Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK, PEMERIKSAAN PAJAK, PENAGIHAN

PAJAK DAN KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)

Oleh:

Nama: Ivena Vallerie Susan

NIM: 31170245

Skripsi di ajukan sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Konsentrasi Perpajakan

INSTITUT BISNIS dan INFORMATIKA KWIK KIAN GIE

JAKARTA

2021
BAB I

Alenia Pengantar:

Penulis di dalam bab I ini akan membahas tentang latar belakang masalah mengenai

fenomena-fenomena penerimaan pajak di kantor pelayanan pajak yang berhubungan

dengan jumlah wajib pajak, pemeriksaan pajak penerimaan pajak dan sosialisasi

perpajakan

Dari berita dan fenomena di atas, penulis menyimpulkan dan meneliti penelitian

sebelum nya dan pada akhirnya peneliti dapat mengidentifikasi masalah, memberikan

Batasan masalah, Batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan juga

manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pengeluaran tahunan Indonesia sangat besar dan membutuhkan modal Biaya

ini cukup untuk menutupi biaya-biaya ini. Pengeluaran digunakan Menangani segala

macam hal, termasuk pembangunan infrastruktur dan pengeluaran untuk kepentingan

umum Personil, belanja komoditas, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi,

belanja hibah, Bantuan sosial dan belanja lainnya.

Di sisi lain, pemerintah juga membutuhkan penerimaan untuk menutupi

seluruh pengeluaran negara setiap tahunnya. Penerimaan negara tersebut diperoleh

dari berbagai sektor, yaitu dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan

dalam negeri terdiri dari penerimaan dari sektor pajak dan penerimaan dari sektor

bukan pajak. Sedangkan penerimaan dari sektor bukan pajak terdiri dari penerimaan

sumber daya alam, bagian laba Badan Usaha Milik Negara, dan penerimaan bukan

pajak lainnya.
Salah satu pendapatan terpenting negara adalah departemen perpajakan. Ini

Jelasnya, pendapatan departemen perpajakan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada saat yang sama, pendapatan dari sektor migas dulu menjadi sumber pendapatan

utama Negara, sekarang tidak bisa diharapkan sebagai sumber pendapatan fiskal

Keadaan kontinu. Karena sumber minyak dan gas alam tidak terbarukan, Tidak bisa

update, suatu saat nanti minyak dan gas akan habis. Pada saat yang sama, departemen

pajak dapat memperbarui sesuai dengan perkembangan ekonomi kapan saja dan dari

masyarakat itu sendiri.

Penerimaan perpajakan merupakan penerimaan yang terdiri dari pajak dalam

negeri dan pajak perdagangan internasional. Sumber untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran negara salah satunya ialah dari penerimaan pajak. Pada di masa

mendatang penerimaan pajak di harapkan akan semakin meningkat supaya dapat

tercapai kemandirian dalam pembiayaan negara.

Komponen perpajakan ini merupakan penyumbang yang paling besar dalam

pendapatan negara. Yang pada tahun ini masih mengalami kontraksi, penerimaan

perpajakan tumbuh cenderung negative dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

diketahui mengalami perlambatan di sebabkan oleh kegiatan ekonomi yang cenderung

memang melambat dan pemanfaatan insentif fiscal. Ini di sampaikan oleh Menkeu,

Sri Mulyani Indrawati pada konfersi pers: APBN Kinerja dan Fakta secara virtual

pada selasa (22/9).

Dikutip dari penjelasan Menkeu bahwa penerimaan pajak sampai agustus

2020 Rp. 676,9 triliun atau 56,5% dari target penerimaan pajak tahun ini yang di

dasarkan dari Perpres 72 Th. 2020, dapat di simpulkan penerimaan pajak sampai ke

akhir agustus adalah konraksi sebesar 15,6%


Ia melanjutkan bahwa penurunan tersebut sangat tajam terjadi di penerimaan

pajak penghasilan dari Minyak dan Gas atau PPH Migas yang bisa dilihat mengalami

kontraksi yang cukup dalam yaitu 45,2% jika di bandingkan dengan agustus di tahun

lalu yang hanya sebesar Rp. 39,5 triliun.

Penerimaan pajak Non-Migas juga mengalami kontraksi sebesar 14,1% jika di

bandingkan dengan tahun 2019 lalu. Penerimaan pajak Non-Migas mencapai Rp.

655,3 triliun sampai dengan agustus ini. Angka tersebut di dapat berdasarkan

komposisi yang di sampaikan Mentri Keuangan, di antaranya ada PPH non-Migas

sebesar Rp.386,2triliun, PPN sebesar Rp. 255,4 triliun, PBB sebesar Rp. 9,7 triliun

dan pajak lain-lain nya yang sebesar Rp. 4 triliun.

