DISUSUN OLEH :
NAMA : MISLIYANTI
NIM : 11409719023
TINGKAT : II (DUA)
SEMESTER : III (TIGA)
Nama : Misliyanti
NIM : 11409719023
Ruangan : Poli Kaki Diabet
Misliyanti
NIM : 11409719023
Menyetujui
Ulkus diabetik (diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers, luka
neuropati, luka diabetik neuropati. Ulkus/luka diabetik atau neuropati adalah luka
yang terjadi pada pasien yang diabetik, melibatkan gangguan pada saraf perifer
dan otonomik (Suriadi, 2004 dalam Maryunani, 2015). Ulkus/luka kaki diabetes
adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes, dimana terdapat kelainan
tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali. (Tambunan, M,
2007 dalam Maryunani, 2015).
Penyebab kejadian ulkus diabetik adalah multifaktor atau terdapat tiga faktor
utama yang menyebabkan terjadinya lesi kaki pada diabetik, yaitu kombinasi dari
(Maryunani, 2015):
1. Neuropati perifer(polineuropati).
2. Gangguan vaskuler atau iskemia (mikro dan makro-angiopati), dimana iskemia
jangka panjang menyebabkan nekrosis(gangren).
3. Peningkatan faktor risiko infeksi padapenderita.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi ulkus diabetik diperlukan untuk berbagai tujuan, diantaranya yaitu
untuk mengetahui gambaran lesi agar dapat dipelajari lebih dalam tentang
bagaimana gambaran dan kondisi luka yang terjadi. Terdapat beberapa klasifikasi
luka yang sering dipakai untuk mengklasifikasikan luka diabetes dalam penelitian-
penelitian terbaru, diantaranya termasuk klasifikasi Kings College Hospital,
University of Texas klasifikasi, klasifikasi PEDIS. Terdapat dua sistem klasifikasi
yang paling sering digunakan, dianggap paling cocok dan mudah digunakan yaitu
klasifikasi menurut Wagner-Meggitt dan University of Texas (Jain, 2012)
Klasifikasi Wagner-Meggit dikembangkan pada tahun 1970-an, digunakan secara
luas untuk mengklasifikasi luka pada kaki diabetes, di kutip oleh Kartika (2017)
membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu :
1. Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti “claw, callus (Simptom pada kaki seperti
nyeri)
2. Derajat I : Ulkus superficial terbatas pada kulit
3. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
4. Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis
5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau Tanpa
osteomielitis
6. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
Neuropati terjadi saat saraf dari sistem saraf perifer rusak (oleh diabetes
sehinngga dapat menyebabkan hilangnya sensasi, perubahan kulit, deformitas
dan keterbatasan mobilitas bersama kaki. Bila dikombinasikan dengan faktor
lain, seperti perawatan diri yang tidak memadai, kontrol glukosa yang buruk,
penggunaan alas kaki yang tidak tepat, obesitas dan kurangnya penggunaan
sumber daya yang tepat waktu, perubahan neuropati ini dapat menyebabkan
ulserasi kaki (Grinspun, 2013).
KadarGlukosa
TidakTerkendali Aterosklerosis/peny Keb
umbatanpembuluh al
Sirkulasi!aringan Dis
M o t or i k S en s or i k o t on om i menurun da
!ar
Iskemik ter
Kelemahan Kehilangan Keringat
otot/Atropi sensasipada berkurang
Deformitas ekstremitas/ Kulitkering,
Nekrosis jaringan
Tekanan traumatidak rusak
berlebihan terasa penurunansaran
padaplantar simpatik Ulkus
(perubahan Diabetikum
Regulasi aliran
Darah)
hilangatauberkuran
Pembusukandan nadipadaarteridor
Ulserasi- pengeluaran pedis,tibialis,popte
Ulkus prostaglandin Kaki menjadiatrofi,d
Dan kuku mene
Merangsang
Reseptor nyeri Gangguan Pe
Jarinag
Serotoninbradikinin
Keluar-merangsang
Ujung saraf
Kerusakan inte
Gg, rasa nyaman kulit
Gangguan pola tidur
Nyeri
G. PATHWAY
H. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari ulkus diabetik juga dapat diketahui dari hal-hal
berikut (Maryunani, 2015).
Kehilangan
sensasi pada
kaki. Umum
terjadi pada
penderita
DM.
(Soegondo, 2006)
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Identitaspenderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. KeluhanUtama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada
umumnya keluhan utamanya yakni adanya rasa kesemutan pada
kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang
tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri padaluka.
c. RiwayatKesehatan
1) Riwayat KesehatanSekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-
gatal pada kulit yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-
sembuh,kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan tubuh.
Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi, anorexia,
mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri
perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah
impoten pada pria.
2) Riwayat KesehatanDahulu
a). Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan
diabetesgestasional
b). Riwayat ISK berulang
c). Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid),
dilantin danpenoborbital.
d). Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
3) Riwayat KesehatanKeluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
d. PemeriksaanFisik
1) Aktifitas/istirahat
Gejala :Lemah, letih, sulit bergera/berjalan, kram otot,
tonus otot menurun, gangguan istirahat dan tidur.
Tanda :Takikardi, takipnea pada keaadaan istirahat atau
denganaktifitas.
40
2) Sirkulasi
Gejala :Adanya riwayat hipertensi, kebas, dan
kesemutan padaekstremitas
Tanda :Takikardi, nadi yang menurun, perubahan
tekanan darah postural, distritmia, kulit panas,
kering, dan kemerahan bola mata cekung
3) Integritasego
Gejala :Sress, tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengankondisi
Tanda :Ansietas,peka
rangsang
4) Eliminasi
Gejala :Perubahan pola berkemih (poliuri), nokturi
Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan
abdomen
Tanda :Urin encer, pucat kuning, poliuri, urin berkabut,
bau busuk (infeksi), abdomen keras adanya
ansites, bising usus lemah danmenurun.
5) Makan/cairan
Gejala :Hilang nafsu makan, mual muntah, tidak
mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat, penuruna berat badan
lebih dari periode, beberapa hari/minggu,haus
Tanda :Kulit kering, turgao kulit jelek,
kekakuan/distensi abdomen, muntah,
pembesaran tyroid, bauholitosis
41
6) Neurosensoris
Gejala :Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas
kelemahan pada otot, parestesia,
gangguanpenglihatan
Tanda :Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma
(tahap lanjut), gangguan memori, reflek tendon
dalam (RTD) menurun (koma)
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala :Abdomen yang tegang/nyri (sedang danberat)
Tanda :Wajah meringis dengan palpitasi, tampak
sangat berhati-hati
8) Pernapasan
Gejala :Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan
dan tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atautidak)
Tanda :Batuk, dengan dan tanpa sputum purulen
(infeksi), frekuensipernapasan
9) Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkuskulit
Tanda :Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi/ulserasi,
menurunnya kekuatan umum/rentang gerak,
parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukuptajam)
10) Seksualitas
Gejala :Rabas vagina (cendrung infeksi), masalah
impoten pada pria, kesulitan organme
padawanita
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Gula darah meningkat > 200mg/dl
2) Aseton plasma (aseton) : positif secaramencolok
3) Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 mosm/lt
4) Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO 3 (asidosis
metabolik)
5) Alkalosisrespiratorik
6) Trombosit darah : mungkin meningkat
7) (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan
respon terhadapstress/infeksi.
8) Ureum/kreatinin mungkin meningkat/normal
lochidrasi/penurunan fungsiginjal.
9) Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe
I), normal sampai meningkat pada tipe II yang
mengindikasikan insufisiensi insulin.
10) Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin
meningkat.
11) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih, infeksi padaluka
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik
adalah sebagai berikut : 51
E. EVALUASI
Aini, N., & Aridiana, L. M. (2016). Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin
dengan Pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan