Anda di halaman 1dari 5

ANALISA KEBIJAKAN KENAIKAN HARGA BBM DI INDONESIA

Mata Kuliah : Analisa Kebijakan


Lokal : 6B Reguler
Kelompok 2 : 1. Annisa (202207439)
2. Noor Ayu Yusida (202207469)
3. Safmiatun Najah (202207483)
4. Sri Dewi Sagita (202207487)
Latar Belakang
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan vital
dalam semua aktivitas ekonomi. Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat
sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya
kapasitas cadangan minyak. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini, salah
satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat
ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain terdapat kekhawatiran
atas ketidak mampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi.
Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk
menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun
perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia,
akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni 2013. Hingga
pada tanggal 03 September 2022 pemerintah kembali menaikkan harga BBM akibat adanya
pandemi Covid-19. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan keputusan
Menteri ESDM Nomor 218.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan
Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan. Penetapan ini
dengan pertimbangan bahwa dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia dan untuk
mendukung daya beli masyarakat melalui pengalihan subsidi bahan bakar minyak yang tepat
sasaran dalam bentuk bantuan langsung tunai dan bantuan sosial, perlu dilakukan
penyesuaian atas harga jual eceran jenis bahan bakar tertentu dan harga jual eceran jenis
bahan bakar minyak khusus penugasan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra oleh
masyarakat. Sebab kenaikan harga BBM di Indonesia tidak diimbangi dengan pertumbuhan
ekonomi yang ada. Oleh karena itu kami mengambil kebijakan mengenai kenaikan harga
BBM untuk tugas ini.
Permasalahan
Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sudsidi dan non subsidi di
tanggal 03 September 2022 menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Harga
BBM ini dipicu oleh banyak hal, salah satunya adalah kenaikan harga minyak dunia dan ICP
(Indonesian Crude Price). Sehingga kondisi ini akan mengakibatkan meningkatnya besaran
beban subsidi APBN. Selain itu, fakta di lapangan ternyata pemberian subsidi BBM ini
dinilai tidak tepat sasaran. Menurut data Kemenkeu, dari total kompensasi pertalite yang
diberikan yaitu sebesar 93,5 Triliun, 80,4 Triliunnya dinikmati oleh Rumah Tangga dan 13,1
Triliun dinikmati dunia usaha. Dari 80,4 Triliun yang dinikmati rumah tangga tersebut, hanya
16,1 Triliun atau sekitar 20% saja yang dinikmati oleh Rumah Tangga tidak mampu.
Kenaikan BBM ini banyak menyebabkan penolakan bagi kalangan masyarakat.
Penolakannya pun banyak dilakukan pasalnya kenaikan BBM ini akan memicu PHK dan
inflasi yang tinggi. Salah satunya dari mahasiswa, mereka melakukan aksi atas kenaikan
BBM yang telah ditetapkan pemerintah. Diantaranya, pertama menolak kebijakan pemerintah
untuk menaikkan harga BBM. Kedua, mendesak pemerintah untuk mencabut kebijakan tarif
dasar listrik. Ketiga, meminta pemerintah membuat pansus terhadap mafia migas dan
tambang.
Andi, selaku Humas aksi dari Aliansi Masyarakat Kaltim mengatakan, “BBM dan
listrik merupakan hal fuldamental dalam segi ekonomi masyarakat. Kenaikan dua hal tersebut
tentu akan sangat menyusahkan masyarakat”. Penolakan dilakukan karena kenaikan harga
BBM akan memikul daya beli masyarakat saat gaji tidak naik maka alokasi tambahan untuk
beli BBM akan naik dan mengurangi alokasi sehingga daya beli masyarakat akan berkurang.
Tentu kenaikan harga BBM ini akan memicu kenaikan barang-barang yang lain seperti
kebutuhan pokok, tarif listrik, angkutan umum lainnya.
Pendapatan masyarakat tertekan diikuti daya beli semakin menurun. Yang harusnya
masyarakat mendapatkan bagian dari kepemilikkan umum, ini mereka tidak mendapatkan
bagian bahkan dikurangi apa yang menjadi haknya dari pengelolaan kepemilikkan umum.
Yang ketiga kenaikkan BBM ini tidak dibarengi oleh penjaminan kehidupan yang layak bagi
masyarakat. Dengan adanya kenaikkan BBM ini maka dapat dipastikan berbagai macam
kebutuhan pokok ikut naik, kalau misalnya itu sudah ikut maka akank diikuti dengan naiknya
tarif angkatan umum. Sementara bantuan sosial yang dijanjikan pemerintah tidak sepadan
dengan apa yang kemudian dirasakan oleh masyarakat.
Dengan tiga alasan ini kita memang harus menolak kenaikan BBM jadi satu
mekanisme yang itu tidak diperbaiki yang kedua ini merupakan hak masyarakat yang ketiga
bahwa pemerintah tidak memberikan jaminan kehidupan yang kemudian memadai bagi
masyarakat untuk hidup layak. Ada beberapa permasalahan lain yang disebabkan akibat
adanya kebijakan ini, yaitu sebagai berikut.
1. Beban anggaran negara yang membengkak. Kebijakan subsidi BBM menyebabkan beban
anggaran negara yang signifikan. Subsidi ini memerlukan alokasi dana yang besar setiap
tahunnya, sehingga mengganggu keseimbangan fiskal dan dapat mengurangi anggaran
untuk sektor-sektor lain juga penting.
2. Tidak tepat sasaran. Kebijakan subsidi BBM belum mampu mencapai sasaran secara
tepat. Banyak subsidi BBM yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah ternyata juga dinikmati oleh mereka yang mampu.
3. Dampak lingkungan yang negatif. Kebijakan subsidi BBM juga memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan. Subsidi ini dapat mendorong penggunaan BBM secara berlebihan,
menyebabkan polusi udara, dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.

Pembahasan
Kenaikan harga BBM di Indonesia memberikan beberapa dampak yang dirasakan
oleh masyarakat. Kebijakan ini mendapatkan banyak tanggapan dari berbagai pihak termasuk
pemerintah. Menurut Pengamat Energi Sofyano Zakaria, harga BBM bersubsidi memang
sudah dinaikkan, harga solar Rp. 6.800 sedangkan Pertalite naik menjadi Rp. 10.000, tetap
harga tersebut masih dibawah harga keekonomian. Kondisi ini, dia menambahkan bahwa
kenaikan harga BBM ini masih berpotensi terjadinya penyelewengan, khususnya pada solar.
Sofiyan menilai, penyelewengan penyaluran BBM bersubsidi tersebut akan membuat
konsumsi BBM melebih kuota yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN), meski harga BBM bersubsidi telah dinaikkan.
Dosen FEB UI Berly Martawardaya berpandangan bahwa penyesuaian harga BBM
yang telah dilakukan pemerintah saat ini penting untuk bisa kembali menyeimbangkan
seluruh fungsi utama APBN. Beliau juga menilai, terdapat fungsi APBN yang terganggu
dalam penerapannya di lapangan. Hak tersebut dikarenakan adanya fakta jika justru lebih
banyak masyarakat kelas atas yang menikmati subsidi BBM dari pemerintah.
Kelompok buruh dari Asosiasi Serikat Pekerja di Indonesia (Aspek Indonesia)
mengirim surat ke sembilan partai politik di DPR RI. Isinya mendesak wakil rakyat
membatalkan kenaikan harga BBM subsidi jenis solar menjadi Rp. 6.800 per liter. BBM
penugasan Pertalite Rp. 10.000 per liter, serta Pertamax Rp. 14.500 per liter. Presiden Aspek
Indonesia Mirah Sumirat menyampaikan, pihaknya secara resmi telah mengirimkan surat
tersebut. Terkait penolakan kenaikan harga BBM yang akan dilakukan pemerintah. Ternyata,
pemerintah tetap memutuskan kenaikan harga BBM subsdi Pertalite dan Solar. Menurutnya,
kenaikan harga BBM akan sangat memukul daya beli rakyat, memicu lonjakan inflasi dan
juga akan mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah seharusnya tetap
memberikan subsidi kepada rakyatnya, apalagi yang menyangkut kebutuhan hajat hidup
rakyat.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anik Maslachah mengaku prihatin dengan keputusan
pemerintah pusat mengurangi subsidi BBM, sehingga harga BBM naik. Keputusan tersebut
akan berdampak pada kenaikan harga-harga kebutuhan hidup lainnya, serta memicu inflasi.
Menurut Anik, kenaikan harga BBM ini tentu memukul perekonomian masyarakat yang
mulai bangkit pasca dua tahun lebih pandemi. Karena itu pemerintah harus segera
meluncurkan bantalan sosial, untuk mengurangi dampak sosial dari kenaikan harga BBM.
Anik menilai kebijakan anggaran subsidi tersebut penting guna memperkuat ketahanan
pangan nasional dan membangkitkan sektor ekonomi mikro UMKM.

Saran dan Pemecahan Masalah


Berikut adalah beberapa saran dan pemecahan masalah yang dapat kami berikan
terhadap permasalahan kebijakan ini.
1. Menghemat konsumsi BBM. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kenaikan harga
BBM adalah dengan menghemat konsumsi bahan bakar.
2. Menggunakan kendaraan ramah lingkungan. Beralih ke kendaraan yang lebih efisien
dalam penggunaan bahan bakar atau kendaraan listrik adalah langkah yang dapat
mengurangi ketergantungan pada BBM dan mengurangi dampak lingkungan. Pilihlah
kendaraan seperti mobil hibrida atau listrik dapat menjadisolusi jangka panjang.
3. Mendorong pengembangan energi alternatif. Masyarakat dapat mengadvokasi dan
mendukung upaya pemerintah dan sektor swasta dalam mengembangkan energi alternatif
yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan. Ini termasuk peningkatan investasi dalam
sumber energi terbarukan seperti energi surya,angin,hidro,atau biofuel.
4. Mengurangi ketergantungan pada BBM.salah satu langakah penting dalam mengatasi
permsalahan harga BBM adalah dengan mengurangi ketergantungan secara keseluruhan
pada bahan bakar fosil. Masyarakat dapat menerapkan kebijakan hemat energi di rumah
dan mengurangi konsumsi listrik dan gas alam,serta menggunakan energi terbarukan jika
memungkinkan
5. Mendukung inisiatif hemat energi. Masyarakat dapat mejadi agen perubahan dengan
mempraktikkan kebiasaan hemat energi seperti mematikan peralatan listrik yang tidak
digunakan,menggunakan peralatan hemat energi,dan memaksimalkan penggunaan
sumber daya alam yang ada.
6. Terlibat dalam aktivitasme dan diskusi. Masyarakat juga dapat terlibat dalam aktivisme
dan diskusi. Masyarakat juga dapat terlibat dalam aktivitasme dan diskusi mengenai
kebijakan energi,termasuk kenaikan harga BBM. Ini termasuk berpartsipasi dalam
kelompok advokasi masyarakat,kampanye kesadsran energi,dan memperjuangkan
kebijakan yang adil bagi masyarakat,kampanye kesadaran energi,dan memperjuangkan
kebijakan yang adil bagi masyarakat terksit harga BBM.
7. Menggunakan alternatif transportasi. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan
beralih ke alternatif transportasi seperti berjalan kaki,bersepeda,atau menggunakan
layanan transportasi umum. Selain mengurangi pengeluaran untuk BBM,ini juga dapat
mengurangi kemacetan lalu lintas dan dampak negatif pada lingkungan.
8. Mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi. Masyarakat dapat terus memantau dan
mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi di sektor energi. Teknologi dan inovasi
di sektor energi. Teknologi baru dan inovasi yang terus muncul dapat membawa solusi
baru untuk mengatasi ketergantungan pada BBM dan mengurangi harga serta
dampaknya. Penting untuk diingat bahwa mengatasi permsalahan kenaikan harga BBM
membutuhkan kerja sama dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan,termasuk
pemerintah,industri,dan masyarakat.

Referensi
Anonim. 2022. Fakta Latar Belakang Rencana Kenaikan BBM Bersubsidi.
https://m.metrotvnews.com/play/b3JCyEO1-fakta-latar-belakang-rencana-kenaikan-bbm-
bersubsidi. Diakses pada Tanggal 20 Juni 2023 Pukul 12.34
Prastiwi, Devira. 2022. 8 Tanggapan Berbagai Pihak Terkait Harga BBM Naik.
https://www.liputan6.com/amp/5062175/8-tanggapan-berbagai-pihak-terkait-harga-bbm-
naik. Diakses Pada Tanggal 20 Juni 2023 Pukul 12. 36
Kepmen ESDM. 2022. Kepmen ESDM Tentang Harga Jual Eceran BBM Jenis Tertentu dan
Khusus Penugasan.https://migas.esdm.go.id/post/read/kepmen-esdm-tentang-harga-jual-
eceran-bbm-jenis-tertentu-dan-khusus-penugasan. Diakses Pada Tanggal 21 Juni 2023 Pukul
11.09

Anda mungkin juga menyukai