Anda di halaman 1dari 120

THEORETICAL BASIS

LITERATUR REVIEW
EMPIRICAL PLAUSABILITY
NARATIVE REVIEW
SILAKAN BACA!

A narrative systematic review of


factors affecting diabetes
prevention in primary care
settings
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
mc/articles/PMC5439678/pdf/p
one.0177699.pdf
Teori
Landasan Teori Keperawatan
PARADIGM à PARADIGMA
Menurut Thomas Kuhn, sebuah paradigma mengandung komitmen yang paling komprehensif dari komunitas
ilmuwan. Ini adalah "seluruh konstelasi kepercayaan, nilai, teknik, dan sebagainya" yang dimiliki oleh
sekelompok ilmuwan yang terlibat dalam penelitian bersama. (Kuhn, [1962] 1970, hal. 147).
Paradigma memiliki elemen-elemen berikut:
(1) teori atau kelompok teori yang terkait erat,
(2) ontologi, yaitu komitmen tentang objek apa yang ada,
(3) seperangkat metode atau teknik,
(4) sejumlah eksemplar, aplikasi mencolok, atau masalah standar yang teorinya diterapkan,
(5) orientasi nilai, termasuk evaluasi tentang jenis masalah apa.
Particulate-Deterministic
Interactive-Integrative
Unitary-Transformative
• Sebuah teori keperawatan tentang kesehatan yang mengatakan
bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian yang terpisah dan bahwa
kesehatan dan penyakit adalah keadaan yang terpisah.
• Sebuah teori keperawatan yang mengatakan orang dapat berubah
dan beradaptasi dengan lingkungan mereka dan baik penyakit
maupun kesehatan adalah bagian dari rangkaian pengalaman.
• Sebuah teori keperawatan yang melihat orang tersebut sebagai
medan energi yang terbuka, berpola, dan terorganisir sendiri di dalam
medan energi lingkungan yang lebih besar.
1) To maintain good hygiene and physical comfort.
2) To promote optimal activity: exercise, rest, sleep
3) To promote safety by preventing accidents, injuries, or
other trauma and preventing the spread of infection.
4) To maintain good body mechanics and prevent and correct
the deformity.
5) To facilitate the maintenance of a supply of oxygen to all
body cells.
6) To facilitate the maintenance of nutrition for all body cells.
7) To facilitate the maintenance of elimination. Faye Dean
8) To facilitate the maintenance of fluid and electrolyte
balance. Abdellah
9) To recognize the physiologic responses of the body to
disease conditions—pathologic, physiologic, and
compensatory.
10) To facilitate the maintenance of regulatory mechanisms
and functions.
11. To facilitate the maintenance of sensory function.
12. To identify and accept positive and negative expressions,
feelings, and reactions.
13. To identify and accept interrelatedness of emotions and
organic illness.
14. To facilitate the maintenance of effective verbal and
nonverbal communication.
15. To promote the development of productive interpersonal
relationships.
16. To facilitate progress toward achievement and personal
spiritual goals.
17. To create or maintain a therapeutic environment. Faye Dean
18. To facilitate awareness of self as an individual with varying
physical, emotional, and developmental needs. Abdellah
19. To accept the optimum possible goals in the light of
limitations, physical and emotional.
20. To use community resources as an aid in resolving problems
that arise from an illness.
21. To understand the role of social problems as influencing
factors in the cause of illness.
Virginia
Handerson
Florence
Nightingale :
Basic Human
Needs
Betty
Neuman
Martha E. Rogers
Imogene M. King; Theory of Goal Attainment
The Human
Science of
Caring; Jean
Watson
Dorothea E.
Orem
Contoh Bagaimana Teori Keperawatan Diaplikasikan dalam
Memahami Konsep Kesehatan Mental

Teori keperawatan perilaku Orem berfokus pada defisiensi perawatan diri

Teori perawatan diri Orem dapat bermanfaat bagi pasien skizofrenia yang
mengalami kesulitan mempertahankan perawatan diri,

Direkomendasikan agar pasien yang tidak mampu mempertahankan perawatan


diri mereka harus diberikan asuhan keperawatan. Teori ini dapat digunakan untuk
individu yang mengabaikan persyaratan perawatan diri seperti keamanan,
kebersihan, relaksasi, dan nutrisi karena penyakitnya.
Sister Callista
Roy
Contoh Bagaimana Teori Keperawatan Diaplikasikan dalam
Memahami Konsep Kesehatan Mental

Teori Adaptasi Roy terkait dengan keperawatan jiwa; mendefinisikan individu


sebagai makhluk hidup yang menggunakan mekanisme koping untuk
beradaptasi dengan rangsangan internal dan eksternal.

Teori Roy terdiri dari mekanisme koping regulator (reaksi fisiologis) dan
kognator (fungsi persepsi, sosial, dan pemrosesan informasi) beserta empat
mekanisme koping adaptif; mode (fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
saling ketergantungan)
Hildegard
Peplau
Contoh Bagaimana Teori Keperawatan PEPLAU Diaplikasikan dalam
Memahami Konsep Kesehatan Mental

Teori Peplau dapat berguna untuk membantu perawat mengembangkan


hubungan dengan pasiennya.

Dalam teorinya tentang hubungan interpersonal, Peplau mengadaptasi konsep


komunikasi dan hubungan interpersonal Teori Peplau efektif untuk perawatan
pasien kronis, perawatan di rumah, layanan psikiatri, dan pengembangan
kesehatan.
Middle-Range Nursing Theories

1. The Framework of Systemic Organization - Marie-Louise Friedemann


2. Theory of Group Power within Organizations - Christina Sieloff
3. Theory of Comfort - Katharine Kolcaba
4. Theory of Maternal Role Attainment- Ramona Thieme Mercer
5. Nurse as Wounded Healer - Marion Conti O'hare
6. Synergy Model - AACN
7. Behavioral Systems Model - Dorothy Johnson
8. Quality of Nursing care Theory - June H Larrabee
9. Theory of Unpleasant Symptoms - Elizabeth R Lenz and Linda C Pugh
10. Advancing Technology, Caring, and Nursing - Rozzano C Locsin
11. Health Belief Model - Blanche Mikhail
12. Theory of Uncertainty in Illness - Merle Mishel
Teori Bersama

Perawat membutuhkan basis pengetahuan ilmiah yang kuat dari: keperawatan dan
disiplin lain seperti ilmu biomedis, sosiologis, psikologis dan perilaku, dikenal
sebagai teori pinjaman atau interdisipliner.

Teori bersama menjelaskan fenomena khusus untuk disiplin yang mengembangkan


teori (McEwen dan Wills, 2014).

Misalnya, teori Piaget tentang perkembangan kognitif membantu menjelaskan


bagaimana anak-anak berpikir, bernalar, dan memandang dunia. Pengetahuan dan
penggunaan teori ini membantu perawat anak merancang terapi yang tepat
intervensi bermain untuk balita sakit atau anak usia sekolah.
Beberapa teori keperawatan didasarkan pada teori
sistem, dan proses keperawatan juga sistem. Seperti
semua sistem, proses keperawatan memiliki tujuan
atau sasaran tertentu.
Tujuan dari proses keperawatan adalah untuk
mengatur dan memberikan perawatan yang
berpusat pada pasien.
Sebagai sebuah sistem, Proses keperawatan
memiliki komponen : input, output, umpan balik, Umpan balik berfungsi untuk menginformasikan sistem
tentang cara kerjanya. Misalnya, dalam proses
dan konten. Masukan untuk Proses keperawatan
keperawatan, hasil mencerminkan respons pasien
adalah data atau informasi yang berasal dari terhadap intervensi keperawatan. Hasil adalah bagian dari
sistem umpan balik untuk menyempurnakan rencana
pengkajian pasien.
perawatan. Bentuk umpan balik lain dalam proses
Keluaran adalah akhir produk dari suatu sistem; dan keperawatan termasuk tanggapan dari anggota keluarga
dan konsultasi dari profesional perawatan kesehatan
dalam hal proses keperawatan adalah apakah status
lainnya
kesehatan pasien membaik, menurun, atau tetap
Borrowed Theories, Shared Theories, and the Advancement of Nursing Knowledge
Villarruel. AM, et al
DOI: 10.1177/08943180122108210

Salah satu contoh landasan teori yang digunakan sebagai pendekatan dalam memahami
Perilaku Penggunaan Kondom pada Kelompok Usia Aktif Seksual
Teori Dasar Betty Neuman & Teori Menengah Bandura
Borrowed Theories, Shared Theories, and the Advancement of Nursing Knowledge
Villarruel. AM, et al
DOI: 10.1177/08943180122108210

Salah satu contoh landasan teori yang digunakan sebagai pendekatan dalam memahami
Perilaku Penggunaan Kondom pada Kelompok Usia Aktif Seksual
Teori Dasar Orem & Teori Menengah/Pinjaman Bandura (Psikologi)
POPULASI DAN DETERMINASI
SAMPLING
POPULATION & SAMPLING
INSTRUMENTASI PENELITIAN
VALIDITAS, DIMENSI, ADAPTASI
INSTRUMENT
ADOPTION

Gaming Disorder Test (IGDS9-


SF)
Lonelines (UCLA Lonelines
Scale)
Depression (PHQ-9)
https://link.springer.com/article/
10.1007/s11469-019-00088-z
QUALITATIVE
RESEARCH

Gaming Disorder Test (IGDS9-


SF)
Using the GDT-WHO framework
in understanding gaming
addiction disorder in teenage
Four items Factors.
Analisis TEMATIC
(Menggunakan Konseptual
Framework)
APAKAH KITA MENGUKUR APA
YANG KITA PIKIR KITA UKUR?

• Validitas adalah kemampuan suatu


instrumen untuk mengukur apa yang
dirancang untuk diukur.
Pertanyaan kunci:
• Siapa yang memutuskan apakah suatu
instrumen mengukur apa yang
seharusnya diukur?
• Bagaimana dapat ditetapkan bahwa suatu
instrumen mengukur apa yang
seharusnya diukur?
VALIDITAS KONTEN DAN
MUKA/FACE
• Penilaian bahwa suatu instrumen
mengukur apa yang seharusnya
• Keuntungan: mudah diterapkan
• Validitas muka - pembentukan hubungan
logis antara pertanyaan dan tujuan
penelitian
• Validitas isi - penilaian item dan
pertanyaan mencakup keseluruhan
masalah yang diukur.
• menilai pernyataan atau pertanyaan mana
yang mewakili masalah yang seharusnya
mereka ukur.
VALIDITAS KONSTRUK

• Validitas konstruk - ditentukan


dengan memastikan kontribusi
setiap konstruk terhadap total
varians yang diamati dalam suatu
fenomena.
• Berdasarkan prosedur statistik.
• Semakin besar varians disebabkan
konstruk, semakin tinggi validitas
instrumen.
KONSEP RELIABILITY
• Keandalan adalah jika alat penelitian
konsisten dan stabil maka dapat
diprediksi dan akurat.
• Semakin besar derajat konsistensi dan
stabilitas suatu instrumen penelitian
maka semakin besar reliabilitasnya.
• Sebuah skala atau tes dapat
diandalkan sejauh pengukuran
berulang dilakukan oleh instrumen
penelitian.
• Untuk mengetahui tingkat kesalahan
dalam suatu instrumen semakin tinggi
keandalannya
DESAIN PENELITIAN DAN
UJI HIPOTESIS
Jenis penelitian kedokteran
(refreshing)
berdasar proses:
è penelitian eksperimental
è penelitian observasional

yang membedakan ADA / TIDAKNYA


INTERVENSI peneliti thd subjek
penelitian
Penelitian Eksperimental
(refreshing)
mempelajari pengaruh atau efek dari perlakuan
(manipulasi, intervensi) yang diberikan peneliti
pada subjek penelitian

à peneliti melakukan PERLAKUAN (manipulasi, intervensi)


tarhadap subjek à diobservasi efek manipulasi tersebut

(TIDAK setiap tindakan merupakan eksperimental, kalau


tindakan itu bukan untuk dipelajari efeknya)
Penelitian Observasional (refreshing)

penelitian thd fenomena medik APA


ADANYA (in nature)
peneliti tidak mengadakan perlakuan
terhadap subjek

à mempelajari fenomena medik dgn


cara mengorganisasi ‘cara
pengamatan’
Penelitian Observasional
(refreshing)

• Penelitian Kasus Kelola (case control)


à mengamati efek dulu kemudian scr retrospektif
mempelajari bagaimana status faktor penyebab

• Penelitian Potong Silang (cross sectional)


à efek dan penyebab diamati pada saat yang sama

• Penelitian Kohort (longitudinal prospektif)


à mengamati faktor penyebab dulu kemudian
diikuti scr prospektif status efek
Apakah hakekat perancangan penelitian?

teori/fakta + asumsi
hipotesis
(jalur ‘abstrak’)

masalah
penelitian
observasi empirik
fenomena
(jalur ‘konkret’) penelitian

Apakah relevan utk:


-menguji hipotesis? DATA
-menjawab masalah?
Mengapa penelitian perlu dirancang?

• untuk memperoleh data yang RELEVAN


• untuk memperoleh data yang:
• objektif
• valid
• reliabel
• agar penelitian dapat ekonomis:
• efektif
• efisien
(è RP menjamin: relevansi, objektivitas, validitas,
reliabilitas, dan ekonomis)
Apa fungsi rancangan penelitian?

• Tesis: hubungan A dengan B


• Apakah benar A mempengaruhi B?
• Apakah penelitian ttg pengaruh A thd B berguna?

èbenar, kalau perubahan pada B bukan karena


kebetulan dan bukan karena faktor lain, tapi
karena faktor A (àvaliditas dalam)

èberguna, kalau hasil penelitian berlaku juga


(dapat digeneralisasikan) pada populasi (à
validitas luar)
Apa esensi rancangan penelitian?

• RP = “optimalisasi berimbang validatas dalam


dan validitas luar suatu penelitian”

• RP = “suatu rencana, struktur & strategi untuk


menjawab masalah penelitian dengan cara
mengupayakan optimalisasi berimbang antara
validitas dalam dan validitas luar, dengan
melakukan pengendalian varians”
Prinsip-prinsip pengembangan RP

tiga prinsip à ‘ma-ko-min’:

@ maksimasi varians penelitian


@ kontrol variabel luar
@ minimasi varian eror
Maksimasi varians penelitian

Skema:

A-1 B-n

A-2 B B-2

A-n
B-1
Kontrol variabel luar

Skema:
D
E
C

A B F

I G
H
Kontrol variabel luar

Caranya?

• dengan menyamakan subjek,


• dengan randomisasi (random
assignment, random alocation),
• dengan cara matching, dan
• dengan rancangan sama-subjek
Minimasi varians error
Varians error = variabilitas hasil pengukuran karena
fluktuasi random variabel yg diukur (=variasi nilai
data yg terjadi karena kesalahan pengukuran)

è minimasi dengan:
@ kendalikan kondisi dan lingkungan
pengukuran (à pengendalian thd
kesalahan sistematik pengukuran)
@ tingkatkan/optimalkan reliabilitas
pengukuran
PERANCANGAN
PERANCANGAN
PENELITIAN OBSERVASIONAL
PENELITIAN OBSERVASIONAL
Esensi Penelitian Observasional
penelitian kedokteran di mana peneliti
‘melihat’ fanomena medik menurut
APA ADANYA (in nature)

à mempelajari fenomena medik


dengan cara mengorganisasikan
‘cara pengamatan’
Pendekatan Cross Sectional
(Rancangan Potong Silang)
@ Rancangan Potong Silang dengan variabel kausa dan efek
nominal atau ordinal (rancangan 13)

POPULASI
(SAMPEL)

C+, E+ C+,E- C-,E+ C-,E-


Pendekatan Cross Sectional
(Rancangan Potong Silang)
@ Rancangan Potong Silang dg variabel kausa nom/ordinal,
variabel efek interval/ratio (rancangan 14)

POPULASI
(SAMPEL)

C(+) C (-)
status E status E
Pendekatan Cross Sectional
(Rancangan Potong Silang)

@ Rancangan Potong Silang dg variabel kausa interval/ ratio,


variabel efek nominal/ordinal (rancangan 15):

POPULASI
(SAMPEL)

status C status C
E(+) E(-)
Pendekatan Cross Sectional
(Rancangan Potong Silang)
@ Rancangan Potong Silang dg variabel kausa dan efek
interval atau ratio (rancangan 16):

POPULASI
(SAMPEL)

status C
status E
Pendekatan Cross Sectional
(Rancangan Potong Silang)
@ Rancangan Potong Silang dg berbagai variasi (rancangan
17a, b, c, dst):

POPULASI
(SAMPEL)
POPULASI
(SAMPEL)
POPULASI
(SAMPEL)
status C1
status C2
status E status C
status E1
status E2 status C1
status C2
status E1
status E2
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Longitudinal)

• @ Rancangan longitudinal murni (rancangan 18)

[O-to) è [O-t1) è [O-t2) è [O-t3)


(X-to) (X-t1) (X-t2) (X-t3)
(Z-to) (Z-t1) (Z-t2) (Z-t3)
(Y-to) (Y-t1) (Y-t2) (Y-t3)
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Kasus Kelola)
@ Rancangan Kasus Kelola dg 1 variabel kausa dikotomik
(rancangan 19)
populasi
(sampel)
C(+)
retrispektif E(+)
C(-)
matching
C(+)
retrispektif E(-)
C(-)
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Kasus Kelola)
@ Rancangan Kasus Kelola dg variabel kausa ordinal 3 kelas
(rancangan 20)
populasi
(sampel)
C(++)

C(+) retrispektif E(+)

C(-)
matching
C(++)

C(+) retrispektif E(-)

C(-)
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Kasus Kelola)
@ Rancangan Kasus Kelola dg dua variabel kausa dikotomik
(rancangan 21)
populasi
C1+,C2+ (sampel)
C1+,C2-
retrispektif E(+)
C1-, C2+

C1-,C2-
matching
C1+,C2+

C1+,C2-
retrispektif E(-)
C1-,C2+

C1-,C2-
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Kohort)
@ Rancangan Kohort dengan variabel efek interval/ratio
(rancangan 22)

POPULASI
(SAMPEL)

status
C+ prospektif
E

E–
(normal)

status
C- prospektif
E
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Kohort)
@ Rancangan Kohort dg satu var. efek dikotomik (nominal)
(rancangan 23)

POPULASI
(SAMPEL)

E+
C+ prospektif

E-
E–
(normal)
E+
C- prospektif
E-
Pendekatan Longitudinal
(Rancangan Kohort)

@ Rancangan Kohort dg 2 var kausa nominal/ordinal & 1 var


efek interval/ratio (rancangan 24)

POPULASI
(SAMPEL)

status
C1+C2+ prospektif
E
status
C1+C2- prospektif
E– E
(normal) status
C1-C2+ prospektif
E
status
C1-C2- prospektif
E
Pendekatan Longitudinal
(Modifikasi Rancangan Kohort)
@ Rancangan Kohort “retrospektif” (rancangan 25)

saat
penelitian
dimulai

faktor risiko efek


(masa lalu) (masa
(masa kini) y.a.d)
Pendekatan Longitudinal
(Modifikasi Rancangan Kohort)
@ Rancangan Kohort “eksperimental” (rancangan 26)

POPULASI random
(SAMPEL) assignment

status
C+ perlakuan + E

status
E– C+ perlakuan - E
(normal)

C-
status
prospektif
E
PERANCANGAN
PERANCANGAN
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
PENELITIAN OBSERVASIONAL
Dasar perancangan penelitian
eksperimental

3 ciri esensial:
• manipulasi suatu variabel,
• memonitor perubahan (efek)
pada variabel lain,
• pengendalian pengaruh variabel
yang tidak dikehendaki.
Dasar perancangan eksperimental

skema
MANIPULAS
I variabel
eksperimental

variabel
luar

MEMONITOR
efek (variabel PENGENDALIAN
tercoba)
Model PERLAKUAN (1)
@ Perlakuan hanya diberikan pada variabel aktif:
• macam/dosis/cara pemberian obat;
• metode pengobatan, teknik operasi;
• latihan fisik, dsb

@ Terhadap variabel pasif dapat dipelajari efeknya (sbg.


variabel moderator), tetapi tidak dapat diberi
perlakuan
• jenis kel, usia, status ekonomi, status pendidikan;
• faktor genetis, ras, dsb.
Model PERLAKUAN (2)
Tiga macam perlakuan:
(1) Perlakuan eksperimental lawan tanpa
perlakuan

(2) Perlakuan eksperimental lebih banyak lawan


perlakuan eksperimental lebih sedikit

(3) Perlakuan eksperimental lawan perlakuan lain


Model PERLAKUAN (2.a)
1 Perlakuan eksperimental lawan tanpa
perlakuan

Skema:
KP : X à Op
KK : (-) à Ok
Model PERLAKUAN (2.b)
2 Perlakuan eksperimental lebih banyak lawan
perlakuan eksperimental lebih sedikit

Skema:
KP : XXX à Op
KK : X à Ok
Model PERLAKUAN (2.c)
3 Perlakuan eksperimental lawan perlakuan
lain

Skema:
KP : X à Op
KK : Z à Ok
Model PENGENDALIAN (1)
EMPAT sumber variabel ‘pengacau’:

• variabel subjek
• veriable lingkungan
• variabel pengukuran
• variabel peneliti
Model PENGENDALIAN (2)
Pengendalian variabel SUBJEK:
• randomisasi dalam pengelompokan subjek
• pengelompokan subjek secara matching
• menggunakan rancangan sama subjek
• memasukkan variabel tersebut sebagai variabel ‘para-
eksperimental’, untuk dikendalikan pengaruhnya
(kemudian) dengan statistik
Model PENGENDALIAN (3)
Pengendalian variabel LINGKUNGAN:

• membuat lingkungan tetap ajeg (konstan) selama


penelitian berlangsung

• melakukan randomisasi subjek

• memperlakukan variabel tsb sebagai variabel ‘para-


eksperimental’
Model PENGENDALIAN (4)
Pengendalian variabel PENGUKURAN:

• meningkatkan validitas dan reliabilitas pengukuran

• melakukan counter balance,


yaitu pengukuran subjek kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol dilakukan secara berselang-seling
Model PENGENDALIAN (5)
Pengendalian variabel PENELITI:

• dilakukan blind experiment,


yaitu peneliti tidak mengetahui mana subjek dari
kelompok perlakuan, mana subjek dari kelompok
kontrol

• pengukuran dilakukan oleh lebih dari seorang


pengukur, dan (kalau mungkin) secara berulang
Jenis rancangan eksperimental (1)
1. Rancangan Eksperimental Murni:
1.1. Rancangan dengan 1 variabel perlakuan
1.1.a. Rancangan Perlakuan Sederhana
1.1.b. Rancangan Pra-pasca Perlakuan
1.1.c. Rancangan Perlakuan Solomon
1.1.d. Rancangan Random Silang
1.2. Rancangan dengan 2 atau lebih variabel perlakuan
(rancangan faktorial murni)
2. Rancangan Eksperimental Kuasi (Semu):
2.1. Rancangan Pra-pasca Perlakuan Non-random
2.2. Rancangan Pengamatan Seri
2.3. Rancangan Pengamatan Seri Berkontrol
2.4. Rancangan Perlakuan Sama-subjek
2.5. Rancangan Silang Non-random
3. Rancangan Eksperimental Gabungan
(Rancangan Faktorial Tak Murni)
Jenis rancangan eksperimental (2)

1. Rancangan Perlakuan Sederhana

X è O1
R : -------------
(-) è O2

(rancangan 1)
Jenis rancangan eksperimental (3)

2. Rancangan Pra-pasca Perlakuan

O1 -- (X) è O2
R: --------------------
O3 -- ( - ) è O4

(rancangan 2)
Jenis rancangan eksperimental (4)

3. Rancangan Perlakuan Solomon


O1 -- (X) è O2
R: --------------------
O3 -- (-) è O4
R: --------------------
(X) è O5
R: --------------------
(-) è O6
(rancangan 3)
Jenis rancangan eksperimental (5)

4. Rancangan Random Silang

Xa è O1a Xb è O2b
R: -------------- - - - - - - - -----------
---
Xb è O1b Xa è O2a

(rancangan 4)
Jenis rancangan eksperimental (6)
Alokasi subjek Rancangan Faktorial 2 Jalan

random assignment

A-1, B-1

A-1

A-1, B-2, dst.

SUBJEK

A-2 dst, B-1

A-2, dst

A-2 dst, B-2 dst


Jenis rancangan eksperimental (7)
Model perlakuan Rancangan Faktorial 2 Jalan

perlakuan observasi

randomisasi
subjek

A-1, B-1 Xa-1,Xb-1 O

A-1, B-2 Xa-1,Xb-2 O

SUBJEK

A-2, B-1 Xa-2,Xb-1 O

A-2, B-2 Xa-2,Xb-2 O


Jenis rancangan eksperimental (8)
alokasi subjek Rancangan Faktorial 3 Jalan
A-1, B-1, C-1
random assignment
A-1,
B-1
A-1, B-1, C-2 dst.

A-1
A-1, B-2, C-1
A-1,
B-2 dst.
A-1, B-2,C-2 dst.

SUBJEK
A-2, B-1, C-1
A-2 dst,
B-1
A-2, B-1, C-2 dst.

A-2 dst

A-2, B-2, C-1


A-2 dst,
B-2 dst
A-2, B-2, C-2 dst.
Jenis rancangan eksperimental (9)
Model perlakuan Rancangan Faktorial 3 Jalan
perlakuan observasi
randomisasi
subjek
Xa1,Xb1,Xc1
A1,B1,C1 O

A1,B1,C2 Xa1,Xb1,Xc2 O

A1,B2,C1 Xa1,Xb2,Xc1 O

A1,B2,C2 Xa1,Xb2,Xc2 O
SUBJEK

A2,B1,C1 Xa2,Xb1,Xc1 O

A2,B1,C2 Xa2,Xb1,Xc2 O

A2,B2,C1 Xa2,Xb2,Xc1 O

A2,B2,C2 Xa2,Xb2,Xc2 O
rancangan eksperimental kuasi
(semu)

1. Rancangan Pra-pasca Perlakuan Non-random

O1 -- (X) è O2
----------------------
O3 -- ( - ) è O4
rancangan eksperimental kuasi
(semu)

2. Rancangan Pengamatan Seri:

O0 -- (X)à O1 – (X)à O2 -- (X)à O1 – (X)à O2


rancangan eksperimental kuasi
(semu)

