Anda di halaman 1dari 15

Volume 6 Issue 1 (2023) Pages 152 - 166

SEIKO : Journal of Management & Business


ISSN : 2598-831X (Print) and ISSN : 2598-8301 (Online)

Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Kendaraan Bermotor Di Kota Batam
Sisi1, Sunarto Wage2
1,2 Program Studi Akuntansi, Universitas Putera Batam
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan, kesadaran
wajib pajak, dan tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di SAMSAT Kota Batam.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1.073.710 kendaraan yang terdaftar di
SAMSAT Kota Batam. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling dan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
yaitu sebanyak 400 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yaitu data yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh responden.
Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan secara parsial
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, variabel kesadaran wajib pajak
secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, dan variabel tarif pajak
secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. . Hasil penelitian uji f
menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan, kesadaran wajib pajak, dan tarif
pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Pada hasil
koefisien determinasi diperoleh persentase variabel bebas terhadap variabel terikat
sebesar 8% dan selisih sebesar 92% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Sanksi Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Tarif Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor

Abstract
This research was conducted to determine the effect of tax sanctions, taxpayer
awareness, and tax rate on taxpayer compliance at the Batam City SAMSAT. The
population in this study amounted to 1.073.710 vehicles registered with the
SAMSAT of Batam City. The sampling technique used in this research is
purposive sampling and is calculated using the Slovin formula, which is 400
respondents. The data used in this study is primary data, namely data obtained
from questionnaires that have been filled out by respondents. The results of the
research on the t-test show that the tax sanctions variable partially hasn't a effect
on taxpayer compliance, the taxpayer awareness variable partially has a effect on
taxpayer compliance, and the tax rate variable partially has a effect on taxpayer
compliance. The results of the research on the f-test show that the tax sanctions,
taxpayer awareness, and tax rate variabel together have a effect on taxpayer
compliance. In the results of the coefficient of determination obtained the

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 152


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

presentation of the independent variable to the dependent variable of 8% and


the difference of 92% is influenced byother factors not examined in this study.
Keywords: Tax sanction, Taxpayer awareness, Tax rate, Taxpayer compliance

Copyright (c) 2022 Sisi


🖂🖂 Corresponding author :
Email Address : pb190810002@upbatam.ac.id

PENDAHULUAN
Negara berkembang salah satunya Indonesia mempunyai upaya untuk
memajukan segala aspek kehidupan bernegara yang dituangkan ke dalam
pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan perencanaan pembangunan sistem ekonomi dan sosial yang baik.
Upaya pembangunan dapat terwujud melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Indonesia (APBN) yang dipersiapkan untuk mengembangkan sarana dan
prasarana negara akan tetapi, dana yang dibutuhkan juga tidak sedikit untuk
mewujudkan keinginan tersebut.
Pertumbuhan masyarakat yang besar akan berdampak signifikan terhadap
minat masyarakat pada kendaraan. Di era ini, kendaraan bermotor sudah bukan
sebuah barang mewah tapi sebuah kebutuhan yang diperlukan untuk mata
pencaharian seperti ojol dan kebutuhan perpindahan suatu tempat bagi masyarakat
terutama bagi pekerja dan mahasiswa. Apabila sebuah daerah memiliki tingkat
kependudukan yang tinggi maka bukan tidak mungkin berimbas pada peningkatan
kendaraan dan risiko kemacetan yang tidak berkesudahan. Jika itu terjadi, pemerintah
daerah harus dapat membangun sarana dan prasarana daerah seperti perluasan jalan
agar dapat mengurangi risiko kemacetan yang parah. Pembangunan sarana dan
prasarana daerah hanya dapat terwujud jika masyarakat dapat memenuhi
kewajibannya dengan membayar pajak tepat waktu.
Banyaknya kendaraan bermotor dalam sebuah daerah maka pendapatan
daerah seharusnya juga semakin tinggi. Peningkatan pendapatan daerah hanya dapat
terjadi apabila masyarakat patuh terhadap pajak. Keadaan di mana masyarakat
mengerti dan paham terhadap kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta
ingin mewujudkan pembangunan negara bergantung pada kepatuhan wajib pajak.
Permasalahan kepatuhan wajib pajak dianggap penting karena kurangnya kemauan
masyarakat untuk membayar kewajibannya yang berimbas pada penurunan
pendapatan negara, menghambat pembangunan nasional dan merugikan negara.
Persoalan tersebut juga berdampak negatif pada wajib pajak yang seharusnya nominal
pajak yang dibayar tidak begitu besar menjadi bengkak karena adanya denda yang
dikenai setiap pelanggaran yang dilakukan wajib pajak.
Keinginan pemerintah yang tidak sesuai dengan realita yang disajikan oleh
masyarakat atas ketidakpatuhannya terhadap kewajibannya. Padahal kepatuhan
pajak hanya dapat terpenuhi jika wajib pajak dapat menanamkan dirinya mengenai
pentingnya membayar pajak. Sama halnya dengan pajak kendaraan bermotor (PKB).
Apabila wajib pajak kendaraan bermotor (PKB) mematuhi kewajibannya sesuai
dengan peraturan yang sudah tertuang dalam undang-undang maka tiada sanksi
yang akan diterima. Pengaruh positifnya adalah pembangunan fasilitas sarana dan
prasarana daerah semakin baik serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |153


