Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA PENERAPAN K3 OLEH

PERAWAT DI RUMAH SAKIT


DOHARMAULI SITOHANG / 181101093

sitohangdoharmauli@gmail.com

Abstrak

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan kerja. Pengetahuan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik dapat menurunkan angka kecelakaan kerja hingga
tercapainya zero accident. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sering kontak dengan pasien
sehingga diharapkan mampu menerapkan K3 dengan baik. Tujuan kajian ini adalah mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan dan upaya penerapan K3. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan dan upaya penerapan K3 pada responden .Semakin baik tingkat
pengetahuan maka tingkat penerapannya pun akan baik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara tingkat pengetahuan dan upaya penerapan K3 pada responden.

Kata kunci : pengetahuan, penerapan k3, rumah sakit

Latar Belakang diatur oleh Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Ketenagakerjaan, sedangkan K3 rumah sakit
merupakan salah satu isu penting di dunia (K3RS) diatur oleh KEPMENKES RI
kerja saat ini termasuk di lingkungan rumah Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010. K3
sakit. Angka kecelakaan kerja di rumah sakit pada umumnya bertujuan melindungi
lebih tinggi dibandingkan tempat kerja keselamatan dan kesehatan pekerja ataupun
lainnya dan sebagian besar diakibatkan oleh buruh dalam mewujudkan produktivitas
perilaku yang tidak aman. kerja yang optimal. Tujuan diterapkannya
K3RS adalah terciptanya cara kerja,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman,
adalah upaya untuk memberikan jaminan
dan dalam rangka meningkatkan derajat
keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan karyawan RS.
kesehatan pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), Penerapan K3 RS diharapkan dapat
pengendalian bahaya di tempat kerja, menciptakan zero accident di rumah sakit
promosi kesehatan, pengobatan, dan tempat dilaksanakannya penelitian. Oleh
rehabilitasi. Angka kecelakaan kerja sebab itu, pengetahuan perawat mengenai
tertinggi pada tenaga kesehatan adalah K3 sangat diperlukan agar penerapan K3
perawat, yaitu sebesar empat kali lipat berjalan dengan optimal.
dibanding dengan kecelakaan kerja tenaga
kesehatan lain. Penerapan K3 di Indonesia
Tujuan dalam penerapan manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)baik ditinjau dari
Tujuan kajian ini adalah mengetahui faktor internal maupun faktor eksternal.
hubungan antara tingkat pengetahuan dan Berdasarkan asumsi peneliti ada berbagai
upaya penerapan K3 oleh perawat dirumah faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
sakit. perawat ditinjau dari faktor internal berada
pada kategori baik, diantaranya persepsi.
Metode
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti
Metode penelitian yang digunakan dalam
berasumsi bahwa perilaku perawat dalam
penelitian ini adalah deskriptif
penerapan manajemen Kesehatan dan
eksploratifdengan desain penelitian cross
Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari faktor
sectional studymelalui kuesioner. Teknik
internal dan ekternal berada pada kategori
pengambilan sampel yang digunakan dalam
baik karena berbagai alasan, diantaranya:
penelitian ini adalah probability sampling
komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dengan menggunakan metode simple
Rumah Sakit (K3RS) sudah melakukan
random sampling.
fungsi manajeman K3RS dengan baik,
Hasil seperti dilakukannya promosi kesehatan dan
pelatihan tentang K3.
Hasil yang dapat disimpulkan dalam kajian
ini adalah bahwa sebagian besar perawat Kesimpulan
pelaksana memiliki perilaku yang baik
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
dalam penerapan manajemen Kesehatan dan
disimpulkan bahwa perilaku perawat dalam
Keselamatan Kerja (K3) baik ditinjau dari
penerapan manajemen Kesehatan Dan
faktor internal maupun faktor eksternal.
Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari faktor
Pembahasan internal berada pada kategori baik dan faktor
eksternal juga berada pada kategori baik.
Semua faktor yang dapat menentukan atau
Adapun saran dari peneliti untukprofesi
membentuk perilaku manusia disebut
keperawatan sebaiknya terus
determinan perilaku. Determinan perilaku
mengembangkan pengetahuan dan
manusia terdiri dari faktor internal dan
keterampilan di bidang manajemen
faktor eksternal. Faktor internal yaitu
keperawatan khususnya terkaitKesehatan
karakteristik dari individu yang
dan Keselamatan Kerja (K3) sehingga
bersangkutan yang bersifat bawaan
pelayanan yang diberikan dapat lebih
sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang
optimal dan berkualitas tanpa melupakan
berasal dari luar diri
tingkat kesehatan dan keselamatan bagi
seseorang(Notoatmodjo, 2010).
pemberi asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar perawat Daftar Pustaka
pelaksana memiliki perilaku yang baik
Cahyono A. (2015). Hubungan karakteristik Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati,
dan tingkat pengetahuan perawat terhadap J. (2014). Faktor yang Mempengaruhi
pengelolaan keselamatan pasien di rumah Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan
sakit. Keperawatan di ICU-ICCU RSUDGambiran
Kota Kediri.Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Demak, D. L. K. (2014). Analisis Penyebab
Vol. 28, Suplemen No. 1.
Perilaku Aman Bekerja Pada Perawat Di
Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan
Selatan Tahun 2013. Skripsi (Publish). Teori Dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Universitas Islam Negeri Syarif Cipta.
Hidayatullah, Jakarta.
Rahayuningsih, P.W., &Hariyono, W.
Dewi, C. (2007).Persepsi dan Perilaku (2011). Penerapan Manajemen Keselamatan
Petugas Paramedisdan Non Medis Dalam Dan kesehatan Kerja (MK3) Di Instalasi
Penerapan K3 di Rumah Sakit Umum Gawat Darurat RSU PKU Muhammadiyah
Daerah Sleman. Universitas GadjahMada. Yogyakarta, Volume 5.
Dito N, Hariyono W. (2016). Hubungan R.H. Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan
tingkat pengetahuan, dukungan manajemen Identifikasi Pasien . Uwais Inspirasi Indonesia
dengan penerapan K3 pada paramedis di
rumah sakit condong catur Kabupaten R.H. Simamora. (2019). The Impluence Of
Training Handover Based SBAR Commnication
Sleman.
for Improving Patients Safety. Indian Journal Of
Ivana, A., Widjasena, B., &Jayanti, S. Public Health Research b& Development .
(2014). Analisa Komitmen Rumah Sakit R.H. Simamora. (2019). Documentation Of
(RS) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Patient Identification Into the Electronic System
Kerja (K3) Pada RS Prima Medika to Improve the Quality of Nursing Services.
Pemalang, Volume 2. International Journal og Scientifuc &
Technology Research.
Kementrian Kesehatan RI. (2007).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
Salawati, L., Taufik, H. N., Putra, A. (2014).
432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang
Analisis Tindakan Keselamatan Dan
Pedoman Manajemen Kesehatan Dan
Kesehatan Kerja Perawat Dalam
Keselamatan kerja (K3) Di Rumah
Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Ruang
Sakit.Jakarta.
ICU RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Mulyatiningsih, S. (2013). Determinan Volume 14, Nomor 3.
Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan
Salawati, L., Taufik, H. N., Putra, A. (2014).
Keselamatan Pasien Di Rawat Inap RSAU
Analisis Tindakan Keselamatan Dan
DR. ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA.
Kesehatan Kerja Perawat Dalam
Tesis (Publish). Fakultas Ilmu Keperawatan.
Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Ruang
Depok.
ICU RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Implementasi K3 di TempatKerja.
Volume 14, Nomor 3. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka. (2014).Keselamatan dan Wawan A, Dewi M.(2011) Teori dan


Kesehatan Kerja (K3):Manajemen dan pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai