Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus #5 Kebijakan Kenaikan Harga Bbm di Indonesia

Septiana Dwiputrianti, PhD

Harga premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter. Kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) itu diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Senin malam, 17
November 2014. Turut naik juga harga solar menjadi Rp 7.500 per liter dari sebelumnya Rp
5.500 per liter. “Harga BBM baru yang akan berlaku pukul 00.00 WIB terhitung sejak 18
November 2014,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. Pada bulan Maret 2015 Presiden
Joko Widodo mengumumkan harga Premium menjadi Rp. 6.800 per liter. Sudah menjadi
tradisi, harga bahan kebutuhan pokok juga akan berlanjut setelah BBM dinaikkan, sebagai
dampak lanjutan dari kenaikan biaya angkutan barang dan jasa.
Dengan kebijakan Pemerintah tentang Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), maka
akan mempengaruhi beberapa aspek didalamnya terutama masyarakat Indonesia yang
tergolong didominasi menengah ke bawah akan merasakan pengaruh yang sangat tinggi,
dimana BBM merupakan kebutuhan utama untuk mata pencaharian mereka. Jika BBM naik
maka sejumlah barangbarang kebutuhan pokok akan ikut naik. Sembilan Bahan Pokok atau
sering disingkat Sembako adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat (Beras, Gula,
Minyak Goreng, Daging, Telur, dan Beras).
Kenaikan harga BBM menjadi suatu alasan awal bagi turun harga bahan pokok yang
terjadi saat ini. Sebagai contoh di Kota Bandung, harga telur sudah naik dari Rp.19.000 per
kilogram menjadi Rp. 24.000 per kilogram. Harga beras yang semula Rp. 8.500,00 per
kilogram menjadi Rp. 9.500,00 perkilogram. Harga gula pasir naik menjadi Rp.11.000,00 per
kilogram, padahal sebelumnya Rp. 9.000 per kilogram.
Tabel 2.1. Perkembangan Kenaikan Harga Bbm Terhadap Harga Sembako Tahun
2013 – 2014 Tahun Bensin Premium SEMBAKO Beras Gula Minyak Goreng Daging Sapi
Telur 2012 Rp. 4.500 7.500 12.000 11.500 100.000 15.000 2013 Rp. 6.500 8.000 9.000 9.500
85.000 15.000 2014 Rp. 8.500 9.500 11.000 11.000 95.000 22.000
Dilihat dari tabel tersebut pada tahun 2012 harga gula mencapai Rp. 12.000 dan
daging sapi mencapai Rp. 100.000, pada tahun 2013 kenaikan harga sembako terlihat dari
harga beras dari Rp. 7.500 menjadi Rp. 8.000 naik Rp. 500, Harga gula mengalami
penurunan dari Rp. 12.000 menjadi Rp. 9.000 turun Rp. 3000,harga minyak goreng dari Rp.
11.500 menjadi Rp. 9.500 turun Rp. 2000 dan harga daging sapi dari Rp. 100.000 menjadi
Rp. 85.000 turun sekitar Rp. 15.000. dan Kenaikan BBM di tahun 2014 harga sembako
kembali mengalami kenaikan harga dan ini bisa dilihat dari harga beras naik dari Rp. 8.000
menjadi Rp. 9.500 naik Rp. 1.500, harga gula dari Rp. 9000 menjadi Rp. 11.000 naik Rp.
2000, minyak goreng dari Rp.9.500 menjadi Rp. 11.000 naik menjadi Rp. 1.500, begitu pula
dengan harga daging sapi dari Rp. 85.000 menjadi Rp. 95.000 naik Rp. 10.000 dan harga
telur mencapai kenaikan yang fantastis yaitu naik Rp. 7.000 dari harga Rp. 15.000 menjadi
Rp. 22.000.
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang 336 STUDI KASUS
memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Kenaikan harga BBM bukan
saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada
khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada biaya produksi sehingga meningkatkan
biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya
akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan BBM ini antara lain
meningkatkan biaya pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula
tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan
menjadi semakin kecil.
Di bidang ekonomi, kenaikan BBM secara pasti akan menaikkan biaya operasional
sehari-hari. Pengaruh yang sangat terasa adalah kenaikan biaya transportasi jalan raya, yang
akan diikuti dengan kenaikan biaya listrik dan air, kenaikan tarif tol. Dan pada gilirannya
akan berdampak pada kenaikan sembako (sembilan bahan pokok). Bilamana kenaikan ini
tidak disertai dengan kenaikan pendapatan, maka akan menambah jumlah penduduk miskin
