Anda di halaman 1dari 1

Kenaikan BBM Mencekik masyarakat

Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) per tanggal 3 September 2022
mengejutkan masyarakat. Pemerintah secara resmi telah mengumumkan penyesuaian
harga BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis solar, pertalite dan pertamax. Tercatat, harga
Pertalite yang semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Harga Solar subsidi
yang semula Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Dan harga Pertamax yang semula
Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Pengumuman harga BBM naik tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko
Widodo, dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Kebijakan naiknya harga BBM dilakukan agar
penyaluran BBM benar-benar tepat sasaran. Data menunjukan bahwa subsidi BBM yang
tidak tepat sasaran karena 80% yang menikmati subsidi adalah golongan mampu, sisanya
20% dinikmati masyarakat tidak mampu. Subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kelompok
masyarakat mampu yaitu pemilik mobil pribadi. Uang negara seharusnya diprioritaskan
untuk subsidi kepada masyarakat kurang mampu. Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah
lebih tegas untuk memastikan bahawa subsidi BBM sudah tepat sasaran dan pemerintah
harus melakukan evaluasi kebijakan agar subsidi BBM dapat dinikmati secara merata.

Berdasarkan Undang-Undang RI nomor 30 tahun 2007 pasal 3(f) terkait energi,


dijelaskan bahwa tujuan pengelolaan energi adalah agar peningkatan akses masyarakat yang
tidak mampu dan masyarakat yang berada di daerah terpencil tercapai sehingga
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dalam hal energi dapat tercapai secara adil dan
merata. Keputusan pemerinah untuk mengurangi subsidi BBM tentu saja membuat
masyarakat geram pasalnya masih pembagian subsidi BBM tidak rata. Redaksi menduga
bahwa harga kenaikan BBM menjadi kebijakan terbaru pemerintah memang tidak bisa
dielakkan. Kenaikan BBM tersebut tentu saja membuat masyarakat berpikir apa yang
membuat kenaikan BBM tidak bisa dielakkan?

Kenaikan BBM menyebabkan semua kebutuhan pokok juga ikut naik, seperti daging
ayam, daging sapi, telur, cabai, bawang, sayuran harganya juga mulai merangkak naik pasca
kenaikan BBM. Kenaikan BBM ini sama saja mencekik leher masyarakat kecil yang
seharusnya disejahterakan.

Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan masyarakat kecil, ketimbang menaikan


harga BBM. Caranya dengan menyamaratakan subsidi pemerintah dan tidak banyak
disalahgunakan oleh beberapa pihak. Sebagai masyarakat biasa, kita hanya bisa berharap
keputusan terbaik yang diambil oleh pemerintah. Karena bagaimanapun juga, negara tanpa
masyarakat tidak akan bisa menjadi negara yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai