NPM : CA116111108
)
KEBIJAKAN FISKAL MODUL 5
Kuis
Dalam kebijakan fiskal terdapat banyak sekali tujuan untuk mengedepankan urusan Negara,
namun tidak sampai disini, kebijakan fiskal juga memiliki 2 instrumen penting dalam Negara
yaitu Pendapatan Negara (Pajak) adalah instrumen fiskal yang dipakai oleh pemerintah untuk
membiayai pembangunan. Pajak tersebut bersifat memaksa dan tercantum dalam konstitusi,
dimana semua wajib pajak (perorangan dan badan usaha) wajib memberikan kontribusi pada
Negara. Dan Pengeluaran Negara Semua pengeluaran negara disusun dalam Anggaran
Pembelanjaan Negara (APBN). Pengeluaran pemerintah ini ada banyak sekali jenisnya, mulai
dari biaya untuk pembangunan infrastruktur, biaya pembangunan untuk masyarakat umum,
hingga biaya untuk keperluan operasional pemerintah sendiri.
Kebijakan Fiskal adalah langkah untuk mempengaruhi penerimaan & pengeluaran pemerintah
kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi, caranya:
Kuis
Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran
karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan hidup masyarakat. Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban
atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.
b. Disiplin Anggaran
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sedangkan belanja yang dianggarkan pada setiap
pos atau pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
c. Keadilan Anggaran
Pemerintah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil agar dapat dinikmati
oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan, karena
pendapatan pemerintah pada hakikatnya diperoleh melalui peran serta masyarakat secara
keseluruhan.
1) Penyusunan Anggaran
2) Pelaksanaan Anggaran
3) Pengawasan Anggaran
Tahap pengawasan pelaksanaan APBN ini memang tidak diungkap secara nyata dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Namun, Keputusan
Presiden Nomor 42 Tahun 2002 jo Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN pada Bab IX memuat hal-hal yang mengatur pengawasan
pelaksanaan APBN. Pada tahap ini pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh
atasan/kepala kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga dalam lingkungannya. Atasan
langsung bendahara melakukan pemeriksaaan kas bendahara sekurang-kurangnya tiga bulan
sekali. (Yang berlaku sekarang sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor
47/PB/2009 jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 bahwa pemeriksaan kas
bendahara tersebut dilaksanakan sekurang-kurangnya satu bulan sekali.)
Selain pengawasan yang dilakukan oleh pihak eksekutif, terdapat pula pengawasan yang
dilakukan oleh DPR atau legislatif baik secara langsung mupun tidak langsung. Pengawasan
secara langsung dilakukan melalui mekanisme monitoring berupa penyampaian laporan
semester I kepada DPR selambat-lambatnya satu bulan setelah berakhirnya semester I tahun
anggaran yang bersangkutan. Laporan tersebut harus pula mencantumkan prognosa untuk
semester II dengan maksud agar DPR dapat mengantisipasi kemungkinan ada atau tidaknya
APBN Perubahan untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan semester I dan prognosa
semester II tersebut dibahas dalam rapat kerja antara Panitia Anggaran DPR dan Menteri
Keuangan sebagai wakil pemerintah. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui
penyampaian hasil pemeriksaan BPK atas pelaksanaan APBN kepada DPR. Pemeriksaan
yanag dilakukan BPK menyangkut tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakan APBN.
• Prosedur
• Waktu Pelayanan
• Biaya
• Produk / Hasil
• Sarana Prasarana
• Kapasitas Petugas