Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENGETAHUAN DAN KESADARAN TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR


DENGAN SANKSI PERPAJAKAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
(Studi Pada Kantor SAMSAT Wilayah I Kota Makassar)

Andi Marlinah*)
Dosen STIE Nobel Indonesia Makassar
Email : marlinah@stienobel-indonesia.ac.id

Abstract : This research aims to examine the effect of knowledge and awareness on
taxpayer complience in paying vechile tax in SAMSAT office area I Makassar city with
sanction as moderating variable. The research data was obtained from questionnaires
(primary) by taking as many as 100 respondents taxpayer.The analysis data was used by
Moderated Regression Analysis (MRA) with SPSS 24.0. These result of research showed
that knowledge and conscious have a positive effect on compliance tax, sanctions can’t
moderate the relationship between knowledge on taxpayer compliance, and sanctions can’t
moderate the relationship between conscious of motor vehicle taxpayer compliance.

Keywords: knowledge, awareness, compliance of motor vehicle taxpayers, and tax


sanctions.

PENDAHULUAN maupun daerah. Pajak yang dikelola


Negara Republik Indonesia merupakan pemerintah pusat merupakan sumber
negara hukum yang mana Pancasila dan penerimaan negara di dalam APBN,
Undang-Undang 1945 sebagai dasar sedangkan pajak yang dikelola pemerintah
negara untuk mewujudkan tata kehidupan negara daerah merupakan sumber penerimaan
yang adil serta menjamin kedudukan hukum daerah di dalam APBD (Lestari, 2016).
yang sama bagi warga masyarakat. Indonesia Penerimaan dari sektor pajak
juga merupakan salah satu Negara yang merupakan salah satu sumber dana pemerintah
berkembang, terdiri dari beraneka ribuan untuk meningkatkan pembangunan negara.
pulau dan sumber alam yang melimpah. Penyelenggaraan pemerintah, pelayanan
Berdasarkan perkembangan yang terjadi umum dan pembangunan nasional
di Indonesia mendorong pemerintah banyak didanai dari sektor pajak. Oleh
untuk membiayai pembangunan nasional sebab itu, salah satu yang dibutuhkan dan
sehingga harus melakukan perubahan yang paling penting untuk membiayai seluruh
disegala sektor demi meningkatkan kepentingan umum tersebut adalah peran
pendapatan negara (Cahyadi, 2016). aktif dari masyarakat untuk memberikan
Adanya perkembangan kemajuan iuran kepada negara dalam bentuk pajak
pembangunan disegala bidang, pemerintah sehingga segala keperluan pembangunan
tentunya membutuhkan biaya yang bisa dibiayai (Winerungan, 2013).
banyak. Indonesia memiliki dua sumber Pajak kendaraan bermotor yang
pendapatan negara. Salah satunya yang merupakan salah satu komponen pajak
menjadi sumber penerimaan yang cukup daerah memiliki kontribusi yang tinggi
besar dan juga sumber dana yang dalam peningkatan pendapatan asli
penting bagi pembangunan nasional daerah. Menurut Putri (2012), pembangunan
adalah pajak. Pajak merupakan bagian daerah tiap kabupaten/kota salah satunya
yang cukup potensial sebagai penerimaan negara dibiayai melalui dana yang didapat

487
melalui pajak kendaraan bermotor. kurang tentang pajak mengakibatkan
Maka pemungutan penerimaan pajak ini kurangnya kesadaran masyarakat dalam
perlu dioptimalkan sebaik mungkin. membayar pajak (Ilhamsyah, 2016).
Dalam praktek pemungutan Pengetahuan dan pemahaman mengenai
pajak sering dijumpai adanya tindakan arti dan manfaat pajak dapat meningkatkan
penghindaran pajak (Tax Avoidance), kesadaran dari Wajib Pajak. Tanpa adanya
baik yang dilakukan secara aktif maupun pengetahuan tentang pajak dan manfaatnya tidak
pasif. Dengan kata lain perbuatan mungkin seseorang secara ikhlas
tersebut dilakukan secara sengaja oleh membayar pajak (Susilawati, 2013).
Wajib Pajak ataupun tidak sengaja Sanksi perpajakan juga merupakan
karena dipengaruhi berbagai macam salah satu faktor yang mempengaruhi
faktor (Hasanuddin, 2014).Faktor yang tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Persepsi
mempengaruhi penerimaan pajak suatu Wajib Pajak mengenai sanksi perpajakan
negara diantaranya adalah tingkat adalah faktor penting dalam menentukan
kepatuhan Wajib Pajak masyarakat di kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar
negara tersebut. Salah satu masalah yang pajaknya. Sanksi pajak memberikan
paling serius bagi para pembuat kebijakan pelajaran bagi pelanggar pajak agar
ekonomi adalah mendorong tingkat tidak meremehkan peraturan perpajakan.
kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan pajak yang Petugas kepolisian tidak tegas untuk
tidak meningkat akan mengancam upaya menindak langsung para Wajib Pajak
pemerintah meningkatkan kesejahteraan yang tidak membayar pajak tahunan
masyarakat. Hal ini dikarenakan tingkat kendaraan bermotornya. Banyak Wajib
kepatuhan pajak secara tidak langsung Pajak yang membayar empat tahun
mempengaruhi ketersediaan pendapatan sekaligus atau tidak sama sekali. Karena
untuk belanja. Semakin tinggi kepatuhan tidak dibarengi dengan sanksi perpajakan
Wajib Pajak, maka penerimaan pajak menyebabkan masyarakat menganggap
akan semakin meningkat, demikian pula remeh kewajibannya (Susilawati, 2013).
sebaliknya (Lestari, 2016). Oleh sebab itu sanksi perpajakan
Wajib Pajak patuh akan kewajibannya digunakan sebagai variabel moderat
karena menganggap kepatuhan terhadap dalam penelitian ini.
pajak adalah suatu norma. Mencapai Berikut ini akan disajikan data
Tingkat kepatuhan pajak dan mempertahankan mengenai target dan realisasi penerimaan pajak
tingkat kepatuhan saat ini merupakan isu pada Kantor SAMSAT Wilayah I Kota
yang menjadi perhatian para pembuat Makassar, yang dapat disajikan pada
kebijakan baik di negara maju maupun tabel berikut :
berkembang (Razak, 2013). Pengetahuan yang

