Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Parktek Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :

Delika Glorianti Gogoan

A1C122117

CI INSTITUSI CI LAHAN

....................................................... .........................................................

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (FKK)

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
I. Konsep dasar
A. Definisi
Low Back Pain (LBP) merupakan keluhan yang sering terjadi di
prakteksehari-hari. LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah,
dapatmerupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya.
Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat menjalar pada daerah lain
atausebaliknya. Nyeri yang berasal dari daerah lain akan dirasakan pada punggung
bawah (refered pain). Walaupun LBP jarang fatal namun nyeri yang
dirasakanmenyebabkan penderita mengurangi kemampuan (disabilitas)
yaituketerbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam
produktifitas (Astuti & Koesyanto 2019).
B. Anatomi fisiologi
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yangmembentuk
punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di
antaranya bergabung membentuk bagian sacral dan 4 tulangmembentuk tulang ekor
(coccyx). Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulangyang dibagi menjadi 7 tulang
cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks ataudada) dan 5 tulang lumbal. Struktur
umum Sebuah tulang punggung terdiri atasdua bagian yakni bagian anterior yang
terdiri dari badan tulang atau corpusvertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari
arcus vertebrae. Arcusvertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua
lamina, sertadidukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis,
procesustransversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang
yangdisebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini
akanmembentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau
medullaspinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang
disebutforamen intervertebrale (Fitrina 2018).
Gambar 1. Anatomi fisiologi LBP
C. Etiologi
Low back pain disebabkan oleh beberapa kelainan pada tulang belakang, otot,
diskus intervertebralis, sendi, maupun struktur penyokong lainnya yang ada pada
tulang belakang, regangan pada lumbosakral bersifat akut, kelemahan pada otot dan
ketidakstabilan ligamen lumbosakral, osteoathritis tulang belakang, stenosis tulang
belakang, ketidaksamaan diskus intervertebra, penyebab lain seperti lansia
(perubahan struktur tulang belakang), gangguan ginjal, masalah pada pelvis, tumor
retroperineal, aneurisma abdominal serta masalah psikosomatik (Muttaqin, 2011).
Gejala low back pain pada setiap individu yang merasakannya berbeda – beda. Pada
dasarnya individu merasakan nyeri saat berbaring, namun ada yang mengatakan
tidur tidak menimbulkan nyeri. Namun pada umumnya low back pain dirasakan
ketika individu membungkuk atau mengangkat beban yang terlalu berat dan
mengadahkan tubuh kebagian belakang. Pada minggu ke 2-4 minggu episode akut
akan berangsur sembuh. Rentang nyeri pada masing – masing individu berbeda
(Helmi, 2019).
D. Patofisiologi
Ada dua jenis terjadinya nyeri LBP (Fitrina 2018). yaitu:
1. Nyeri Nosiseptif
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum,
1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa daridiskus
intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot.Semua bangunan
tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus
(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsangoleh sebagian stimulus
lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagaimediator inflamasi dan
substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsinyeri, hiperalgesia
maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan
berlangsung proses penyembuhan
2. Nyeri Neurepatik
Pada LBP Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkanoleh
lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yangsering
ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syarafoleh karena
Hernia Nukleus Pulposus (HNP), penyempitan kanalisspinalis, pembengkaan
artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro(misalnya penderita
osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya

E. Klasifikasi
Klasifikasi LBP menurut (Bull dan Archard, 2021) sesuai dengan waktu
terjadinya nyeri berlangsung, yaitu:
1. Nyeri akut yang tajam, dalam dan langsung atau tiba-tiba. Seseorang tidak dapat
beristirahat dengan tenang dan setiap kali bergerak bagian punggung yang sakit
bertambah nyeri yang terjadi selama kurang dari 8 minggu.
2. Nyeri kronis yang terus menerus dan cenderung tidak berkurang. Nyeri biasanya
terjadi dalam beberapa hari tetapi kadang kala membutuhkan waktu selama satu
atau bahkan beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri berulang akan tetapi untuk
kekambuhan bisa ditimbulkan dari aktivitas fisik yang sederhana.
F. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala terjadinya LBP yaitu:
1. Sakit
2. Kekakuan
3. Rasa baal / mati rasa
4. Kelemahan
5. Rasa kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum)
G. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi terjadinya LBP yaitu:
1. Tidak bisa menjalankan aktivitas.
2. Bedrest dalam waktu yang lama. Bedrest dalam waktu yang lama juga bisa
memicu terjadinya komplikasi baru seperti deep vein thrombosis (DVT).
3. Nyeri atau ketidaknyamanan kronis.
4. Kerusakan saraf permanen (akibat saraf terjepit), termasuk kelumpuhan.
5. Cacat fisik permanen.
6. Respon fisiologis dan psikologis terhadap nyeri kronis.
7. Kualitas hidup yang buruk.
H. Pemeriksaan diagnostik
Menurut (Borenstien, D.G., 2020). Pemeriksaan diagnostik yang dapat di lakukan
yaitu:
1. Neurofisiologika.
a. Electromyography (EMG)
b. Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebihdari
3-4 mingguc.
c. Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis,
pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan
d. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanaldan
mielopati spinal.
2. Radiologika.
a. Foto polos.
b. Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
c. Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
d. Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
e. Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP
perlengketanf.
f. Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3. Laboratoriuma.
a. Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP),
faktorrematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
b. Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
c. Likuor serebrospinal (atas indikasi)
I. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan menurut (Bull dan Archard, 2021) Antara
lain:
1. Penatalaksanaan Medis
a. Formakoterapi
1) NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri
berat),injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
2) NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin,karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker
(klonidin, prazosin),opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif nonbedah
1) Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
2) Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung
bawahyang intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
1) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu:
nyeri berat/intractable / menetap / progresif
2) Defisit neurologik memburuk
3) Sindroma kauda
2. Penatalaksanaan Keperawatan.
a. Informasi dan edukasi.
b. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur,
modalitastermal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan
berat badan posisi tubuh dan aktivitas.

J. WOC (Web Of Causation)


LOW BACK PAIN

Gangguan muskuloskeletal

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap goncangan vertikal

Otot abdominal fibrokartilago padat dan


Dan toraks melemah tidak teratur

Mobilitas fisik Sendi kaku Pola tidur terganggu


Terganggu

Gangguan Nyeri Dipersendihan Mengelu sulit tidur


Mobilitas fisik

Nyeri akut Gangguan pola tidur


II. Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan menurut (Arief, M., 2018) yaitu:
A. Pengkajian
1. Identitas: Nama, umur, jenis kelamin, status
2. Riwayat penyakit:
1) Keluhan Utama
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit sebelumnya
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Sistem persepsi dan sensori
3) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
4) Sistem pernafasan
5) Sistem kardiovaskuler
6) Sistem Gastrointestinal
7) Sistem Perkemihan
8) Pola fungsi kesehatan
9) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
10) Pola aktifitas dan latihan
11) Pola nutrisi dan metabolisme
12) Pola tidur dan istirahat
13) Pola kognitif dan perceptual
14) Pola toleransi dan koping stress
15) Pola hubungan dan peran
16) Pola nilai dan keyakinan
B. Diagnosa, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
1. Diagnosa
a. Nyeri akut b.d spasme otot,masalah muskuloskeletal,tekanan saraf
b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal,
kekakuansendi, kontraktur.
c. Gangguan pola tidur b.d restraint fisik
2. Intervensi

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi
berhubungan Tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
dengan agen selama 1x24 jam karakteristik, durasi,
pencedera fisik diharapkan nyeri yang frekuensi, kualitas,
dirasakan pasien menurun Intensitas nyeri
dengan kriteria hasil : Identifikasi respons
Kriteria hasil nyeri non verbal
 Keluhan nyeri 2. Identifikasi faktor
menurun yang memperberat
dan memperingan
nyeri
3. Identifikasi
pengetahuan dan
keyaninan tentang
nyeri
4. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
Terapeutik
1. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
2. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyerl
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

3. Implementasi keperawatan
Merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan.
Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri dan bukan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan dengan keputusan
bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain (PPNI,2017)
4. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan.tahap evaluasi dalam
proses keperawatan mengangkut pengumpulan data subjektif dan objektif yang
merupakan apakah tujuan asuhan keperawatan suda tercapai sepenuhnya,
sebagian atau belum tercapai, serta menentukan masalah apa yang perluh dikaji,
direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah
untuk memberikn umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan
mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang
diberikan hasilnya dengan standar yang telah diberikan terlebih dahulu. Adapun
tahapan dari evaluasi yang terdiri dari SOAP. (PPNI,2017)
SOAP digunakan dalam asuhan keperawatan untuk mendokumentasikan catatan
perkembangan pasien
S (subjektif) : yakni segalah bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien
O (objektif ) : yakni data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh perawat
atau tenaga kesehatan lain
A (analisis) : yakni kesimpulan dari objektif dan subjektif
P (perencanaan) : yakni rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis
C. Masalah keperawatan
1. Nyeri akut
2. Kerusakan mobilitas fisik
3. Gangguan pola tidur
DAFTAR PUSTAKA
Astuti & Koesyanto 2019. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta : UNS Press.
Fitrina 2018.Peranan Relaksan Otot pada Pasien Nyeri Punggung Bawah. Lab.Ilmu
Penyakit Syaraf FKUGM. Yogyakarta
Borenstien, D.G., 2020. Epidemiology, Etiology, Diagnostic, Evaluation, and
Treatment of Low Back Pain.Curr Opin Rheumatol, pp. 128-34.
Helmi, 2019.Management of low back pain. BMJ 2001;337: a2718.
Harsono,(2020).Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II,
Lippincot,Philadelphia, 2020
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnosis. DPP PPNI : Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. DPP PPNI : Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. DPP PPNI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai