Anda di halaman 1dari 3

Naskah Kajian HMI Cabang Bengkulu

Kestabilan perekonomian suatu negara menjadi tolak ukur bagi berkembangnya


perekonomian secara berkelanjutan. Namun, permasalahan kestabilan perekonomian juga
menjadi masalah klasik terutama bagi negara berkembang. Hampir disetiap negara baik
negara-negara yang maju maupun negara yang sedang berkembang menghadapi masalah
kestabilan serta masalah pertumbuhan ekonomi. Masalah yang selama ini menjadi perhatian
khusus di tiap–tiap negara salah satunya ialah masalah inflasi. Indonesia sebagai negara yang
sedang berkembang dimana kehidupan ekonominya sangat bergantung pada tata moneter dan
perekonomian dunia, selalu menghadapi masalah tersebut.

Era mobilisasi yang sangat massif dewasa ini, bahan bakar minyak (BBM) merupakan
kebutuhan mendasar yang sangat dibutuhkan masyarakat. Mengingat, dengan luas wilayah
Indonesia mencapai 5.193.250 km², pendistribusian orang dan barang dari satu tempat
ketempat lainnya dan satu pulau ke pulau lainnya adalah sumber utama perputaran ekonomi
masyarakat.

Harga produksi dan pendistribusian orang atau barang sangat bergantung pada harga
Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi,
naiknya biaya distribusi serta ikut meningkatkan angka inflasi. Kemudian permintaan
kenaikan gaji karyawan, yang tiap tahun terus disuarakan para tenaga kerja di berbagai
daerah.
Harga barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot. Karena penghasilan tetap. Ujungnya
perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit macet
dipastikan meningkat, parahnya lagi adalah semakin sempitnya lapangan pekerjaan
dikarenakan dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta
penurunan permintaan barang. Hal-hal di atas bakal terjadi jika harga BBM dinaikkan

Realita dan Data yang terjadi hari ini dari 100% BBM bersubsidi jenis Pertalite
dinikmati oleh 80% oleh konsumsi RT(Rumah Tangga) dan 20% sisanya dinikmati oleh
dunia usaha, untuk BBM bersubsidi jenis Bio Solar dari 100% hanya 11% yang dinikmati
oleh konsumsi RT yang artinya 89% dinikmati oleh dunia usaha atau yang dikenal sebagai
koorporasi. Biaya produksi dan distribusi harus ditekan seminim mungkin, karena jika harga
pangkal sudah besar akibat tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) maka akan merambat
pada tingginya harga jual barang, atau tingginya biaya jasa yang harus dikeluarkan. Pada
akhirnya kesejahteraan masyarakat yang menjadi ultimate goal dari berjalannya roda
pemerintahan menjadi tidak tercapai.

Akibat dari rencana APBN TA 2022 maka dari itu ada anggapan bahwa BBM subsidi
harus di hapuskan karena setelah perhitungan dari tim bendahara negara dan mentri
keuangan, hutang negara mengalami pembengkakan. Kemudian utuk menanggungan alokasi
dana subsidi, maka dari itu BBM harus di naikan, dan bukan hanya itu saja melihat dari
kejadian di lapangan seperti di daerah banyaknya cukong yang merusak stabilitas BBM
sehingga yang terjadi rakyat menderita. Dari dampak yang terjadi mulai dari kelangkaan
minyak mentah akibat terlalu mahal minyak menta inpordan juga menipisnya pendepatan
minyak Indonesia sejak tahun 2019 oleh krena itu kurangnya pasokan minyak jadi dan
menjadikan minyak langka di setiap daerah,maka timbulah wacana untuk menaikan harga
BBM.

Akibat kenaikan BBM yang terjadi di setiap daerah maka bayak yang terjadi dan banyaknya
yang terganggu dan tidak stabilnya berbagai rodapendukung kehidupan,mulai dari bahan
pokok karena BBM naik maka naiklah pulah haraga sembako sebab sembako melewati media
transportasi,beghitu juga yang terjadi di roda perekonomian lainnya missal berkurangnya
produktivitas produk karena terlalu mahal bahan sehingga untuk menghindari kerugian maka
jalan itulah yang harus pengusaha lakukan.dan hal yang terpenting melaratnya mayarakat
bawah akibat BBM yang tidak stabil.

Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 tentang


perubahan atas Perpres Nomor 104 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara TA 2022. Di dalam beleid itu diatur besaran subsidi dan kompensasi energi yang
melonjak dari Rp 170 triliun menjadi Rp 502 triliun. Pemerintah berencana untuk menaikkan
harga BBM jenis Pertalite dan Solar menguat beberapa waktu terakhir. Kenaikan harga ini
menjadi salah satu opsi mencegah bocornya subsidi BBM.

Menteri Keuangan menyampaikan, mayoritas BBM bersubsidi dinikmati oleh orang


kaya. Pertalite, misalnya, dikonsumsi oleh 30 persen orang terkaya dan Solar subsidi
digunakan oleh 40 persen orang terkaya. Adapun total anggaran subdidi untuk Pertalite, 86
persen di antaranya dikonsumsi oleh 30 persen orang terkaya.  BBM bersubsidi yang salah
sasaran adalah konsekuensi yang harus ditanggung dari mekanisme penyaluran subsidi
terhadap barang. Sebab, dengan begitu, tidak ada larangan bagi siapapun untuk membeli
BBM bersubsidi.

Namun langkah yang ditempuh justru tidak sesuai dengan pokok permasalahan yang
dihadapi. Yang menjadi akar masalah adalah pendistribusian BBM bersubsidi yang tidak
tepat sasaran, namun langkah yang diambil justruk wacana untuk menaikkan harga BBM
bersubsidi, yang dampaknya juga akan dirasakan oleh masyarakat kecil. Idealnya langkah
yang diambil adalah memperketat regulasi dan pelaksanaan di lapangan perihal penyaluran
BBM bersubsidi yang tepat sasaran.

POINT TUNTUTAN HMI

1. HmI Cabang Bengkulu Menuntut pemerintah untuk tidak menaikan harga bbm
bersubsidi.
2. HmI Cabang Bengkulu Mendesak Untuk Pemerintah meninjau kembali rancangan
APBN 2022
3. HmI Cabang Bengkulu menuntut lembaga pemerintah terkait untuk menangkap dan
menindak tegas mafia migas yang menyebabkan kebocoran BBM bersubsidi
4. HmI Cabang Bengkulu menuntut mentri BUMN, mentri ESDM, dan direktur utama
pertamina untuk bertanggung jawab atas permasalahan BBM bersubsidi
5. Menuntut DPRD Prov. Bengkulu untuk mengakomodir keresahan masyarakat terkait
kenaikan BBM bersubsidi.
6. Jika tuntutan HmI Cabang Bengkulu tidak ditindak lanjuti maka hmi cabang bengkulu
akan melakukan aksi lanjutan.

PERNYATAAN SIKAP HMI

1. HmI Cabang Bengkulu menolak rencana kenaikan BBM bersubsidi


2. HmI Cabang Bengkulu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyuarakan
penolakan atas rencana kenaikan BBM bersubsidi
3. Hmi Cabang Bengkulu mengecam Tindakan mafia migas yang menyebabkan
kebocoran BBM bersubsidi

Anda mungkin juga menyukai