Tabel 1 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor


Pada Kantor SAMSAT Wilayah I Kota Makassar
Tahun 2014 s/d 2016

Tahun Target Realisasi


(Rp) (Rp)
2014 927.887.107.986 842.353.047.679
2015 940.648.803.000 864.035.466.786
2016 913.616.172.500 913.787.811.957
Sumber : Kantor SAMSAT Wilayah I Kota Makassar, 2017

Penelitian ini dilakukan pada Kantor memberikan layanan pengurusan pajak


SAMSAT yakni salah satu instansi yang baik kendaraan roda dua mauoun

488
kendaraan roda empat. Namun dalam 4. Apakah sanksi dapat memperkuat
penelitian ini difokuskan pada kendaraan hubungan antara kesadaran Wajib
rida dua. Karena permasalahan yang Pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak dalam
terjadi saat ini bahwa pendapatan pajak membayar pajak kendaraan bermotor?
kendaraan bermotor tidak mencapai
target. Ketidaktercapaian target Tujuan Penelitian
pendapatan pajak kendaraan bermotor 1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
yakni kurangnya pengetahuan dan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
kesadaran masyarakat dalam membayar 2. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran
pajak kendaraan bermotor. Hal ini dapat Wajib Pajak terhadap kepatuhan
dilihat bahwa semakin bertambahnya Wajib Pajak.
jumlah penduduk maka bertambah pula 3. Untuk mengetahui interaksi sanksi
penerimaan Negara dan Daerah dari dapat memperkuat hubungan antara
sektor pajak kendaraan bermotor, namun pengetahuan Wajib Pajak dengan
realisasinya justru tidak tercapai. Hal ini kepatuhan Wajib Pajak dalam
dikarenakan kurangya kepatuhan Wajib membayar pajak kendaraan bermotor.
Pajak dalam membayar pajak kendaraan 4. Untuk mengetahui interaksi sanksi
bermotor. Nanti kedapatan melanggar dapat memperkuat hubungan antara
baru dikenakan sanksi perpajakan. Oleh kesadaran Wajib Pajak dengan
karena itu dari permasalahan yang kepatuhan Wajib Pajak dalam
terjadi di Kantor Samsat maka perlunya membayar pajak kendaraan bermotor.
ditanamkan pengetahuan terkait perpajakan, serta
ditanamkan kesadaran dalam diri masyarakat TINJAUAN PUSTAKA
untuk patuh dalam membayar pajak agar
terhindar dari sanksi perpajakan (Lestari, Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
2016). Kepatuhan berasal dari kata
Inilah yang menjadi faktor patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar
mengapa peneliti mengangkat judul Bahasa Indonesia), patuh berarti suka
“Pengaruh Pengetahuan dan Kesadaran menurut perintah, taat kepada perintah
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan
Kendaraan Bermotor dengan Sanksi berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk,
Perpajakan sebagai Variabel Moderating patuh pada ajaran dan aturan (Ganesha,
pada Kantor SAMSAT Wilayah I Kota 2015). Tuntutan akan kepatuhan terhadap
Makassar”. ketepatan waktu dalam penyampaian
surat pemberitahuan untuk semua jenis
Rumusan Masalah pajak di Indonesia telah diatur dalam
Berdasarkan latar belakang masalah Peraturan Menteri Keuangan RI No.
pada pembahasan diatas, maka penulis 74/PMK.03/2012 tentang tata cara
merumuskan masalah sebagai berikut: penetapan Wajib Pajak dengan kriteria
1. Apakah pengetahuan mempengaruhi tertentu dalam rangka pengembalian
kepatuhan Wajib Pajak? pendahuluan kelebihan pembayaran
2. Apakah kesadaran Wajib Pajak pajak Bab II pasal 2. Peraturan-peraturan
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak? tersebut secara hukum mengisyaratkan
3. Apakah sanksi dapat memperkuat adanya kepatuhan setiap perilaku Wajib
hubungan antara pengetahuan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Hal ini
Pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak sesuai dengan teori kepatuhan
dalam membayar pajak kendaraan (compliance theory).
bermotor? Teori kepatuhan telah diteliti
pada ilmu-ilmu sosial khususnya

489
dibidang psikologis dan sosiologi yang peran serta terhadap pembiayaan negara
lebih menekankan pada pentingnya dan pembangunan nasional (Cahyadi,
proses sosialisasi dalam mempengaruhi 2016).
perilaku kepatuhan seorang individu. Pajak ialah iuran dari rakyat
Menurut Tyler (Saleh, 2004) terdapat kepada negara dengan berdasarkan
dua perspektif dalam literatur sosiologi undang-undang, sehingga dapat untuk
mengenai kepatuhan kepada hukum, dipaksakan, dan tidak mendapat balas
yang disebut instrumental dan normatif. jasa secara langsung. Pajak dipungut
Perspektif instrumental mengasumsikan dengan berdasarkan berbagai norma
individu secara utuh didorong oleh hukum untuk dapat menutup biaya
kepentingan pribadi dan tanggapan produksi barang serta jasa kolektif guna
terhadap perubahan-perubahan yang mencapai kesejahteraan umum. Penolakan untuk
berhubungan dengan perilaku. Perspektif membayar, perlawanan, atau penghindaran
normatif berhubungan dengan apa yang terhadap pajak pada umumnya hal
orang anggap sebagai moral dan tersebut termasuk pelanggaran hokum.
berlawanan dengan kepentingan pribadi.
Seorang individu cenderung mematuhi Fungsi Pajak
hukum yang mereka anggap sesuai dan Dana yang terkumpul dari pajak
konsisten dengan norma-norma internal merupakan salah satu sumber pendapatan vital
mereka. Komitmen normatif melalui bagi negara. Pendapatan ini akan
moralitas personal (normative commitment digunakan untuk membiayai semua
through morality) berarti mematuhi pengeluaran termasuk pembangunan negara.
hukum karena hukum tersebut dianggap Selain pembangunan, pengeluaran lainnya yang
sebagai suatu keharusan, sedangkan perlu dibiayai termasuk pembiayaan
komitmen normatif melalui legitimasi penegakan hukum, keamanan negara,
(normative commitment through legitimaty) infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik,
berarti mematuhi peraturan karena subsidi, biaya operasional negara dan
otoritas penyusun hukum tersebut banyak lagi.
memiliki hak untuk mendikte perilaku. Sebagaimana telah diketahui ciri-
ciri yang melekat pada pengertian pajak
Definisi Pajak terlihat adanya dua fungsi pajak menurut
Pajak adalah kontribusi wajib Mardiasmo (2016:4) yaitu:
kepada negara yang terutang oleh orang 1. Fungsi Anggaran (budgetair)
pribadi atau badan yang bersifat Pajak berfungsi sebagai salah satu
memaksa berdasarkan Undang-Undang, sumber dana bagi pemerintah untuk
dengan tidak mendapatkan imbalan membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
secara langsung dan digunakan untuk 2. Fungsi mengatur (cregulered)
keperluan negara bagi sebesar-besarnya Pajak berfungsi sebagai alat untuk
kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
merupakan perwujudan dari kewajiban pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak
untuk secara langsung dan bersama-sama Syarat Pemungutan Pajak
melaksanakan kewajiban perpajakan untuk Sesuai dengan tujuan hukum,
pembiayaan negara dan pembangunan yakni mencapai keadilan, Undang
nasional. Sesuai falsafah undang-undang Undang dan pelaksanaan pemungutan
perpajakan, membayar pajak bukan harus adil. Adil dalam perundang-
hanya merupakan kewajiban, tetapi undangan diantaranya mengenakan
merupakan hak dari setiap warga Negara pajak secara umum dan merata, serta
untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk disesuaikan dengan kemampuan dari

490
masing-masing Wajib Pajak. Sedang keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
adil dalam pelaksanaannya, yakni kemakmuran rakyat.
dengan memberikan hak bagi Wajib Zuraida (2012:31) menjelaskan
Pajak untuk mengajukan keberatan, bahwa sesuai UU No. 28 Tahun 2009
penundaan dalam pembayaran dan Pasal 1 angka 10 tentang PDRD,
mengajukan banding kepada Majelis dijelaskan pengertian Pajak Daerah yaitu
Pertimbangan Pajak. kontribusi wajib kepada Daerah yang
Menurut Mardiasmo (2016:4-5) terutang oleh orang pribadi atau badan
agar pemungutan pajak tidak menimbulkan yang bersifat memaksa berdasarkan
hambatan atau perlawanan, maka pemungutan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
pajak harus memenuhi sayarat sebagai berikut. imbalan secara langsung dan digunakan
1. Pemungutan Pajak Harus Adil untuk keperluan Daerah bagi sebesar-
(Syarat Keadilan) besarnya kemakmuran rakyat. Karakteristik
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni Pajak Daerah adalah sebagai berikut
mencapai keadilan, undang-undang (Zuraida 2012:31-32).
maupun pelaksannaan pemungutan a. Dipungut oleh Pemerintah Daerah
pajak harus adil. berdasarkan kekuatan peraturan
2. Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan perundang-undangan.
Undang-undang (Syarat Yuridis) b. Pemungutan tersebut dilakukan
Di Indonesia, pajak diatur dalam dalam hal terdapat keadaan atau
UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini peristiwa yang menurut peraturan
memberikan jaminan hukum untuk perundang-undangan dapat dikenakan
menyatakan keadilan, baik bagi Pajak Daerah.
negara maupun warganya. c. Dapat dipaksakan pemungutannya,
3. Tidak Mengganggu Perekonomian apabila Wajib Pajak tidak memenuhi
(Syarat Ekonomi) kewajiban pembayaran pajak daerah
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu dapat dikenakan sanksi administrasi
kegiatan peoduksi maupun perdagangan, maupun pidana.
sehingga tidak mengakibatkan d. Tidak terdapat hubungan langsung
kelesuan perekonomian masyarakat. atas pembayaran pajak daerah dengan
4. Pemungutan Pajak Harus Efisien imbalan atau jasa secara langsung.
(Syarat Finansial) e. Hasil penerimaan pajak daerah
Sesuai fungsi budgetair, biaya disetor ke kas daerah.
pemungutan pajak harus lebih rendah f. Digunakan untuk keperluan daerah bagi
dari hasil pemungutannya. sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
5. Sistem Pemungutan Pajak Harus
Sederhana Pajak Kendaraan Bermotor
Sistem pemungutan yang sederhana Pajak Kendaraan Bermotor atau
akan memudahkan dan mendorong yang biasa dikenal dengan PKB
masyarakat dalam memenuhi merupakan pajak terhadap kepemilikan
kewajiban perpajakannya. ataupun penguasaan kendaraan bermotor
baik kendaraan bermotor roda dua atau
Pajak Daerah lebih dan beserta gandengannya yang
Pajak Daerah, adalah kontribusi dipergunakan pada seluruh jenis jalan
wajib kepada Daerah yang terutang oleh darat serta digerakkan oleh peralatan
orang pribadi atau badan yang bersifat tehnik yang berupa motor atau peralatan
memaksa berdasarkan Undang-Undang, yang lain yang berfungsi merubah
dengan tidak mendapatkan imbalan sumber daya energi menjadi sebuah
secara langsungdan digunakan untuk tenaga gerak pada kendaraan bermotor

491
yg bersangkutan, termasuk juga alat alat
besar yang bisa bergerak. Analisis Regresi Linear Berganda
Pajak Kendaraan Bermotor, termasuk Penggunaan regresi ini
golongan pajak langsung dan merupakan dimaksudkan untuk mengetahui secara
pajak lokal (daerah). Dipungut dari terpisah (parsial) berbagai variabel
pemegang-pemegang kendaraan bermotor yang independen yang ada tanpa ada
a) dihidupkan dengan generator gas arang atau b) pengaruh unsur variabel lain. Persamaan
memakai bahan bakar minyak tanah atau regresi berganda:
campuran minyak tanah dan c) bensin Y= a + β1 X1 + β2 X2 + e
d)yang tidak semata-mata menggunakan Keterangan:
bensin sebagai bahan bakar. a = Konstanta
Pajak Kendaraan Bermotor menurut Y = Kepatuhan Wajib Pajak
Zuraida, (2013:33) adalah kepemilikan X1 = Pengetahuan
dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. X2 = Kesadaran
Subjek pajak kendaraan bermotor adalah
orang pribadi atau badan yang memiliki Analisis Moderated Reggression Analysis
dan/atau meguasai kendaraan bermotor. Analisis Moderated Regression
Wajib Pajak kendaraan bermotor adalah Analysis (MRA) atau uji interaksi
orang pribadi atau badan yang memiliki merupakan aplikasi khusus regresi linear
kendaraan bermotor. Yang termasuk dalam berganda dimana dalam persamaan
pengertian kendaraan bermotor adalah: regresinya mengandung unsur interaksi
a. Kendaraan bermotor beroda beserta (perkalian dua atau lebih variabel
gandengannya yang dioperasikan di independen). Dalam penelitian ini,
semua jenis jalan darat dan kendaraan analisis MRA digunakan untuk menguji
bermotor yang dioperasikan di air Hipotesis 3 dan 4. Analisis moderat
dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima digunakan untuk menaksir nilai variabel
Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 Y berdasarkan nilai variabel X dikalikan
(tujuh Gross Tonnage). dengan variabel Y untuk setiap satuan
b. Kendaraan bermotor adalah semua perubahan variabel X yang dikalikan
kendaraan beroda beserta gandengannya dengan variabel Z. Persamaan yang
yang digunakan di semua jenis jalan digunakan adalah:
darat, dan digerakkan oleh peralatan Y= a+β1X1+β2X2+β3X1.X3 + β4X2. X3 + e
teknik berupa motor atau peralatan Keterangan:
lainnya yang berfungsi untuk mengubah Y = Kepatuhan Wajib Pajak
suatu sumber daya energi tertentu X1 = Pengetahuan
menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor X2 = Kesadaran
yang bersangkutan, termasuk alat-alat X3 = Sanksi Pajak
besar yang ada dalam operasinya X1. X3 = Interaksi antara pengetahuan
menggunakan roda dan motor dan dan sanksi pajak
tidak melekat secara permanen, serta X2. X3 = Interaksi antara kesadaran dan
kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. sanksi pajak.

METODE ANALISIS Koefisien Determinasi (R2)


Analisis kuantitatif yaitu suatu Koefisien determinasi digunakan
analisis dengan menggunakan alat untuk mengetahui prosentase perunahan
regresi linear berganda dan analisis variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh
moderated regression analysis dengan variabel bebasnya (X). Pada intinya
menggunakan rumus yang dikemukakan koefisien determinasi mengukur sebarapa jauh
oleh Suntoyo (2012:204) sebagai berikut:

492
kemampuan model dalam menerangkan Koefisien determinasi digunakan
variasi variabel independen. untuk mengetahui presentase perunahan
variabel tidak bebas (Y) yang
HASIL PENELITIAN DAN disebabkan oleh variabel bebasnya (X).
PEMBAHASAN Pada intinya koefisien determinasi
mengukur sebarapa jauh kemampuan
Analisis Regresi Berganda model dalam menerangkan variasi
variabel independen.

Tabel 2 Hasil Uji Koeficien Determinasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .547a .300 .285 3.155
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan, Kesadaran
b. Dependent Variable: Kepatuhan
Sumber: data primer diolah, 2017

Angka R Square pada tabel 2 sisanua 71,5% ditentukan oleh faktor


maka diperoleh nilai korelasi sebesar lain di luar model yang tidak
R=0,300 yang artinya korelasi atau dimasukkan dalam model penelitian ini.
hubungan antara pengetahuan dan
kesadaran Wajib Pajakberpengaruh kuat Uji F
terhadap kepatuhan Wajib Pajakpada Uji F adalah untuk mengetahui
Kantor Samsat Wilayah I Kota hubungan antara X dan Y apakah variabel
Makassar. Kemudian nilai koefisien X1,X2,X3 benar-benar berpengaruh secara
determinasi atau adjusted R Square simultan terhadap variabel Y. Uji F
sebesar = 0,285 yang artinya sebesar digunakan untuk mengetahui signifikasi
28,5% pengaruh kepatuhan Wajib Pajak pengaruh variabel bebas X1,X2,X3
dipengaruhi oleh pengetahuan dan terhadap variabel terikat Y secara bersamaan.
kesadaran Wajib Pajak, sedangkan

Tabel 3. Hasil Uji Statistik F


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 413.267 2 206.634 20.760 .000b
Residual 965.483 97 9.953
Total 1378.750 99
a. Dependent Variable: Kepatuhan
b. Predictors: (Constant), Kesadaran, Pengetahuan
Sumber: Data Primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel 3 telah terlihat secara individu variabel ebbas mempunyai


sigifikansinya sebesar 0,000 yang memiliki nilai pengaruh terhadap variabel tidka bebas,
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti pengetahuan dengan asumsi variabel bebas lainnya
dan kesadaran secara simultan berpengaruh konstan. Uji t digunakan untuk uji
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. signifikan pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Apakah
Uji t variabel X1,X2,X3, berpengaruh secara
Uji hipotesis menggunakan uji-t. signifikan terhadap variabel Y yaitu
Uji t dimaksudkan untuk melihat apakah kualitas secara terpisah.

493
Tabel 4. Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.242 2.473 2.120 .037
Pengetahuan .195 .078 .223 2.489 .015
Kesadaran .342 .070 .435 4.867 .000
a. Dependent Variable: Kepatuhan
Sumber: Data Primer yang diolah (2017

Dari tabel 4 dapat dilihat akan menambah nilai kepatuhan Wajib Pajak
persamaan regresi sebagai berikut: sebesar 0,342. Nilai koefisien regresi
Y = 5,242 + 0,195X1 + 0,342X2 + e untuk kesadaran menunjukkan bahwa
1. Nilai konstanta sebesar 5,424 kesadaran mempunyai pengaruh positif
menunjukkan bahwa bila variabel- terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
variabel independennya nol maka
kepatuhan Wajib Pajak yang Hasil MRA (Moderated Regression
dihasilkan adalah 2,120 Analysis)
2. Koefisien regresi 0,195 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 pengetahuan Uji Koefisien determinasi
akan menambah kepatuhan Wajib Koefisien determinasi digunakan
Pajak sebesar 0,195. Nilai koefisien untuk mengetahui prosentase perunahan
regresi untuk pengetahuan menunjukkan variabel tidak bebas (Y) yang
bahwa pengetahuan mempunyai disebabkan oleh variabel bebasnya (X).
pengaruh positif terhadap kepatuhan Pada intinya koefisien determinasi
Wajib Pajak. mengukur sebarapa jauh kemampuan
3. Koefisien regresi 0,342 menyatakan model dalam menerangkan variasi
bahwa setiap penambahan 1 regresi variabel independen.

Tabel 5. Hasil Uji Keofisien Determinasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .605a .366 .332 .60983
a. Predictors: (Constant), Interaksi kesadaran Wajib Pajak dengan sanksi perpajakan , Zscore: Kesadaran
Wajib Pajak, Zscore: Pengetahuan Wajib Pajak, Interaksi pengetahuan Wajib Pajak dengan sanksi
perpajakan , Zscore: Sanksi perpajakan
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber data: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel 5 tersebut, yang artinya sebesar 33,2% pengaruh


maka diperoleh nilai korelasi sebesar R kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh
= 0,605 yang artinya korelasi atau pengetahuan dan kesadaran Wajib Pajak,
hubungan antara pengetahuan dan sedangkan sisanya sebesar 66,8% ditentukan oleh
kesadaran Wajib Pajak yang dimoderasi faktor lain di luar model yang tidak
oleh sanksi perpajakan berpengaruh kuat dimasukkan dalam model penelitian ini.
terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada
Kantor Samsat Wilayah I kota Makassar. Uji F
Kemudian nilai koefisien determinasi Uji F adalah untuk mengetahui
atau adjusted R Square sebesar = 0,332 hubungan antara X dan Y apakah

494
variabel X1,X2,X3 benar-benar mengetahui signifikasi pengaruh
berpengaruh secara simultan terhadap variabel bebas X1,X2,X3 terhadap
variabel Y. Uji F digunakan untuk variabel terikat Y secara bersamaan.

Tabel 6. Hasil Uji Statistik F


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 20.193 5 4.039 10.860 .000b
Residual 34.957 94 .372
Total 55.150 99
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Interaksi kesadaran Wajib Pajak dengan sanksi perpajakan , Zscore:
Kesadaran Wajib Pajak, Zscore: Pengetahuan Wajib Pajak, Interaksi pengetahuan Wajib Pajak dengan
sanksi perpajakan , Zscore: Sanksi perpajakan
Sumber: Data Primer yang diolah (2017)

Dari hasil Uji ANOVA atau F Uji t


test didapat nilai Fhitung sebesar 10.860 Uji hipotesis menggunakan uji-t.
dengan probabilitas 0,000. Maka dapat Uji t dimaksudkan untuk melihat apakah
dikatakan bahwa model regresi dapat secara individu variabel ebbas
digunakan untuk dapat memprediksi mempunyai pengaruh terhadap variabel
kepatuhan Wajib Pajak pada kantor tidka bebas, dengan asumsi variabel
Samsat wilayah I kota Makassar. Hal ini bebas lainnya konstan. Uji t digunakan
berarti semakin baik pengetahuan, untuk uji signifikan pengaruh variabel
kesadaran Wajib Pajak dan sanksi bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
perpajakan maka akan berpengaruh Apakah variabel X1,X2,X3,
secara serempak atau bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
terhadap kepatuhan Wajib Pajak variabel Y yaitu kualitas secara terpisah.
kendaraan bermotor pada kantor Samsat
wilayah I kota Makassar.

Tabel 7 Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4.217 .108 39.188 .000
Zscore: Pengetahuan Wajib .154 .066 .206 2.322 .022
Pajak
Zscore: Kesadaran Wajib Pajak .190 .084 .255 2.280 .025
Zscore: Sanksi perpajakan .174 .081 .233 2.147 .034
Interaksi pengetahuan Wajib -.159 .078 -.182 -2.040 .044
Pajak dengan sanksi perpajakan
Interaksi kesadaran Wajib Pajak .049 .108 .039 .454 .651
dengan sanksi perpajakan
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data Primer yang diolah (2017)

Dari tabel 7 dapat dilihat Sehingga hasil olahan data


persamaaan regresi sebagai berikut: dengan menggunakan program SPSS
Y = 4,217 + 0,154X1 + 0,190X2 - setelah adanya variabel moderating
0,159X1.X3 + 0,049X2.X3+ e

495
maka dapat diberikan penjelasan regresi manfaatnya tidak mungkin seseorang
yang dapat diuraikan sebagai berikut: secara ikhlas membayar pajak.Hasil
1. Berdasarkan hasil koefisien regresi penelitian ini sejalan dengan penelitian
maka diperoleh nilai koefisien regresi yang dilakukan oleh Randi Ilhamsyah
untuk variabel interaksi pengetahuan (2016) meneliti mengenai Pengaruh
Wajib Pajak dengan sanksi perpajakan Pemahaman dan Pengetahuan Wajib
berpengaruh negatif terhadap kepatuhan Pajak Tentang Peraturan Perpajakan,
Wajib Pajak yakni sebesar -0,159. Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan
2. Dari hasil pengolahan data koefisien Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
regresi maka diperoleh nilai koefisien regresi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Pada
untuk variabel interaksi kesadaran Samsat Kota Malang. Hasil penelitian
Wajib Pajak dengan sanksi perpajakan menemukan bahwa pengetahuan mempunyai
berpengaruh positif terhadap kepatuhan pengaruh yang signifikan terhadap
Wajib Pajak yakni sebesar 0,049. kepatuhan Wajib Pajak kendaraan
bermotor yang terdaftar di Kantor Bersama
Pembahasan Samsat Kota Malang. Sedangkan hasil
Dari keseluruhan hasil penelitian penelitian yang dilakukan oleh peneliti
ini maka dapat diberikan pembahasan menemukan bahwa pengetahuan mempunyai
dari masing-masing variabel penelitian pengaruh yang signifikan terhadap
yang dapat diuraikan satu persatu yaitu : kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga dapat
dikatakan bahwa penelitian ini sejalan
Pengaruh pengetahuan terhadap dengan penelitian yang dilakukan oleh
kepatuhan Wajib Pajak Randi Ilhamsyah.
Dari hasil pengolahan data yang
dilakukan maka diperoleh hasil penelitian bahwa Pengaruh kesadaran terhadap
variabel pengetahuan berpengaruh positif dan kepatuhan Wajib Pajak
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Berdasarkan hasil persamaan
Pajak pada kantor Samsat wilayah I kota regresi linear berganda maka diperoleh
Makassar. Hasil penelitian ini mendukung teori koefisien regresi untuk kesadaran Wajib
yang digunakan yaitu teori kepatuhan. Pajak mempunyai pengaruh yang positif
Teori kepatuhan menyatakan bahwa terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada
pentingnya proses sosialisasi dalam kantor Samsat wilayah I kota Makassar.
mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang Hasil penelitian ini mendukung teori
individu. Wajib pajak memerlukan sosialisasi agar yang digunakan yaitu teori pembelajaran
dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai sosial yang mana menyatakan bahwa
Pajak Kendaraan Bermotor. Baik itu seseorang dapat belajar melalui pengamatan dan
pengetahuan tentang hak dan pengalaman secara langsung. Teori ini
kewajibannya sebagai Wajib Pajak relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak
ataupun fungsi dan peran pajak yang dalam memenuhi kewajibannya membayar
mereka bayar itu sendiri. Sehingga pajak. Seseorang akan taat atau patuh
dengan adanya pengetahuan ini wajib membayar pajaknya jika lewat pengamatan dan
pajak akan patuh dalam membayar pajak pengalaman langsungnya yaitu jika hasil
kendaraan bermotornya. pungutan pajak itu telah memberikan
Hal ini sesuai dengan yang kontribusi nyata pada suatu negara maka
dikemukakan oleh Susilawati (2013) wajib pajak akan sadar dengan
bahwa Pengetahuan mengenai arti dan sendirinya dan patuh untuk membayar
manfaat pajak dapat meningkatkan pajak kendaraan bermotornya.
kesadaran dari Wajib Pajak. Tanpa Hal ini sesuai dengan penelitian
adanya pengetahuan tentang pajak dan dikemukakan oleh Dharma dan Suardana (2014)

496
mengemukakan bahwa kesadaran Wajib bermotor memiliki hak untuk memberikan
Pajak dapat dilihat dari kesungguhan sanksi kepada Wajib Pajak yang tidak
dan keinginan Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar pajaknya.Tetapi
memenuhi kewajiban pajaknya yang kenyataannya kurangnya pengetahuan
ditunjukkan dalam kesungguhan Wajib Wajib Pajak membuat Wajib Pajak tetap
Pajak dalam membayar pajak dan saja tidak akan patuh dalam membayar
melaporkan pajaknya. Jika kesadaran pajaknya meskipun penyusun hukum
Wajib Pajak terus meningkat, maka kepatuhan memiliki hak untuk memberikan sanksi
Wajib Pajak juga akan meningkat. terhadap Wajib Pajak. Namun, hasil
Semakin Wajib Pajak memiliki kesadaran pajak pengujian ini sejalan dengan penelitian
yang tinggi akan mengerti fungsi dan yang dilakukan oleh Putri (2016) yang
manfaat pajak, baik mengerti untuk menunjukkan bahwa hasil uji signifikansi
masyarakat maupun diri sendiri. pengaruh pada variabel moderating
menunjukkan bahwa sanksi bukan
Interaksi pengetahuan Wajib Pajak merupakan variabel moderating.
dengan sanksi perpajakan
Dari hasil olahan data regresi Interaksi kesadaran Wajib Pajak
maka diperoleh hasil koefisien regresi dengan sanksi perpajakan
untuk interaksi pengetahuan Wajib Pajak Hasil olahan data menemukan
dengan sanksi perpajakan berpengaruh bahwa interaksi kesadaran Wajib Pajak
negatif tetapi signifikan terhadap dengan sanksi perpajakan mempunyai
kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor pengaruh yang positif tetapi tidak
Samsat Wilayah I kota Makassar. signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Artinya variabel sanksi tidak dapat Pajak. Sehingga dalam hal ini sanksi
memoderasi hubungan antara pengetahuan perpajakan tidak dapat memperkuat hubungan
dengan kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut antara kesadaran dengan sanksi perpajakan. Hasil
menunjukkan dengan ditambahkannya ini tidak sesuai dengan teori yang
variabel sanksi tidak dapat memperkuat digunakan dalam penelitian ini yaitu
hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan teori kepatuhan. Yang mana teori
wajib pajak untuk lebih patuh. Tinggi kepatuhan menjelaskan bahwa seseorang
atau rendahnya pengetahuan dapat Wajib Pajak akan patuh karena penyusun hukum
mempengaruhi wajib pajak untuk patuh memiliki hak untuk mendikte perilaku
melaksanakan kewajibannya tetapi seseorang. Artinya, pembuat sanksi
dengan ditambahkannya variabel sanksi pajak kendaraan bermotor memiliki hak
tidak akan mempengaruhi hubungan untuk memberikan sanksi kepada Wajib
antara variabel pengetahuan dengan Pajak yang tidak patuh dalam membayar
kepatuhan wajib pajak untuk lebih patuh pajaknya. Tetapi kenyataannya meskipun tingkat
membayar pajak. Hal tersebut kesadaran Wajib Pajak tinggi, Wajib
dikarenakan Wajib Pajak sebagian besar Pajak tetap saja tidak akan patuh dalam
mengabaikan sanksi atau minimnya membayar pajaknya meskipun penyusun
pengetahuan mengenai sanksi yang ada. hukum memiliki hak untuk memberikan
Hasil ini tidak sesuai dengan sanksi terhadap Wajib Pajak.
teori yang digunakan dalam penelitian Hasil penelitian ini menolak teori
ini yaitu teori kepatuhan. Yang mana kepatuhan yang menyatakan bahwa
teori kepatuhan menjelaskan bahwa kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh
seseorang Wajib Pajak akan patuh Economic Dettarance Approach. Dimana
karena penyusun hukum memiliki hak Economic Detterance Approach dilakukan
untuk mendikte perilaku seseorang. pendekatan dengan mempertimbangkan
Artinya,pembuat sanksi pajak kendaraan faktor-faktor seperti sistem dan informasi

497
perpajakan, sanksi pajak, pengetahuan, Wajib Pajak dengan sanksi perpajakan
dsb. Namun, hasil pengujian ini sejalan dalam kaitannya kepatuhan Wajib
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pajakkendaraan bermotor pada
Putri (2016) yang menunjukkan bahwa Kantor Samsat Wilayah I kota
hasil uji signifikansi pengaruh pada Makassar. Dapat dikatakan bahwa
variabel moderating menunjukkan bahwa sanksi sanksi perpajakan tidak dapat memperkuat
bukan merupakan variabel moderating. hubungan antara kesadaran Wajib
Pajak dengan kepatuhan Wajib
PENUTUP Pajak.Sanksi pajak yang tinggi atau
Kesimpulan rendah tidak akan mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian dan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar
pembahasan yang telah diuraikan pada pajak kendaraan bermotornya
bab sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan dari hasil analisis Saran
yaitu sebagai berikut : Saran-saran yang dapat diberikan
1. Pengetahuan Wajib Pajak mempunyai sehubungan dengan hasil penelitian dan
pengaruh yang positif dan signifikan kesimpulan ini adalah sebagai berikut :
terhadap kepatuhan Wajib Pajak 1. Disarankan agar Wajib Pajak perlu
kendaraan bermotor pada Kantor menyadari akan kewajibannya dalam
Samsat Wilayah I kota Makassar. membayar pajakdengan memahami atas
pajak yang dibayarkan untuk keperluan
Semakin tinggi pengetahuan Wajib pembangunanmasyarakat dan Negara.
Pajak maka akan meningkatkan Sebab selama ini pengetahuan akan
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar alokasi pajakyang dibayarkan dianggap
pajak kendaraan bermotornya. tidak tepat sasaran sehingga perlunya
2. Kesadaran Wajib Pajak mempunyai sosialisasidengan lebih baik lagi.
pengaruh yang positif dan signifikan 2. Perlunya kesadaran masyarakat
terhadap kepatuhan Wajib Pajak terhadap pajak dapat meningkatkan
kendaraan bermotor pada Kantor sumber masukanNegara, sehingga
Samsat Wilayah I kota Makassar. perlunyapeningkatansosialisasi dari
Semakin tinggi kesadaran Wajib petugassecarakontinyukepada Wajib
Pajak maka akan meningkatkan Pajak mengenai objek pajak.Hal ini
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar untukmemberikan pemahaman dan
pajak kendaraan bermotornya. meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
3. Terdapat pengaruh yang negatif dan sehingga sosialisasi yang diberikan dapat
signifikan antara pengetahuan Wajib Pajak dipahami dengan baik.
dengan sanksi perpajakan dalam
kaitannya dengan kepatuhan Wajib DAFTAR PUSTAKA
Pajak kendaraan bermotor pada
Kantor Samsat Wilayah I kota Amalia, Rizki., Topowijino dan Dwiatmanto.
Makassar. Artinya, sanksi perpajakan tidak 2016. Pengaruh Pengenaan Sanksi
dapat memperkuat interaksi antara Administrasi Dan Kesadaran Wajib
pengetahuan dengan kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan
Pajak. Sanksi pajak yang tinggi atau Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.
rendah tidak akan mempengaruhi Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)Vol. 31
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar No. 1, Hal: 35-4
pajak kendaraan bermotornya.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan
tidak signifikanantara kesdaran

498
Albert, Bandura. 2016. Social Learning Theory. Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
New Jersey: Prentice Hall, Inc., Deepublish
Englewood Cliffs.
Hangga, Wicaksono Murti. 2014. Pelayanan
Arabella Oentari Fuadi dan Yeni Mangonting. Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan
2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Pribadi di Kota Manado. Jurnal EMBA,
Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Vol.2, No.3, Hal: 390-398
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Tax &
Accounting Review, 1(1), h: 35-42. Hasanuddin, 2014. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Arifin, Syamsul Bahri. 2015. Pengaruh Kesadaran dalam Membayar PBB dengan Variabel
Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Moderating Sikap Wajibp Pajak atas
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Sanksi Denda. Jurnal Akuntansi, Vol.5,
Pratama Medan Belawan. Jurnal No.3
Integritas, Vol.1, No.3, Hal:1-16.
Hidayatulloh, Hilman Akbar. 2013. Pengaruh
Cahyadi, I Made Wahyu dan I Ketut Jati. 2016. Kualitas Pajak dan Pengetahuan Pajak
Pengaruh Kesadaran, Sosialisasi, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Akuntanbilitas Pelayanan dan Sanksi
Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Hofmann, Eva, Erik Hoelzl, and Erich Kirchler.
Kendaraan Bermotor. E-Jurnal 2008. Perconditions of Voluntary Tax
Akuntansi Universitas Udayana Vol.16, Compliance: Knowledge and Evaluation
Hal: 2342-2372 of Taxation, Norms, Fairness, and
Motivation to Cooperate. Journal of Z
Devos, Ken. (2014). Factors Influencing Psychol, Vol. 216, No.4, Hal:209-217.
Individual Tax Payer Compliance
Behaviour. Springer Netherlands. Ilhamsyah, Randi., Maria G Wi Endang dan Rizky
Yudhi Dewantara. 2016. Pengaruh
Dharma, Gede Pani Esa dan Suardana. 2014. Pemahaman dan Pengetahuan Wajib
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pajak Tentang Peraturan Perpajakan,
Sosialisasi Perpajakan, Kualitas Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan Pada Kepatuhan Wajib Pajak. Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Vol.6, No.1, Hal: 340-353. Kendaraan Bermotor. Jurnal Perpajakan
(Jejak) Vol. 8 No.1, Hal: 1-9
Ganesha, Aldo. 2015. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2013.
Perusahaan go Public pada Metodologi Penelitian Bisnis.
Internasional Financial Reporting Yogyakarta: BPFE.
Standard. Skripsi diterbitkan. Fakultas
Ekonomi dan Bisinis Universitas Mardiasmo. 2016, Perpajakan. Edisi Terbaru.
Diponegoro Semarang. Yogyakarta: Andi.

Ghozali, I. Dan A. Chairi. 2007. Teori Akuntansi. Markus, Muda. 2015. Perpajakan Indonesia.
Semarang: BP UNDIP. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hamdi, Asep Saipul dan Bahruddin, E. 2014. Marziana et.al. 2010. The Relationship Perceptions
Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi and Level of Compliance Under Self

499
Assesment System – A Study In The Pajak. Jurnal Akuntansi Dewantara,
East Coast Region. Journal of Global Vol.1, No.1, Hal: 15-30.
Business And Ecomomics, Vol.1, No.1
Resmi, Sitti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus.
Nugroho, Aditya dkk. 2016. Pengaruh Kesadaran Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Wajib Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Robbins, Stephen P. Dan Judge, Timothy
Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib A. 2015. Perilaku Organisasi: Konsep,
Pajak dalam Membayar Pajak Kontroversi, Aplikasi. Alih Bahasa
Penghasilan. Journal of Accounting, Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin
Vol.2, No.2, Hal:1-13. Molan. Edisi 8. Jilid 2. Jakarta:
Prenhallindo.
Putri, Amandar R. Siswanto dan Jati. 2012. Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Sekaran, Uma. 2013. Research Methods for
Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Business: Metodologi Penelitian untuk
Kendaraan Bermotor di Denpasar. E- Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Jakarta: Salemba
Jurnal Universitas Udayana. Empat.

Putri, Kadek Juniati. 2017. Pengaruh Kesadaran Soemitro, Rochmat. 2013. Asas dan Dasar
dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Perpajakan. Bandung: Refika Aditama
Pelayanan dan Sanksi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. E- Sucandra, I. K. Inten Pratiwi. 2016. Pengaruh
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak,
Vol. 18, No.2, Hal: 1112-1140. Pengetahuan Peprajakan dan Sanksi
Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak
Putri, Kiki Dewanty. 2016. Pengaruh Pendapatan Restoran. E-Jurnal Akuntansi Universitas
dan Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Udayana, Vol. 16, No.2, Hal: 1210-1237.
Wajib Pajak dalam Membayar PBB
dengan Sanksi sebagai Variabel Sufren, dan Natanel, Yonathan. 2013. Mahir
Moderating Studi di Kabupaten Takalar. Menggunakan SPSS Secara Otodidak.
Skripsi diterbitkan. Makassar. Program Jakarta: Kompas Gramedia.
Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin. Sumarsan, Thomas. 2013. Perpajakan Indonesia.
Edisi 3. Jakarta: Indeks.
Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan
Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Suntoyo, Danang. 2013. Metodologi Penelitian
Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Akuntansi. Bandung: Refika Aditama.

500

Anda mungkin juga menyukai