NIM : 7183540003
Kelas : Reguler-B Ilmu Ekonomi
Semester :7
4. Jelaskan konsep perencanaan daerah dalam perpektif mikro dan makro serta
berikan contohnya !
Jawab :
Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional
dalam skala makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan makro ini dikaji berapa
pesat pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan, berapa besar
tabungan masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana proyeksinya, dan
hal-hal lainnya secara makro dan menyeluruh. Kajian ini dilakukan untuk
menentukan tujuan dan sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu
rencana, dengan memperhitungkan berbagai variabel ekonomi mikro.
Perencanaan makro ini dilakukan dengan melihat dan memperhitungkan secara
cermat keterkaitannya dengan perencanaan sektoral dan regional.
Contoh perencanaan makro : pembangunan fasilitas pelayanan publik
1. Prinsip Value for money, Dalam kaitan dengan penganggaran prinsip ini
digunakan untuk menilai apakah RS telah mendapatkan manfaat maksimal
dari belanja yang dilakukan serta pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
Pencapaian value for money sering digambarkan dalam bentuk tiga E, yaitu:
Ekonomis, yaitu meminimalkan biaya sumber daya untuk suatu kegiatan
(mengerjakan sesuatu dengan biaya rendah);
Efisien, yaitu melaksanakan tugas dengan usaha yang optimal (melakukan
sesuatu dengan benar);
Efektif, yaitu sejauh mana sasaran dicapai (melakukan hal yang benar).
2. Prinsip Good Corporate Governance. Prinsip ini telah diadopsi oleh hampir
semua perusahaan atau pemerintahan yang mengaku menjalakan
manajemen atau administrasi publik yang modern. bentuk-bentuk
prinsip God Corporate Governance ini adalah:
Participation, adanya partisipasi dari semua pihak yang ada didalam RS.
Rule of law, dalam kaitan dengan sistem penganggaran prinsip ini
merupakan pusat dari proses penyusunan anggaran. Anggaran
ditetapkan dengan Undang-Undang begitu juga aturan-aturan
pelaksanaan semua harus mengacu pada Undang-undang.
Transparency, prinsip ini berlaku di berbagai fungsi dan tanggungjawab
pengelolaan keuangan RS, termasuk dalam proses perencanaan,
kebijakan keuangan, pencatatan, audit keuangan dan jika perlu pelibatan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pengelolaan keuangan.
Responsiveness, sistem penganggaran harus mampu menampung semua
kebutuhan perusahaan (termasuk pihak-pihak yang berkepentingan)
dalam waktu yang masuk akal.
Consensus orientation, penganggaran harus mengakomodir segala
kepentingan yang ada didalam perusahaan (atau jika perlu pihah-pihak
berkepentingan/ masyarakat luas) atau juga dikenal dengan istilah
anggaran partisipatif.
Equity and inclusiveness, kesamaan dan pengikutsertaan jika diterapkan
dalam sistem penganggaran maka semua keputusan dalam bidang
keuangan dibuat demi kepentingan seluruh pihak yang ada didalam RS
bukan hanya sebagian golongan.
Effectiveness and efficiency, anggaran berbasis kinerja merupakan
cerminan kedua prinsip tersebut. Efektivitas adalah melakukan hal yang
benar dan efisiensi adalah melakukan sesuatu dengan benar. Keputusan
anggaran harus memilih hal-hal yang benar untuk dibiayai oleh RS dan
mengelola pengeluaran dana-dana dan sumber daya tersebut untuk
memastikan bahwa hal tersebut dilaksanakan dengan benar.
Accountability, akuntabilitas merupakan inti dari proses anggaran.
Akuntabilitas membuat pejabat yang mendapat tugas melaksanakan dan
mempertangggungjawabkan anggaran harus dapat mengungkapkan
bagaimana dana RS akan digunakan. Audit program dan keuangan akan
dapat menentukan apakah pejabat bersangkutan akuntabel dalam
pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.