Anda di halaman 1dari 7

BAB I

1) LAPORAN PENDAHULUAN SARAF LBP (LOW BACK PAIN)


NYERI PUNGGUNG
A. Pengertian
Low Back Pain adalah salah satu masalah kesehatan terbesar yang dialami oleh
berbagai penduduk di dunia, terutama di negara industri. Berdasarkan presentase
statistik, sekitar 80% orang di negara industri pernah mengalami masalah kesehatan
tersebut sepanjang daur kehidupan. Low Back Pain pada kasus ini disebabkan oleh
HNP pada L5-S1 yang menyebabkan kompresi dan iritasi saraf spinal pada vertebra
sehingga menyebabkan nyeri punggung bawah yang menjalar ke tungkai hingga
telapak kaki. Penyebab dari HNP sering kali karena degenerasi pada diskusnya dan
tidak sedikit karena trauma. Permasalahan yang timbul akibat HNP dapat berupa
nyeri pinggang yang diperberat dengan posisi membungkuk, mengejan, batuk dan
bersin, nyeri yang menjalar hingga tungkai bahkan telapak kaki, kelemahan otot,
keterbatasan lingkup gerak sendi. Untuk mengetahui seberapa besar permasalahan
yang timbul perlu dilakukan pemeriksaan, misalnya untuk nyeri dengan VAS,
kelemahan otot dengan MMT, keterbatasan LGS dengan midline. Pada
permasalahan tersebut peranan fisioterapi sangat penting untuk mengatasi gangguan
gerak dan fungsi serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Pada karya tulis
ilmiah akhir ini penulis mengambil satu permasalahan yaitu nyeri, dan terapi yang
digunakan adalah Latihan Core Stability. Dengan pelaksanaan terapi sebanyak 12
kali terapi adalah adanya pengurangan nyeri yang signifikan. Dari hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pemberian Latihan Core Stability dapat
mengurangi permasalahan yang timbul akibat HNP

B. Etiologi
 Melakukan aktivitas berat
 Kelemahan otot paravertebra lumbal.
 Keterbatasan lingkup gerak sendi.
C. Tanda dan gejala

Nyeri punggung bawah dapat terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Nyeri ini
bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti cedera karena terjatuh atau terbentur, pergerakan
tubuh yang berlebihan, atau mengangkat beban berat.

Selain itu, nyeri punggung bawah juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

 Kekakuan otot
Otot yang kaku akibat jarang bergerak dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.
 Kerusakan pada celah sendi tulang belakang
Pertambahan usia membuat jaringan di celah sendi melemah, sehingga bantalan tulang
belakang menonjol. Kondisi ini dapat menekan saraf tulang belakang (saraf terjepit) dan
menyebabkan nyeri yang menjalar ke kaki. Selain itu, pergeseran tulang belakan juga
bisa menyebabkan nyeri punggung bawah.
 Radang sendi (arthritis)
Pada beberapa kasus, radang sendi dapat menyebabkan penyempitan padda sendi dan
ruas tulang belakang, sehingga menimbulkan nyeri.
 Kelainan bentuk dan pengeroposan tulang belakang
Kelainan bentuk tulang belakang, misalnya kifosis dan pengeroposan tulang
(osteoporosis) dapat menyebabkan penekanan pada saraf dan menimbulkan nyeri.
 Gangguan pada saraf tulang belakang
Kondisi ini dapat terjadi akibat radang, penekanan, cedera, atau tumor yang menekan
saraf tulang belakang.
 Batu ginjal
Nyeri punggung bawah karena batu ginjal biasanya biasanya terasa seperti ditusuk benda
tajam dan dirasakan hanya pada satu sisi punggung.

Selain karena beberapa penyebab di atas, nyeri punggung bawah juga lebih berisiko dialami oleh
orang yang memiliki kondisi berikut ini::
 Berusia 30–50 tahun
 Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
 Jarang berolahraga
 Mengangkat beban berlebihan
 Memiliki pekerjaan yang mengharuskan untuk banyak duduk, membungkuk, atau
mengangkat benda berat
 Sedang hamil
 Merokok
 Terlalu sering mengenakan 

D. Patofisiologis
Struktur-struktur jaringan yang sering terlibat dalam nyeri punggung bawah atau low
back pain antara lain otot, tendon, diskus, ligamen dan sendi pada vertebra lumbal
sehingga struktur tersebut sering mengalami inflamasi atau cidera pada kondisi
dibawah tekanan mekanik atau gerakan. Komponen struktural vertebra sangat
sensitive dan responsive terhadap stimuli nociceptive dalam hal ini nyeri seperti pada
peregangan ligamen, otot, fascia atau kapsul sendi secara terus menerus yang
dipengaruhi oleh beban mekanik baik secara statis maupun dinamis. Nyeri terjadi
jika saraf sensoris perifer, yang disebut nociseptor terpicu oleh rangsang mekanik
kimiawi maupun thermal maka impuls nyeri akan dihantarkan ke serabut-serabut
afferen cabang spinal, dari medula spinalis impuls diteruskan ke otak melalui traktus
spinotalamikus kolateral. Selanjutnya akan memberikan respon terhadap impuls
saraf tersebut. Respon tersebut berupa upaya untuk menghambat atau mensupresi
nyeri dengan pengeluaran substansi peptide endogen yang mempunyai sifat
analgesik yaitu endorphin. Disamping itu impuls nyeri yang mencapai medulla
spinalis, akan memicu respon reflek spinal segmental yang menyebabkan spasme
otot dan vasokonstriksi. Spasme otot yang terjadi disini adalah merupakan suatu
mekanisme proteksi, karena adanya spasme otot akan membatasi gerakan sehingga
dapat mencegah kerusakan lebih berat, namun dengan adanya spasme otot, juga
terjadi vasokonstriksi pembuluh darah yang menyebabkan ischemia dan sekaligus
menjadi titik picu terjadinya nyeri.Penyebab nyeri lainnya adalah ischemia, dimana
ischemia dapat menyebabkan akumulasi asam laktat dengan jumlah yang besar di
dalam jaringan, yang terbentuk sebagai konsekuensi dari metabolisme anaerobik.
Kemungkinan juga adalah keterlibatan unsur-unsur kimiawi lainnya seperti
bradykinin dan enzim proteolytic yang terbentuk di dalam jaringan karena adanya
kerusakan sel. Keterlibatan ke dua enzim dan akumulasi asam laktat di dalam
jaringan dapat merangsang ujung-ujung saraf nyeri (reseptor nyeri). Di samping itu,
muscle spasm juga penyebab umum dari nyeri. Nyeri dapat berasal dari efek
langsung dari muscle spasm yang merangsang reseptor nyeri mechanosensitive,
tetapi dapat juga berasal dari efek tidak langsung dari muscle spasm yang
mengompresi pembuluh darah sehingga menyebabkan ischemia. Hal ini akan
menciptakan pelepasan substance kimiawi penyebab nyeri. Adanya spasme otot
menyebabkan ketidakseimbangan otot abdominal dan paravertebrae, maka akan
membatasi mobilitas lumbal terutama untuk gerakan membungkuk(fleksi) dan
memutar(rotasi). Nyeri dan spasme otot seringkali membuat individu takut
menggunakan otot-otot punggungnya untuk melakukan gerakan lumbal, selanjutnya
akan menyebabkan perubahan fisiologi pada otot tersebut yaitu berkurangnya massa
otot dan penurunan kekuatan otot, akhirnya menimbulkan gangguan aktivitas
fungsionalnya.Penyebab Spasme atau tightness merupakan manifestasi dari reflex
muscle guarding sebagai respon terhadap adanya stimulus nyeri. Muscle spasm juga
dapat terjadi sebagai respon terhadap perubahan sirkulasi dan metabolik lokal yang
terjadi ketika otot dalam keadaan kontraksi yang terus menerus. Nyeri juga
merupakan hasil dari adanya perubahan lingkungan sirkulasi dan metabolik (Kisner
and Colby, 2007).  Pada kondisi low back pain, jaringan lunak yang sering
mengalami muscle spasm adalah otot paravertebralis lumbal. McKenzie and May
(2008), menjelaskan bahwa nyeri yang berasal dari mechanical spine disebabkan
oleh deformasi mekanikal dari jaringan yang terganggu secara struktural, di mana
sebagian besar disfungsi terjadi pada komponen artikular tetapi keterlibatan struktur
kontraktil tidak dapat diabaikan. keadaan ini akan menyebabkan muscle
tension(spasme/tightness), scarring, adherence (perlengketan), pemendekan adaptif
atau kontraktur otot, atau perbaikan yang tidak sempurna.
E. Komplikasi
 .Depresi Pasien low back pain memiliki kecenderungan mengalami depresi
sehingga akan berdampak pada gangguan pola tidur, pola makan, dan
aktivitas sehari-hari. Apabila ...
 Peningkatan Berat Badan Pasien low back pain biasanya akan mengalami
nyeri yang hebat di bagian punggung bawah yang menyebabkan aktivitas dan
gerakan pasien terhambat. ...
 Kerusakan Saraf
F. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium darah lengkap (hemoglobin<leukosit<CT<BT)
 Rotgen Foto
 CT Scan
 MRI
G. Penatalaksanaan
 Rehabilitasi Medik: Rehabilitasi medik ditujukan bagi penderita LBP yang
masih bisa diatasi dengan program rehabilitasi yang mampu memulihkan
kekuatan otot punggung bagian bawah sehingga seiring berjalannya waktu
anda dapat terbebas dari LBP. ...
 Operasi: Operasi akan dilakukan apabila LBP terasa sangat parah dan nyeri
setiap hari, sementara pengobatan yang sudah berjalan tidak menolong sama
sekali
BAB II
1. TINJAUAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status
kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian
 Pemeriksaan fisik
 Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot,
hiperventilasi, ataksik)
 Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK
 Sistem saraf :
 Kesadaran GCS.
 Fungsi saraf kranial trauma yang mengenai/meluas ke batang otak akan
melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.
 Fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan
diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia, riwayat kejang.
 Sistem pencernaan
 Bagaimana sensori adanya makanan di mulut, refleks menelan, kemampuan
mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar 
tanyakan pola makan?
 Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan cairan.Retensi urine,
konstipasi, inkontinensia.
 Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik hemiparesis/plegia, gangguan
gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
 Kemampuan komunikasi : kerusakan pada hemisfer dominan  disfagia atau
afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.
 Psikososial data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien
dari keluarga.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah:
 Trauma jaringan dan reflek spasme otot
 Inflamasi
 Kompresi saraf
C. Intervensi keperawatan
a.       Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus yang
memperberat, minta pasien untuk menetapkan pada skala 0–10
b.      Pertahankan tirah baring selama fase akut, peletakan pasien pada posisi semi fowler
dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang dengan
atau tanpa meninggikan kepala 10-30 derajat atau pada posisi lateral
c.       Gunakan logirdi (papan) selama melakukan perubahan posisi
d.      Bantu pemasangan Brace/korset
e.       Batas aktivitas selama sesuai kebutuhan
f.       Letakkan semua kebutuhan, termasuk bel panggil dalam batas yang mudah
dijangkau/diraih oleh pasien

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upnvj.ac.id/id/eprint/5025
tanda dan gejala saraf lbp - Search (bing.com)

Nyeri Punggung Bawah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Alodokter

www.bing.com

Anda mungkin juga menyukai