Anda di halaman 1dari 6

PERILAKU PERAWAT DALAM

PENERAPAN K3 DI RUMAH SAKIT


Tria Lestari Nasution/181101136

Trialestari0610@gmail.com

ABSTRAK

Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Hal ini
diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu rumah sakit dituntut untuk
dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya manusia yang ada
di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja (Ivana,
Widjasena & Jayanti, 2014).

Kata Kunci. Perawat, Rumah Sakit, Penerapan


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja tertinggi pada perawat (16.8%)
merupakan salah satu isu penting di dibandingkan pekerja lainnya
dunia kerja saat ini. Hasil riset yang (Kepmenkes RI, 2007, p.4). Di
di lakukan oleh badan dunia ILO Indonsia sendiri, data dari
menyebutkan bahwa setiap hari rata- Kementerian Kesehatan Republik
rata 6.000 orang meninggal, setara Indonesia (2015) total kecelakaan
dengan satu orang setiap 15 detik kerja yang terjadi di Indonesia pada
atau 2,2 juta orang per tahun akibat tahun 2014 sebanyak 24.910 kasus.
sakit atau kecelakaan yang berkaitan
TUJUAN
dengan pekerjaannya (Rahayuningsih
& Hariyono, 2011). Di USA, setiap Adapun tujuan dari pembuatan jurnal
tahunnya terdapat 5 ribu petugas ini ialah untuk mengetahui bagimana
kesehatan yang terinfeksi hepatitis B perilaku perawat dalam penerapan
47 positif dan setiap tahun 600 ribu - K3 di Rumah Sakit.
1 juta mengalami luka akibat
tertusuk jarum (Kepmenkes RI,
2010, p.10). Sedangkan di Israel,
angka prevalensi cedera punggung
METODE
Metode dalam pembuatan jurnal ini perilaku. Determinan perilaku
menggunakan perbandingan dari manusia terdiri dari faktor internal
beberapa jurnal lainnya yang dan faktor eksternal. Faktor internal
kemudian dibuat menjadi kajian yaitu karakteristik dari individu yang
bebas. bersangkutan yang bersifat bawaan
sedangkan faktor eksternal yaitu
HASIL
faktor yang berasal dari luar diri
Dari hasil penelitian jurnal unsyiah seseorang (Notoatmodjo, 2010).
didapatkan Hasil penelitian Demak
Berdasarkan hasil penelitian dapat
(2013) mengenai analisis penyebab
disimpulkan bahwa sebagian besar
perilaku aman bekerja pada perawat
perawat pelaksana memiliki perilaku
di Rumah Sakit Islam Asshobirin
yang baik dalam penerapan
Tangerang Selatan menyatakan
manajemen Kesehatan dan
bahwa bentuk perilaku tidak aman
Keselamatan Kerja (K3) baik ditinjau
pada perawat yaitu tidak memakai
dari faktor internal (52.5%) maupun
sarung tangan ketika tindakan
faktor eksternal (58.8%).
menyuntik dan memasang infuse
Berdasarkan asumsi peneliti ada
serta tidak menggunakan sepatu yang
berbagai faktor yang dapat
sesuai. Faktor yang menyebabkan
mempengaruhi perilaku perawat
perawat berperilaku tidak aman yaitu
ditinjau dari faktor internal berada
sikap negative perawat yang tidak
pada kategori baik, diantaranya
disiplin dalam menggunakan Alat
persepsi. Persepsi merupakan suatu
Pelindung Diri (APD) dan Standar
proses pencarian informasi yang
Operasional Prosedur (SOP) yang
dilakukan oleh perawat sebelum
berlaku di RS Islam Asshobirin
melakukan suatu tindakan. Persepsi
belum sesuai dengan standar Depkes
perawat tentang K3 menunjukkan
RI tahun 2006.
bagaimana perawat mampu mencari
PEMBAHASAN tahu tentang pentingnya K3 baik
melalui brosur, leaflet, SOP yang
Semua faktor yang dapat
disediakan di ruangan maupun media
menentukan atau membentuk
informasi lainnya. Perawat juga
perilaku manusia disebut determinan
dituntut untuk faham bagaimana cara
pencegahan kecelakaan serta mendorong perawat untuk bekerja
penanganan yang dapat dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
apabila kecelakaan terjadi. ditetentukan (Notoadmodjo, 2010).
Pemahaman tersebut akan Hal ini sejalan dengan penelitian
menimbulkan persepsi yang baik Mulyatiningsih (2013) tentang
dalam diri perawat tentang K3 determinan perilaku perawat dalam
sehingga hal ini akan meningkatkan melaksanakan keselamatan pasien
perilakunya dalam menjaga yang menunjukkan adanya hubungan
keselamatan. Faktor selanjutnya yang yang signifikan antara budaya
ikut berperan dalam perubahan organisasi dengan perilaku perawat
perilaku perawat yaitu tersedianya dalam menjaga keselamatan. Budaya
fasilitas yang mendukung sesuai organisasi yang baik mempunyai
dengan standar yang telah peluang 2,652 kali lebih besar untuk
ditentukan. Hal ini sejalan dengan mempunyai perilaku yang lebih baik
penelitian Tukatman, Sulistiawati, dalam meningkatkan keselamatan
Purwaningsih dan Nursalam (2015) selama bekerja.
yang menyebutkan bahwa faktor
PENUTUP
enabling (fasilitas keamanan dan
keselamatan, hukum/aturan) pada Kesimpulan
perawat berpengaruh terhadap K3
Dari hasil pengkajian jurnal diatas
pada perawat dalam penanganan
dapat disimpulkan bahwa perilaku
pasien. Nilai yang paling tinggi pada
perawat dalam penerapan
faktor enabling berada pada
manajemen Kesehatan Dan
komponen hukum/aturan, artinya
Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari
secara umum perilaku seseorang
faktor internal berada pada kategori
dipengaruhi oleh aturan yang ada di
baik (52.5%) dan faktor eksternal
lingkungannya.
juga berada pada kategori baik
Selain beberapa faktor diatas, budaya (58.8%).
organisasi juga berpengaruh terhadap
Daftar Pustaka
perilaku perawat dalam
melaksanakan keselamatan, dimana Cahyono, A., ( 2015) . Hubungan
budaya organisasi yang baik akan Karakteristik Dan
Tingkat Pengetahuan Firawati.(2012). Pelaksanaan
Perawat Terhadap Program Keselamtan
Pengelolaan pasien di RSUD
Keselmatan pasien Solok.Jurnal
Di rumah sakit Kesehatan
.Jurnal ilmiah . 3(2) . Masyarakat. 6 (2),
97-102. 74-77

