Anda di halaman 1dari 5

Perilaku Perawat Dalam Penerapan Manajemen K3

Dewi Kurniati
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Email : dewikurniati.dk02@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu isu penting di
dunia kerja saat ini termasuk di lingkungan rumah sakit. Angka kecelakaan kerja di rumah
sakit lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya dan sebagian besar diakibatkan oleh
perilaku yang tidak aman. Populasi penelitian adalah seluruh perawat ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sebanyak 264 perawat. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak
80 orang. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dalam bentuk dicotomous choice yang
terdiri dari 35 item pernyataan. Metode analisis data dengan menggunakan analisis univariat.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran perilaku perawat dalam penerapan manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari faktor internal berada pada kategori baik
(52.5%) dan perilaku perawat ditinjau dari faktor ekternal berada pada kategori baik (58.8%).
Peneliti menyarankan kepada rumah sakit agar dapat melakukan sosialisasi tentang
manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara lebih optimal sehingga tidak lagi
terdapat perilaku yang buruk dari perawat dalam manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.
Kata kunci : Perilaku perawat, manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
ABSTRACT
Introduction, Occupational Health and Safety (K3) is one of the important issues in the
world of work today, including in the hospital environment. The number of occupational
accidents in hospitals is higher than in other workplaces and is mostly caused by unsafe
behavior. The study population was all nurses inpatient room Regional General Hospital dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh as many as 264 nurses. The sampling technique uses simple
random sampling with a total sample of 80 people. Data collection tool in the form of a
questionnaire in the form of dicotomous choices consisting of 35 items statement. Methods of
data analysis using univariate analysis. From the results of the study obtained a description
of nurses 'behavior in the application of Occupational Health and Safety (K3) management in
terms of internal factors in the good category (52.5%) and nurses' behavior in terms of
external factors in the good category (58.8%). The researcher suggests to the hospital to be
able to conduct socialization on Occupational Health and Safety (K3) management more
optimally so that there are no bad behaviors from nurses in Health and Safety Management
at the Hospital.
Keywords: Nurses behavior, management of Occupational Health and Safety
PENDAHULUAN oleh badan dunia ILO menyebutkan bahwa
setiap hari rata-rata 6.000 orang
Kesehatan dan keselamatan kerja
meninggal, setara
merupakan salah satu isu penting di dunia
kerja saat ini. Hasil riset yang di lakukan
1
dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 Sakit (K3RS) secara global yang
juta orang per tahun akibat sakit atau dipaparkan oleh WHO (dalam Kepmenkes
kecelakaan yang berkaitan dengan RI, 2010, p.10) menyebutkan bahwa dari
pekerjaannya (Rahayuningsih & Hariyono, 35 juta petugas kesehatan, 3 juta terpajan
