Anda di halaman 1dari 1

Kenaikan Harga BBM

Sebagai informasi, pemerintah telah resmi menaikkan harga tiga jenis BBM mulai Sabtu (3/9/2022)
pukul 14.30 WIB.Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi tentunya
memberikan dampak terhadap kinerja perekonomian nasional. Meski demikian, kebijakan tersebut
harus diambil di tengah pengetatan ruang fiskal dan lonjakan harga minyak.Sebagaimana yang
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) tersebut
bertujuan agar subsidi yang diberikan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran.Dari data yang dimiliki
pemerintah, sebanyak 70% subsidi dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu, yaitu pemilik mobil
pribadi.Dengan pengalihan subsidi BBM, pemerintah menambahkan bantalan sosial bagi masyarakat,
yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta
keluarga kurang mampu.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan potensi jebolnya APBN
bila pemerintah tidak mengurangi subsidi BBM.Ia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
98 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022, pemerintah telah menaikkan anggaran
subsidi BBM dan elpiji tiga kali lipat, yakni dari Rp 77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun.Asumsinya, harga
minyak dunia mencapai 105 US dollar per barel dengan kurs Rp 1 to4.700 per dollar AS.Anggaran subsidi
listrik juga telah ditingkatkan dari Rp 56,5 trilun menjadi Rp 59,6 triliun. Selain itu, ada pula anggaran
kompensasi listrik yang naik dari Rp 0 menjadi Rp 41 triliun.“Sehingga total subsidi dan kompensasi
untuk BBM, elpiji, dan listrik, mencapai Rp 502,4 triliun,” papar Sri Mulyani.

Menteri Sosial Tri Rishamaharini mengungkapkan, demi menahan masyarakat kelas ekonomi bawah
dari keruntuhan akibat pengurangan subsidi BBM ini, pemerintah mengeluarkan tiga program bantuan
sosial.Pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 12,4 triliun bagi 20,65 juta keluarga kurang
mampu.Risma menjelaskan, dari total 20,65 juta keluarga penerima manfaat program itu, sebanyak
18.486.756 di antaranya sudah siap untuk disalurkan melalui PT Pos Indonesia. Sisanya masih dalam
tahap verifikasi ulang.“Masih ada 313.244 keluarga penerima manfaat di PT Pos yang sedang kami
cleansing bersama. Karena seperti kita ketahui, misalkan kita mengumumkan hari ini jam ini, satu jam
atau berapa menit kemudian ada yang meninggal. Jadi kami perlu cleansing,” ujar Risma.

Pemerintah seharusnya memikirkan pengaruh dari kenaikan harga BBM terutama pada bidang
transportasi umum,karena mayoritas masyarakat Indonesia setiap melakukan aktivitas baik berangkat
sekolah ataupun kerja selalu menggunakan transportasi umum.Jika harga BBM naik maka akan
bertambah pula harga dari penggunaan transportasi umum.Hal ini akan menyulitkan bagi masyarakat
umum karena jumlah pengeluaran mereka bertambah.

Anda mungkin juga menyukai