Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ULKUS KAKI DIABETIKUM

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Parktek Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :

Delika Glorianti Gogoan

A1C122117

CI INSTITUSI CI LAHAN

....................................................... .........................................................

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (FKK)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Ulkus diabetikum adalah salah satu komplikasi jangka panjang dari diabetes
melitus yang sering terjadi. Ulkus diabetikum terjadi karena adanya hiperglikemi pada
pasien diabetes melitus yang kemudian menyebabkan kelainan neuropati dan
pembuluh darah. Kelainan neuropati mengakibatkan berbagai perubahan kulit serta
otot, kemudian menyebabkan terjadi perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki
sehingga mempermudah terjadinya ulkus. Adanya risiko ulkus yang terinfeksi, maka
kemungkinan untuk amputasi menjadi lebih besar (Yulyastuti et al, 2021).
B. Anatomi fisiologi
Anatomo fisiologi menurut (Kartika, 2017) antara lain:
1. Anatomi Fisiologi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar
5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram.
Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung. Pankreas
merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan
maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan
yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan
yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan
bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.
2. Anatomi fisiolofis kulit
ulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya,
yaitu 15%dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata tebal kulit 1-2
mm. paling tebal (6mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis
(0,5mm) terdapat di penis. Bagian-bagian kulit manusia sebagai berikut:
a. Epidermis: Epidermis terbagi dalam empat bagian yaitu lapisan basal atau
stratum germinativium, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan
glanular atau stratum gronulosum, lapisan tanduk atau stratum korneum.
Epidermis mengandung juga: kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar
sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan
apokrin. Fungsinya mengatur suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan
cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat disemua daerah kulit, tetapi tidak
terdapat diselaput lendir. Seluruhnya berjulah antara 2 sampai 5 juta yang
terbanyak ditelapak tangan. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar
yang bermuara ke folikel rambut, terdapat diketiak, daerah anogenital. Puting
susu dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat diseluruh tubuh, kecuali di
telapak tangan, tapak kaki dan punggung kaki. Terdapat banyak di kulit
kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung
asam lemak, kolesterol dan zat lain.
b. Dermis : Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas
jaringan sukutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin
rapat (pars papilaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih longgar (pars
reticularis). Lapisan pars tetucularis mengandung pembuluh darah, saraf,
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
c. Jaringan subkutan, merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas
antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak
adalah limposit yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan sebkutan
mengandung saraf, pembuluh darah limfe. Kandungan rambut dan di lapisan
atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringan. Fungsi dari jaringan
subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan tempat
penumpukan energy.
C. Etiologi
Menurut (Supriyadi, 2017). Faktor resiko terjadinya ulkus kaki diabetik:
1. Umur
Ketika sekresi dan resistensi insulin menurun selama proses penuaan, fungsi
tubuh menurun secara fisiologis dan kemampuan tubuh untuk mengontrol
hiperglikemia menjadi kurang optimal sehingga menyebabkan makroangiopati
yang berdampak pada penurunan aliran darah. Salah satunya adalah pembuluh
darah besar atau sedang di kaki yang rentan terkena ulkus kaki diabetik.
2. Lama menderita DM ≥ 10 tahun
Ulkus kaki diabetes terutama disebakan oleh penderita DM yang telah menderita
>10 tahun, apabila kadar gula rendah dan tidak terkendali, maka akan muncul
komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler sehingga menyebabkan
makroangiopati dan mikroangiopati yang akan terjadi vaskulopati dan neuropati
yang menyebabakan menurun sirkulasi darah dan adanya robekan/luka pada kaki
penderita DM yang sering tidak terasa karena terjadinya gangguan neuropati
perifer.
3. Neuropati
Kadar gula darah yang tinggi dan diabiarkan lama akan menyebabkan gangguan
mikrosirkulasi, berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut
saraf yang menyebabkan degenerasi pada serabut saraf yang lebih lanjut akan
terjadi neuropati. Saraf yang sudah rusak tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak
dengan benar, sehingga penderita dapat kehilangan indra perasa selain itu
kelenjar keringat menjadi berkurang, kulit kering dan mudah robek. Neuropati
perifer berupa hilangnya rasa yang beresiko tinggi menyebabkan terjadinya lesi
yang kemudian berkembang menjadi ulkus kaki diabetes.
4. Obesitas
Pada obesitas dengan indeks massa tubuh >23 kg/mm (wanita) dan IMT > 25
kg/mm (pria) atau berat badan ideal yang berlebih sering menyebabkan resistensi
insulin. Jika ada insulin melebihi 10 U/ml, maka ini menunjukkan
hiperinsulinmia yang dapat terjadi aterosklerosis yang efeknya pada vaskulopati,
sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah sedang/besar pada tungkai yang
menyebabkan tungkai akan lebih mudah terjadi ulkus/gangrene sebagai bentuk
dari kaki diabetes.
5. Kadar gula darah tidak terkontrol
Kadar gula darah adalah hal yang tak bisah dipisahkan dari penderita DM. Kadar
gula darah yang tinggi mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
terjadinya penyembuhan luka. Pengontrolan kadar gula darah merupakan salah
satu bagian yang harus dilakukan untuk manajemen perawatan ulkus kaki
diabetik.
6. Kebiasaan merokok
Pada penderita DM yang merokok > 12 batang perhari mempunyai risiko tiga kali
untuk menjadi ulkus diabetik dibandingkan dengan penderita DM yang tidak
merokok.
7. Ketidakpatuhan diet DM
Kepatuhan diet DM merupakan faktor yang sangat penting untuk pengendalian
kadar gula darah, kolesterol, dan trigeliserida mendekati normal sehingga dapat
mencegah komplikasi kronik seperti ulkus kaki diabetes. kepatuhan diet penderita
DM mempunya fungsi yang sangat penting yaitu mempertahankan berat badan
tetap normal, memperbaiki profil lipid, menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik, memperbaiki sistem koagulasi darah, menurunkan kadar gula darah dan
meningkatkan sensitivitas reseptor insulin.

