Anda di halaman 1dari 13

TREN DAN MODEL PENDEKATAN

ASKEP PADA ANAK DAN BALITA


1. WINDI PRATIWI 2002070)
2. OLIVIA FEBRIKA KARANI(2002008)
3. NURRAHMA YANTI (2002061)
4. MAULANA SAHID ALHUDA (2002055)
5. FEBRI OKSI PANANDA (2002051)
6. ADITYA WAHYU MUSTAQIM (2002043)
7. DINDA CANIA(2002047)
8. REFSI (2002075)
Modulasi Respons Imun
Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan
stress pada semua tingkatan usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh
banyak factor, baik dari factor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan
lainnya, lingkungan baru maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan.
Asuhan Keperawatan Anak
Asuhan keperawatan pada pasien anak, umumnya memerlukan tindakan invasive
seperti injeksi atau pemasangan infus. Jika ditinjau lebih dekat, pengobatan yang
digunakan (antibiotic maupun cairan) relative sama, namun fakta tersebut
menunjukan adanya perbedaan waktu yang di butuhkan dalam asuhan keperawatan,
dalam hal bahwa tampak ada factor lain yang mempengaruhinya.
Tinjauan konsep/Teori adaptasi dari S.C. Roy
Input
Sistem adaptasi mempunyai input yang berasal dari internal individu. Roy
mengidentifikasi input sebagai suatu stimulus. Stimulus adalah suatu unit informasi,
kejadian, atau energi dari lingkungan. Sejalan dengan adanya stimulus, tingkat
adaptasi, tingkat adaptasi tersebut bergantung pada stimulus yang didapat
berdasarkan kemampuan individu sangat unik dan bervariasi bergantung pada
pengalaman yang di dapatkan sebelumnya, status kesehatan individu dan stressor
yang diberikan.
Proses
Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan proses kendali dari
individu sebagai system adaptasi. Beberapa mekanisme koping bersifat genetis,
seperti sel-sel darah putih dalam melawan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Roy
menekan ilmu keperawatan yang unik untuk mengendalikan mekanisme.
Mekanisme tersebut dinamakan regulator dan cognator.
Regulator -> Mendapat input secara sistematis melalui jalur saraf, kimia dan
endokrin.
Cognator -> Memproses input melalui cara kognitif seperti persepsi, proses
informasi, belajar, keputusan dan emosi.
Efektor
Proses internal yang terjadi pada individu sebagai system efektor. Empat efektor
atau gaya adaptasi tersebut meli[puti :
1. Fisiologis
2. Konsep diri
3. Fungsi peran
4. Saling ketergantungan
Dengan melakukan observasi atas perilaku seseorang berkaitan dengan cara
adaptasinya, perawat dapat mengidentifikasi adaptivitas atau ketidakefektifan
respon sehat sakit.
Fisik
 Oksigenasi : Menggambarkan pola penggunaan oksigen sehubungan dengan
respirasi dan sirkulasi.
 Nutrisi : Menggambarkan pola penggunaan nutrient untuk memperbaiki kondisi
tubuh dan perkembangan.
 Eliminasi : Menggambarkan pola eliminasi
 Aktivitas dan istirahat : Menggambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat, dan
tidur.
 Integritas kulit : Menggambarkan pola fungsi fisiologis kulit
 Rasa (senses) : Menggambarkan fungsi sensori perseptual berhubungan dengan
panca indera : penglihatan, penciuman, perabaan, pengecapan, dan pendengaran.
Konsep diri (Psikis) dan Fungsi peran (social)
Cara konsep diri mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan, dan emosi yang
berhubungan dengan ide mengenai diri sendiri. Perhatian ditunjukan pada kenyataan
dari keadaan diri sendiri dalam hal fisik, individual dan moral-etik.
Fungsi peran social mengidentifikasi pola interaksi social seseorang berkaitan
dengan orang lain sebagai akibat dari peran ganda.
Saling ketergantungan (Spritual)
Saling ketergantungan mengidentifikasi pola nilai-nilai manusia, kehangatan, cinta,
dan rasa memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal dengan
individu maupun kelompok.
Output
Perilaku seseorang berkaitan dengan cara adaptasi, dimana perawat mampu
mengidentifikasi adaptivitas atau infektivitas dari respons (sakit). Koping yang
tidak konstruktis berdampak terhadap distress hospitalisasi, yang ditunjukan dengan
cara menolak untuk diobati, merasa takut dan ingin pulang. Kondisi tersebut akan
memperburuk status imunitas pasien anak, akhirnya memperlambat proses
penyembuhan dan jumlah hari perawatan.
Stimulus/Intervensi Keperawatan (Kinerja Perawat)

Stimulus yang diberikan oleh perawat adalah meningkatkan respons adaptasi berkaitan
dengan empat jenis respons adaptasi. Kondisi atau keadaan koping seseorang merupakan
tingkat adaptasi seseorang akan ditentukan oleh stimulus focal, cortextual, dan residual.
• Focal adalah suatu respons yang diberikan secara langsung terhadap ancaman/input yang
masuk.
• Penggunaan focal pada umumnya bergantung pada tingkat perubahan yang berdampak
terhadap seseorang.
• Stimulus contextual adalah semua stimulus lain bagi seseorang baik secara internal maupun
eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan disampaikan
secara subjektif oleh individu tersebut.
• Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat dari seseorang yang ada dan timbul sesuai
situasi yang dihadapi, tetapi sulit diukur secara objektif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai