoman keselamatan kerja yang ada di ruang
perawat yang menjadi responden penelitian ada operasi. Kepatuhan merupakan salah satu hal
4 perawat yang mengalami cidera sedang, pal- yang mempengaruhi dalam tindakan yang tidak
ing sering yaitu pada kejadian dehidrasi, aman (unsafe action).
ketumpahan cairan kimia seperti formaldehida
dan eter, merasakan nyeri punggung, tersengat PENUTUP
stik diatermi, hingga luka bakar akibat tersengat Tingkat kepatuhan perawat dalam menerap-
stik diatermi. kan pedoman keselamatan kerja berhubungan
Penyebab kecelakaan atau cedera salah dengan kejadian cedera yang dialami oleh
satunya adalah kebiasaan dimana terdapat suatu perawat di kamar operasi RSUD Dr Iskak
keadaan lingkungan tidak aman (unsafe condi- Tulungagung. Lebih dari setengah responden
tion) atau tindakan yang tidak memenuhi memiliki tingkat kepatuhan yang baik tidak
keselamatan (unsafe act). Seringkali kecelakaan mengalami cedera, dan sebagian mengalami
merupakan kombinasi dari kedua faktor tersebut. cedera ringan, namun selebihnya perawat yang
Pada penelitian ini kejadian cedera pada perawat tidak patuh dalam menerapkan pedoman
bisa terjadi karena dipengaruhi oleh tindakan keselamatan kerja mengalami cedera sedang dan
yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe act) sebagian mengalami cedera ringan. Ketidak-
dalam hal ini adalah kepatuhan dalam menerap- patuhan perawat paling banyak terjadi pada
kan pedoman keselamatan kerja. Hal ini sejalan penggunaan alat pelindung diri yang belum sesuai
dengan penelitian Hidayat (2013) yang standar pemakaian, sehingga menjadi salah satu
menyatakan bahwa perilaku tidak aman (unsfae faktor penyebab cedera pada perawat di kamar
action) berpengaruh positif dan signifikan operasi.
terhadap kecelakaan kerja. Masih dalam Penggunaan alat pelindung diri (APD)
penelitian yang sama menyatakn bahwa nilai lengkap dengan cara yang benar dapat
besaran pengaruh perilaku tidak aman (unsafe menurunkan angka kejadian cedera di kamar
action) adalah 22% yang artinya positif operasi, sehingga perlu adanya pengadaan APD
memberikan pengaruh terhadap angka kecela- standar dan sosialisasi penggunaannya kepada
kaan kerja. Sedangkan besaran pengaruh kondisi perawat. Guna meningkatkan kepatuhan perawat
tidak aman (unsafe condition) berdasarkan dalam menerapkan pedoman keselamatan kerja
analisa SEM adalah -0.92 % yang berarti bahwa untuk mengurangi angka kejadian cedera,
pengaruh terhadap angka kecelakaan kerja jauh diharapkan adanya pelatihan terkait kesehatan
lebih kecil dari perilaku tidak aman. dan keselamatan kerja rumah sakit berkala setiap
Berdasarkan hasil cross tabulasi antara enam bulan agar peningkatan perilaku kesehatan
kepatuhan perawat dengan kejadian cedera dan keselamatan kerja dapat bersifat permanen.
didapatkan hasil uji statistik chi square Perlu dilakukan supervisi berkala setiap bulan
didapatkan nilai signifikansi = 0,011 lebih kecil untuk mengecek kepatuhan perawat menerapkan
dari (0,05), maka H1 diterima sehingga ada standar prosedur operasional yang berlaku di
hubungan antara kepatuhan perawat dalam ruangan, sehingga dapat dilakukan evaluasi
menerapkan pedoman keselamatan kerja pedoman yang belum patuh dilaksanakan.
perawat dengan kejadian cedera pada perawat
instrumen. Kejadian cedera dapat terjadi
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah kepatuhan perawat dalam menerapkan

pISSN 2301-4024 eISSN 2442-7993 69


JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 6, NO. 2, OKTOBER 2017: 65-70

DAFTAR PUSTAKA Sakit Panti Waluyo Surakarta. Surakarta:


Ayu, N.M. (2012). Pengaruh Penggunaan Skripsi STIKES Kusuma Husada.
Panduan Keselamatan Perawat Terhadap Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar
Perilaku Kesehatan dan Keselamtan Kerja Fundamental Keperawatan: Konsep,
Perawat Di Rumah Sakit Siaga Raya. Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 1.
Depok. Tesis FIK-UI tidak dipublikasikan. Jakarta: EGC.
Hidayat, D. (2013). Pengaruh Perilaku Tidak Sarwili, I. (2014). Hubungan Beban Kerja
Aman (Unsafe Action) dan Kondisi Tidak Perawat Terhadap Angka Kejadian Low
Aman (Unsafe Condition) terhadap Back Pain (LBP). Jakarta: Artikel Penelitian
Kecelakaan Kerja Karyawan di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
PT. Freyabadi Indotama. Purwakarta: Maju.
Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Teknologi Triwidyawati, D. (2013). Hubungan Kepatuhan
Wastu Kancana. Perawat dalam Menjalankan SOP
Kepmenkes No. 1087 Tahun 2010. Diakses Pemasangan Infus dengan Kejadian Phlebi-
pada 3 September 2016 dari http:// tis. Semarang: Jurnal Penelitian STIKES
w w w. d e p k e s . g o . i d / d o w n l o a d s / Telogorejo Semarang.
Kepmenkes/Kepmenkes_1087 Zerwekh, J., & Claborn, J. C. (2009). Nursing
_Th_2010.pdf. today: transition and trends. 6th edition.
Oktaviani, H. (2015). Hubungan Pengetahuan Missouri: Saunders Alsevier.
dengan Kepatuhan Perawat dalam Pelak-
sanaan Standar Prosedur Operasional
Pencegahan Risiko Jatuh Pasien di Rumah

70 pISSN 2301-4024 eISSN 2442-7993

Anda mungkin juga menyukai