Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PELATIHAN PEMASANGAN INFUS PADA

PERAWAT BARU TERHADAP KEPATUHAN


PEMASANGAN INFUS SESUAI DENGAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RSUD PIDIE JAYA

DISUSUN OLEH :

M. RIZQI RAHMADHANI
NIM : 16010072

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
T.A 2019/2020
1.1 Latar Belakang
Fenomena pada pelayanan keperawatan dewasa ini banyak membicarakan
tentang keselamatan pasien ( patient safety ). Organisasi kesehatan dunia (WHO)
juga telah menegaskan pentingnya keselamatan dalam pelayanan kepada
pasien: “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical
component of quality management.”. Keselamatan pasien adalah tidak adanya
kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan
malpraktik. Dalam hal ini peran perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah terjadinya sakit dan mengurangi resiko kecelakaan yang mungkin
terjadinya di rumah sakit. Adapun upaya yang dilakukan pihak rumah sakit
dalam menjaga keselamatan pasien adalah dengan : mengkaji tingkat
kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri dari kecelakaan, menghindari
kecelakaan seperti mengunci roda kereta dorong saat berhenti, tempat tidur
dalam keadaan rendah dan ada penghalangnya pada pasien yang gelisah,
melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial, mencegah
terjadinya kesalahan prosedur seperti identitas klien harus jelas dan tindakan
harus sesuai dengan protap yang ada. (Kohn, Corrigan & Donaldson, 2000).

1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah Pengaruh
Pelatihan Pemasangan Infus Pada Perawat Baru Terhadap Kepatuhan
Pemasangan Infus Sesuai Dengan Standar Operasinal Prosedur RSUD Pidie
Jaya.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan Pemasangan Infus Pada Perawat
Baru Terhadap Kepatuhan Pemasangan Infus Sesuai Dengan Standar Operasinal
Prosedur RSUD Pidie Jaya.
1.4 Kerangka Konsep
Kelman (1999) dalam Tirolyn (2011) menyatakan bahwa, kepatuhan
adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur, dan
displin. Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang
professional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan
atau ditaati (Setiadi, 2007 dalam Tirolyn 2011). Kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan SOP dalam hal ini pemasangan infus diartikan sebagai ketaatan
untuk melaksanakan pemasangan infus sesuai SOP yang telah ditetapkan
sehingga berkurangnya permasalahan akibat pemasangan infus. Kepatuhan
merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan untuk menaati atau
mematuhi sesuatu.
Penelitian Ismail (2011) mengenai karakteristik perawat dengan tingkat
kepatuhan SOP di peroleh hasil bahwa dari 35 responden (100%) dengan
kategori masa kerja kurang dari 10 tahun terdapat 25 responden (71,4%) yang
patuh dan 10 responden (28,6%) tidak patuh kemudian dari 15 responden (100%)
dengan masa kerja antara 10-20 tahun dan lebih dari 20 tahun terdapat 16,7%
yang tidak patuh dan yang patuh terhadap SOP pemasangan infus 83,3 %.
Berdasarkan pengalaman yang didapatkan saat Praktik Klinik Keperawatan
Terpadu (PKKT) peneliti banyak mendapatkan masukan tentang kepatuhan dalam
melaksanakan SOP Infus salah satunya, yaitu mencuci tangan terlebih dahulu
sampai dengan menghitung tetesan cairan infus oleh kepala ruangan dan juga
tim medis keperawatan lain yang sudah memiliki lama kerja kurang lebih 10
tahun dan pada saat melakukan tindakan pemasangan infus perawat yang
memiliki masa kerja 1-5 tahun dalam hal ini kategori tidak patuh, tidak
memasang torniquet dan tidak mencuci tangan terlebih dahulu. Pengalaman
merupakan salah satu faktor dalam diri manusia yang sangat menentukan dalam
tahap penerimaan rangsangan.
1.5 Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalahobsevasional analitik dengan pendekatan cross
sectiona, dimana variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan dalam satu waktu (Setiadi, 2013).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
consecutive sampling dengan jumlah 40 orang. Kriteria inklusi: Perawat yang
bekerja di RSUD Pidie Jaya, Perawat yang melaksanakan tindakan pemasangan
infus di ruang UGD dan di ruang inap, Perawat yang bersedia menjadi respoden.
Kriteria eksklusi: Perawat yang sedang mengambil cuti, Perawat yang berada di
ruangan poli dan loket yang tidak melaksanakan pemasangan infus, Perawat yang
sudah menjadi responden sebelumnya, Perawat yang tidak bersedia menjadi
responden, Perawat yang bekerja lebih dari 10 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

 Achmad, Faizin. (2008). Hubungan


Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kinerja
Perawat di Rsu Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Diakses April
2016
 Agung. (2014).
Gambaran Supervisi dan Karakteristik Perawat dengan Kepatuhan
perawat Dalam Melakukan Pemasangan Infus sesuai SOP di ruang
interna dan IGD RSU Totokabila. Diakses September 2016
 Badrul (2011).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat
dalam melaksanakan prosedur pemasangan infus di Ruang Merak
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Diakses Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai