BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teori adalah salah satu pandangan yang sistematis terhadap suatu gejala atau fenomena
yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konsep yang digunakan untuk
menjelaskan, menganalisa dan membayangkan suatu kejadian.
Sedangkan teori keperawatan itu sendiri adalah suatu pandangan atau pedoman yang
diterapkan dalam keperawatan baik untuk pendidikan maupun prakteknya. Dalam
keperawatan banyak teori-teori yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menjalankan
proses keperawatan.
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dalam dunia keperawatan ada empat model
teori. Semua model tersebut menggambarkan konsep yang sama yaitu: orang yang menerima
asuhan keperawatan, lingkungan (masyarakat), kesehatan/ keperawatan dan peran
perawatan. Stevenson juga mengemukakan apa itu teori keperawatan, teori keperawatan ini
adalah usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan.
Teori ini berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan
untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan (Budiono, 2016).
Dalam proses keperawatan teori keperawatan sangatlah penting diterapkan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien. Asuhan keperawatan adalah proses atau
sebuah rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien diberbagai tatanan. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat pada kebutuhan objektif
klien untuk mengatasi suatu masalah yang dihadapi. Mengaplikasikan teori keperawatan
sangatlah penting bagi seorang perawat karena akan meningkatkan kemampuan perawat
melalui teori metode dapat dikembangkan secara teoritis dan sisitematis sehingga proses
keperawatan lebih mudah dilakukan dan asuhan keperawatan bisa terjalankan di Rumah Sakit.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan kajian ini adalah untuk menjelaskan apa itu teori keperawatan dan
bagaimana bisa menggunakan cara mengaplikasikannya pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien di rumah sakit. Memberitahukan asuhan keperawatan dengan
pelaksanaan teori-teori dalam keperawatan di Rumah Sakit.
C. Rumusan Masalah
Pemilihan Teori keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang masalah utama yang mempengaruhi kondisi klien.
Karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan
yang tepat harus dilandasi dan didukung oleh konsep dan teori keperawatan yang tepat pula.
Dalam penulisan ini penulis mengutip 2 (dua) model teori keperawatan yang dianggap cocok
dengan situasi dan kondisi di papua dimana sarana dan prasarana yang masih terbatas,
sehingga memerlukan metode dan cara yang praktis dan tidak rumit didalam
mengimplementasikan berbagai tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan klien.
Adapun kedua Teori Keperawatan tersebut adalah Teori keperawatan menurut Dorothea Orem
dan Virginia Henderson.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah Literature review. Metode ini menganalisis,
eksplorasi dan kajian bebas pada artikel, jurnal, text book, maupun e-book yang releven dan
berfokus pada metode pembelajaran klinik yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
sebagai mahasiswa keperawatan. Adapun artikel yang digunakan dalam penulisan penugasan
ini adalah artikel yang didapatkan dengan mengutip dari artikel-artikel dari berbagai pakar
kesehatan yang telah diakui keabsahannya.
E. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
klien, keluarga dan masyarakat, melalui metode dan cara yang tepat dan efisien, sehingga
dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Selain itu manfaat dari penulisan tugas ini akan dapat memberi nilai tambah bagi penulis
didalam menyelesaikan perkuliahan kedepan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dorothy Orem
Salah satu model konseptual yang diterapkan oleh perawat adalah teori Self Care Deficit oleh
Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk
merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan
kesehatan dan kesejahteraanya. Teori ini memberikan landasan bagi perawat pentingnya
memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi
dependen. Orem menyatakan bahwa self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu
perilaku yang dapat dipelajari.
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu dalam memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan “self care” yang
dipublikasikan Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk teori kemandirian yang
disampaikan Orem dalam capable of self care (mampu merawat diri sendiri) yakni:
Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan perkembangan
fungsi individu. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Bila self
care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan
fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.
Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis kelamin,
status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan,
keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan self care.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang terdiri dari
tiga kategori yakni:
Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, kesendirian
dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.
Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti pekerjaan
baru, perubahan struktur tubuh.
Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu untuk
melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.
Teori Self Care Deficit
Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia dalam merawat diri.
Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (pada kasus ketergantungan) tidak
mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Asuhan keperawatan diberikan jika
kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan.
Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan dalam membantu
self care, yakni:
Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care.
Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki peran yang sama dalam
melakukan tindakan self care.
Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar
membentuk internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.
Menurut Dorothy Orem, Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa bahwa setiap
manuasia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu fisisologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Wahit et al, 2015). Kebutuhan dasar manusia berfokus dalam asuhan keperawatan.
Bagi pasien yang mengalami masalah pada keseahatan, maka kemungkinan ada salah satau atau
beberapa kebutuhan dasar manusia yang terganggu (Tarwoto, 2010).
Fisiologis
Spiritual
Biologis
Sosial
BB
Ciri - Ciri Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan dasar manusia bertujuan untuk
mempertahankan suatu kehidupan dan kesehatan manusia. Setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Ciri-ciri
kebutuhan dasar manusia antara lain (Wahit et al , 2015).
1. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya,
maka kebutuhan itu akan berubah kultur.
2. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang sesuai.
3. Setiap manusia dapat merasakan adanya kebutuhan dan merespon dengan berbagai cara.
4. Jika manusia gagal dalam memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras
untuk berusaha mendapatkannya.
5. Kebutuhan saling berkaitan dengan beberapa kebutuhan yang tidak dipenuhi akan
mempengaruhi kebutuhan yang lainnya.
Menurut Rianzi (2013) menyatakan bahwa dalam kebutuhan dasar manusia, mempunyai
masalah-masalah yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia. Adapun masalah-
masalah yang berhubungan dengan dengan kebutuhan dasar manusia dan cara
penanganannya adalah:
1. Oksigen Kebutuhan oksigen adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigen ditunjukan untuk menjaga kelangsungan sel
didalam tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas bergabagai organ dan
sel. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi okesigenasi adalah saraf otonom, hormonal
dan obat, alergi pada saluran napas, faktor lingkungan, dan faktor perilaku. Gangguan atau
masalah dari oksigenasi adalah hipoksia, perubahan pola napas, obstruksi jalan napas, dan
pertukaran gas. Adapun penanganan dari masalah kebutuhan oksigenasi yaitu berlatihya
napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan penghisapan lendir
(suction).
2. Nurisi Nutrisi adalah pengambilan zat-zat makanan . jumlah dari seluruh interaksi antara
organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Manusia memperoleh makanan dan nutrient
esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan pada tubuh dan
menormalkan fungsi dari proses tubuh. Nutrisi adalah zat kimia organik yang ditemukan
dalam makanan dan diperoleh untuk fungsi tubuh. Adapun jenis-jenis nutrisi yaitu 15
protein, karbohidrat, nukloetida, lemak, DHA (Decosehaxaenoic Acid), vitamin. Faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah pengetahuan, kebiasaan atau kesukaan, dan
ekonomi. Gangguan pada kebutuhan nutrisi sendiri adalah obesitas, malnutrisi, diabetes
militus, hipertensi, peningkatan jantung koroner, anoreksia nervosa dan kanker. Tindakan
untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemberian nutrisi secara
oral, dan pemberian nutrisi secara pipa penduga/lambung.
3. Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang artinya kebersihan.
Adapun dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah dampak fisik
dan dampak psikososial.
4. Bodi mekanik atau Posisi Bodi mekanik adalah penggunaan tubuh yang efesien,
terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan keseimbangan selama aktivitas. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh atau dapat menimbulkan
gangguan mekanika tubuh manusia diantaranya adalah status kesehatan, pengetahuan,
situasi atau kebiasaan, gaya hidup, dan emosi.
5. Eliminasi Eliminasi adalah proses pembuangan. Pemenuhan kebutuhan elimininasi terdiri
dari kebutuhan eliminasi urine (berkemih). Sebagaimana factor yang mempengaruhi
eliminasi urine adalah diet dan asupan (intake) respon keinginan awal untuk berkemih, gaya
hidup, stress paikologis, tingkat aktivitas, tingkat perkembangan, kondisi penyakit,
sosialkultura, dan tonus otot.
6. Intake dan outpot Intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan
oleh otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi
angiotensin II sebagai respon dari tekanan darah, pendarahan yang mengakibatkan
penurunan volume darah. Sedangkan output adalah kehilangan cairan tubuh
melaluibeberapa proses yaitu cairan dimana proses pembentukan urine oleh ginjal dan
dieksresi melalui traktus urinarius, IWL (Insesible Water Loss) terjadi melalui paru-paru dan
kulit, keringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi yang panas, dan fases berkaisar
antara 100- 200 ml per hari yang diatur melalui mekanisme reabsorsi di dalam mukosa
usus.