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Menurut data yang diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengembangan
Produktivitas Daerah (UPTD PPD) Kepulauan Riau terlihat bahwa setiap tahun
adanya peningkatan dan penurunan yang terjadi pada target penerimaan dan total
penerimaan pajak kendaraan bermotor. Berdasarkan data tersebut dapat diamati pada
tabel sebagai berikut:

No Tahun Target
Tabel Penerimaan
1. Target dan Total Total Penerimaan
Penerimaan Pencapaian
Pajak Kendaraan Bermotor
(%)
1 PKB Tahun 2019 279.267.550.329,56 285.191.855.101 102,12%
2 PKB Tahun 2020 238.162.320.955,00 266.095.888.796 111,73%
3 PKB Tahun 2021 249.871.573.095,00 316.379.820.203 126,62%
(Sumber : UPTD PPD Batam Centre)
Pada data di atas dapat diartikan bahwa target penerimaan dan total
penerimaan yang diterima dalam tiga tahun ini terdapat perubahan. Perubahan ini
menampilkan bahwa total penerimaan melebihi target penerimaan setiap tahunnya.
Pada tahun 2019 dan 2021 target penerimaan dan total penerimaan kendaraan
bermotor mengalami kenaikan. Tetapi terlihat bahwa target penerimaan dan total
penerimaan pada tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan
tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 target penerimaan mencapai Rp
279.267.550.330,56 menurun pada tahun 2020 menjadi Rp 238.162.320.955. Hal ini
dibarengi dengan total penerimaan yang semulanya di tahun 2019 sebesar Rp
285.191.855.101 menurun pada tahun 2020 menjadi Rp 266.095.888.796. Berdasarkan
fakta-fakta tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa wajib pajak yang patuh
terhadap pajak di Samsat Kota Batam masih dianggap belum sepenuhnya terealisasi.
Data yang menunjukkan bahwa penerimaan pajak pada tahun 2019 dan 2021 telah
meningkat dan diikuti oleh peningkatan penerimaan yang melebihi target. Di sisi lain,
target penerimaan dan total penerimaan pada tahun 2020 mengalami penurunan yang
cukup signifikan.
Kepatuhan pajak memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak. Apabila
wajib pajak patuh terhadap kewajibannya maka dapat membantu peningkatan
penerimaan pajak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa banyak wajib pajak masih
kurang mematuhi dan merealisasikan kepatuhan pajaknya. Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah sanksi pajak. Masyarakat yang
mematuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
maka akan terbebas dari jeratan sanksi yang berlaku. Membayar pajak tepat waktu
memang salah satu sifat memaksa yang tertuang dalam peraturan yang berlaku.
Apabila masyarakat masih saja bersikeras dan tidak patuh membayar pajak sesuai
ketentuan yang sudah berlaku, maka sanksi akan siap menanti. Keterlambatan
membayar pajak juga salah satu tindakan yang menyebabkan terjadinya sanksi
berupa denda sehingga pajak yang nanti dibayarkan akan lebih besar. Dengan sanksi
yang berlaku besar harapan pemerintah adanya peningkatan pada kepatuhan pajak.
Selain sanksi pajak, kesadaran wajib pajak juga menentukan kepatuhan wajib
pajak. Rasa keikhlaskan dan mematuhi peraturan perpajakan memberikan ruang bagi
wajib pajak agar dapat melunasi kewajibannya. Hal ini secara langsung dapat
membantu memaksimalkan peningkatan pendapatan daerah. Namun kenyataannya,
kesadaran wajib pajak masih minim dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh
wajib pajak mengenai fungsi pajak sebagai sumber penerimaan daerah dalam

154 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

pembangunan. Opini lainnya juga mengiring turunnya kesadaran wajib pajak salah
satunya adalah pembangunan yang tidak merata sehingga masih banyak masyarakat
yang kurang merasakan manfaat dari pembangunan tersebut.
Di sisi lain, tarif pajak merupakan salah satu faktor minimnya moralitas wajib
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Besaran tarif pajak yang ditentukan membuat
wajib pajak enggan untuk menjalankan kewajibannya. Wajib pajak cenderung merasa
beban akan tarif pajak yang terlalu tinggi. Padahal ketentuan setiap tarif pajak sudah
ditentukan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Perpajakan. Tarif pajak dibagi
menjadi empat yaitu tarif progresif, tarif proposional, tarif regresif dan tarif degresif
Aisyah, (2019:81) dan Noviyanti et al., (2020:70). Jenis tarif pajak yang berlaku pada
pajak kendaraan bermotor (PKB) disebut tarif progresif.
Berdasarkan penjabaran masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisa penerapan sanksi pajak yang diberlakukan agar wajib
pajak dapat patuh terhadap kewajibannya, untuk mengidentifikasi seberapa besar
kesadaran wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakan, dan untuk
menganalisa penerapan tarif pajak yang sudah diberlakukan dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini hanya membahas terhadap peningkatan
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

METODOLOGI
Populasi adalah sekelompok komponen dengan ciri-ciri tertentu dari mana
kesimpulan dapat ditarik (Chandrarin, 2018:125). Dalam statistik, populasi adalah
kumpulan individu yang mana sampel statistik diambil untuk penelitian. Dengan
demikian, setiap seleksi individu yang dikelompokkan berdasarkan ciri umum dapat
dikatakan sebagai populasi. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek populasi
merupakan wajib pajak kendaraan bermotor di Samsat Batam Center pada tahun 2021
sebesar 1.073.710.
Sampel didefinisikan sebagai kumpulan data yang lebih kecil yang dipilih oleh
peneliti dari populasi yang lebih besar dengan menggunakan metode seleksi yang
telah ditentukan sebelumnya (Chandrarin, 2018:125). Pengujian ini menggunakan
teknik purposive sampling method yang menjadi pemilihan sampel. Teknik
purposive sampling method diartikan sebagai teknik pengambilan sampel dengan
teknik pemilihan kriteria tertentu. Pada penelitian ini dipergunakan rumus slovin
Khasanah & Rachman, (2021:21) yaitu:

Maka rumus slovin yang disajikan sesuai dengan sampel adalah sebagai berikut:
1.073.710
𝑛𝑛 =
1+ 1.073.710 (0.05)2
1.073.710
𝑛𝑛 =
2.684,278
𝑛𝑛 = 399,99 = 400
Jumlah tanggapan yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan perhitungan
yang dilakukan dengan menggunakan rumus slovin di atas, yang menghasilkan
399,99. Alhasil, penulis membulatkan hingga 400 responden untuk memudahkan
penulis melakukan penelitian.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |155


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Berdasarkan jenis datanya dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif. Data yang disajikan dalam bentuk angka atau statistik yang memerlukan
analisis statistik disebut sebagai data kuantitatif. Data yang memiliki arti penting dan
disajikan dalam bentuk tulisan, foto, atau video sebagai data kualitatif tidak perlu
dianalisis secara statistik. Peneliti memilih data kuantitatif yang akan digunakan
untuk mengkaji penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode statistik dan data
yang diberikan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode
penelitian yaitu metode kuesioner dengan skala pengukuran likers.
Teknis pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji kualitas data yaitu
terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Ada juga terdapat analisis statistik
deskriptif, analisis linier berganda, dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil survei ini 400 responden sebanyak 178 orang (44,50%) yang
merespon adalah laki-laki dan 222 orang (55,50%) merupakan perempuan, usia
responden sebanyak 17 orang (4,25%) yang berumur kurang dari 20 tahun, 260 orang
(65%) yang berumur 21-35 tahun, 69 orang (17,25%) berumur 36-55 tahun, 54 orang
(13,50%) berumur lebih dari 55 tahun. Mayoritas wajib pajak sebagai responden
berumur 21-35 tahun, status pekerjaan responden sebanyak 86 orang (21,50%)
berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, 56 orang (14%) sebagai pegawai negeri, 179
orang (44,75%) sebagai karyawan swasta, 74 orang (18,50%) sebagai wiraswasta dan 5
orang (1,25%) lain-lain, dan penghasilan responden sebanyak 115 orang (28,75%)
berpenghasilan kurang dari Rp4.000.000, 136 orang (34%) berpenghasilan kisaran
Rp4.000.000-Rp6.000.000 dan 149 orang (37,25%) berpenghasilan lebih dari
Rp6.000.000.

Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Sugiyono dalam penelitian Ferdian, (2019:113) statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menelaah data dengan meringkas dan
menjelaskan data yang telah diperoleh sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan atau generalisasi yang luas. Berdasarkan hasil data yang diolah maka
didapatkan hasil analisis statistik deskriptif pada tabel berikut:
Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sanksi 400 26 45 36.14 4.061
Kesadaran 400 26 45 35.84 3.872
Tarif 400 26 45 35.84 3.901
Kepatuhan 400 26 45 35.88 3.885
Valid N (listwise) 400
Sumber : Output Uji SPSS V.26

Dari tabel di atas maka dijelaskan bahwa data yang digunakan pada penelitian
ini adalah 400 responden. Variabel sanksi pajak memiliki nilai minimum sebesar 26,
nilai maximum sebesar 45 dengan mean sebesar 36,14 dan standar deviasi sebesar 4,061.
Pada variabel kesadaran wajib pajak nilai minimum sebesar 26, nilai maximum sebesar
45 dengan mean sebesar 35,84 dan standar deviasi sebesar 3,872. Pada variabel tarif

156 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

pajak nilai minimum sebesar 26 dan nilai maximum sebesar 45 dengan mean sebesar
35,84 serta standar deviasi sebesar 3,901. Variabel terakhir yaitu kepatuhan wajib pajak
mempunyai nilai minimum sebesar 26 dan nilai maximum sebesar 45 dengan mean
sebesar 35,88 serta standar deviasi sebesar 3,885.

Uji Kualitas Data


Berikut tabel hasil uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Peritem Variabel
Variabel Indikator 𝐫𝐫𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡𝐡 𝐫𝐫𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭𝐭 Keterangan
Sanksi Pajak X1.1 0,506 0,098 Valid
X1.2 0,405 0,098 Valid
X1.3 0,297 0,098 Valid
X1.4 0,508 0,098 Valid
X1.5 0,556 0,098 Valid
X1.6 0,565 0,098 Valid
X1.7 0,535 0,098 Valid
X1.8 0,600 0,098 Valid
X1.9 0,502 0,098 Valid
Kesadaran Wajib X2.1 0,552 0,098 Valid
Pajak X2.2 0,572 0,098 Valid
X2.3 0,619 0,098 Valid
X2.4 0,559 0,098 Valid
X2.5 0,472 0,098 Valid
X2.6 0,366 0,098 Valid
X2.7 0,373 0,098 Valid
X2.8 0,412 0,098 Valid
X2.9 0,580 0,098 Valid
X3.1 0,548 0,098 Valid
Tarif Pajak
X3.2 0,575 0,098 Valid
X3.3 0,463 0,098 Valid
X3.4 0,503 0,098 Valid
X3.5 0,573 0,098 Valid
X3.6 0,583 0,098 Valid
X3.7 0,558 0,098 Valid
X3.8 0,569 0,098 Valid
X3.9 0,467 0,098 Valid
Kepatuhan Wajib Y.1 0,581 0,098 Valid
Pajak Kendaraan Y.2 0,597 0,098 Valid
Bermotor Y.3 0,471 0,098 Valid
Y.4 0,656 0,098 Valid
Y.5 0,651 0,098 Valid
Y.6 0,608 0,098 Valid
Y.7 0,571 0,098 Valid
Y.8 0,553 0,098 Valid
Y.9 0,582 0,098 Valid

Sumber : Output Uji SPSS V.26

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |157


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Berdasarkan temuan pengujian validitas pada tabel di atas, 36 kuesioner yang


menyertakan keempat variabel tersebut diisi oleh 400 partisipan penelitian. Tabel
tersebut harus ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan survei mana yang sah
dan mana yang tidak sah. Rumus r tabel adalah df = N-2 yang menghasilkan 400-2 =
398 dengan nilai r tabel sebesar 0.098. Dari hasil perhitungan validitas yang
ditunjukkan pada tabel di atas terlihat bahwa 36 kuesioner semuanya dinyatakan
valid karena r hitung lebih banyak dari r tabel.
Berikut tabel hasil uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3. Uji Reliabilitas


Variabel Cronbach's alpha 𝐫𝐫𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤 Kriteria
Sanksi Pajak (X1) 0,620 0,60 Reliabel
Kesadaran Wajib Pajak (X2) 0,624 0,60 Reliabel
Tarif Pajak (X3) 0,687 0,60 Reliabel
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,757 0,60 Reliabel
Sumber : Output Uji SPSS V.26
Hasil uji reliabilitas variabel sanksi pajak (X1) menunjukkan bahwa Cronbach's
alpha pada variabel ini lebih dari nilai r kritis yaitu 0,620 > 0,60. Temuan ini
menunjukkan bahwa semua asersi dalam kuesioner variabel sanksi pajak adalah
reliabel. Pada variabel kesadaran wajib pajak (X2) menunjukkan bahwa Cronbach's
alpha melebihi nilai r kritis yaitu 0,624 > 0,60 maka pada variabel kesadaran wajib pajak
dianggap reliabel. Pada variabel ketiga yaitu tarif pajak (X3) didapati bahwa nilai
Cronbach's alpha melebihi nilai r kritis yaitu 0,687 > 0,60 yang dianggap bahwa variabel
tarif pajak reliabel. Pada variabel terakhir yaitu kepatuhan wajib pajak (Y)
menunjukkan bahwa Cronbach's alpha pada variabel ini lebih dari nilai r kritis yaitu
0,757 > 0,60. Hal ini menunjukkan semua asersi pada keempat variabel adalah reliabel.