2011). Di USA, setiap tahunnya terdapat 5 patogen darah dan lebih dari 90% terjadi di
ribu petugas kesehatan yang terinfeksi negara berkembang. Di Indonesia
hepatitis B 47 positif HIV dan setiap tahun penelitian dr Joseph tahun 2005-2007
600 ribu - 1 juta mengalami luka akibat mencatat bahwa angka Kecelakaan Akibat
tertusuk jarum (Kepmenkes RI, 2010, Kerja (KAK) needle stick injury (NSI)
p.10). Sedangkan di Israel, angka mencapai 38 - 73% dari total petugas
prevalensi cedera punggung tertinggi pada kesehatan dan prevalensi gangguan mental
perawat (16.8%) dibandingkan pekerja emosional 17,7% pada perawat di suatu
lainnya (Kepmenkes RI, 2007, p.4). Di rumah sakit di Jakarta berhubungan
Indonsia sendiri, data dari Kementerian bermakna dengan stressor kerja
Kesehatan Republik Indonesia (2015) total (Kepmenkes RI, 2010, p.11). Hasil
kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia penelitian Demak (2013) mengenai
pada tahun 2014 sebanyak 24.910 kasus. analisis penyebab perilaku aman bekerja
Kecelakaan kerja menjadi salah satu pada perawat di Rumah Sakit Islam
masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Asshobirin Tangerang Selatan menyatakan
Hal ini diakibatkan karena rumah sakit bahwa bentuk perilaku tidak aman pada
merupakan suatu unit pelayanan kesehatan perawat yaitu tidak memakai sarung
yang memberikan pelayanan pada semua tangan ketika tindakan menyuntik dan
bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu memasang infuse serta tidak menggunakan
rumah sakit dituntut untuk dapat sepatu yang sesuai. Faktor yang
menyediakan dan menerapkan suatu upaya menyebabkan perawat berperilaku tidak
agar semua sumber daya manusia yang ada aman yaitu sikap negative perawat yang
di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari tidak disiplin dalam menggunakan Alat
penyakit maupun kecelakaan akibat kerja Pelindung Diri (APD) dan Standar
(Ivana, Widjasena & Jayanti, 2014). Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku
Pemerintah melakukan berbagai upaya di RS Islam Asshobirin belum sesuai
untuk mengatasi kecelakaan kerja di dengan standar Depkes RI tahun 2006.
rumah sakit, salah satunya dengan Berdasarkan hasil wawancara dan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor pengambilan data awal bersama ketua
23 Tahun 1992 dan Undang-Undang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Nomor 36 Tahun 2009 tentang penerapan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Abidin Banda Aceh pada Februari 2016
rumah sakit (Kepmenkes RI, 2010, p.8). dinyatakan bahwa saat ini pihak rumah
National Safety Council (dalam sakit sudah mulai menerapkan standar
Kepmenkes RI, 2007, p.4) menyebutkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah
bahwa terjadinya kecelakaan di rumah Sakit (K3RS) sesuai dengan keputusan
sakit 41% lebih besar dari pekerja di menteri kesehatan Republik Indonesia
industri lain, selain itu Annizar (2012, p.3) nomor 1087 tahun 2010 namun
menyatakan bahwa secara umum sebanyak pelaksanaannya belum begitu optimal.
80-85 % kecelakaan kerja disebabkan oleh Pada tahun 2015 di Rumah Sakit Umum
perilaku yang tidak aman. Data dan fakta Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah telah terjadi 19 kasus kecelakaan kerja.