Pengetahuan kebutuhan dasar manusia dapat membantu perawat dalam bebagai hal yaitu ,
membantu perawat dalam memahami dirinya sendiri untuk mencapai kebutuhan personal
diluar sistem pasien, memahami kebutuhan dasar manusia perawat dapat memahami
perilaku orang lain dengan lebih baik,pengetahuan tentang kebutuhan dasar manusia dapat
memberi kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan, dan perawat dapat
menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu seseorang untuk tumbuh
dan kembang (Mahyar et al, 2010).
BAB III
IMPLEMENTASI NURSING THEORY
DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji adalah:
a. Inti
Data diri pasien yang terdiri dari: umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, nilai-nilai
keyakinan serta riwayat timbulnya penyakit.
b. 14 komponen kebutuhan dasar manusia / pasien meliputi:
1. Pernafasan
2. Kebutuhan makan dan minum
3. Eliminassi
4. Posisioning
5. Kebutuhan tidur dan istirahat
6. Kebutuhan dalam berpakaian
7. Cara mempertahankan suhu tubuh dan memodifikasi lingkungan
8. Kebersihan tubuh
9. Kondisi lingkungan
10. Komunikasi
11. Ibadah dan keyakinan
12. Pekerjaan sehari-hari
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Kebutuhan belajar dan menggunakan fasilitas keseahatan
Perawat mengkaji ke-14 komponen dasar, komponen pertama dinilai secara penuh kemudian
menuju pada komponen selanjutnya. Untuk mengkaji data dari ke-14 komponen ini, perawat
membutuhkan pengetahuan dari apa yang normal dalam kesehatan, juga pengetahuan tentang
apa-apa yang menyebabkan sakit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dirumuskan berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen kebutuhan dasar
manusia / pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan melibatkan pembuatan rencana agar sesuai dengan keb individu,
memperbaharui jika diperlukan, dan menjamin bahwa ini sesuai dengan yang ditentukan
dokter.sebuah rencana yang baik mengintregasikan pekerjaan dari semua yang ada dalam
tim kesehatan.
4. Implementasi
Perawat membantu pasien melaksanakan aktifitas untuk memelihara kesehatan, untuk
menyembuhkan dari sakit, atau untuk membantu dalam kematian yang tenang. bersifat
individu, tergantung pada prinsip fisiologis, umum, latar belakang budaya, keseimbangan fisik
dan intelektual.
5. Evaluasi
Menurut Henderson, perawat akan melakukan evaluasi berdasar pada tingkatan dimana
pasien dapat mandiri.
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan
perkembangan.
Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis
kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem
perawatan kesehatan, keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang
terdiri dari tiga kategori yakni:
Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.
Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti
pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh.
Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu
untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.
Kekurangan
Teori orem berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam kenyataannya
kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari model konsep ini adalah
untuk penempatan pasien dalam system mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik.
Selain itu ada konsep keperawatan orem menekankan individu untuk memenuhi kebutuhan
perawatannya sendiri tanpa adanya ketergantungan pada orang lain, tetapi ketika seorang klien
sakit maka kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuh ikebutuhannya akan
berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang akan terpenuhi akan tidak optimal.
2. Teori Keperawatan Virginia Henderson
Kelebihan
Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dari
profesi perawat.
Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir
keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
Henderson mendefinisika profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang
mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset ilmuan
dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
Kelemahan
Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan fisik
semata atau pada upaya memandirikan pasien.
Teori kurang pragmatis.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, L. (2017). Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan .
Journal of Nursing and Public Health. Budiono, & Pertami, S. B. (2016). Konsep Dasar
Keperawatan.. Jakarta: Bumi Medika. Djaruu, S. A.F., Kanine, E., & Tololiu, T. (2016). Aplikasi
Konsep Stress Adaptasi Menurut Calista Roy penerapan Askep. E-Jurnal Sariputra, 3(1).
Hartati, S., Setyowati, & Budiarti, T. (2016).
Abi Muhlisin dan Irdawati. Teori Self Care dari Orem Dan Pendeketan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, Vol 2, No2, Juni 2010.
Linda Oktariza. Pengaruh Penerapan Teori Self Care Orem Terhadap Tingkat Kemandirian
Lansia.
Eka Ediawati. Skripsi: Gamaran Tingkat Kemandirian Dalam ADL dan Risiko Jatuh Pada
Lansia. FIK UI 2012
Abi Muhlisin dan Irdawati. Teori Self Care dari Orem Dan Pendeketan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, Vol 2, No2, Juni 2010.
Linda Oktariza. Pengaruh Penerapan Teori Self Care Orem Terhadap Tingkat Kemandirian
Lansia.
Eka Ediawati. Skripsi: Gamaran Tingkat Kemandirian Dalam ADL dan Risiko Jatuh Pada
Lansia. FIK UI 20
( Ini BAB III pa buat ada 2, silahkan baca mana cocok untuk diambil. Artinya pilih salah
satunya sesuai seleramu.
Penulisan mungkin masih kurang silahkan lengkapi bila dianggap perlu. Semoga Cocok )
.
BAB III
IMPLEMENTASI / PEMBAHASAN
Dari hasil yang didapatkan menggunakan metode literature review bahwa keperawatan disusun
dari beberapa teori yang mebentuk satu kesatuan yang utuh yang mempunyai arti, makna dan
manfaat tersendiri, teori-teori tersebut bisa dipelajari dan diterapkan di rumah sakit pada saat
Pandangan teori dari Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mandiri dalam mengatur
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care
diantaranya: perawatan diri sendiri ( self care), self care deficit, teori sistem keperawatan
(Budiono, 2016). Teori ini kemudian di aplikasikan pada tahap-tahap keperawatan berikut ini;
a. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini menurut teori orem menggunakan Self Care. Menurut orem manusia adalah
individu atau kelompok yang tidak mampu mempertahankan secara terus-menerus self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari penyakit atau trauma. Tunjuan dari mengaplikasikan
teori ini adalah menurunkan tuntunan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit, oleh karenanya self care deficit
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Orem, penegakan diagnose mengacu pada dignosa keperawatan yang actual,
resiko tinggi. Teori ini lebih berfokus pada masalah fisiologis yang dapat diaplikasikan oleh
keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang
dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Perawat juga bisa
menggunakan metode berikut untuk bisa menerapkannya pada asuhan keperawatan yaitu:
merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang
Calista Roy berpendapat bahwa ada empat elemen yang sangat penting dalam teori Roy yang
a. Eleman Keperawatan Keperawatan adalah sesuatu ilmu yang disiplin menjadi landasan
dalam melaksanakan praktik keperawatan. Roy (dalam Roy dan Andrews, 1991)
berpendapat bahwa keperawatan seb sebagai ilmu dan praktik berperan dalam
meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang
muncul semakin positif. Melalui elemen keperawatan perawat dapat meningkatkan interaksi
individu denagn lingkungan sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.
b. Elemen Manusia Manusia adalah suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai
masukan, proses control, keluaran dan umpan balik. Manusia dalam sistem ini berperan
c. Elemen Lingkungan Perawat harus mengatasi lingkungan klien yang meliputi privasi klien,
kondisi, keadaan, dan faktor yang lainnya. d. Elemen Sehat Kesehatan adalah hal yang
utama diinginkan semua orang begitu pula dengan klien yang ingin sehat seperti semula,
perawat dalam elemen ini harus berpikir kedepannya bagaimana cara klien mendapatkan
kesehatan tersebut perawat harus memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Budiono,
2019
bahwa pengertian keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisilogis, yang ditinjau
dari sisi fungsional. Henderson ini juga mengemukakan konsep utama dari teorinya yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Perawat mengaplikasikan teori ini dengan 14 komponen
g. Menjaga suhu tubuh tetep dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat, serta melindungi integument, i. Menghindari bahaya
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat.
menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan, serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang sederhana.
Dengan menerapkan 14 komponen tersebut perawat akan bisa memberikan asuhan keperawatan
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan kajian ini adalah perawat dapat mengaplikasikan
teori-teori yang telah dijelaskan di dalam rumah sakit. Teori- teori keperawatan dapat membamtu
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang sistematis dan bermutu tinggi. Implementasi
dan intervensi yang ditegakkan penulis di atas sudah sesuai dengan teori-teori keperawatan yang
bisa dipelajari oleh perawat untuk memberi asuhan keperawatan. Saran Kepada pihak pelayanan
kesehatan diharapkan menerapkan aplikasi teori keperawatan pada klien sesuai dengan teori-teori
diatas agar klien lebih merasa puas dengan pelayanan dan perawat dapat memberikan asuhan