Bahan bakar minyak atau disingkat BBM merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Kebutuhan akan bahan bakar minyak
terus meningkat seiring waktu selaras dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat
akan transportasi khususnya transportasi pribadi. Bahan bakar minyak khususnya
bahan bakar fosil dihasilkan oleh proses pengeboran pada kilang-kilang minyak yang
tersebar di berbagai titik di dunia baik di daratan atau lepas pantai. Hasil dari
pengoboran pada kilang minyak selanjutnya akan diproses kembali untuk
memisahkan beberapa bagian dari hasil pengeboran. Salah satu metode yang
digunakan dalam proses pemisahan hasil-hasil pengeboran minyak adalah dengan
destilasi bertingkat.
Proses destilasi bertingkat dalam pengolahan minyak merupakan proses yang
memanfaatkan perbedaan suhu guna memisahkan beberapa bagian dari minyak bumi.
Setidaknya, terdapat lima fraksi berdasarkan titik didihnya. Fraksi pertama
menghasilkan gas yang kemudian dapat dicairkan kembali yang dikenal dengan
Liquid Petroleum Gas atau LPG. Gas LPG dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar
kompor gas dan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar bagi kendaraan. Fraksi
kedua merupakan fraksi yang akan menghasilkan nafta. Nafta kemudian akan
diproses lebih lanjut dan akan menjadi produk bahan bakar minyak atau petrokimia
lainnya. Selanjutnya, fraksi ke tiga atau fraksi tengah akan menghasilkan kerosin dan
avtur yang digunakan sebagai bahan bakar pesawat bermesin jet. Keempat, fraksi
keempat menghasilkan solar yang umumnya dimanfaatkan untuk kendaraan-
kendaraan berat yang umumnya bermesin diesel. Terakhir, fraksi kelima yang dikenal
juga sebagai residu menghasilkan lilin dan aspal yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan jalan. Dengan demikian, hasil-hasil dari proses destilasi
minyak bumi mentah menjadi komoditas yang bernilai tinggi dan penting bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia. Jika ketersediaannya tidak mencukupi, maka
dapat berdampak bagi seluruh lini kehidupan masyarakat di seluruh dunia
Ketersediaan dengan harga minyak dunia saling berkaitan satu sama lain. Jika
ketersediaannya melimpah di pasaran, maka harganya juga menjadi turun dan
terjangkau. Namun, jika persediaannya terbatas dan cenderung kurang di pasarannya,
maka harga minyak dunia dapat melambung tinggi dan tidak terjangkau lagi. Hal
tersebut dapat mengakibatkan tekanan bagi perekonomian dan secara tidak langsung
meningkatkan laju inflasi. Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga
menimbulkan tekanan cukup keras bagi anggaran belanja suatu negara yang
menerapkan subsidi bagi harga bahan bakar minyaknya (subsidi dalam bentuk
produk) guna meringankan beban ekonomi masyarakatnya yang tidak mampu. Skema
subsidi tersebut diadopsi dan dijalankan salah satunya di Indonesia.
Skema subsidi dengan barang yaitu berupa subsidi harga bahan bakar minyak
ditengah harga minyak dunia yang sangat tinggi sangat membebani APBN khususnya
di 2022. Ditengah kebangkitan dan pemulihan ekonomi pasca Covid-19, terjadi
gejolak harga minyak dunia yang meroket dengan rata-rata sekitar 98 dolar per barel
berdasarkan harga ICP. Hal tersebut berpotensi menyebabkan pembengkakan subsidi
energi yang berakibat pada penyusutan APBN yang tersedia setidaknya untuk akhir
tahun ini. Akibatnya, pada tanggal 3 September 2022 pemerintah memutuskan untuk
menaikkan harga bahan bakar bersubsidi (pertalite dan bio solar) dan non- subsidi
(pertamax). Kenaikan tersebut menuai pro dan kontra di seluruh lapisan masyarakat.
Kenaikan bahan bakar minyak yang saat ini berpotensi meningkatkan laju
inflasi di Indonesia. Sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak yang kemarin
terjadi, pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan lainnya, yakni kenaikan
pajak pendapatan negara menjadi 11% dan kenaikan bahan bakar non- subsidi berupa
pertamax dan pertamax turbo fase pertama. Kenaikan-kenaikan tersebut secara tidak
langsung membebankan perekonomian masyarakat dan menimbulkan gejolak harga-
harga bahan pokok di pasaran. Hal tersebut diperparah dengan adanya masyarakat
yang tergolong mampu juga akhirnya menikmati barang-barang subsidi yang
sebenarnya ditujukan untuk masyarakat golongan miskin dan menengah kebawah.
Berkat kejadian tersebut, pada akhirnya menyebabkan subsidi yang tidak tepat
sasaran yang justru menjadi bumerang bagi masyarakat yang sebenarnya
membutuhkan kesulitan untuk mendapatkan serta memberatkan APBN yang sudah
terdampak akibat biaya pemulihan dan penanganan Covid-19. Dengan kejadian-
kejadian tersebut, perlu adanya penanganan segera dan kecerdikan dari masyarakat
dan pemerintah untuk saling bekerja sama untuk setidaknya dapat menanggulangi
permasalahan tersebut. Selain itu, perlu kesadaran masyarakat khususnya bagi
masyarakat yang tergolong mampu agar tidak ikut serta menikmati apa yang
seharusnya dinikmati bagi masyarakat yang tidak mampu.
1. Pengertian BBM
BBM (bahan bakar minyak) adalah jenis bahan bakar (fuel) yang
dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu
untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di
dalamnya adalah BBM. Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak
mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke produk-
produk seperti naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan aspal. Pemakaian
BBM akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional
Indonesia Daryanto (2007) dan akan berkurang dari waktu ke waktu sesuai
dengan cadangan/persediaan nasional Indonesia kecuali ditemukan sumber
cadangan baru ataupun penggunaan energi baru terbarukan.
Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah hal yang sangat penting dalam
menopang dan mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari manusia, baik
masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Hampir semua sektor
lini kehidupan ditopang oleh ketersediaan dari BBM, yakni industri, pertanian,
perikanan, pertambangan, dan lainnya. Oleh karenanya pemerintah melalui
Pertamina harus menjamin dan menyediakan BBM, sehingga masyarakat
umum dapat melaksanakan kehidupan sehari harinya.
Indonesia berhasil menduduki posisi ke 9 sebagai penghasil minyak
terbesar dalam G20. Berdasarkan data Trading Economics, produksi minyak
mentah di Indonesia telah masuk 10 besar di antara negara G20 lainnya.
Indonesia menempati posisi ke-9 dalam daftar ini dengan produksi minyak
mentah sebesar 644 ribu barrel per hari periode September 2021.
Sumber : Trading Economics
Walaupun begitu Indonesia masih menjadi pengimpor BBM. Seperti yang
berselisih hal ini tentu akan berdampak nantina ke Indonesia khususnya kepada
impor minyak, meskipun Indonesia tidak langsung mengimpor minyak dari
Rusia. Hanya saja sebagian besar migas Rusia di ekspor ke Negara pengekspor
migas Republik Indonesia (RI). Mengingat ketergantungan BBM sangat besar,
Indonesia berpotensi terjadi krisis enegrgi di tengah kelangkaan pasokan dan
harga sangat mahal. fluktuasi harga minyak dunia uncomfortable by Pemerintah.
Oleh karena itu, langkah controllable yang bisa dilakukan satu-satunya dengan
meningkatkan lifting Migas. Yang mana pemerintah saat ini memiliki target 1
juta barrel minyak per hari (Pengamat Energi dan Ekonomi dari Universitas
Gadjah Mada, Fahmy Radhi kepada CNBC Indonesia).
Kelangkaan adalah kondisi di mana manusia dihadapkan pada sumber
daya ekonomi yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.
Indonesia saat ini sedang mengalami kelangkaan BBM di beberapa Wilayah. hal
ini menyebabkan kenaikan beberapa bahan pokok. menurut luhut kemenko
Kelangkaan bahan bakar karena masalah distribusi. Sejak Pertamina menaikkan
harga BBM Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter, masyarakat berbondong-
bondong membeli Pertalite yang lebih murah. Pasalnya, antrian panjang terjadi di
beberapa SPBU. Kenapa bisa out of stock? Hal ini dikarenakan di lapangan ada
distribusi yang buruk.
Berdasarkan Data Total kendaraan di Indonesia
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Provinsi dan Jenis Kendaran (unit) 2021
Wilayah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kendaraan Kendaraa Kendaraan Kendaraan Kendaraan
Bermotor- n Bermotor- Bermotor- Bermotor
Mobil Bermotor- Truk Sepeda
Penumpang Bus Motor
Aceh 166 570x 1 103x 67 817x 2 089 319x 2 324 809x
Sumatera 690 543x 5 893x 271 352x 6 062 939x 7 030 727x
Utara
Sumatera 278 705x 4 239x 135 086x 2 118 305x 2 536 335x
Barat
Riau 367 515x 6 060x 207 390x 3 485 246x 3 035 480x
Jambi 296 892x 35 646x 182 830x 2 520 112x 3 035 480x
Sumatera 393 952x 6 546x 321 422x 3 129 275x 3 851 195x
Selatan
Bengkulu 146 691x 1 080x 61 263x 1 102 024x 1 311 058x
Lampung 291 889x 3 060x 182 364x 3 330 039x 3 807 352x
Kepulauan 86 748x 1 234x 47 434x 988 859x 1 124 275x
Bangka
Belitung
Kepulauan 149 694x 2 146x 27 375x 894 495x 1 073 710x
Riau
DKI 3 548 304x 36 486x 714 278x 16 734 986x 21 034 054x
Jakarta
Jawa Barat 3 834 886x 24 329x 434 706x 12 863 918x 17 157 839x
Jawa 1 405 390x 34 590x 588 593x 16 783 247x 18 811 820x
Tengah
DI 382 095x 3 966x 63 944x 2 574 060x 3 024 065x
Yogyakarta
Jawa 2 022 394x 38 049x 762 410x 20 038 439x 22 861 292x
Timur
Banten 252 588x 3 707x 82 407x 2 361 467x 2 700 169x
Bali 467 085x 9 438x 154 887x 3 874 311x 4 505 721x
Nusa 100 115x 2 661x 75 103x 1 731 860x 1 909 739x
Tenggara
Barat
Nusa 88 892x 4 274x 73 092x 1 021 610x 1 187 868x
Tenggara
Timur
Kalimantan 152 179x 1 588x 100 604x 2 472 946x 2 727 317x
Barat
Kalimantan 113 676x 1 651x 76 762x 1 384 220x 1 576 309x
Tengah
Kalimantan 238 537x 3 127x 142 263x 2 408 399x 2 792 326x
Selatan
Kalimantan 282 455x 6389x 189 748x 2 703 779x 3 182 371x
Timur
Kalimantan 13 668x 128x 8 654x 144 319x 166 769x
Utara
Sulawesi 126 881x 1 389x 67 705x 792797x 988771x
Utara
Sulawesi 91 671x 922x 50 299x 1 085 671x 1 228 563x
Tengah
Sulawesi 529 206x 3 860x 196 373x 3 661 385x 4 390 824x
Selatan
Sulawesi 188 501x 522x 36 771x 749 638x 975 432x
Tenggara
Sulawesi 20 710x 37x 12 408x 329 916x 363 071x
Barat
Gorontalo 50 501x 423x 34 646x 471 287x 556 857x
Indonesia 16 903 094x 24 354x 5 438 475x 121 209 143 797 227x
304x
Dari data diatas terlihat total kendaraan di setiap daerah . di indonesia pada
tahun 2021 total kendaraan bermotor mencapai 143.797.227 unit . Energi yang
digunakan oleh sektor transportasi di Indonesia hampir 90 % merupakan energi
yang berupa BBM. Energi dimaksud merupakan energi yang bersumber dari fosil
sehingga disebut fossil- oil yang merupakan sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewableresources). Sampai pada batas waktu tertentu sumber
energi (cadangan) bahan bakar transportasi jenis minyak ini akan habis, sehingga
perlu adanya beberapa program/langkah nyata yang harus diambil untuk
penggunaan sumber energi minyak dimaksud. Konsumsi energi di sektor
transportasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pergerakan dan aktivitas manusia
dalam menunjang kegiatan ekonomi. Bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya
akan memberikan dampak terhadap jenis angkutan, konsumsi energi dan prasarana
sistem transportasi. Pertumbuhan sektor transportasi diperkirakan masih cukup
tinggi di masa yang akan datang yang berakibat pada tingginya laju pertumbuhan
permintaan akan BBM.
2. Indeks ketersediaan Hulu Migas
Target Indeks Ketersediaan Hulu Migas 2020-2024
3. Subsisdi BBM
Bahan bakar minyak dalam penentuan harganya terbagi menjadi dua,
yakni subsidi dan non-subsidi. Jenis BBM yang disubsidi akan didistribusikan
dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah, dengan ketentuan jenis
BBM ini mengalami penurunan harga dengan menggunakan dana dari APBN,
sedangkan harga jenis non- subsidi bebas ditentukan oleh penyedia BBM.
Pertamina sebagai BUMN yang diberi amanat dalam produksi dan distribusi
BBM di Indonesia memliki dua produk BBM subsidi yakni Pertalite dan
Biosolar, dan lima produk non-subsidi yakni Pertamax, Pertamax Turbo,
Pertamax Racing, Pertamina Dex dan Dexlite.
Tabel. Harga BBM terkait subsidi
Jenis BBM Harga Jual Harga non Besar Subsidi
Subsidi
Biosolar Rp.5.150/ Rp.18.150/liter Rp.13.000/liter
liter
Petralite Rp.7.650/ Rp.17.200/liter Rp.9.550/ liter
liter
Sumber : Kompas.com
Besar subsidi yang diambil dari APBN tergolong cukup besar,
sehingga BBM di Indonesia tergolong murah. Tabel diatas memaparkan
informasi besar subsidi oleh pemerintah pada jenis BBM Petralite dan
Biosolar, jika dihubungkan dengan jumlah kendaraan pada uraian diatas, jelas
dana subsidi tidak kecil setiap tahun nya. Besar alokasi APBN untuk subsidi
tahun 2022 ialah Rp. 502 triliun, jumlah ini terus membengkak dikarenakan
harga minyak dunia yang fluktuatif. Sementara beberapa jenis BBM lain
seperti Pertamax juga dijual lebih rendah dari harga sebenarnya, namun tidak
termasuk subsidi.