3. Rancangan Pengamatan Seri Berkontrol

O0 -- (X)à O1 – (X)à O2 -- (X)à O3 – (X)à O4


------------------------------------------------------------------------
------------
O0 -- (Y)à O1 – (Y)à O2 -- (Y)à O3 – (Y)à O4
rancangan eksperimental kuasi
(semu)

4. Rancangan Sama Subjek

(X) à Ox ~ ~ ~ ~ (Y) à Oy
rancangan eksperimental kuasi
(semu)

5. Rancangan Random Silang Non-random

Xa è O1a Xb è O2b
-------------- - - - - - - - --------------
Xb è O1b Xa è O2a
rancangan eksperimental gabungan
(rancangan faktorial tak murni)
Alokasi subjek Rancangan Faktorial Tak Murni
Lk, A-1, B-1
random assignment Lk
A-1
pengelompokan Lk,A-1,B-2
(à Lk & Pr) dst.
Lk Lk, A-2, B-1
Lk,
A-2 dst.
Lk,A-2,B-2dst
SUBJEK
Pr, A-1, B-1
Pr
A-1
Pr,A-1,B-2 dst
Pr
Pr, A-2, B-1
Pr
B-A dst
Pr, A-2,B-2 dst
rancangan eksperimental gabungan
(rancangan faktorial tak murni)
Model Perlakuan Rancangan Faktorial Tak Murni:
perlakuan observasi
randomisasi
subjek
Xa1,Xb1
Lk, A1,B1 O

Lk, A1,B2 Xa1,Xb 2 O

Lk,A2,B1 Xa 2,Xb1 O

Lk,A2,B2 Xa 2,Xb 2 O
SUBJEK

Pr,A1,B1 Xa1,Xb1 O

Pr,A1,B2 Xa1,Xb 2 O

Pr,A2,B1 Xa2,Xb1 O

Pr,A2,B2 Xa2,Xb2 O
UJI
HIPOTESIS

• Jenis hipotesis
• Skala variabel
• Pengukuran data
paired-unpaired
• Banyaknya
kelompok
pengamatan
• Normalitas data
VERY PERI

Introducing the Pantone Color of the Year


2022. PANTONE 17-3938 Very Peri is a
dynamic hue that blends the faithfulness
and constancy of blue with the energy and
excitement of red.

The four color palettes in this template


feature Very Peri to help you express your
ideas and convey the right mood. Read on
to learn how to use these colors in any
presentation.
BALANCING
ACT
BALANCING ACT

Use this color palette when you


want a balance between warm
and cool. PANTONE Very Peri is
intensified within this artfully
calibrated palette, injecting a
feeling of liveliness and visual
vibration.
WELLSPRING
WELLSPRING

Use this color palette when you


want a blend of nature-infused
hues that highlight the
compatibility of the greens and
the “health giving” properties of
these deliciously subtle and
nourishing hues.
THE STAR
OF THE SHOW
THE STAR OF THE SHOW

When you want a more elegant approach, the


dynamic presence of PANTONE Very Peri shines
as the star of the show in this palette of classics
and neutrals whose understated stylishness
conveys a message of timeless sophistication.
AMUSEMENTS
AMUSEMENTS

Use this color palette when you want to tell a


joyous and whimsical story. In this palette,
PANTONE Very Peri injects a sense of playful
freshness into the design, exuding a good-
natured warmth that quickly engages the eye.
USE THESE COLORS IN ANY
POWERPOINT PRESENTATION
1. Select a shape or text box border. When you do that, the
Shape Format tab appears.
Tip: To change multiple shapes or text boxes, click the first shape or text box,
and then press and hold Ctrl while you click the other shapes or text boxes.

2. On the Shape Format tab, select Shape Fill > More Fill
Colors.
3. In the Colors box, select the Custom tab.
4. Enter the Hex value of the color you want to use.

Anda mungkin juga menyukai