Anda di halaman 1dari 7

FINAL TEST EKONOMI POLITIK

1. Ekonomi Politik Modern


Ekonomi politik modern merujuk pada pendekatan kajian yang
mengintegrasikan unsur-unsur ekonomi dan politik dalam menganalisis sistem
ekonomi suatu negara atau wilayah. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana
kebijakan ekonomi dan struktur politik saling memengaruhi, membentuk, dan
membimbing satu sama lain. Ekonomi politik modern mencoba untuk memahami
dinamika kekuasaan, distribusi sumber daya, serta dampak kebijakan ekonomi
terhadap struktur sosial dan politik.
Ekonomi politik modern mengacu pada studi tentang interaksi antara
kekuasaan politik dan proses ekonomi dalam masyarakat kontemporer. Ini
melibatkan analisis tentang bagaimana kebijakan ekonomi dipengaruhi oleh
kekuasaan politik dan sebaliknya, serta dampaknya terhadap struktur ekonomi dan
sosial. Bidang ini mencakup berbagai teori dan pendekatan, termasuk ekonomi
politik klasik dan modern, serta keterkaitan antara sistem ekonomi, kebijakan
publik, dan aspek politik. Studi ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana
keputusan ekonomi dan politik saling memengaruhi, serta dampaknya terhadap
masyarakat dan hubungan internasional.
Dalam ekonomi politik modern, terdapat perdebatan dan analisis mendalam
tentang isu-isu seperti ketimpangan ekonomi, kebijakan perdagangan internasional,
investasi, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan struktur sosial. Hal ini mencakup
juga kajian terhadap intervensi pemerintah, perubahan kebijakan, serta tindakan
politik ekonomi dalam konteks globalisasi dan sistem ekonomi internasional.
Dengan demikian, ekonomi politik modern merupakan bidang studi yang
kompleks dan interdisipliner, yang memadukan konsep-konsep dari ekonomi, ilmu
politik, dan sosiologi untuk memahami dinamika kompleks antara kekuasaan politik
dan proses ekonomi dalam masyarakat kontemporer.
a. Dampak Positif
1) Transparansi dan Akuntabilitas. Meningkatnya transparansi dan
akuntabilitas dalam pengambilan keputusan ekonomi dan politik dapat
mengurangi tingkat korupsi dan meningkatkan tata kelola pemerintahan.
2) Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan. Fokus pada
keberlanjutan dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan, melindungi lingkungan dan keanekaragaman hayati.
3) Partisipasi Masyarakat. Dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat,
kebijakan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dapat dihasilkan.
4) Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Peningkatan perhatian terhadap sektor
ekonomi lokal dapat memajukan usaha kecil dan menengah serta
mengurangi ketidaksetaraan ekonomi antar wilayah.
5) Peningkatan Standar Hidup. Dengan adanya kebijakan yang mendukung
redistribusi kekayaan dan peningkatan kesejahteraan, standar hidup
masyarakat Indonesia dapat meningkat.

b. Dampak Negatif
1) Resistensi Kelompok Kepentingan. Kelompok kepentingan yang mungkin
kehilangan keuntungan dari perubahan kebijakan dapat menyebabkan
resistensi dan konflik.
2) Tantangan Ekonomi. Perubahan kebijakan ekonomi dapat menyebabkan
tantangan ekonomi, terutama jika tidak ada langkah-langkah yang memadai
untuk mengurangi potensi dampak negatifnya.
3) Ketidakpastian Ekonomi. Perubahan kebijakan ekonomi dapat menciptakan
ketidakpastian, baik di antara pelaku usaha maupun masyarakat umum,
yang dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
4) Peningkatan Biaya Implementasi. Penerapan kebijakan yang memerlukan
investasi besar dalam infrastruktur atau reformasi sistem dapat
menimbulkan beban biaya yang signifikan.
5) Tantangan Budaya dan Konteks Lokal. Sistem ekonomi politik modern
mungkin menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan budaya dan
konteks lokal Indonesia, yang dapat memerlukan pendekatan yang
disesuaikan.
6) Ketidaksetujuan Politik. Penerapan kebijakan yang signifikan dalam konteks
politik dapat menyebabkan ketidaksetujuan politik, bahkan jika tujuannya
adalah untuk kepentingan umum.
7) Potensi Pengurangan Lapangan Kerja. Peningkatan efisiensi dan
restrukturisasi ekonomi dapat berpotensi menyebabkan pergeseran dalam
lapangan kerja dan memerlukan upaya untuk menangani dampak sosialnya.

2. Ekonomi Politik Birokrasi


Kondisi birokrasi di Indonesia saat ini masih menunjukkan tantangan dalam
implementasi reformasi birokrasi dan good governance. Masih terdapat masalah
seperti perilaku birokrat yang arogan, korupsi, kolusi, nepotisme, serta kurangnya
orientasi budaya kerja yang efektif dan transparan. Pemerintah telah merumuskan
berbagai peraturan dan program reformasi birokrasi, seperti Grand Design
Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014, untuk meningkatkan kualitas layanan publik, transparansi, dan akuntabilitas
dalam birokrasi. Meskipun demikian, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk
mewujudkan birokrasi yang bersih, akuntabel, dan profesional di Indonesia. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat upaya reformasi birokrasi,
kondisi birokrasi di Indonesia saat ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan
dalam mewujudkan good governance dan pelayanan publik yang berkualitas.
Berdasarkan hasil pencarian, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki atau
dievaluasi oleh pemerintah mengenai birokrasi di Indonesia, antara lain:
1. Struktur organisasi yang terlalu gemuk dan tidak fit dengan fungsi
2. Payung hukum yang kontradiktif dan ambigu
3. Rekrutmen yang tidak objektif
4. Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
5. Integritas aparatur yang masih bermasalah
6. Pelayanan publik yang tidak berkualitas dan transparan
7. Kurang inovatif serta sistem dan budaya kerja yang belum terbangun
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintah telah merumuskan
berbagai program reformasi birokrasi, seperti Grand Design Reformasi Birokrasi
Indonesia 2010-2025 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yang perlu terus
dievaluasi dan diperbaiki agar dapat mewujudkan birokrasi yang bersih, akuntabel,
dan profesional di Indonesia. Selain itu, perlu juga adanya perubahan dalam pola
pikir dan orientasi budaya kerja birokrat, serta peningkatan kualitas SDM dan
sistem pengawasan yang lebih efektif.

3. Ekonomi Politik di Indonesia


Berdasarkan hasil pencarian, ekonomi politik di Indonesia merupakan
penggabungan antara bidang ekonomi dan politik, yang menggabungkan dua fokus
yang berbeda. Ekonomi politik Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan
kompleks, dengan masalah-masalah seperti jurang antara idealisme dan
pragmatisme, antara sosialisme dan liberalisme, serta antara konservatisme dan
tuntutan globalisasi. Selain itu, ekonomi politik Indonesia juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti peran negara, perpajakan, utang negara, dan sosialisme.
Meskipun demikian, ekonomi politik Indonesia saat ini masih dihadapkan
pada berbagai tantangan, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta
kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan publik. Oleh karena itu,
pemerintah perlu terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam implementasi
reformasi birokrasi dan good governance, serta meningkatkan kualitas SDM dan
sistem pengawasan yang lebih efektif.
Ekonomi di Indonesia saat ini bertumbuh, tetapi masih menghadapi beberapa
stabilitas. Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia:
a. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh, dengan tingkat pertumbuhan
5,17% pada kuartal ke-2 2023.
b. PDB per kapita Indonesia di tahun 2022 telah meningkat ke USD 4.580.
c. Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN dan memiliki bonus demografi
yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Meskipun demikian, ekonomi di Indonesia masih menghadapi beberapa
tantangan, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta kurangnya
transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan publik. Oleh karena itu, pemerintah
perlu terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam implementasi reformasi
birokrasi dan good governance, serta meningkatkan kualitas SDM dan sistem
pengawasan yang lebih efektif.

4. Pembangunan Sektor Keuangan


Sektor keuangan di Indonesia terdiri dari berbagai macam industri yang
berfungsi di bidang keuangan. Beberapa komponen utama dalam sektor keuangan
meliputi.
a. Perbankan. Sektor ini mencakup berbagai jenis bank yang beroperasi di pasar,
termasuk bank komersial, bank islami, dan bank mandiri.
b. Asuransi. Sektor ini melibatkan perusahaan asuransi yang menyediakan
kebijakan asuransi kepada pelanggan, seperti asuransi kehidupan, asuransi
perusahaan, dan asuransi jaminan.
c. Pembiayaan. Sektor ini mencakup perusahaan pembiayaan yang berfungsi
dalam mengumpulkan pinjaman dan memberikan kredit kepada pelanggan.
d. Perusahaan efek. Sektor ini melibatkan perusahaan efek yang beroperasi dalam
pasar, termasuk saham, reksadana, dan emas.
e. Fintech. Sektor ini mencakup perusahaan teknologi finansial yang menggunakan
teknologi untuk menyediakan layanan finansial, seperti pengiriman uang,
pengelolaan rekeningan, dan layanan pendanaan.
Sektor keuangan di Indonesia telah menarik banyak perhatian karena
pertumbuhan yang rapida dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu,
pemerintah menugaskan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi kinerja
lembaga yang bekerja di sektor ini. Selain itu, sektor keuangan juga menjadi
semakin penting dalam konteks globalisasi dan teknologi finansial, yang
mempengaruhi kebijakan dan perencanaan dalam sektor ini.
Pengelolaan keuangan di Indonesia melibatkan beberapa aspek penting,
seperti kebijakan fiskal, manajemen keuangan, dan pengawasan. Berikut adalah
beberapa poin terkait pengelolaan keuangan di Indonesia:
a. Kebijakan fiskal: Kebijakan fiskal merupakan basis utama dalam pengelolaan
keuangan negara. Kebijakan ini mencakup aspek sepertai produksi, investasi,
pembentukan harga, perdagangan, dan konsumsi. Kebijakan fiskal juga
mempengaruhi distribusi kekayaan dan kesejahteraan masyarakat, serta
memastikan pendapatan tetap stabil dan meningkat.
b. Manajemen keuangan: Manajemen keuangan melibatkan pengawasan
pendapatan, pengendalian biaya, dan penetapan persediaan. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) merupakan institusi yang mengawasi kinerja lembaga di sektor
keuangan, termasuk bank, asuransi, dan fintech. OJK juga menjaga transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.
c. Pengawasan: Pengawasan melibatkan supervisi dan evaluasi kegiatan ekonomi
oleh pemerintah. Hal ini mencakup penilai kinerja lembaga, mengawasi
ketidakpastian, dan memastikan penerapan kebijakan dan peraturan.
Pengelolaan keuangan di Indonesia menjadi semakin penting dalam konteks
globalisasi dan teknologi finansial, yang mempengaruhi kebijakan dan perencanaan
dalam sektor ini[4]. Selain itu, pemerintah mengharapkan penguatan ekonomi
politik lokal untuk memastikan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian.

5. Artikel Contoh Fenomena


Salah satu contoh fenomena ekonomi politik di Indonesia adalah dampak
pandemi COVID-19 terhadap ekonomi masyarakat, khususnya para pekerja
informal seperti sopir angkot dan ojek online (ojol). Pandemi ini telah menyebabkan
kerugian ekonomi bagi para pekerja ini karena menurunnya mobilitas dan aktivitas
ekonomi masyarakat[1]. Hal ini mencerminkan tantangan dalam mengelola dampak
ekonomi dari krisis kesehatan yang memerlukan respons yang cepat dan
komprehensif dari pemerintah.
Analisis terhadap fenomena ini menunjukkan perlunya langkah-langkah
konkret untuk melindungi para pekerja informal dan masyarakat rentan lainnya.
Pemerintah perlu meningkatkan jaringan perlindungan sosial, memberikan bantuan
langsung, dan menciptakan program stimulus ekonomi yang dapat membantu
meringankan beban ekonomi masyarakat. Selain itu, diversifikasi ekonomi dan
pelatihan ulang tenaga kerja juga menjadi penting untuk mengurangi
ketergantungan pada sektor-sektor yang rentan terhadap krisis. Pemecahan
masalahnya melibatkan koordinasi antara kebijakan ekonomi dan kesehatan, serta
peran aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan
masyarakat sipil.

Anda mungkin juga menyukai