Uji Asumsi Klasik


Peneliti menggunakan tiga model pengujian dalam uji normalitas yakni bell-
shaped test atau grafik histogram, normal p-p plot, dan one sample Kolmogorov-Smirnov
test.

Gambar 1. Grafik Histogram


(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Hasil grafik histogram di atas menunjukkan bahwa grafik membentuk gambar
berbentuk lonceng yang menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi
secara teratur. Kemudian pengujian dalam normal p-p plot, seperti terlihat pada grafik
hasil keluaran SPSS di bawah ini.

158 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Gambar 2. Uji P-Plot


(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Berdasarkan hasil uji P-Plot terlihat bahwa titik-titik yang dihasilkan tersebar
diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis yang menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal. Pengujian terakhir adalah dengan
menggunakan model Kolmogorov-Smirnov, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Uji Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 400
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Most Extreme Differences Std. Dev 3.71312916
Absolute .035
Positive .035
Negative -.028
Test Statistic .035
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Berdasarkan hasil data output di atas didapati Asymp. Sig. (2-tailed) pada uji
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200 yang apabila lebih besar dari nilai 0,05 maka dapat
disimpulkan data dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

Ada dua cara untuk menguji multikolinearitas yaitu dengan memfokuskan


pada VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi (tolerance) yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas. Berikut tabel uji
multikolinearitas yang disajikan pada penelitian ini, yaitu:

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |159


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Tabel 5. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Sanksi .937 1.067
Kesadaran .903 1.107
Tarif .873 1.146
a. Dependent Variable: Kepatuhan
(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Dilihat dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada variabel sanksi pajak nilai
tolerance sebesar 0,937 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,067 < 10 maka dapat
disimpulkan pada variabel sanksi pajak terbebas dari multikolinearitas. Pada variabel
kesadaran wajib pajak nilai tolerance sebesar 0,903 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,107
< 10 maka dapat disimpulkan pada variabel kesadaran wajib pajak terbebas dari
multikolinearitas. Terakhir, pada variabel tarif pajak nilai tolerance sebesar 0,873 > 0,10
dengan nilai VIF sebesar 1,146 < 10 maka dapat disimpulkan pada variabel tarif pajak
terbebas dari multikolinearitas. Dengan demikian maka dapat disimpulkan semua
variabel bebas sudah terbebas dari gejala multikolinearitas.

Dalam uji heteroskedastisitas digunakan uji glejser yaitu uji hipotesis yang
menggunakan regresi residual absolut untuk menentukan apakah model regresi
menunjukkan tanda heteroskedastisitas. Berikut tabel uji glesjer disajikan:

Tabel 6. Uji Glejser


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.949 1.455 1.339 .181
.094
Sanksi .051 .028 1.822 .069
.005
Kesadaran .003 .030 .104 .917
-.046
Tarif -.026 .030 -.865 .388
a. Dependent Variable: ABSESID
(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa tingkat signifikasi pada variabel
melebihi 0,05 yaitu pada sanksi pajak dengan nilai signifikansi 0,069 > 0,05, kesadaran
wajib pajak sebesar 0,917 > 0,05 dan tarif pajak sebesar 0,388 > 0,05 maka dianggap
tidak terjadi heterokedastisitas sehingga model regresi dalam penelitian ini layak
digunakan.

