Anda di halaman 1dari 5

SISTEM EKONOMI PANCASILA

BAB 10 SISTEM FISKAL

Dosen : Ita Burhan


Di Susun Oleh :
16102105 RAHMA NUR AINI
16102128 RAVELLO JONATHAN HUTASOIT
16102098 NORA WEVI EKA PUTRI
16102080 CORRINA RIZKI AMELIA
16102079 CIK NING ULFA NUR FAUZIAH
16102071 ANA RIANA

UNIVERSITAS TRILOGI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi 2016
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pada bab terdahulu telah membahas berbagai sector pembangunan, yaitu


sector industry dan perdagangan. Selanjutnya kita akan membahas khusus masalah
fiscal, untuk mendukung pembangunan industry, perdagangan, dan keuangan.
Fiscal sebagai system pendukung pembangunan nasional harus bertujuan
untuk kemakmuran bersama seluruh rakyat. Secara khusus, kebijakan fiscal bertujuan
untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, meningkatkan kesempatan kerja,
mengendalikan inflasi, meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional,
serta meningkatkan investasi.

II. TUJUAN
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
1. Kebijakan fiscal ekspansif (anggaran deficit)
Suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengarahan kondisi perekonomian menjadi
lebih baik dengan jalan mengubah proporsi anggaran.

2. Kebijakan fiscal kontraktif (anggaran surplus)


Kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan belanja negara dan menaikan
tingkat pajak.

3. Anggaran berimbang (balanced budget)


Terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan.

4. Anggaran dinamis
Suatu kebijakan anggaran jika penerimaan negara dari tahun ke tahun selalu
meningkat dan terbuka serta diiringi meningkatnya pengeluaran negara.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. FUNGSI DAN PRINSIP KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan fiscal terkait anggaran APBN memiliki fungsi otorisasi,


perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi.
 Fungsi Otorisasi
Berarti APBN menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada
tahun yang bersangkutan.
 Fungsi Perencanaan
Menempatkan APBN sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan.
 Fungsi Pengawasan
Memberikan peran bagi APBN sebagai dasar untuk menilai kesesuaian kegiatan
penyelenggaraan oemerintahaan negara dengan ketentuan yang telah di tetapkan.
 Fungsi Alokasi
Meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian sebagai perwujudan fungsi
alokasi.
 Fungsi Distribusi
Mengurangi perbedaan-perbedaan pendapatan antar individu dalam masyarakat.
 Fungsi Stabilisasi
Anbggaran pemerintah yang menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keserasian fundamenta; perekonomian.

Terdapat 3 aspek ekonomi dari 6 fungsi APBN yang telah di paparkan,


yaitu fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Setidaknya terdapat isu penting untuk
dapat mewujudkan efesiensi tersebut, yaitu :

1. Barang dan jasa apa yang akan di sediakan oleh pemerintah.


2. Berapa jumlahnya.
3. Bagaimana cara penyediaanya.
4. Siapa yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan terhadap penyediaan
barang dan jasa.

Dalam melaksanakan fungsi fiscal tersebut harus mempertimbangkan


prinsip dasar untuk menciptakan kemandirian dan kesinambungan fiscal. Prinsip
dasar tersebut adalah adanya transparasi, akuntabilitas, efesiensi dan efektivitas
anggaran.
1. Transparasi berkaitan dengan keterbukaan informasi dalam hal pengelolaan
keuangan negara oleh pemerintah.
2. Prinsip dasar manajemen keuangan negara selanjutnya adalah akuntabilitas yang
mengindikasikan penyelenggaran negara harus dapat di pertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan UUD.
3. Prinsip terakhir adalah efesiensi dan efektivitas, yang berkaitan dengan
pemanfaatan sumber daya yang ada semaksimal mungkin untuk mencapai hasil
yang optimal.

2. KEBIJAKAN FISKAL DALAM SISTEM EKONOMI PANCASILA

Dalam SEP kebijakan fiscal bertujuan untuk menjamin pemerataan


pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis. Untuk itu, kebijakan fiscal di tetapkan berdasarkan langkah-langkah
sbb :

1. Asas kekeluargaan yang mengintegrasikan segala sumber daya ekonomi dalam


upaya mencapai tujuan nasional.
2. Prinsip anggaran berimbang dan dinamis.

3. STRATEGI FISKAL DALAM SISTEM EKONOMI PANCASILA


Berdasarkan kebijakan, fungsi dan prinsip dasar kebijakan fiscal dalam
SEP, maka strategi fiscal nasional meliputi :
1. Meningkatkan kapasitas fiscal,
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas belanja negara,
3. Mengendalikan pembiayaan yang bersumber dari utang dan di arahkan agar
pemanfataan pinjaman untuk kegiatan produktif.
4. Memberikan jaminan social kepada fakir miskin dan anak terlantar.
5. Menyediakan anggaran yang optimal untuk kesehatan dan pendidikan.
6. Memberikan fasilitas fiscal seperti perpajakan, dan jaminan kredit bagi industry
pedesaan dan sumber daya terbarukan.
7. Mengalokasikan anggaran yang lebih besar ke daerah yang indeks fiscal nya
rendah dan indkes kemiskinan nya tinggi.
8. Mengurangi kesenjangan fiscal antara pusat dan daerah, antar daerah serta
mengurangi kesenjangan pelayanan public antar daerah.

4. KESIMPULAN
Kebijakan moneter dan kebijakan fiscal pada banyak hal sering memiliki
tujuan yang saling bertentangan. Hal ini dapat mengakibatkan tidak optimalnya
hasil kebijakan tersebut, atau bahkan dalam artian yang paling ekstrim kedua
kebijakan dapat saling meniadakan.
Kebijakan fiscal yang ekspansif dan kebijakan fiscal yang longgar
dibutuhkan saat ekonomi dalam kondisi lesu, sementara kebijakan moneter yang
ketat dan kebijakan fiscal yang kontraktif di perlukan dalam kondisi ekonomi
yang over head. Oleh sebab itu di perlukan adanya koordinasi antara pengambilan
fiscal dan kebijakan moneter yang keduanya mendukung pertumbuhan ekonomi
dalam suatu system ekonomi dengam inflasi yang terjaga.

5. DAFTAR PUSTAKA
 Buku Sistem Ekonomi Pancasila

Anda mungkin juga menyukai