2
Rincian kasus yang didapatkan dimana 18 cenderung memiliki tindakan K3 yang
kasus terjadi pada perawat yaitu 13 orang baik dalam pengendalian infeksi
perawat tertusuk jarum, 2 orang terpapar nosokomial. Selain itu, Notoadmodjo
cairan tubuh, 1 orang terpapar cairan B3 (2010) menambahkan bahwa ada berbagai
(obat kemoterapi), dan 2 orang terpeleset cara yang dapat dilakukan untuk
sedangkan 1 kasus lainnya terjadi pada meningkatkan persepsi, pengetahuan dan
petugas pemeliharaan sarana yang terluka sikap perawat dalam menjaga kesehatan
akibat terlepasnya penutup tabung oksigen. dan keselamatan selama bekerja,
Ketua Komite Kesehatan dan Keselamatan diantaranya dengan memberikan promosi
Kerja Rumah Sakit (K3RS) juga meyakini kesehatan dan pelatihan tentang K3
bahwa masih banyak kasus-kasus sehingga hal ini diharapkan mampu
kecelakaan kerja lainnya yang tidak merubah perilaku perawat menjadi lebih
dilaporkan kepada pihak rumah sakit. baik. Selain faktor internal, faktor
eksternal juga sangat mempengaruhi
PEMBAHASAN perilaku perawat dalam penerapan
petugas pemeliharaan sarana yang terluka manajemen K3 di rumah sakit. Peneliti
akibat terlepasnya penutup tabung oksigen. berasumsi bahwa ada banyak faktor yang
Ketua Komite Kesehatan dan Keselamatan dapat menentukan perubahan perilaku
Kerja Rumah Sakit (K3RS) juga meyakini perawat dari segi faktor eksternal,
bahwa masih banyak kasus-kasus diantaranya pengalaman. Pengalaman
kecelakaan kerja lainnya yang tidak perawat dapat dilihat dari berbagai aspek.
dilaporkan kepada pihak rumah sakit. Salah satunya adalah masa kerja. Semakin
keperawatan yang sesuai dengan SOP. lama masa kerja perawat maka
Perawat dengan persepsi baik memiliki pengalaman yang dimiliki juga semakin
kemungkinan lebih besar untuk patuh meningkat sehingga perilakunya dalam
dibandingkan dengan perawat dengan menjaga keselamatan dirinya juga menjadi
persepsi kurang. Selain persepsi, sikap lebih baik. Selain itu pengalaman juga
juga mempengaruhi perilaku perawat dapat diperoleh dari berbagai sosialisasi
ditinjau dari segi faktor internal maupun pelatihan tentang K3 yang
(Notoadmodjo, 2010). Seorang perawat dilakukan oleh pihak rumah sakit. Faktor
dalam melaksanakan manajemen K3 harus selanjutnya yang ikut berperan dalam
memiliki sikap yang sesuai dengan nilai- perubahan perilaku perawat yaitu
nilai kesehatan dimana seluruh nilai positif tersedianya fasilitas yang mendukung
yang ada dalam dirinya menjadi sesuai dengan standar yang telah
pendorong perilaku sehat dan menjadi ditentukan. Hal ini sejalan dengan
upaya dalam meningkatkan kesehatan dan penelitian Tukatman, Sulistiawati,
keselamatan selama bekerja. Hal tersebut Purwaningsih dan Nursalam (2015) yang
sesuai dengan penelitian Salawati (2014) menyebutkan bahwa faktor enabling
tentang analisis tindakan keselamatan dan (fasilitas keamanan dan keselamatan,
kesehatan kerja perawat dalam hukum/aturan) pada perawat berpengaruh
pengendalian infeksi nosokomial di ruang terhadap K3 pada perawat dalam
ICU RSUD dr. Zainoel Abidin Banda penanganan pasien. Nilai yang paling
Aceh didapatkan bahwa sikap perawat tinggi pada faktor enabling berada pada
dalam pengendalian infeksi nosokomial komponen hukum/aturan, artinya secara
sebanyak 50% bersikap setuju dimana umum perilaku seseorang dipengaruhi oleh
perawat yang memiliki sikap setuju aturan yang ada di lingkungannya. Selain

3
beberapa faktor diatas, budaya organisasi Dan Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari
juga berpengaruh terhadap perilaku faktor internal berada pada kategori baik
perawat dalam melaksanakan keselamatan, (52.5%) dan faktor eksternal juga berada
dimana budaya organisasi yang baik akan pada kategori baik (58.8%). Adapun saran
mendorong perawat untuk bekerja sesuai dari peneliti untuk profesi keperawatan
dengan prosedur yang telah ditetentukan sebaiknya terus mengembangkan
(Notoadmodjo, 2010). Hal ini sejalan pengetahuan dan keterampilan di bidang
dengan penelitian Mulyatiningsih (2013) manajemen keperawatan khususnya terkait
tentang determinan perilaku perawat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dalam melaksanakan keselamatan pasien sehingga pelayanan yang diberikan dapat
yang menunjukkan adanya hubungan yang lebih optimal dan berkualitas tanpa
signifikan antara budaya organisasi dengan melupakan tingkat kesehatan dan
perilaku perawat dalam menjaga keselamatan bagi pemberi asuhan
keselamatan. Budaya organisasi yang baik keperawatan. Bagi institusi pendidikan
mempunyai peluang 2,652 kali lebih besar sebaiknya dapat terus meningkatkan mutu
untuk mempunyai perilaku yang lebih baik pendidikan yang diberikan sehingga dapat
dalam meningkatkan keselamatan selama memacu mahasiswa untuk lebih terampil
bekerja. Berdasarkan hasil penelitian ini dalam mengembangkan kompetensi di
peneliti berasumsi bahwa perilaku perawat bidang keperawatan. Bagi rumah sakit
dalam penerapan manajemen Kesehatan sebaiknya selalu dapat memberikan
dan Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari dukungan dan memfasilitasi para perawat
faktor internal dan ekternal berada pada untuk dapat meningkatkan pengetahuan
kategori baik karena berbagai alasan, dengan pelatihan serta melatih
diantaranya: komite Kesehatan dan keterampilannya sehingga dapat bekerja
Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) dengan lebih aman. Bagi peneliti lanjutan
sudah melakukan fungsi manajeman K3RS sebaiknya dapat mengembangkan
dengan baik, seperti dilakukannya promosi penelitian lanjutan mengenai seberapa
kesehatan dan pelatihan tentang K3. Selain besar efektifitas pelatihan dalam
itu sebagian besar perawat juga sudah menurunkan angka kecelakaan pada
memiliki pengalaman dan pengetahuan perawat.
yang baik tentang penerapan K3, fasilitas
yang disediakan serta budaya organisasi DAFTAR PUSTAKA
yang ada di rumah sakit sudah mengacu Anizar. (2012). Teknik Keselamatan dan
pada standar yang telah ditentukan sesuai Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:
dengan peraturan KEPMENKES RI 2010 Graha Ilmu.
dan peran dari rumah sakit khususnya
kepala ruang juga sudah berfungsi secara Demak, D. L. K. (2014). Analisis
optimal dalam melakukan monitoring dan Penyebab Perilaku Aman Bekerja Pada
evaluasi terhadap kinerja perawat dalam Perawat Di Rumah Sakit Islam Asshobirin
menerapkan budaya Kesehatan dan Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi
Keselamatan Kerja (K3). (Publish). Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
KESIMPULAN Ivana, A., Widjasena, B., &Jayanti, S.
Berdasarkan hasil kajian ini maka dapat (2014). Analisa Komitmen Rumah Sakit
disimpulkan bahwa perilaku perawat (RS) Terhadap Keselamatan Dan
dalam penerapan manajemen Kesehatan Kesehatan Kerja (K3) Pada RS Prima
4
Medika Pemalang, Volume 2, Nomor 1, Pengendalian Infeksi Nosokomial Di
Hal 35-41. Ruang ICU RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. Volume 14, Nomor 3.
Kementrian Kesehatan RI. (2007).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik R.H Simamora (2019). Buku Ajar
Indonesia Nomor 432/MENKES/SK Pelaksanaan Indentifikasi Pasien. Uwais
/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Inspirasi Indonesi
Kesehatan Dan Keselamatan kerja (K3) Di
Rumah Sakit. Jakarta. R.H Simamora (2019). The Influence of
Training Handover based cafery. Indian
Kementrian Kesehatan RI. (2010). journal of public health research &
Keputusan Menteri Kesehatan Republik development.
Indonesia Nomor 1087/MENKES/
SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan R.H Simamora (2019). Documentation of
Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit. patient Indentification into the electronie
Jakarta. system to improve the quality of nursing
service. International Journal Of scientific
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Situasi & Technology Kesearch
Kesehatan Kerja InfoDATIN: Pusat Data
dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Tukatman., Sulistiawati., Purwaningsih., &
Nursalam. (2015). Analisis Keselamatan
Mulyatiningsih, S. (2013). Determinan Dan Kesehatan Kerja Perawat Dalam
Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan Penanganan Pasien Di Rumah Sakit
Keselamatan Pasien Di Rawat Inap RSAU Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.
DR. ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA. Jurnal Ners Vol. 10 No. 2.
Tesis (Publish). Fakultas Ilmu
Keperawatan. Depok.

Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati,


J. (2014). Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan
Keperawatan di ICU-ICCU RSUD
Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi


Kesehatan Teori Dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Rahayuningsih, P.W., &Hariyono, W.


(2011). Penerapan Manajemen
Keselamatan Dan kesehatan Kerja (MK3)
Di Instalasi Gawat Darurat RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta, Volume 5,
Nomor 1, Hal 21-29.

Salawati, L., Taufik, H. N., Putra, A.


(2014). Analisis Tindakan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Perawat Dalam

Anda mungkin juga menyukai