Sementara itu, dilihat dari oenerimaan di Kapabean dan cukai hingga akhir

agustus 2020, mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,8%. Penerimaan cukai

mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,9% dengan total penerimaan Rp. 97,7

triliun, sementara dengan pajak perdagangan internasional mengalami kemunduran

9,3% dengan penerimaan Rp. 23,5 triliun.

Dilihat dari sektor usaha pun Menkeu menjelaskan bahwa semua usaha tanpa

terkecuali mengalami kemunduran atau negative growth dari tahun ke tahun.

Dikarenakan kondisi pandemic covid-19, PSBB pun di terapkan dan menekan

aktvitas usaha, yang menjadi penyebab utama nya kontraksi penerimaan. Selain itu

juga, insentif fiscal untuk covid-19 yang mulai di manfaatkan dari April lalu juga

menambahkan tekanan penerimaan.

Dari sector industry khususnya pengelolahan pun mengalami kontraksi sebesar

16%, penerimaan sector perdagangankontraksi 16,3%, dari sector keuangan dan

asuransi mengalami pertumbuhan minus sebesar 5,5%, dari industry real estate
mengalami mnus 15,1%, sektor pengembangan -35,7% serta dari sector transportasi

dan Gudang -10,4%

Banyak factor yang berpengaruh terhadap penerimaan pajak terutama di KPP,

beberapa dari nya adalah jumlah wajib pajak, pemeriksaan pajak, penagihan pajak dan

kegiatan sosialisasi perpajakan.

Pengaruh jumlah wajib pajak sangatlah penting tidak hanya untuk

kesejahteraan negara tapi berimbas besar untuk kesejahteraan rakyat juga. Penerimaan

pajak yang di bayarkan dari masyarakat menjadi sumber utama dalam APBN. Hasil

dari pembayaran pajak masyarakat digunakan untuk pembangunan negara yang dari

hasil pembangunan tersebut dapat di nikmati Kembali oleh masyarakat. Untuk

kesejahteraan warga negara, pendapatan negara bersifat rutin. Maka dari itu sangat

pentinglah peranan pajak bagi negara. Semakin besar jumlah wajib pajak yang

membayar pajak, maka semakin besar juga APBN negara yang dapat di gunakan lebih

efisien lagi untuk membangun negara yang lebih berfasilitas dan baik.

Menurut penelitian dari (Indraswono, 2017), pengujian pada penelitian nya

terdukung, yaitu yaitu penerimaan pajak berpengaruh positif terhadap jumlah wajib

pajak. Ia menyimpulkan bahwa penerimaan pajak berpengaruh positif terhadap

jumlah wajib pajak dengan koefisien regresi menunjukkan arah positif yang berarti

semakin banyak jumlah wajib pajak, maka akan semakin banyak juga penerimaan

pajak. Sedangkan menurut penelitian (Hanif et al., 2015) membuktikan bahwa jumlah

wajib pajak yang terdaftar tidaklah berpengaruh terhadap penerimaan pajak., hal ini

selaras dengan penelitian sebelum nya yang di kutip dari penelitian (Hanif et al.,

2015) milik Herawati dan Rifa yang di dalam penelitian nya tidak terdapat pengaruh

signifikan antara jumlah wajib pajak dengan penerimaan pajak. Tetapi sedangkan
penelitian dari (W & Saputra, 2009) yang terdaftar berpengaruh terhadap penerimaa

pajak penghasilan.

Menurut (Haryani et al., 2015) peran dari penerimaan pajak sangatlah penting

untuk kemandirian dari pembangunan negara, dikarenakan itu merupakan salah satu

sumber penerimaan yang di terima negara dari dalam negeri dan yang paling utama

selain dari gas bumi dan minyak yang di gunakan untuk APBN. Dari sisi ekonomi,

penerimaan negara yang paling berpotensial adalah dari penerimaan sector pajak, dari

penerimaan sector pajak tersebut pemerintah dapat membiayai sarana-sarana dan

prasarana public di semua sektor kehidupan bermasyarakat yang seperti layanan

komunikasi, air, listrik dan sosial. Berbagai fasilitas lain nya juga di tunjukan untuk

membutuhi pembangunan. Definisi penerimaan pajak yang di kemukakan oleh

(suryadi, 2006) menyebutkan bahwa, “penerimaan pajak merupakan sumber

pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan”

Menurut penelitian yang di buat oleh (Herryanto & Toly, 2013) menyimpulkan

dari penelitian mereka bahwa pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surabaya, hamper mirip

dengan penelitian yang di buat oleh (Ratna Sari & Afriyanti, 2012) yang menghasilkan

kesimpulan wajib pajak dan pemeriksaan pajak yang di lakukan secara simultan

berpengaruh signifikan dalam penerimaan pajak. Sedangkan menurut penelitian dari

(Rahman, 2018) menunjukan bahwa variabel pemeriksaan pajak tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama di Makasar Utara.