Analisis Regresi Linier Berganda


Tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel bebas baik
berpengaruh positif maupun negatif dinilai menggunakan analisis regresi linier
berganda. Berikut ini data output yang disajikan pada analisi regresi linier berganda:
Tabel 7. Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

160 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.228 2.449 8.667 .0000
.095
Sanksi .091 .047 1.923 .0552
.144
Kesadaran .144 .051 2.842 .0047
.173
Tarif .173 .051 3.372 .0008
a. Dependent Variable: Kepatuhan
(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan hasil dari persamaan analisis regresi
linier berganda sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 21,228 yang menyatakan apabila variabel sanksi pajak,
kesadaran wajib pajak dan tarif pajak sama dengan 0 (nol) maka nilai pada variabel
kepatuhan wajib pajak sebesar 21,228.
2. Variabel sanksi pajak memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,091 yang berarti
bahwa peningkatan sanksi pajak sebesar satu (1) akan mengakibatkan peningkatan
pada kepatuhan wajib pajak sebesar 0,091. Koefisien regresi yang positif menunjukkan
bahwa variabel sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki hubungan satu arah.
3. Variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,091
yang berarti bahwa peningkatan kesadaran wajib sebesar satu (1) akan mengakibatkan
peningkatan pada kepatuhan wajib pajak sebesar 0,091. Koefisien regresi yang positif
menunjukkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak
memiliki hubungan satu arah.
4. Variabel tarif pajak memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,173 yang berarti
bahwa peningkatan tarif pajak sebesar satu (1) akan mengakibatkan peningkatan pada
kepatuhan wajib pajak sebesar 0,173. Koefisien regresi yang positif menunjukkan
bahwa variabel tarif pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki hubungan satu arah.

Uji Hipotesis
Uji parsial atau uji t digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan. Jika nilai probabilitas (sig)-t lebih kecil dari 0,05 maka
dikatakan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika nilai probabilitas (sig)-t lebih dari 0,05 dinyatakan tidak ada pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen (Apriyani & Nuryati,
2020:07). Berikut ini hasil dari uji hipotesis uji parsial atau uji t yang dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Uji T (Parsial)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.228 2.449 8.667 .0000
.095
Sanksi .091 .047 1.923 .0552
.144
Kesadaran .144 .051 2.842 .0047
.173
Tarif .173 .051 3.372 .0008
a. Dependent Variable: Kepatuhan

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |161


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

(Sumber: Output Uji SPSS V.26)


Derajat kebebasan (df) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus df =
n-k = 400-4 = 396. Dalam uji t harus diketahui terlebih dahulu nilai T-tabel. Nilai T-
tabel dengan derajat kebebasan 396 derajat dan uji signifikansi dua arah dengan
probabilitas 0,05 maka didapati nilai 1,966. Dengan demikian dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pada tabel di atas, variabel sanksi pajak didapati memiliki tingkat signifikan
0.0552 > 0.05 dengan nilai T-hitung sebesar 1,923 < 1,966 maka Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Pada tabel di atas, variabel kesadaran wajib pajak didapati memiliki tingkat
signifikan 0.05 < 0.047 dengan nilai T-hitung sebesar 2,842 > 1,966 maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak.
3. Pada tabel di atas, variabel tarif pajak didapati memiliki tingkat signifikan 0.008
< 0.05 dengan nilai T-hitung sebesar 2,842 > 1,966 maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Uji f dapat digunakan untuk menentukan dampak gabungan dari faktor


independen terhadap variabel dependen. Nilai F-hitung dan F-tabel dapat digunakan
untuk menganalisis hasil uji F. Hasil uji F ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 9. Uji F (Simultan)
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 521.854 3 173.951 12.522 .000b
Residual 5501.144 396 13.892
Total 6022.997 399
a. Dependent Variable: Kepatuhan
b. Predictors: (Constant), Tarif, Sanksi, Kesadaran
(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Untuk menentukan uji f diperlukan nilai F_tabel dengan nilai df1 (N1) = k-1 (4-
1 = 3) dan df2 (N2) = n-k (400-4 = 396). Maka didapati nilai F-tabel melalui df1 sebesar
3 dan df2 sebesar 396 dengan nilai signifikan 0,05 adalah 2,627. Dalam uji f dalam tabel
yang disajikan maka dapat diketahui bahwa nilai signifikan 0,000 < 0,05 dengan nilai
F-hitung sebesar 12,522 > 2,627 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
diartikan bahwa sanksi pajak, kesadaran wajib pajak dan tarif pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penggunaan uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
baik sanksi pajak, kesadaran wajib pajak dan tarif pajak dapat menjelaskan varians
pada kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor dengan menggunakan nilai R2
antara 0 dan 1 untuk menguji koefisien determinasi. Hasil uji koefisien determinasi
(R2) ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 10. Uji Koefisien Determinan (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .294a .087 .080 3.727
a. Predictors: (Constant), Tarif, Sanksi, Kesadaran

162 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

b. Dependent Variable: Kepatuhan


(Sumber: Output Uji SPSS V.26)
Nilai R2 sebesar 0,080 dapat dilihat dari tabel hasil pengujian koefisien
determinasi di atas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sanksi pajak, kesadaran
wajib pajak, dan tarif pajak mampu mempengaruhi kepatuhan wajib pajak hingga
tingkat 8%, dengan faktor tambahan di luar ruang lingkup penelitian ini memberikan
pengaruh sebesar 92%.