8. Pengobatan tidak teratur


Pengobatan rutin dan pengobatan intensif merupakan sala satu mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi kronik seperti ulkus kaki diabetik.
9. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik (olahraga) bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah,
memperbaiki sensitivitas terhadap insulin dan menurunkan berat badan
sehingga akan memperbaiki kadar gula darah. Dengan kadar gula darah tetap
normal maka akan mencegah komplikasi kronik DM. Olahraga rutin (lebih dari
3 kali dalam seminggu selama 30 menit) akan memperbaiki metabolisme
karbohidrat, berpengaruh positif terhadap metabolisme lipid dan sumbangan
terhadap penurunan berat badan.
10. Penggunaan alas kaki tidak tepat
Penderita diabetis tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, hal ini terjadi jika
tidak menggunakan alas kaki yang tepat dapat mempermudah terjadinya
trauma yang mengakibatkan ulkus diabetika, sehingga terjadi neuropati yang
mengakibatkan sensasi rasa berkurang atau hilang.
D. Patofisiologi
Salah satu akibat komplikasi kronik atau jangka panjang DM adalah ulkus
kaki diabetik. perkembangan ulkus kaki diabetik diawali dengan adanya
hiperglikemia pada pasien diabetes. Hiperglikemia ini menyebabkan terjadinya
neuropati dan kelainan pembuluh darah. Neuropati, baik motorik, sensorik, autonom
akan menyebabkan perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan
terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki yang akan mempermudah
terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi dapat menyebabkan luka yang
sangat luas yang mudah untuk infeksi. Kurangnya faktor aliran darah membuat
perawatan kaki diabetik menjadi sulit (Fitria, M. 2022).
E. Manifestasi klinik
Menurut (Supriyadi, 2017) berikut tanda dan gejala ulkus kaki diabetik
diantaranya:
1. Nyeri kaki saat istirahat
2. Sering kesemutan
3. Kerusakan jaringan (Nekrosis)
4. Sensari rasa berkurang
5. Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis, poplitea
6. Kulit kering
7. Kaki menjadi atrofi, dingin, dan kuku menebal
F. Klasifikasi
Klasifikasi diabetik menurut (Kartika, 2017)
1. Grade 0 : tidak ada luka terbuka, mungkin terdapat deformitas
atauselulitis
2. Grade 1 : ulkus diabetes superfisial (parsial atau full thicness), tetapibelum
mengenai jaringan
3. Grade 2 : ulkus meluas sampai ligmen, tendon, kapsula, sendi atau fasiadalam
tanpa abses atau osteomielitis
4. Grade 3 : ulkus dalam dengan abses, osteomielitis, atau sepsis sendi
5. Grade 4 : gangguan yang terbatas pada kaki bagian depan atau tumit
6. Grade 5 : gangren yang meluas meliputi seluruh kaki
G. Komplikasi
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus. Komlikasi ulkus diabetik Ratih et al (2020), yaitu:
1. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan
jangka pendek dari glukosa darah. Hipoglikemik dan ketoadosis diabetik masuk
ke dalam komplikasi akut
2. Komplikasi kronik. Yang termasuk dalam komplikasi kronik ini adalah
makrovaskuler dimana komplikasi ini menyerang pembuluh darah besar,
kemudian mikrovaskuler yang menyerang ke pembuuluh darah kecil bisa
menyerang mata (retinopati), dan ginjal. Komplikasi kronik yang ketiga yaitu
neuropati yang mengenai saraf. Dan yang terakhir menimbulkan gangren.
3. Komplikasi jangka panjang dapat juga terjadi antara lain, menyebabkan penyakit
jantung dan gagal ginjal, impotensi dan infeksi, gangguan penglihatan (mata
kabur bahkan kebutaan), luka infesi dalam , penyembuhan luka yang jelek.
4. Komplikasi pembedahan, dalam perawatan pasien post debridement komplikasi
dapat terjadi seperti infeksi jika perawatan luka tidak ditangani dengan prinsip
steril.
H. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Prasetya, R. G. (2017). Ada beberapa jenis pemeriksaan diagnostik
diabetes mellitus yaitu:
1. Tes gula darah sewaktu (GDS)
a. Normal : Berada dibawah 200 mg/Dl
b. Diabetes : Berada diatas 200 mg/dL
2. Tes gula darah puasa
a. Normal: kurang dari 100 mg/dL (5,6 mmol/L).
b. Prediabetes: antara 100 sampai 125 mg/dL (5,6 sampai 6,9 mmol/L).
c. Diabetes: 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih.
1. Postprandial Blood Glucose Test
a. Normal: kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L)
b. Diabetes: 180 mg/dl atau lebih
2. Tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Tolerance Test, OGTT)
a. Normal: kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L)
b. Prediabetes: 140-199 mg/dl (7.8 sampai 11 mmol/L)
c. Diabetes: 200 mg/dl atau lebih
3. Tes HbA1c
a. Diabetes: 6,5% atau lebih dan telah dilakukan lebih dari satu kali
b. Prediabetes: 5,7-6,7%
c. Normal: kurang dari 5,7%
I. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan ulkus kaki menurut (Kartika, 2017) adalah
1. Penatalaksanaan Medis
a. Obat hiperglikemik Oral
b. Insulin
c. Pembedahan
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Diet: Diet harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b. Latihan: Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan
– jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c. Pemantauan: Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara
mandiri dan optimal.
d. Terapi insulin: Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali
sesudah makan dan pada malamhari.
e. Penyuluhan kesehatan: Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai
edukasi bagi penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda
gejala komplikasi pada dirinya dan mampu menghindarinya.
f. Nutrisi: Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka
debridement, karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy
yang dikeluarkan.
g. Stress Mekanik: Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah
seperti bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika
diperlukan.
J. WOC (Web Of Causation) sesuai keadaan pasien
Faktor lingkungan

