Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN DPC GMNI PALANGKA RAYA

“KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI, PEMERINTAH KURANG JELI”

DISUSUN OLEH :

TIM KAJIAN
DPC GMNI PALANGKA RAYA
PERIODE 2021-2023
DEWAN PIMPINAN CABANG
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
(GMNI)
PALANGKA RAYA
Seketariat : Jl. Tjilik Riwut Km. 1,5 komplek KNPI Provinsi Kalimantan Tengah 74112
Contac Person : [085652220171-O82353234284] Email : gmnipalangkaraya@gmail.com

“KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI, PEMERINTAH KURANG JELI”

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah total populasi sekitar 260 juta penduduk dan
berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Komposisi etnis di Indonesia amat bervariasi karena negeri
ini memiliki ratusan ragam suku dan budaya. Dengan jumlah penduduk yang terpadat nomor empat di
dunia, perlu campur tangan pemerintah dalam mengsejahterakan penduduknya melalui kebijakan yang pro
rakyat, tanpa menguntungan segelintir individu atau oligarki.

Penduduk Indonesia sekarang sedang memulihkan kondisi ekonominya akibat dari wabah pandemi
Covid-19, terkhusus bagi penduduk menengah kebawah. Pemerintah Indonesia di awal tahun 2022 sampai
akhir bulan Agustus 2022. Dimana diketahui pada tanggal 17 Agustus 2022 Republik Indonesia sudah
merayakan hari kemerdekaan yang ke 77 Tahun, dimana harusnya kemerdekaan itu dirayakan dengan
penuh suka cita oleh rakyat, namun sepertinya masih saja rakyat dijajah dengan berbagai kebijakan-
kebijakan yang tidak pro dengan rakyat, yang dimana kita selaku warga Negara dibuat bingung dan
bertanya-tanya dengan berbagai persoalan yang dibuat dari kebijakan pemerintah.

Pada tanggal 24 Agustus 2022, DPR RI Komisi VII dan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya
Mineral) melakukan rapat kerja (RAKER). Dimana pada RAKER tersebut ada membahas mengenai
Kenaikan harga BBM bersubsidi khususnya yaitu Pertalite dan Solar Subsidi. Dalam Rapat Kerja yang
berlangsung, Ketua Komisi VII DPR RI yaitu Sugeng Suparwoto sejutu apabila rencana pemerintah
menaikan harga BBM pertalite dari Rp.7.650 menjadi Rp.10.000 atau naik 30%, hal itu disampaikan
langsung ketika rapat kerja bersama Menteri ESDM pada hari Rabu, (24 Agustus 2022) Siang.

DPC GMNI Palangka Raya menyoroti isu dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Karena kenaikan
harga BBM ini berkembang seiring dengan beban subsidi BBM dan kompensasi energi dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu sebesar Rp.502 trilliun. Ditambah lagi adanya indikasi
ketidak terbukaan pemerintah terkhusus pada Data dari BPH Migas dan Menteri ESDM berkaitan dengan
data distribusi BBM Subsidi yang tepat sasaran di beberapa daerah di Indonesia.

PEMBAHASAN

PT Pertamina (Persero) pada bulan April sudah menaikan harga bahan bakar minyak berjenis
Pertamax dimana kenaikan tersebut sempat membuat masyarakat menjadi panik yang menyebabkan
harga bahan pokok ada yang naik akibat kenaikan harga dari BBM berjenis pertamax, dan baru-baru ini
pemerintah pada tanggal 24 Agustus 2022 pada rapat kerja DPR RI Komisi VII dan Menteri ESDM, ada
membahas mengenai Kenaikan harga BBM bersubsidi khususnya yaitu Pertalite dan Solar Subsidi, yang
disetuju langsung oleh Ketua DPR RI Komisi VII (Sugeng Suparwoto).
DEWAN PIMPINAN CABANG
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
(GMNI)
PALANGKA RAYA
Seketariat : Jl. Tjilik Riwut Km. 1,5 komplek KNPI Provinsi Kalimantan Tengah 74112
Contac Person : [085652220171-O82353234284] Email : gmnipalangkaraya@gmail.com

Dapat kita ketahui rencana Pemerintah dalam menaikan harga pertalite dan solar perlu untuk
dipertimbangkan. karena saat ini porsi konsumsi pertalite berada diatas 70% diantara BBM jenis lainnya.
dapat dikatakan bahwa bahan bakar pertalite merupakan BBM yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat. kenaikan harga pertalite ini akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat sehingga
akan menurunkan pertumbuhan ekonomi yang berada di sekitar 5,4%. Sebaiknya Pemerintah harus
mencari alternatif dengan melakukan relokasi anggaran belanja kementerian seperti kementerian
pertahanan atau program kementrian yang tidak jelas namun memiliki anggaran yang tinggi. Karena
penganggaran di lembaga tersebut dapat ditunda atau dikurangi agar dapat direalokasikan ke anggaran
subsidi BBM, mengingat sektor tersebut bersentuhan langsung dengan masyakat. Pemerintah harus
memiliki opsi-opsi dalam kebijakan BBM bersubsidi dan tetap beracuan pada Pasal undang-undang 1945
ayat 1,2,3,4 yang menjelaskan kepentingan pembangunan.

Pemerintah sebelum mengambil kebijakan menaikan harga harus lebih dulu mengkaji, terlebih lagi
dampak yang akan ditimbulkan dari kenaikan BBM Bersubsidi ini, dimana otomatis akan berdampak serius
terkhusus berdampak pada sektor ekonomi. Dimana kebutuhan pokok rumah tangga akan naik sehingga
menyebabkan inflasi yang berdampak pada kestabilan masyarakat terkhususnya masyarakat menengah
atau miskin. Karena setiap daerah mempunyai masalah tersendiri jika sampai terjadi kenaikan harga BBM
bersubsidi, dimana pemerintah harus mempunyai opsi dan solusi yang sekiranya dapat membantu
masyarakat menengah atau miskin.

Kebijakan dari menaikan harga BBM bersubsidi ini sangat jelas merugikan dan memberatkan
masyarakat. Walaupun pemerintah sudah menyiapkan BLT, yang jadi pertanyaan apakah BLT itu sampai
atau tepat sasaran atau malah berpindah tangan dari pada si penerima BLT. Tidak dipungkiri memang
masih maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) serta kapitaliseme yang tidak lepas dari sebuah
lingkaran oligarki sang penguasa. Pemerintah tega mengabaikan rakyat dengan dalih membengkaknya
anggaran APBN. Adapun instansi BPH Migas dan Kementrian ESDM yang masih belum terbuka berkaitan
dengan data pendistibusian BBM bersubsidi ke masyarakat menengah kebawah. Sehingga BBM
bersubsidi di lapangan banyak diselewengkan oleh para penyalur seperti SPBU bukan untuk konsumsi
masyarakat miskin namun justru dijual kepada industri besar, mobil mewah hingga aktivitas pengangkutan
dari perusahaan dan adanya indikasi penimbunan bahan bakar minyak yang dilakukan oleh mafia minyak
BBM bersubsidi.
DEWAN PIMPINAN CABANG
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
(GMNI)
PALANGKA RAYA
Seketariat : Jl. Tjilik Riwut Km. 1,5 komplek KNPI Provinsi Kalimantan Tengah 74112
Contac Person : [085652220171-O82353234284] Email : gmnipalangkaraya@gmail.com

PENUTUP

Berdasarkan polemik berkaitan Kenaikan BBM bersubsidi berjenis Pertalite dan Solar subsidi,
yang dimana data dari BPH Migas dan Kementrian ESDM berkaitan dengan distribusi BBM bersubsidi
tidak di publikasikan ke publik, maka dengan ini DPC GMNI Palangka Raya dengan tegas menyatakan
sikap sebagai berikut :

1. Menuntut DPR RI untuk menyapaikan KETERBUKAAN data distribusi dari BPH Migas dan

Kementrian ESDM berkaitan dengan distribusi BBM Subsidi berjenis pertalite dan Solar subsidi.

2. Menuntut dan Mendesak DPR RI untuk meminta KPK usut jual beli berkaitan dengan dana

distribusi BBM Subsidi.

3. Menuntut DPR RI agar mendesak Kementrian ESDM agar tidak menaikan harga BBM bersubsidi.
DEWAN PIMPINAN CABANG
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
(GMNI)
PALANGKA RAYA
Seketariat : Jl. Tjilik Riwut Km. 1,5 komplek KNPI Provinsi Kalimantan Tengah 74112
Contac Person : [085652220171-O82353234284] Email : gmnipalangkaraya@gmail.com

SUMBER REFERENSI :

1. https://www.inews.id/finance/bisnis/bph-migas-sebut-revisi-perpres-pengendalian-bbm-sudah-

rampung-tunggu-diteken-jokowi

2. https://proklamator.id/gmni-dki-jakarta-soroti-wacana-kenaikan-bbm/

3. Sinyal Kenaikan Harga BBM dan Bansos Jokowi - Fokus Tempo.co

4. Revisi Perpres Pengendalian BBM Tunggu Diteken Jokowi, BPH Migas Ungkap Isinya - Bisnis

Tempo.co

5. Transparansi Subsidi BBM dan APBN Diperlukan, Kenaikan Harga BBM Tidak Adil Bagi

Masyarakat - Harian Terbit

6. Pertamina Ungkap Ada 257.455 Liter BBM Subsidi Disalahgunakan (tirto.id)

7. https://www.beritasatu.com/archive/86707/dpr-ada-korupsi-berjamaah-di-bbm-bersubsidi

Anda mungkin juga menyukai