OLEH :
Muhammad Tabrani
NIM. 2114401110032
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Dermis : dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan
sukutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalinrapat (pars
papilaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih longgar (parsreticularis). Lapisan
pars tetucularis mengandung pembuluh darah, saraf,rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.
Jaringan subkutan, merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batasantara
jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyakadalah limposit yang
menghasilkan banyak lemak. Jaringan sebkutanmengandung saraf, pembuluh
darahlimfe.Kandungan rambut dan dilapisanatas jaringan subkutan terdapat kelenjar
keringan. Fungsi dari jaringansubkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap
trauma
Pengertian
Diabetic Foot Ulcer (DFU) merupakan salah satu komplikasi kronik daridiabetes
melitus yang paling ditakuti. DFU adalah penyakit pada kakipenderita diabetes dengan
karakteristik adanya neuropati sensorik, motorik,otonom serta gangguan makrovaskuler
dan mikrovaskuler. DFU merupakanmorbiditas dan penyebab utama penderita diabetes
dirawat di rumah sakit.Ulkus, infeksi, gangren, amputasi, dan kematian merupakan
komplikasisignifikan yang tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan
perawatanyang lebih lama. Diperlukan pendekatan multidisipliner untuk
mengatasipenyakit DFU. Amputasi merupakan konsekuensi yang serius dari
DFU.Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun setelah amputasi, dansebanyak
37% akan meninggal 3 tahun pasca amputasi. Bila dilakukandeteksi dini dan
pengobatan yang adekuat akan dapat mengurangi kejadiantindakan amputasi. Ironisnya
evaluasi dini dan penanganan yang adekuat dirumah sakit tidak optimal. Perhatian yang
lebih pada kaki penderita DM danpemeriksaan secara reguler diharapkan akan
mengurangi kejadiankomplikasi berupa ulkus diabetik, yang pada akhirnya akan
mengurangi biayarawat dan kecacatan. Oleh karena itu perlu peningkatan
pemahananmengenai diagnosis DFU yang kemudian dilanjutkan
denganpenatalaksanaan yang optimal. Ulkus diabetik (diabetic ulcers) sering kali
disebutdiabetics foot ulcers,luka neuropati, luka diabetik neuropati. Ulkus/luka diabetik
atau neuropatiadalahluka yang terjadi pada pasien yang diabetik, melibatkan
gangguanpada saraf perifer dan otonomik (Suriadi, 2004 dalam Maryunani,
2015).Ulkus/luka kaki diabetes adalah luka yang terjadi pada kaki penderitadiabetes,
dimana terdapat kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetesmellitus yang tidak
terkendali. (Tambunan, M, 2007 dalam Maryunani, 2015). Ulkus kaki diabetik adalah
kerusakan sebagian (partial thickness) ataukeseluruhan (full thickness) pada kulit yang
dapat meluas ke jaringan dibawah kulit, tendon, otot, tulang, atau persendian yang
terjadi padaseseorang yang menderita penyakit diabetes mellitus. Kondisi ini timbul
Etiologi
Penyebab kejadian ulkus diabetik adalah multifaktor atau terdapat tiga faktor
utama yang menyebabkan terjadinya lesi kaki pada diabetik, yaitu kombinasi
dari (Maryunani, 2015):
Neuropati perifer(polineuropati).
Gangguan vaskuler atau iskemia (mikro dan makro-angiopati), dimana
iskemia jangka panjang menyebabkan nekrosis(gangren).
Peningkatan faktor risiko infeksi pada penderita.
Patofisiologi
Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Diabetes
seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah.
Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan
penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang
buruk ikut berperan terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah
oksigen dan nutrisi yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya, perfusi
jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang
kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan
tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, metabolik dan faktor
risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia) ternyata mempunyai
dampak negatif yang luas bukan hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga
terhadap metabolisme protein dan lemak yang dapat menimbulkan pengapuran dan
penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran
pembuluh darah besar dan kecil., yang mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik,
pemberian makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah
terutama derah kaki.
Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk
merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat
berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari
akibat adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya
dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.
Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes lebih
rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan
membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%.
Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama
bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol
baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi
melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka
sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak.
Tanda dan Gejala
1.Eritema (kulit dengan warna kemerahan hingga keunguan) yang makinmeluas
2.Edema(bengkak)
3.Cairan berubah purulent (menjadinanah)
4.Nyeri yang lebihsensitif
5.Peningkatan suhu tubuh
6.Peningkatan jumlah sel darah putih (pada hasil pemeriksaanLaboratorium
7.Timbul bau yang khas Ulserasi dan amputasi kaki diabetik merupakan hasil
komplikasidiabetesseperti penyakit arteri perifer atau
peripheral arterial disease.