Dari penelitian yang di teliti oleh (Wahdi et al., 2019) penagihan pajak di

definisikan sebagai Tindakan menagih supaya penanggung pajak dapat melunasi

hutang pajak dengan mengingatkan ataupun menegur, memberi surat paksa,

melaksanakan penagihan sekaligus dan seketika, melaksakan penyitaan, mengusulkan


pencegahan, melakukan penyanderaan harta dan juga menjual barang yang disita yang

biasanya di lakukan di pelelangan, terkecuali untuk asset-aset terntentu yang berupa

surat-surat berharga, modal-modal pada perusahaan lain, dan piutang.

Menurut penelitian dari (Wahdi et al., 2019) hasil nya menunjukan bahwa

penagihan pajak di KPP Pratama Semarang Tengah dengan berbagai cara yang layak

dan bisa di lakukan seperti surat teguran dan penyitaan, surat teguran, surat paksa

tidaklah efektif. Sedangkan dilihat dari penelitian (Meiliawati, 2013) penagihan pajak

di KPP Kosambi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, variable

pemeriksaan dan penagihan pajak yang secara bersamaan juga dibuktikan

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.

Kegiatan sosialisasi perpajakan perlu untuk di lakukan dalam penyuluhan

pajak yang berupa seperti program ekstensifikasi yang terus menerus di lakukan oleh

Direktorat Jendral pajak. Dalam rangka mencapai tujuan agar masyarakat mengerti

dan mematuhi pajak , maka kegiatan sosialisasi penyuluhan tentang pajak dibagi ke

dalam tiga focus yaitu kegiatan sosialisasi bagi wajib pajak baru, kegiatan sosialisasi

untuk calon wajib pajak, dan kegiatan sosialisasi untuk wajib pajak yang sudah

terdaftar. Dilakukan hal tersebut bertujuan agar masyarakat dapat mengerti tentang

pentingnya pajak dan juga menjaring wabij pajak baru. Kegiatan sosialisasi bagi wajib

pajak baru di tujukan agar dapat meningkatkan kepatuhan dan pemahaman dalam

memenuhi wajib perpajakan nya.

Penelitian yang dilakukan oleh (Herryanto & Toly, 2013) disimpulkan bahwa

kegiatan sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan

Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan, sedangkan menurut (Y.N, 2013)

sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Penelitian (Herryanto

& Toly, 2013) menyimpulkan bahwa pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya

Sawahan.

Berdasarkan fenomena, penelitian pro dan kontra dan juga latar belakang di

atas, maka penulis melakukan memutuskan untuk menulis penelitian dengan judul

“Pengaruh Jumlah Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak dan

Kegiatan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak di KPP”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di identifikasikan beberapa masalah

yang diangkat untuk dibahas lebih lanjut. Masalah-masalah tersebut antara lain:

1. Apakah jumlah wajib pajak pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak?

2. Apakah pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak?

3. Apakah penagihan pajak berpengaruh terhadap pemeriksaan pajak?

4. Apakah kegiatan sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap pemeriksaan pajak?

5. Apakah Self-Assesment system sudah berjalan dengan efektif

6. Apakah kesadaran wajib pajak mempengaruhi penerimaan pajak?

7. Kendala apa saja yang di alami KPP dalam melakukan penagihan pajak?

8. Hal apa saja yang menyebabkan penagihan pajak?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka untuk

memperjelas permasalahan, penulis hanya membatasinya pada:

1. Apakah jumlah wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak?

2. Apakah pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak?


3. Apakah penagihan pajak berpengaruh terhadap pemeriksaan pajak?

4. Apakah kegiatan sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap pemeriksaan pajak?

D. Batasan Penelitian

Penulis membatasi

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis membatasi penelitian yang akan

dilakukan sebagai berikut:

1. Berdasarkan aspek waktu, penelitian dilakukan pada tahun 2018 sampai 2020

2. Berdasarkan aspek objek, pengamatan pada Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan

Pajak Cakung II

3. Penelitian ini menggunakan data yang di peroleh langsung dari Kantor Pelayanan

Pajak Cakung II periode 2018-2020

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalahnya menjadi:

“Apakah Jumlah Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak dan Kegiatan

Sosialisasi Perpajakan Berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan

Pajak”

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah jumlah wajib pajak berpengaruh

terhadap penerimaan pajak


2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah penagihan pajak berpengaruh

terhadap penerimaan pajak.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menambah

pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh jumlah wajib pajak dan penagihan

pajak terhadap penerimaan pajak.

2. Bagi Wajib Pajak

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai informasi dan

pengetahuan mengenai pengaruh jumlah wajib pajak dan penagihan pajak

terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak

3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cakung Dua

4. Hasil penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat atau menjadi tambahan

informasi bagi kantor pelayanan pajak Pratama Cakung Dua untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan dalam hubungan nya dengan pemeriksaan dan penagihan

pajak, sehingga ini dapat dilaksanakan dengan baik dapat membantu

meningkatkan penerimaan pajak

Anda mungkin juga menyukai