Anda di halaman 1dari 5

Menganalisa Kenaikan BBM Dikaitkan dengan Ekonomi

Mikro

OLEH KELOMPOK 1 :

 Delija Yuliati Nahak (Ketua Kel. 1)


 Agustinus Angga Lebuan
 Fiktor Fani
 Januard Benufinit
 Jeremi Heru Thimon Sakbana
 Joi Jekson Nalley
 Kessy Velisia Lily
 Krecentia A. P. Renggi
 Mariano Emanuel William Bau
 Miki Haryanto Taek
 Sergio Peregrinus Abi
 Yuliastri Sintyawati Detakiuk

PRODI : BISNIS DIGITAL

Dosen Pengampu : Yosef M.I. Nara,S.E.,MM


Pengertian Ilmu Ekonomi Mikro

Ilmu Ekonomi Mikro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dari para pelaku
ekonomi (produsen,konsumen, dan distributor) dan perusahaan dalam membuat keputusan tentang
alokasi sumber daya terbatas. Ilmu ekonomi mikro bertujuan untuk melakukan analisis terhadap
mekanisme pasar yang membentuk harga relatif kepada produk barang dan jasa serta melakukan
analisis kegagalan pasar.

Kebijakan Pemerintah Dalam Menaikan Harga BBM

Keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam menaikan harga BBM tentu memiliki alasan.
Pemerintah mengatakan bahwa adanya perkiraan harga dari minyak dunia yang akan naik pada
musim dingin nantinya sehingga pemerintah menaikan harga BBM untuk mengantisipasi pengeluaran
APBN yang berlebihan. Selain itu, pemakaian BBM subsidi yang seharusnya dipakai untuk
masyarakat yang kurang mampu justru banyak digunakan untuk masyarakat yang mampu dalam hal
ini golongan masyarakat high class terutama mereka yang menggunakan kendaraan mewah
seharusnya tidak ada subsidi dan wajib membayar penuh. Hal ini menjadi beban pemerintah lantaran
uang negara seharusnya diprioritaskan untuk kalangan yang kurang mampu. Sri Mulyani
mengungkapkan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi BBM 2022 telah meningkat tiga kali lipat
dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.

Alasan Kenaikan BBM

- Meningkatnya APBN

Melonjaknya konsumsi BBM subsidi mendorong tekanan pada APBN semakin besar, jika subsidi
ditambah, maka APBN harus menambah dana setidaknya Rp 150 triliun padahal subsidi sudah
mencapai Rp 502 triliun, sehingga kenaikan BBM diperlukan untuk menghemat APBN.

- Semakin besarnya beban subsidi

Besarnya subsidi diakibatkan karena ketidakpastian global yang menyebabkan harga energi dan
inflasi naik.

- Ketidaktepatan pemberian subsidi

Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) belum tepat sasaran untuk masyarakat kurang mampu. Kepala
Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa masyarakat kurang mampu hanya
menikmati 20% subsidi BBM jenis Pertalite.

Dampak Kenaikan Harga BBM


Berikut dampak dari kenaikan harga BBM:

a. Berdampak pada perilaku individu dari pelaku ekonomi. Di sini, yang mau dibahas berkaitan
dengan perilaku produsen dan konsumen yang mana kita ketahui bahwa setiap harinya kita
pasti membutuhkan transportasi. Pasti tentunya membutuhkan bbm. Kalau harga bbm sudah
naik, pasti barang-barang yang diproduksi oleh produsen yang nantinya akan dijual kembali ke
konsumen akan mengalami kenaikan setiap unit barangnya. Contohnya seorang penjual sayur
yang ingin menjual sayurnya ke pasar pasti membutuhkan kendaraan untuk pergi ke pasar.
Tentunya ia akan menaikkan harga sayur yang akan dijual karena melihat dari harga bensin
yang naik.
b. Kenaikkan BBM juga akan berdampak ke inflasi karena penentuan kenaikan harga bbm yang
dilakukan pemerintah kurang efektif karena tidak dilakukan secara bertahap. Di sini, inflasi
yang terjadi bisa merugikan perekonomian karena harga barang yang naik sehingga membuat
daya beli masyarakat menurun. Selain itu, masyarakat yang notabenenya berekonomi rendah
akan menjadi susah karena pendapatan mereka tetap tidak berubah tapi harga barang naik, di
sini terjadi ketidakseimbangan antara pendapatan masyarakat dan juga harga barang-barang
yang naik, di sini tingkat keseimbangan masyarakat berkurang.
c. Kenaikan BBM dirasakan juga bagi pelaku usaha yang secara langsung atau tidak langsung
sudah siap mengantisipasi pengaruh harga bbm bagi usaha mereka. Para pelaku usaha
berharap pada pemerintah untuk mampu mengendalikan dan menjaga inflasi dan konsumsi
rumah tangga sehingga pertumbuhan ekonomi tetap stabil. Dengan terjaganya daya beli /
konsumsi rumah tangga omset pelaku usaha tidak turun secara drastis sehingga tidak
menurunkan pruduktivitas pelaku usaha.
d. Menurunnya pengeluaran Negara. Dalam cakupan yang lebih luas, kenaikan harga BBM juga
akan menurunkan defisit anggaran, karena menurunnya pengeluaran negara yang selama ini
dikeluarkan untuk kebutuhan subsidi BBM untuk masyarakat.
e. Anggaran subsidi BBM bisa dialihkan untuk membiayai sektor lain yang lebih produktif. Seperti
yang terjadi dari waktu ke waktu setiap kenaikan harga BBM, anggaran subsidi yang tadinya
diperuntukkan bagi BBM, bisa dialihkan untuk membiayai sektor lain yang lebih produktif
seperti pertanian, infrastruktur, perikanan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
f. Memotivasi masyarakat untuk mulai melirik potensi dan pengembangan energi alternatif. Di
sisi lain, bersamaan dengan upaya pemerintah dalam mendorong program energi bersih,
kejadian ini sebenarnya bisa dijadikan kesempatan dalam memotivasi masyarakat untuk mulai
melirik potensi dan pengembangan akan energi alternatif, layaknya biofuel atau bahan bakar
nabati.
Tanggapan terhadap Kenaikan Harga BBM

a. Kelompok buruh dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia ( ASPEK INDONESIA) mendesak
seluruh pimpinan dan anggota partai politik yang berada di DPR RI, untuk juga menyatakan
sikap tegas penolakan terhadap rencana kenaikan BBM (subsidi, pertalite, dan solar).
b. Tanggapan dari Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza bahwa kenaikan BBM berdampak pada
semua sektor misalnya pada angkutan dan logistic dan juga akan terus berkoordinasi dengan
pemerintah pusat agar menyikapi ini dengan baik.
c. Masyarakat umum yang bekerja sebagai pengemudi ojek dan angkutan umum mengeluh
adanya kenaikan harga BBM bersubsidi tanpa sosisalisasi yang jelas sehingga akan membuat
penghasilan mereka menurun karena berdampak pada kenaikan tarif yang membuat calon
penumpang kurang berminat memakai jasa ojek dan angkutan umum.

Solusi Dampak Kenaikan Harga BBM

a. Menggunakan transportasi non BBM dengan menggunakan sepeda atau sewaktu-waktu


berjalan kaki bagi yang masih kuat. Hal ini bisa menghemat pengeluaran dan tubuh menjadi
sehat.
b. Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat.
Misalkan dengan mengubah gaya hidup kita seperti yang terbiasa jajan di luar diubah dengan
memasak sendiri, atau dengan mengurangi jajan di luar. Bagi perokok yang sehari
menghabiskan 2 (dua) bungkus rokok menjadi 1 (satu) bungkus atau berhenti sama sekali.
c. Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan. Bagi yang memiliki kendaraan
atau mendapat fasilitas kendaraan bisa buat janjian pergi dan pulang kerja bersama-sama.
Pengeluaran harga bensin atau solar bisa lebih ringan jika ditanggung bersama-sama.
d. Memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu. Tujuannya yaitu untuk
memperbaiki kualitas hidup dari masyarakat yang kurang mampu serta mensejahterakan
masyarakat.
e. Usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting. Misalkan
mengatur waktu belanja atau rekreasi yang lebih berkualitas. Perbanyak pertemuan dengan
anggota keluarga. Semakin sering kita meluangkan waktu dengan keluarga semakin baik
hubungan batin dan komunikasi anggota keluarga.
f. Pemerintah memberikan alternatif yang lebih murah seperti kendaraan yang menggunakan
tenaga listrik, uap, dan lain-lain.
Kesimpulan : Pemerintah menaikan harga BBM karena melihat perilaku masyarakat dalam
menggunakan BBM bersubsidi yang sebagian besar dinikmati oleh masyarakat yang mampu. Selain
itu, alasan pemerintah menaikan harga BBM karena adanya perkiraan dari harga minyak dunia yang
akan naik pada musim dingin nantinya sehingga pemerintah ingin mengantisipasi pengeluaran APBN
yang berlebihan. Di sisi lain, kenaikan harga BBM membuat perekonomian masyarakat menurun dan
banyak sekali masyarakat yang merasa dirugikan akibat inflasi yang terjadi. Jadi, kelompok kami
dapat mengambil kesimpulan bahwa kenaikan harga BBM memiliki dampak positif dan juga dampak
negatif.

Anda mungkin juga menyukai