Berikut penjelasan mengenai hasil hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini:

1. Berdasarkan hasil output yang telah dihasilkan pada uji t, dapat dilihat bahwa
variabel sanksi pajak menghasilkan 0.0552 > 0.05 dengan nilai T-hitung sebesar
1,923 < 2,6274 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti sanksi pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan peneliti Efriyenty, (2019:26) dan Puspanita & Machfuzhoh, (2022:232)
yang mengungkapkan bahwa sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. Namun penelitian ini sejalan dengan Virgiawati et al., (2019:19),
Nahumury et al., (2018:163), dan Isnaini & Karim, (2021:152) yang memaparkan
bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor.
2. Berdasarkan hasil output yang telah dihasilkan pada uji t, dapat dilihat bahwa
variabel kesadaran wajib pajak menghasilkan 0.047 > 0.05 dengan nilai T-hitung
sebesar 2,842 > 2,6274 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti kesadaran
wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Pernyataan ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Hanvansen & Wenny, (2022:181) dan Agustin &
Putra, (2019:57) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun, penelitian ini sejalan dengan F.
Handayani et al., (2021:43), Karnowati & Handayani, (2021:191), dan Yunianti et
al., (2019:08) memaparkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.
3. Berdasarkan hasil output yang telah dihasilkan pada uji t, dapat dilihat bahwa
variabel kesadaran wajib pajak menghasilkan 0.008 < 0.05 dengan nilai Tℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖
sebesar 2,842 > 2,6274 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti tarif pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Pernyataan ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian Hardiyansah et al., (2022:11) dan Wura Aprilyani et al.,
2020:20) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan Ladewi et al.,
(2020:141), Habut & Efendi, (2022:19) dan Sirait & Surtikanti, (2021:46)
memaparkan bahwa tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
4. Dalam pengujian R2 atau disebut juga uji koefisien determinan didapati sebuah
hasil sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, dan tarif pajak mampu mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak hingga tingkat 8%. Namun, pada uji f atau uji simultan
ditemukan fakta bahwa sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, dan tarif pajak nilai
signifikan 0,000 < 0,05 dengan nilai Fℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 sebesar 12,522 > 2,627 yang berarti
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga didapati adanya pengaruh simultan yang
disebabkan oleh seluruh variabel bebas yaitu sanksi pajak, kesadaran wajib
pajak dan tarif pajak terhadap variabel terikat yaitu kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini didukung oleh peneliti bernama Sabtiharini & Ismawati, (2020:36)

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |163


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

dan Hardiyansah et al., (2022:11) yang menyatakan bahwa sanksi pajak,


kesadaran wajib pajak dan tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak. Jadi dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hipotesis yang digunakan
sejalan dengan hasil penelitian yaitu sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, dan
tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

SIMPULAN
Berikut adalah kesimpulan penelitian berdasarkan temuan observasi dan
pengembangan uji hipotesis yang telah diuji. Sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Kesadaran wajib pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Tarif pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Sanksi pajak, kesadaran wajib
pajak, dan tarif pajak berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor. Berikut saran yang dapat peneliti berikan kepada peneliti
selanjutnya agar peneliti mendatang dapat menjadi lebih baik lagi. Untuk penelitian
selanjutnya, diharapkan untuk menggunakan kombinasi variabel independen yang
berbeda dan objek yang lebih besar untuk menyelidiki variabel yang mungkin
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Wajib pajak harus
lebih sadar akan perlunya membayar pajak karena dapat meningkatkan penerimaan
dari sektor pajak sehingga dapat membantu peningkatan sarana dan prasarana. Lebih
baik meningkatkan upaya untuk mendidik masyarakat tentang betapa pentingnya
membayar pajak tepat waktu untuk menghindari penalti dan mencegah mereka
menggunakan broker atau perantara lainnya. Samsat telah menawarkan layanan
pembayaran pajak kendaraan bermotor sehubungan dengan penetapan pembayaran
pajak kendaraan bermotor. Sementara itu, masih banyak wajib pajak yang belum
mengetahui layanan pajak kendaraan bermotor terbaru. Akan lebih baik
meningkatkan upaya sosialisasi kepada wajib pajak tentang layanan pajak kendaraan
bermotor terbaru.

Referensi :
Agustin, N. S., & Putra, R. E. (2019). Pengaruh Kesadaran Masyarakat, Sanksi
Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Pada Samsat Kota Batam. Measurement :
Jurnal Akuntansi, 13(1), 55. https://doi.org/10.33373/mja.v13i1.1833
Aisyah, S. (2019). Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada
Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Accumulated Journal,
1(224), 1–16.
Apriyani, S. C., & Nuryati, T. (2020). Pengaruh Tarif Pajak, Metode Pembayaran Dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi
kasus di Samsat Kota Bekasi). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, 1–18.
Efriyenty, D. (2019). Pengaruh Sanksi Perpajakan Dan Pemahaman Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak
Kendaraan Bermotor Di Kota Batam. Jurnal Akuntansi Barelang, 3(2), 20–28.
https://doi.org/10.33884/jab.v3i2.1244
Ferdian. (2019). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Pada Samsat Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi Pada Tahun 2019. Jurnal AKRAB JUARA, 51(1), 51.

164 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Habut, M. T., & Efendi, D. (2022). Pengaruh Sosialisasi, Tarif, Sanksi, dan Persepsi
Akuntabilitas Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi.
Handayani, F., Aini, H., & Dona, E. M. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(April), 49–58.
Hanvansen, H., & Wenny, C. D. (2022). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di Palembang Dengan Sanksi Pajak
Sebagai Intervening. MDP Student Conference, 175–182.
https://jurnal.mdp.ac.id/index.php/msc/article/view/1708%0Ahttps://jurnal
.mdp.ac.id/index.php/msc/article/download/1708/597
Hardiyansah, M., Purwanto, E., & Ngaisah. (2022). PENGARUH KESADARAN
WAJIB PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR. JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA, 06(02), 1–23.
Isnaini, P., & Karim, A. (2021). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. PAY Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 3(1), 27–37.
https://doi.org/10.46918/pay.v3i1.976
Karnowati, N. B., & Handayani, E. (2021). Moderation of tax socialization of factors
affecting taxpayer compliance in the time of Covid-19. International Journal of
Research in Business and Social Science (2147- 4478), 10(5), 184–194.
https://doi.org/10.20525/ijrbs.v10i5.1272
Khasanah, F. N., & Rachman, A. N. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR. Inventory: Jurnal Akuntansi, 5(1), 67.
https://doi.org/10.25273/inventory.v5i1.8615
Ladewi, Y., Mizan, & Annisa, R. (2020). The Influence of Tax Rates and Tax Service
Quality on Vehicle Taxpayer Compliance Motorcycle in West Ilir, Palembang
City. Accounting and Business Journal, 63, 135–144.
Nahumury, J., Utama, I. W. W., & Suryaningrum, D. H. (2018). THE COMPLIANCE
OF MOTOR VEHICLE TAXPAYERS: AN EXPERIMENTAL RESEARCH. Journal
of Accounting and Strategic Finance, 1(02), 163–176.
Noviyanti, A., Saprudin, & Dewi, S. (2020). Pengaruh Sanksi Perpajakan, Tarif Pajak
Dan Penerapan E-Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Kasus Di Kpp Cempaka Putih). Journal of Information System, Applied, Management,
Accounting and Research, 4(1), 67–76.
Puspanita, I., & Machfuzhoh, A. (2022). DETERMINANTS OF MOTOR VEHICLE
TAXPAYER COMPLIANCE IN THE SERANG CITY. Jurnal Akademi Akuntansi,
5(2), 222–235. https://doi.org/10.22219/jaa.v5i2.17678
Sabtiharini, D. A., & Ismawati, K. (2020). PENGARUH TARIF PAJAK, KESADARAN,
DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus pada WPOP Samsat Karanganyar).
Surakarta Accounting Review (SAREV), 2(2), 32–39.
Sirait, N. D., & Surtikanti, S. (2021). Tarif Pajak, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak, dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi
Kasus pada SAMSAT Kota Cimahi). Journal of Economics, Management, Business and

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 |165


Analisis Determinan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan…

Accounting, 1(1), 37–48. https://doi.org/10.34010/jemba.v1i1.5018


Virgiawati, P. A., Samin, & Kirana, D. J. (2019). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Wajib Pajak Di Samsat
Jakarta Selatan). Jurnal MONEX, 8(2), 1–15.
Wura Aprilyani, A., Sudrajat, Ma., & Widiasmara, A. (2020). Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Tarif Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat Kota Magetan).
Seminar Inovasi Manajemen, Bisnis, Dan Akuntansi, 1–21.
Yunianti, L. N., Putri, N. K., Sudibyo, Y. A., & Rafinda, A. (2019). The Influence of
Awareness, Moral Obligations, Tax Access, Service Quality and Tax Sanctions on
Taxpayer compliance in Paying Motor Vehicle Tax. Journal of Accounting and
Strategic Finance, 2(1), 1–13. https://doi.org/10.33005/jasf.v2i1.20

166 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023

Anda mungkin juga menyukai