(PAD) dan neuropati (lihat Gambar 2.4). PAD juga dikenal sebagaipenyakit vaskular
perifer adalah masalah peredaran darah yangmenyebabkan penyempitan arteri sehingga
aliran darah ke tubuh bagianbawah berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan sirkulasi
oksigen yangburuk dan penurunan pengiriman obat-obat sehingga berdampak
padalamanya penyembuhan dan meningkatkan risiko
ulserasi(Grinspun,2013).Neuropati terjadi saat saraf dari sistem saraf perifer rusak (oleh
diabetes sehinngga dapat menyebabkan hilangnya sensasi,perubahan kulit, deformitas
dan keterbatasan mobilitas bersama kaki. Biladikombinasikan dengan faktor lain,
seperti perawatan diri yang tidakmemadai, kontrol glukosa yang buruk, penggunaan alas
kaki yang tidaktepat, obesitas dan
Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada Kaki Diabetik diantaranya adalah infeksi kulit dan
tulang, abses, gangrene, deformitas, sampai pada amputasi. Infeksi pada kaki diabetic
jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan infeksi struktur yang lebih dalam
sampai mencapai tulang dan struktur sekitarnya. Kaki diabetic yang disertai dengan
gangren umumnya terjadi akibat gangguan pembuluh darah yang mensuplai darah ke
jari kaki, dimana saat aliran darah ini terganggu dapat terjadi kematian jaringan yang
disuplai. Kerusakan saraf yang terjadi pada diabetes dapat melemahkan otot-otot kaki
sehingga menyebabkan masalah anatomi kaki seperti munculnya kepala metatarsal yang
menonjol, lengkungan kaki yang tinggi sehingga memperberat kondisi kaki diabetic
Prognosis
-Osteomyelitis (infeksi pada tulang)
-Sepsis
-Kematian (Soegondo,2006)
Pemeriksaan Khusus dan Penunjang
Menurut Hariani, L dan Perdanakusuma, D., 2015 dalam Aini & Aridiana,
2016,pemeriksaan diabetes mellitus meliputi beberapa hal berikut.a.Tanda
neuropati perifer, meliputi hilangnya sensasi rasa getar dan posisi,hilangnya
refleks tendon dalam, ulserasi tropik,
foot drop
, atrofi otot, danpembentukan kalus hipertropik khususnya pada daerah
penekananmisalnya padatumit.b.Status neurologis, dapat diperiksa dengan
menggunakan
monofilament Semmes-Weinsten
untuk mengetahui apakah penderita masih memiliki“sensasi protektif”.
Pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal jikapenderita tidak dapat merasakan
sentuhan monofilamen ketika ditekankanpada kaki dengan tekanan yang cukup
sampai monofilamenbengkok.c.Hasil pemeriksaan darah menunjukkan
leukositosis yang mungkinmenandakan adanya abses atau infeksi lainnya pada
kaki. PenyembuhanIuka dihambat oleh adanya anemia. Adanya insufisiensi
arterial yang telahada, keadaan anemia menimbulkan nyeri
saatistirahat.d.Pemeriksaan profil metabolik yang meliputi pengukuran kadar
glukosadarah, glikohemoglobin, dan kreatinin serum dapat membantu
dalammenentukan kecukupan regulasi glukosa dan fungsiginjal.e.Pemeriksaan
foto polos pada kaki diabetik dapat menunjukkandemineralisasi dan sendi
Charcot serta adanyaosteomielitis
Penatalaksanaan Medis
Menurut Levin(1988), penatalaksanaan ulkus kaki diabetic memerlukan pengobatan yang agresif
dalam jangka pendek, hal tersebut mencakup:
a.Debridement local radikal pada jaringan sehat.
b.Terapi antibiotic sistemik untuk memerangi infeksi, diikuti tes sensitivitas antibiotic,
contohnya :
Untuk infeksi M.chelonei dapat digunakan quinolon (ciprofloxacin, ofloxacin), sulfonamides.
Untuk infeksi M. fortuitum dapat digunakan quinolon dan B-lactams cefloxitin.
Untuk infeksi M. haemophilum, M.Non-Chronogenicum, M. ulcerans yang paling umum
digunakan adalah quinolon G.
Beberapa obat lain yang biasa digunakan pada kasus kaki diabetic adalah insulin, neurotropik,
kompres luka, obat anti trombosit, neuromin, dan oksoferin solution.
c.Kontrol diabetes untuk meningkatkan efisiensi sistem imun.
d.Posisi tanpa bobot badan untuk ulkus plantaris
Adapun usaha pengelolaan kaki diabetik guna menyelamatkan dari amputasi secara umum:
1.Memperbaiki kelainan vaskular yanga ada.
2.Memperbaiki sirkulasi.
3.Pengamatan kaki teratur.
4.Pengelolaan pada masalah yang timbul(pengobatan vaskularisasi, infeksi, dan pengendalian
gula darah).
5.Sepatu khusus.
6.Kerjasama tim yang baik
7.Penyuluhan pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum:
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda – tanda vital.
- Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
- Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban
dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
- Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi
infeksi.
- Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,
hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
- Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan
berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
- Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
- Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah
dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
- Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat,
kacau mental, disorientasi.
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan
dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :
hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
2. Diagnosa Keperawatan
-Nyeri Akut b.d Agen Injury Biologis
-Kerusakan integritas jaringan kulit b.d nekrosis luka diabetic
-Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur bentuk tubuh
No DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri Akut b.d Agen Tujuan :
Injury Biologis Setelah di lakukan tindakan 2 x 1. Monitor tanda tanda vital
24 jam diharapkan pasien 2. Observasi ketidak nyamanan non
mampu mempertahan fungsi verbal
paru secara normal 3. Lakukan pengkajian yang
Kretia Hasil : komphensif(meliputi
1. Mampu mengontrol nyeri lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi
2. Melaporkan bahwa nyeri 4. Ajarkan Teknik non farmakologi
berkurang dengan misalnya relakssai,distraksi,nafas
menggunakan manajemen dalam
nyeri 5. Kolaborasi dengan tenaga medis
untul pemberian analgesic
3. Evaluasi hasil
Dengan melakukan observasi pada klien dan berkolaborasi dengan tim kesehatan
untuk melakukan asuhan keperawatan adalah bertujuan untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana asuhan keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang. Maka dari itu diperlukan pengetahuan tentang kesehatan,
patofisiologi, dan strategi evaluasi dll.
DAFTAR PUSAKA
\
LEMBAR PERSETUJUAN
Muhammad Tabrani
Menyetujui
Preseptor Akademik Preseptor Klinik