Anda di halaman 1dari 3

Pajak merupakan alat yang tidak terelakan dalam sistem ekonomi modern.

Selain sebagai sumber


pendapatan bagi pemerintah Indonesia, peran pajak menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam
mencapai stabilitas ekonomi. Pajak memainkan peranan penting dalam membentuk kebijakan fiskal,
mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencapai distribusi yang lebih adil.

Pajak sebagai pendapatan bagi pemerintah digunakan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan
pemerintah. Termasuk di dalamnya penyediaan layanan publik, infrastruktur, dan perlindungan sosial.
Pajak yang efisien dan adil dapat memastikan keberlanjutan dan stabilitas keuangan negara, yang pada
giliranya berkontribusi pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, pajak juga berperan dalam mengendalikan inflasi. Dalam situasi di mana inflasi meningkat,
pemerintah Indonesia dapat menggunakan instrumen pajak untuk mengendalikan permintaan agregat
dalam perekonomian. Melalui kenaikan tarif pajak atau penghapusan insentif pajak tertentu, pemerintah
dapat mengurangi pengeluaran masyarakat dan menekan inflasi yang berlebihan.

Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia merupakan salah satu
faktor yang mendorong penurunan inflasi yang ada di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
tingkat inflasi pada bulan Mei 2023 sebesar 4,00%, turun 0,33% dari bulan April. Angka inflasi ini menjadi
yang terendah sepanjang 2023.

Dengan pembangunan infrastruktur, pemerintah pusat memperlancar arus barang hingga ke pusat
produksi sehingga menekan biaya logistik. Pembangunan infrastruktur akan menekan arus inflasi dengan
memeratakan distribusi logistik di seluruh pelosok Indonesia. Distribusi logistik yang merata dilakukan
guna mewujudkan tujuan Indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Banyak pembangunan infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintah, salah satu yang menjadi
prestasi pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah pembangunan jalan tol. Momen mudik 2023
menjadi bukti nyata bahwa pembangunan jalan tol memberikan multiplier effect atau efek berganda
bagi para pemudik.

Pemudik merasakan dengan adanya jalan tol dapat semakin cepat dan menghemat waktu dibandingkan
melewati jalan alteri. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), infrastruktur jalan tol di era
pemerintahan Presiden Joko Widodo telah dibangun 1.762 kilometer dan dari total tersebut target 750
kilometer jalan tol selesai di tahun 2024.
Semua pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia tentunya membutuhkan
biaya untuk merealisasikanya. Dari mana asal dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur
tersebut? Sumber pendanaan proyek infrastruktur salah satunya berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).

Dalam APBN tahun anggaran 2023 ditargetkan sebesar Rp. 2.463 triliun, dan penerimaan pajak
ditargetkan sebesar Rp. 1.718 triliun. Tidak bisa dipungkiri lagi, pajak merupakan penopang terbesar
APBN di Indonesia.

Slogan pajak dari rakyat untuk rakyat bukan isapan jempol belaka. Pembangunan infrastruktur yang
dibiayai oleh APBN kini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pajak sebagai ujung tombak
pembangunan sudah sepatutnya didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Sudut Pandang Pengusaha dan Masyarakat

Selain dalam sudut pandang pemerintah dimana pajak menjadi instrumen utama untuk mencapai
stabilitas ekonomi terdapat berbagai perspektif lain terutama di kalangan pengusaha dan masyarakat.

Dari sudut pandang pengusaha, pajak memiliki peran yang kompleks dalam stabilitas ekonomi. Kebijakan
pajak yang tepat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan bisnis.
Pengusaha percaya bahwa pajak yang wajar dan adil akan memberikan insentif bagi mereka untuk
mengembangkan usaha dan menciptakan lapangan kerja. Di sisi lain, kebijakan pajak yang tidak tepat
dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menyulitkan pengusaha dalam menghadapi
persaingan global.

Kebijakan pajak yang cerdas dan terarah dapat memberikan insentif bagi investasi, inovasi, dan
penciptaan lapangan kerja. Pemotongan pajak atas penghasilan korporasi atau insentif pajak untuk
industri tertentu dapat mendorong sektor-sektor ekonomi yang strategis.

Bagi masyarakat umum, pajak yang efisien dan adil akan menciptakan stabilitas sosial dan ekonomi.
Pemungutan pajak yang adil dapat mengurangi kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin.
Masyarakat umum mengharapkan kebijakan pajak yang memastikan pemerataan beban pajak sesuai
dengan kemampuan ekonomi individu. Pajak yang proporsional dan diterapkan dengan transparansi
akan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan sistem perpajakan.
Melalui sistem pajak progresif, yaitu semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi tarif pajak
yang harus dibayar. Pemerintah dapat mengumpulkan lebih banyak dana dari mereka yang mampu dan
menggunakan dana tersebut untuk program-program kesejahteraan sosial guna mengurangi kemiskinan
dan ketimpangan sosial. Dalam APBN 2023, penerimaan negara yang mayoritas ditopang dari sektor
perpajakan akan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Sektor pendidikan dianggarkan sebesar
Rp234,1 triliun, sektor perlindungan sosial sebesar Rp241 triliun, sektor pelayanan umum sebesar
Rp664,1 triliun, dan sektor kesehatan sebesar Rp96,6 triliun.

Ekonomi Berkelanjutan

Dalam era yang semakin peduli terhadap keberlanjutan, pajak juga dapat memainkan peran penting
dalam mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang. Pajak lingkungan atau pajak karbon, misalnya, dapat
digunakan untuk mendorong transisi menuju ekonomi berkelanjutan. Dengan memberikan insentif bagi
perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau memanfaatkan energi terbarukan, pajak
tersebut dapat mempromosikan pertumbuhan sektor-sektor hijau dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan.

Pajak karbon atau pajak emisi karbon dikenakan terhadap pemakaian bahan bakar berdasarkan kadar
karbonya. Penerapan pajak karbon dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, mendorong konsumen dan
pengusaha lebih hemat energi dan berinvestasi pada teknologi hemat energi, serta meningkatkan
penerimaan pajak. Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim yang mengakibatkan kerugian
cukup besar setiap tahunya. Bahkan untuk mengendalikan perubahan iklim, Indonesia selalu kekurangan
biaya. Berlakunya pajak karbon akan mendorong pengurangan emisi karbon sehingga mengurangi
pemanasan global dan dapat mengembangkan energi terbarukan di negara kita.

Dalam perspektif ekonomi dan keberlanjutan, keterkaitan antara pajak dan stabilitas ekonomi
menunjukkan kompleksitas yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah. Pajak dapat memiliki dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, perilaku konsumen, dan
keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, kebijakan pajak yang tepat harus mempertimbangkan tujuan
ekonomi jangka pendek dan jangka panjang, serta keberlanjutan dan keadilan sosial.

Dengan pendekatan yang berimbang dan terintegrasi, pajak dapat menjadi alat yang efektif dalam
mencapai stabilitas ekonomi yang berkelanjutan, mempromosikan pertumbuhan yang inklusif, dan
melindungi lingkungan bagi generasi mendatang.

Lebih lanjut di: https://pajak.go.id/id/artikel/pajak-dan-kesinambungan-dalam-stabilitas-ekonomi

Anda mungkin juga menyukai