Darliana, D. (2016). Hubungan Ismainar, H. (2019). Keselamatan


Pengetahuan Pasien di Rumah
Perawat dengan Sakit.Yogyakarta :
Upaya Penerapan Deepublish
Patient Safety di
Keputusan mentri kesehaatan
Ruang Rawat Inap
republic Indonesia
Rumah Sakit Umum
no 432/Menkes /
Daerah Dr, Zainoel
SK / IV/2007
Abidin Banda Aceh.
tentang pedoman
Idea Nursing
manajemen
Journal. 7 (1), 62-63
kesehatan dan
Departemen Kesehatan RI. (2008). keselmatan kerja
Panduan Nasional kerja Vol 8 No.2 juni
Keselamatan Pasien 2005
Rumah Sakit
Lestari, T. (2006) . Kontek Mikro
(Patient Safety).Edisi
Dalam Implementasi
2. KKP-RS
Patient Safety :
E.Novie , Yani,A.,(2011). kajian delapan Langkah
analisis penerapan untuk
sistem manajemen mengembangkan
K3rs di rumah sakit patient safety .
Imanuel bandung . Buletin IHQN .2(4).
35-47 1-3
Matrison, 2000., sistem manajemen scientific & Technology
keselamtan dan Research.
kesehatan kerja
pasien (SMK3 ) di
lapangan dan Siswanto, E. 2001.Sistem
laboratorium , Manajemen
deperindag , badan Keselamatan dan
penelitian , dan Kesehatan Kerja,
pengembangan Seminar Nasional
indutri dan K3 dan ISO 14000
perdagangan . bagi Kegiatan
Pontianak Industri, FTL.
Universitas
R.H Simamora.(2019). Buku Ajar
Diponegro,
Pelaksanaan Identifikasi
semarang
Pasien. Uwais inspirasi
indonesia Suardi, R., 2005. Sistem Manajemen
Keselamatan dan
R.H Simamora.(2019). The
Kesehatan Kerja.
Influence Of Training
Panduan Penerapan
Handover Based SBAR
Berdasarkan OHSAS
Communication Of
18001 & Permenaker
Imporoving Parents
05/1996., Lembaga
Safety. Indian Journal Of
Manajemen PPM.,
Public Health Research &
Jakarta.
Development.
Yulia,S., Yani, a., & Mustikasari .
R.H Simamora.(2019).
(2012). Peningkatan
Documentation Of Patient
Pemahaman Perawat
Identification Into The
Pelaksana Dalam
Electronic System To
Penerapan
Improve The Quality Of
Keselmatan Pasien
Nursing Servics.
Melalui Pelatihan
(International) Journal Of
Keselamtan kerja
.jurnal keperawtan .
15(3). 185-192

Yulidar, Girsang, E., & Nasution, A.,


N. (2019). Analisis
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Perilaku Perawat
Dalam Rangka
Penerapan Patient
Safety di Rawat Inap
Rumah Sakit Royal
Prima Jambi Tahun
2018.Scientia
Journal. 8 (1), 370-
371

Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient


Safety di Ruang
Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah
Dr. Zainoel Abidin.
Jurnal Ilmu
Keperawatan. 5 (1),
84-85

Anda mungkin juga menyukai