DM Tipe II

Kadar gula dalam darah meningkat

Aliran dara ke penurunan kemampuan Kerusakan kulit


Berkurang berjalan luka + bau +

Neuropati Nyeri Tempat pelabuhan


kuman

Gangguan
mobilitas fisik
Sistem Imun
Gangguan
Kurang
integritas kulit

Resiko infeksi
II. ASUHAN KEPEARAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan,agama, pekerjaan, suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal
masuk,ruangan, no.register, diagnosa medis.
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke RS dengan keluhan utama
poliphagia,polidipsia, poliuria dan penurunan berat badan. Keluhan
lemah,kesemutan gatal-gatal, penglihatan kabur, dan seringkali sudah
terjadigangrene
b. Riwayat penyakit sekarang
Mencakup data sejak kapan dirasakan keluhan sampai keluhan
yangdirasakan saat ini.
c. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat klien pernah mengalami sakit apa saja
danusahakan / tindakan klien untuk mengurangi dan mengantisipasi
penyakittersebut.
d. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang pernah
menderitapenyakit seperti ini, penyakit yang menyertai, siapa dan apakah
sembuhatau meninggal
3. Dasar Data Pengkajian Klien
a. Aktivitas Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan kram otot, tonus
ototmenurun. Gangguan tidur atau istirahat.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
denganaktivitas. Letargi atau disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi,Infark.Myocard Akut,
Klaudikasi,kebas, dan kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki,
penyembuhanyang lama.
Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural; hipertensi. Nadi
yang menurun atau tak ada. Disritmia. Kulit panas, kering dan
kemerahan,bola mata cekung.
c. Integritas Ego
Gejala : Stres tergantung pada orang lain. Masalah finansial
yangberhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa
nyeriterbakar. Kesulitan berkemih (infeksi). ISK baru, berulang. Nyeri
tekan abdomen.
Tanda :Urine encer, pucat, kuning; poliuri (dapat berkembang
menjadioliguria , anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine
berkabut, baubusuk (infeksi). Abdomen keras, adanya ascites. Bising usus
lemah danmenurun; hiperaktif (diare)
e. Makanan dan minum
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual-muntah. Tidak mengikuti
diet;peningkatan masukan glukosa, karbohidrat. Penurunan berat badan
lebihdari periode beberapa hari atau minggu. Haus. Penggunaan diuretic
(tiazid).
Tanda: Kulit kering-bersisik, turgor jelek. Kekakuan distensi
abdomen,muntah. Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan 31 metabolic
denganpeningkatan gula darah). Bau halitosis,manis, bau buah (napas
aseton).
f. Neurosensori
Gejala: Pusing atau pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemahan
padaotot, parestesia. Gangguan penglihatan.
Tanda :Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor, koma (tahap
lanjut).Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental. Refleks
TendonDalam (RTD) menurun (koma). Aktivitas kejang (tahap lanjut dari
DKA).
g. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang-berat).
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati -hati.
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan tanpa
sputumpurulen (tergantung adanya infeksi / tidak).
Tanda: Lapar udara.Batuk dengan tanpa sputum purulen
(infeksi).Frekuensi pernapasan
i. KeamananGejala : Kulit kering, gatal; ulkus kulit.Tanda : Demam,
diaforesis. Menurunnya kekuatan umum / rentang gerak.Parestesia /
paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan.
j. SeksualitasGejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten
pada pria;kesulitan orgasme pada wanita
k. Penyuluhan / PembelajaranGejala : Faktor resiko keluarga; diabetes
mellitus, penyakit jantung,stroke, hipertensi, fenobarbital, penyembuhan
yang lambat. Penggunaanobat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin
dan dapat meningkatkankadar glukosa darah. Pertimbangan : menunjukkan
rata lama dirawat ; 5 –9 hari. Rencana Pemulangan : Mungkin
memerlukan bantuan dalampengaturan diet, pengobatan, perawatan
diri, pemantauan terhadapglukosa darah.
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah : Meningkat 100-200 mg/dl atau lebih.
b. Aseton plasma (keton) : Positif secara mencolok
c. Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolaritas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/L
e. Elektrolit : Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun.
f. Kalium: Normal atau peningkatan semu (perpindahan
seluler),selanjutnya akan menurun.
g. Fosfor : Lebih sering menurun
h. Haemoglobin glikosilat:Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normalyang mencerminkan 4 bulan terakhir (lama hidup SDM) dan
karenanyasangat bermanfaat dalam membedakan adekuat versus DKA
yang berhubungan dengan insiden (mis. ISK baru).
i. Gas darah arteri:Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
padaHCO3- (asidosis alkalosis respiratorik).
j. Trombosit darah:Ht mungkin meningkat (dehidrasi);
leukositosis,hemokonsentrasi, merupakan infeksi.
k. Ureum atau Kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi
/penurunan fungsi ginjal)
l. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan
adanyapankreatitis akut sebagai penyebab
m. Insulin darah : Mungkin menurun atau bahkan sampai tidak ada (pada tipe
I)atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensiinsulin atau gangguan dalam penggunaannya
(endogen/eksogen). Resisteninsulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibodi(autoantibodi)
n. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid
dapatmeningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
o. Urine: Gula dan aseton positif ; berat jenis dan osmolaritas
mungkinmeningkat
p. Kultur & sensitivitas: Kemungkinan adanya ISK, infeksi pernapasan
daninfeksi pada luka.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.Inflamasi,
iskemia, neoplasma) (D.0077)
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahanf (D.0056)
3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan neuropati perifer (D.0129)
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (mis. DiabetesMellitus)
(D.0142)
5. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan hiperglikemia (D.0009)
6. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan denganresistensi
insulin (D.0027)
C. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Nyeri Akut Tujuan : Setelah Observasi
berhubungan dilakukan tindakan a. Identifikasi lokasi,
dengan agen keperawatan karakteristik, durasi,
pencedera diharapkan tingkat frekuensi, kualitas dan
fisiologis nyeri menurun Kriteria intensitasnyeri
(mis.Inflamasi, Hasil : b. Identifikasi skala nyeri
iskemia, a. Keluhan nyeri c. Identifikasi respons nyeri
neoplasma) menurun non verbal
b. Meringis d. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
c. Sikap protektif memperingan nyeri
menurun e. Monitor efek samping
d. Gelisah menurun penggunaan analgetik
e. Kesulitan tidur Teraupetik
menurun a. Berikan teknik
f. Berfokus pada nonfarmakologis untuk
diri sendiri mengurangi rasa nyeri
menurun (mis.TENS, hipnosis,
g. Tekanan darah kompres hangat/dingin)
membaik b. Kontrol lingkungan yang
h. Pola napas memperberat rasa nyeri
membaik (mis. Suhu
ruangan,pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
d. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik

D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
olehperawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapikestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yangdiharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhanklien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategiimplementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Suprihatin et. al. 2018)
E. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan
terencanatentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukanberkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.Evaluasi keperawatan mungukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaantindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
klien.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakankeperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
(Veranita et al. 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, M. (2022). Hubungan usia dan jenis kelamin dengan kepatuhan kontrol gula darah
puasa pasien diabetes mellitus di puskesmas ngrago. Kesehatan, 12(8.5.2017), 2003–
2005.
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki Diabetik. Continuing Medical Education -
Cardiology, 44(1), 18–22.
Mulyani, S. (2017). Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Abdi Sistematika.
Prasetya, R. G. (2017). Gambaran kepatuhan kontrol gula darah pada pasien DM tipe II.
Jurnal Kesehatan, 6–18.
Ratih et al, 2020. (2020). Buku Saku Diabetes untuk Awam. November.
Suprihatin et. al. 2018. Gambaran resiko ulkus kaki pada penderita DM diwilayah solo raya.
Surakarta
Veranita et al. (2016). Hubungan Antara Kadar Glukosa darah Dengan Derajat Ulkus Kaki.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3 No 2(2355), 44–50.
Yulyastuti, Dyah Ayu; Maretnawati, Evy; Amirudin, Farid; Suwandari, Iin; Rofiin,
Mohamad; Wardani, Ratna; Suhita, Byba Melda; Katmini; Koesnadi; Suprapto, S. I.
N. (2021). Pencegahan dan Perawatan Ulkus Diabetikum. In Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952.

Anda mungkin juga menyukai