Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ULANGAN TENGAH SEMESTER

DIBUAT OLEH:

SILVIA AGUSTINA KERI

F23121014

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
Pertanyaan dari: Agnes Toding(F23121028)

Soal:

1. jelaskan dengan singkat cara penerapan kebijakan fiskal di Indonesia!

2. jelaskan dan berikan contoh dampak penerapan kebijakan fiskal di Indonesia!

3. Mengapa bukti efisiensi pemerintah masih jarang ditemukan dalam rangka


kebijakan dan pelayanan publik?

Jawaban:

1. Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan oleh John


Maynard Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa
Depresiasi Besar (Great Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929.
Menurut Keynes, pemerintah suatu negara sebenarnya punya hak mengatur
pengeluaran dan pemasukan sebuah negara dengan menetapkan pajak dan
membuat kebijakan demi ekonomi makro negara. Di Indonesia, kebijakan fiskal
dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang merupakan unit setingkat
eselon I di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia. BKF berperan
untuk merumuskan kebijakan fiskal dan sektor keuangan dengan cakupan
tugas yang meliputi ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara,
pembiayaan, sektor keuangan dan kerja sama internasional. Merujuk pada
buku Keuangan Negara yang ditulis oleh Pandapotan Ritonga., SE., M.Si, ada
banyak contoh kebijakan fiskal yang telah diterapkan oleh Indonesia, di
antaranya:

• Pengurangan subsidi BBM.


• Adanya tax amnesty tahun 2017, yaitu program pengampunan pajak
bagi wajib pajak yang telat, tunggakan, dan tidak melaporkan asetnya.
• Relaksasi pajak yang berlangsung selama tahun 2020 hingga awal 2021
untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
2. Dampak penerapan kebijakan fiscal di Indonesia
a) Pengeluaran Pemerintah, Kebijakan ini bisa dilakukan dengan cara
meningkatkan ataupun menurunkan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
meningkatkan pengeluaran atau belanja negara bisa dilakukan saat suatu
negara sedang mengalami perlambatan kegiatan ekonomi atau resesi.
Pemerintah akan menaikkan pengeluarannya untuk dialokasikan ke
kegiatan yang produktif atau bermanfaatan, seperti pemberian modal
usaha. Bagi pelaku usaha kebijakan ini akan berdampak pada
meningkatnya kegiatan ekonomi,
b) Pajak, dengan menggunakan instrumen pajak dapat dilakukan dengan cara
menurunkan atau meningkatkan tingkat pajak. Pemerintah dapat
menerapkan kebijakan menaikkan tingkat pajak saat terjadi inflasi, sehingga
inflasi bisa lebih terkendali. Sementara kebijakan penurunan pajak dapat
diterapkan saat terjadinya deflasi. Dampaknya saat tarif pajak diturunkan,
akan membuat kegiatan ekonomi kembali berlangsung dengan baik.
3. Pelayanan publik merupakan salah satu unsur penting bagi organisasi publik
termasuk organisasi pemerintah. Oleh karena itu pelayanan publik yang
diberikan aparatur pemerintah (birokrasi pemerintah) harus senantiasa
berorientasi pada kepentingan publik. Pemenuhan terhadap kepentingan publik
secara substantif sudah selayaknya memperhatikan kualitas pelayanan yang
diberikan agar masyarakat yang dilayani dapat memberikan tanggapan
positif terhadap hasil pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah
tersebut. Namun dalam realitanya masalah pelayanan publik dilingkungan
pemerintahan sudah lama menjadi pusat perhatian masyarakat seiring
banyaknya kasus pelayanan publik yang dianggap kurang berpihak kepada
kepentingan masyarakat. Ini mengisyaratkan bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan pemerintah belum menunjukkan hasil yang memuaskan bagi
masyarakat. Pelayanan yang berbelit-belit, in-efisiensi, lambat, tidak ramah
serta tidak jelasnya waktu penyelesaian dan tidak jelasnya biaya pelayanan
merupakan bukti nyata bahwa kualitas pelayanan yang diberikan aparatur
pemerintah masih rendah dan pelayanan publik belum berkualitas. Beberapa
faktor penyebab belum berkualitasnya pelayanan publik adalah faktor
SDM aparatur, organisasi birokrasi, tata laksana, pola pikir, kinerja organisasi,
budaya birokrasi, inovasi birokrasi dan teknologi informasi, perilaku birokrasi,
sistem dan strategi pelayanan, kepemimpinan yang transaksional, struktur
organisasi yang adaptif, perilaku organisasi yang koruptif, lemahnya
implementasi kebijakan, belum diterapkannya prinsip good governance dan
komunikasi birokrasi.

Anda mungkin juga menyukai