di Indonesia.
Di bidang industri akan menambah biaya transportasi bahan baku dan pada distibusi
barang jadi kepada masyarakat luas di satu sisi. Di sisi lain, tingkat daya beli masyarakat
akan mengalami penurunan, sehingga bisa terjadi penumpukan barang-barang produksi.
Menurut Didik J Rachbani, “perburuan rente ekonomi terjadi ketika seorang pengusaha atau
perusahaan mengambil manfaat atau nilai yang tidak dikompensasikan dari yang lain dengan
melakukan manipulasi pada lingkungan usaha atau bisnis. Manipulasi pada lingkungan usaha
tersebut juga terjadi, karena perebutan monopoli atas aturan main atau regulasi. Karena itu,
pelaku usaha yang melobi untuk mempengaruhi aturan lebih memihak dirinya dengan
pengorbanan pihak lainnya disebut pemburu rente (“rent seekers”). Praktik berburu rente
ekonomi juga diasosiasikan dengan usaha untuk mengatur regulasi ekonomi melalui lobi
kepada pemerintah dan parlemen. Penetapan tarif oleh pemerintah untuk kelompok bisnis
juga merupakan bagian dari praktik tersebut.
Ketika kebijakan sudah diambil, akan mempengarui beberapa aspek di dalamnya,
meskipun hanya sedikit. Perekonomian rakyat Indonesia yang tergolong di dominasi
menengah kebawah, akan merasakan pengaruh yang sangat tinggi. BBM merupakan salah
satu bahan utama untuk mata pencaharian rakyat. Jika BBM naik, sejumlah harga barang
kebutuhan pokok juga akan meningkat. Dari sektor ekonomi masyarakat, akan berdampak
pada menurunnya daya beli masyarakat karena kenaikan harga BBM maka akan dibarengi
dengan kenaikan tarif listrik, transportasi dan berbagai jenis produk. Golongan masyarakat
yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat miskin. Kebijakan pemerintah dalam
memberikan bantuan langsung tunai sangat bermanfaat bagi golongan ini. Setidaknya dalam
jangka pendek ekonomi mereka dapat terbantu. Selanjutnya anggaran tersebut harus mampu
dipergunakan dalam meningkatkan ekonomi mikro. Kegiatan perdagangan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri perlu ditingkatkan dan dipenuhi sehingga mengurangi impor.
Kenaikan harga BBM selalu disertai dengan kenaikan hargaharga kebutuhan yang
lain, karena BBM merupakan faktor bahan baku yang utama bagi sektor industri. Sehingga
dampak kenaikan harga BBM pasti akan sangat dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya
pada harga-harga sembako yang sangat dirasakan berat bagi masyarakat menengah ke bawah.
Tidak hanya berdampak terhadap kenaikan harga sembako saja tetapi berdampak juga pada
tarif listrik dan gas LPG.
Pertanyaan:
1. Jelaskan permasalahan yang utama dan penyebab dari masalah tersebut dengan dukungan
berbagai data yang anda miliki;
Jawab:
kebijakan kenaikan harga bbm pada tahun 2014 menyebabkan beberapa harga lainnya naik
seperti harga bahan pokok (Sembako), listrik, gas LPG, transportasi, tol, ongkos angkut dan
permintaan kenaikan upah karyawan dari sector sector industry. Indonesia merupakan negara
yang di dominasi oleh masyarakat menengah kebawah yang mana adanaya kebijakan
kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah memiliki dampak yang besar dan
menambah jumlah penduduk miskin.
2. Jelaskan tujuan yang diprioritaskan pemerintah;
Jawab: tujuan kenaikan harga BBM untuk menghemat anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) dan dapat mengalihkan subsidi BBM ke sector produktif lainnya dan akan
ada banyaknya pembangunan infrastuktur, perlindungan kesejahteraaan masyarakat kurang
mampu dan dapat membangun pembangkit listrik.
3. Berikan berbagai alternatif solusi yang kreatif untuk mengatasi masalah tersebut;
Jawab:
Alternatif solusi : peningkatan sector wisata untuk membantu kegiatan UMKM sebagai
pendorong ekonomi masyarakat
4. Berikan analisis dampak resiko dari alternatif yang dipilih tersebut, termasuk pertimbangan
politis secara kualitatif dan kuantitatif;
Jawab:
Dampak dari wisata alam: rusaknya alam,

5. Berikan rekomendasi untuk pengembangan yang efektif dalam mengimplementasikan re


komentasi yang diberikan;

Anda mungkin juga menyukai