PENDAHULUAN
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
1
2
daerah adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat (Ummah, 2015).
pembangunan di daerah.
daerah yang memiliki potensi dan peranan yang sangat penting. Menurut
UU No. 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 12 dan 13, pajak kendaraan bermotor
pendapatan asli daerah (PAD) di provinsi Bali pada tahun 2017 yang
kendaraan bermotor saat ini bukanlah lagi dianggap barang yang mewah.
TABEL 1.1
DATA WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
DI KABUPATEN BADUNG
PER AKHIR BULAN OKTOBER TAHUN 2018
Berdasarkan data pada Tabel 1.1, jumlah wajib pajak yang berada
kecamatan Kuta berada pada angka tertinggi yaitu sebesar 279.651 dan
yang diiringi dengan jumlah wajib pajak kendaraan bermotor tentu dapat
meningkat juga potensi pajak yang akan diterima oleh pemerintah daerah
(Apriliyana, 2017).
4
diharapkan tidak sesuai dengan realisasinya. Ini terlihat dari data target
pada bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2018. Berdasarkan data
TABEL 1.2
DATA JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MENUNGGAK DAN
JUMLAH DENDA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015-2017
kepatuhan wajib pajak yang belum maksimal, terlihat juga pada data
pajak, apabila tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah maka tingkat
kepatuhan wajib pajak, yaitu tarif pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi
perpajakan.
kemampuan wajib pajak dalam membayar pajak sesuai dengan tarif yang
(Apriliyana, 2017). Apabila tarif pajak ditetapkan lebih besar dan tidak
sikap sadar yang dimiliki oleh wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
wajib pajak juga diartikan sebagai sebuah kemauan baik seseorang dalam
tulus serta ikhlas (Apriliyana, 2017). Apabila wajib pajak memiliki tingkat
kecil. Wajib pajak yang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dimana
Sanksi pajak merupakan sebuah peraturan yang bisa mencegah wajib pajak
2017). Apabila sanksi pajak diterapkan pada wajib pajak yang melanggar,
maka wajib pajak akan takut untuk melanggar dan akan mentaati kembali
7
pengaruh tarif pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan pada
1. Kegunaan Teoritis
serta teori normatif khususnya teori atribusi serta hasil penelitian ini
2. Kegunaan Praktis
kendaraan bermotor.
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
10
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
Bab ini terdiri dari kajian teoritis dan kajian empiris serta
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bersumber dari perilaku yang berasal dari bawah kendali pribadi individu
yang dipengaruhi oleh faktor lain dari luar, seperti faktor situasi dan
dari timbulnya perilaku tersebut sehingga teori atribusi ini erat kaitannya
wajib pajak dapat dipengaruhi oleh tarif pajak dan sanksi perpajakan.
(1) Kekhususan
(2) Konsensus
13
suatu situasi yang serupa akan merespon dengan cara yang sama.
secara eksternal.
(3) Konsistensi
eksternal.
atau sumbangan wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
(1) Pajak daerah dapat berasal dari pajak asli daerah maupun pajak pusat
dikuasainya.
dan undang-undang.
Pajak provinsi terdiri dari: pajak kendaraan bermotor, bea balik nama
penerangan jalan, pajak mineral bukan batuan atau logam, pajak parkir,
pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan bangunan
pedesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
Tahun 2009 adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau
a. Kereta api
tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Kepatuhan merupakan suatu
kepatuhan formal.
waktu.
suatu sikap patuh dan taat terhadap aturan perpajakan dalam menjalankan
Muhammad (2005), tarif pajak adalah suatu angka atau persentase yang
dipakai untuk menghitung berapa jumlah pajak yang terutang. Tarif pajak
dibayarkan oleh wajib pajak sesuai dengan dasar pajak atau objek pajak
18
sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1%
(satu persen).
(4) Tarif pajak kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
ditetapkan paling rendah sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dan
Dapat disimpulkan secara garis besar, tarif pajak adalah suatu angka atau
sebagai wajib pajak. Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak, maka
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, kesadaran wajib pajak adalah sikap
pihak lain.
dua sanksi, yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana antara lain
(Sudarman, 2017):
bentuk yaitu:
a. Denda
b. Bunga
pembayaran pajak.
21
c. Kenaikan
material.
perpajakan lagi. Sanksi pidana ini terdiri dalam dua bentuk, yaitu:
a. Kurungan
b. Penjara
pada tahun 2017 dari Falkutas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Surakarta dengan judul “pengaruh tarif pajak, kesadaran dan
adalah analisis regresi linear berganda. Hasil yang diperoleh yaitu secara
kendaraan bermotor.
Penelitian Dewi pada tahun 2017 dari Falkutas Ekonomi dan Bisnis
dalam membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) dan pajak bea balik
berganda. Hasil yang diperoleh yaitu secara parsial sosialisasi dan kualitas
bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor di Samsat III Kota
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan
Penelitian Utama pada tahun 2012 dari Falkutas Ekonomi dan Bisnis
Tarif Pajak
H1
(X1)
Sanksi Perpajakan
(X3)
H4
GAMBAR 2.1
KERANGKA KONSEPTUAL
PENGARUH TARIF PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN
SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BADUNG
Sumber: Data diolah, 2018
25
Keterangan:
simultan
2.3.2 Hipotesis
Tarif pajak adalah suatu angka tertentu yang dipakai sebagai dasar
besar jumlah utang pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Setiap tarif
pajak berbeda-beda sesuai dengan objek pajak serta peraturan pajak yang
regulasi pemerintah, sehingga besar dan kecilnya jumlah tarif pajak akan
internal bersumber dari perilaku yang berasal dari bawah kendali pribadi
perilaku yang dipengaruhi oleh faktor lain dari luar, seperti faktor situasi
dalam hal ini adalah wajib pajak akan berperilaku sesuai dengan akibat
tuntunan situasi atau lingkungan yang dipengaruhi oleh salah satu faktor
tersebut.
jumlah pajak, yang dimana tarif pajak ini besarnya ditetapkan oleh
pemerintah apabila jumlah tarifnya lebih besar atau naik dari yang
ditetapkan maka wajib pajak akan merasa terbebani oleh pengaruh kenaikan
tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikan jumlah pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak, sehingga terkadang wajib pajak akan
pajak yang tinggi. Terjadinya penunggakan pajak yang tinggi tentunya akan
pajak memiliki pengaruh yang signifikan pada kepatuhan wajib pajak dalam
bermotor.
Bermotor
yang timbul dari dalam diri dengan hati nurani yang tulus ikhlas. Kesadaran
ini merupakan perilaku yang timbul dari dalam diri, dimana dalam hal ini
wajib pajak yang memiliki kesadaran yang baik maka akan patuh dalam
dapat timbul dari pengaruh internal maupun pengaruh eksternal yang dapat
kesadaran yang tinggi, maka wajib pajak tersebut akan patuh serta taat
pajak yang memiliki tingkat kesadaran yang rendah, maka wajib pajak
yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, serta penelitian dari Putra
kendaraan bermotor.
Bermotor
sanksi, yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana. Sanksi perpajakan ini
wajib pajak.
mengikat wajib pajak agar mematuhi peraturan, sehingga sanksi pajak ini
akan berdampak pada perilaku dari wajib pajak itu sendiri untuk tidak
melanggar lagi sehingga wajib pajak akan patuh dan kembali untuk mentaati
bermotor
4) Pengaruh Tarif Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Perpajakan pada
jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Adanya ketentuan tarif pajak
unsur paksaan dan merupakan suatu keinginan yang timbul dari dalam diri
dengan hati nurani yang tulus ikhlas. Wajib pajak yang memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi, maka wajib pajak akan patuh dalam membayar
Wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban pajaknya ini akan dikenai
sanksi perpajakan.
Sanksi perpajakan ini terdiri dari dua sanksi, yaitu sanksi administratif dan
sanksi pidana. Melalui sanksi perpajakan ini maka wajib pajak akan
pengaruh eksternal, dimana dalam hal ini kesadaran wajib pajak adalah
oleh ketaatan dalam peraturan perpajakan serta adanya kesadaran dalam diri
maka akan timbul kepatuhan dari wajib pajak itu sendiri. Berdasarkan
bahwa kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan dan tarif pajak berpengaruh
H4: Tarif pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan berpengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian ini dimulai dari latar belakang masalah, kemudian dari latar
terdahulu. Hasil dari kajian ini akan membentuk hipotesis atau jawaban
analisis data ini akan didapatkan hasil penelitian. Berikut adalah gambar
32
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Hipotesis
Pengumpulan Data
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
GAMBAR 3.1
DESAIN PENELITIAN
Sumber: Data diolah, 2018
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
(Y).
independen adalah:
Kepatuhan wajib pajak adalah sikap patuh dan taat wajib pajak
Kesadaran wajib pajak adalah sikap sadar yang dimiliki wajib pajak
pihak lain.
TABEL 3.1
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
menghilangkan kelemahan yang ada pada skala tingkat lima yaitu agar
kuesioner.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data jumlah wajib
kabupaten Badung.
kabupaten Badung adalah 832.188 wajib pajak. Berikut adalah data jumlah
TABEL 3.2
DATA JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
DI KABUPATEN BADUNG PER AKHIR BULAN
OKTOBER TAHUN 2018
39
n=
1+(Nx𝑒2)
n= 832.188
1 + (832.188 x 0,12)
n= 832.188
8.322,88
Keterangan:
40
n = jumlah sampel.
N = jumlah populasi.
penelitian ini adalah 100 orang responden dengan tingkat batas toleransi
kesalahan sebesar 0,1 (10%). Batas toleransi yang ditetapkan 0,1 (10%)
TABEL 3.3
PERSENTASE JENIS KENDARAAN DAN JUMLAH SAMPEL
Jenis Kendaraan Persentase (%) Jumlah Sampel
Sedan 1,28% 1
Jeep 1,33% 1
Minibus 9,42% 9
Bus 0,05% 1
Mikro bus 0,19% 1
Pick up 2,17% 2
Truck 0,74% 1
Sepeda motor 84,82% 84
Total 100% 100
Sumber: Data diolah, 2018
dari nilai tolerance dan variance inflation factor. Data yang tidak
0,05.
Keterangan:
α = Konstanta
X1 = Tarif pajak
X3 = Sanksi perpajakan
e = Standart eror
secara simultan.
(Ghozali, 2016). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu,
45
2017).
BAB IV
Pol.Skep/19MI/1974.
46
yang akan diberikan kepada masyarakat dan disamping itu pula jarak
48
tempuh antara kabupaten lain dengan kota Denpasar cukup jauh. Untuk
berdasarkan:
dan Karangasem).
SAMSAT Gianyar.
Karangasem.
49
SAMSAT Bangli.
dan tata kerja perangkat daerah provinsi Bali, maka menjadi dasar UPT
baru, yaitu UPT Kota Denpasar tepatnya pada tanggal 25 Juli 2008,
sehingga sejak saat itu pula kantor Bersama SAMSAT Denpasar berdiri
induk Badung.
GAMBAR 4.1
STRUKTUR ORGANISASI SAMSAT BADUNG
Sumber: Data diolah dari Samsat Badung, 2019
POLRI bertugas dalam registrasi dan identifikasi, UPT Dispenda bertugas dalam
51
pengurusan dan pengelolaan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta bea balik
penanggung jawab jasa raharja. Dibawah koordinasi kantor Samsat, ada bank
lembaga yang mengelola pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama
kendaraan bermotor (BBNKB). UPT Dispenda terdiri dari kepala UPT pelayanan
pajak dan retribusi daerah provinsi Bali di kabupaten Badung, kepala sub bagian
tata usaha, kepala seksi penagihan dan keberatan, dan kepala seksi pelayanan.
Dalung, koodinator Samsat Pembantu Kuta, koordinator Gerai Samsat Nusa Dua,
GAMBAR 4.2
STRUKTUR ORGANISASI UPTD. PELAYANAN PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH PROVINSI BALI DI KABUPATEN
BADUNG
Sumber: Data diolah dari Samsat Badung, 2019
Badung.
TABEL 4.1
DESKRIPSI PENGUMPULAN DATA KUESIONER
Kuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 100 100%
Kuesioner yang kembali 100 100%
Kuesioner valid/yang diolah 100 100%
Kuesioner yang tidak memenuhi syarat 0 0%
Sumber: Data diolah, 2019
53
Pada Tabel 4.1, menunjukkan jumlah kuesioner yang telah disebar adalah
seluruhnya, yaitu sebanyak 100 kuesioner atau 100% dan 100 kuesioner
penelitian ini yaitu terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
penelitian ini.
TABEL 4.2
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS
KELAMIN
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
(orang) Responden (%)
1 Laki – Laki 69 69
2 Perempuan 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 3, diolah 2019
perempuan.
TABEL 4.3
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA
No Usia Jumlah Responden Persentase
(orang) Responden (%)
1 20 s/d 24 Tahun 26 26
2 25 s/d 29 Tahun 16 16
3 30 s/d 34 Tahun 23 23
4 35 s/d 49 Tahun 30 30
5 > 50 Tahun 5 5
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 3, diolah 2019
TABEL 4.4
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
No Pendidikan Jumlah Responden Persentase
(orang) Responden (%)
1 SMU atau kurang 70 70
2 Diploma 12 12
3 Sarjana (S1) 16 16
4 Pascasarjana (S2) 2 2
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 3, diolah 2019
TABEL 4.5
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS
KENDARAAN
No Jenis Kendaraan Jumlah Responden Persentase
(orang) Responden (%)
1 Sedan 1 1
2 Jeep 1 1
3 Minibus 9 9
4 Bus 1 1
5 Mikro Bus 1 1
6 Pick Up 2 2
7 Truck 1 1
56
8 Sepeda Motor 84 84
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 3, diolah 2019
akan dijelaskan dalam Tabel 4.6 sampai Tabel 4.9 sebagai berikut.
1) Tarif Pajak
TABEL 4.6
DESKRIPSI PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP
VARIABEL TARIF PAJAK
No Pernyataan Frekuensi Jawaban Rata-
Responden Rata
STS TS S SS
1 Saya tidak merasa 6 33 44 17 2,72
keberatan atas jumlah tarif
pajak kendaraan bermotor
yang harus dibayarkan
2 Tarif yang dikenakan - 16 58 26 3,10
sesuai dengan jumlah
pendapatan yang saya
terima
Rata-Rata Keseluruhan 2,91
Sumber: Lampiran 4, diolah 2019
TABEL 4.7
59
negara semata.
3) Sanksi Perpajakan
61
TABEL 4.8
DESKRIPSI PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP
VARIABEL SANKSI PERPAJAKAN
No Pernyataan Frekuensi Jawaban Rata-
Responden Rata
STS TS S SS
1 Sanksi sangat diperlukan - 1 26 73 3,72
agar tercipta kedisiplinan
dalam kewajiban membayar
pajak
2 Pengenaan sanksi harus - 1 38 61 3,60
dilaksanakan dengan tegas
kepada semua wajib pajak
yang melanggar
3 Sanksi yang diberikan 11 16 41 32 2,94
kepada wajib pajak harus
sesuai dengan keterlambatan
pembayaran
Rata-Rata Keseluruhan 3,42
Sumber: Lampiran 4, diolah 2019
pembayaran”.
TABEL 4.9
DESKRIPSI PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP
VARIABEL KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR
No Pernyataan Frekuensi Jawaban Rata-
63
Responden Rata
STS TS S SS
1 Saya selalu memenuhi - - 44 56 3,56
kewajiban membayar
pajak kendaraan bermotor
2 Saya selalu membayar 8 16 60 16 2,84
pajak tepat pada waktunya
3 Saya selalu melengkapi - - 20 80 3,80
berkas persyaratan
pembayaran pajak
kendaraan bermotor
4 Saya selalu ingat waktu - - 55 45 3,45
jatuh tempo pembayaran
pajak kendaraan bermotor
Rata-Rata Keseluruhan 3,41
Sumber: Lampiran 4, diolah 2019
total tiap variabel ≥ 0,30. Hasil uji validitas instrumen penelitian dapat
TABEL 4.10
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel Item Pearson Keterangan
pernyataan Correlation
65
instrumen penelitian.
TABEL 4.11
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
66
Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh kuesioner dari variabel tarif pajak,
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam peneltian ini terdiri dari uji
TABEL 4.12
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
67
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .85687278
Most Extreme Absolute .077
Differences Positive .077
Negative -.076
Test Statistic .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .145c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Lampiran 7, diolah 2019
normal.
dan Tolerance bernilai ≥ 0,1 pada tabel hasil pengujian. Hasil uji
TABEL 4.13
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
68
nilai tolerance diatas 0,1 yaitu sebesar 0,699 (0,699 > 0,1) dan
memiliki nilai VIF dibawah 10 yaitu sebesar 1,431 (1,431< 10). Pada
yaitu sebesar 0,764 (0,764 > 0,1) dan memiliki nilai VIF dibawah 10
yaitu sebesar 1,309 (1,309 < 10), sedangkan pada variabel sanksi
(0,717 > 0,1) dan memiliki nilai VIF dibawah 10 yaitu sebesar 1,394
(1,394 < 10). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas.
TABEL 4.14
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Variabel Signifikan Kesimpulan
Tidak Terjadi
Tarif Pajak 0,146
Heteroskedastisitas
Kesadaran Wajib Tidak Terjadi
0,117
Pajak Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi
Sanksi Perpajakan 0,985
Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 7, diolah 2019
nilai signifikan 0,146 (0,146 > 0,05), kesadaran wajib pajak sebesar
0,117 (0,117 > 0,05), dan sanksi perpajakan sebesar 0,985 (0,985 >
analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai
berikut.
TABEL 4.15
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Keterangan:
α = Konstanta
X1 = Tarif pajak
X3 = Sanksi perpajakan
e = Standart eror
71
1.) Nilai konstan sebesar 3,337 artinya jika variabel tarif pajak (X 1),
2.) Koefisien regresi variabel tarif pajak bernilai 0,200 positif yang
lain konstan.
Berikut adalah hasil uji hipotesis (uji t) yang dapat dilihat pada Tabel
TABEL 4.16
HASIL UJI HIPOTESIS
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Hipotesis:
kendaraan bermotor.
bermotor.
dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,011 (0,011 < 0,05). Berdasarkan hasil
73
bermotor.
Hipotesis:
kendaraan bermotor.
pajak bernilai dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).
Hipotesis:
kendaraan bermotor.
kendaraan bermotor.
secara simultan.
Hasil uji kelayakan model (uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai
berikut.
75
TABEL 4.17
HASIL UJI KELAYAKAN MODEL
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 120.061 3 40.020 52.855 .000b
Residual 72.689 96 .757
Total 192.750 99
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Tarif Pajak
Sumber: Lampiran 10, diolah 2019
Hipotesis:
H0: Tarif pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan tidak
kendaraan bermotor.
kendaraan bermotor.
dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), sehingga dapat
kendaraan bermotor.
(Ghozali, 2016). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu,
TABEL 4.18
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .789a .623 .611 .870
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak,
Tarif Pajak
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Lampiran 11, diolah 2019
sedangkan pada adjusted R square dapat naik turun apabila suatu variabel
square pada penelitian ini yaitu sebesar 0,611 (61,1%). Ini menunjukkan
bahwa variabel tarif pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan
bermotor dan sisanya sebesar 38,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak
jumlah pajak, yang dimana tarif pajak ini besarnya ditetapkan oleh
pemerintah apabila jumlah tarifnya lebih besar atau naik dari yang
kenaikan tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikan jumlah
pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, sehingga terkadang wajib pajak
Bermotor
memiliki kesadaran yang tinggi, maka wajib pajak tersebut akan patuh
wajib pajak yang memiliki tingkat kesadaran yang rendah, maka wajib
diterima. Ini berarti bahwa kesadaran dalam diri wajib pajak mempunyai
Semakin tinggi tingkat kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak, maka
semakin tinggi tingkat kepatuhan dari wajib pajak kendaraan bermotor itu
sendiri. Rasa sadar yang timbul dalam diri wajib pajak akan memicu rasa
79
patuh serta taat dalam membayar pajak, dimana wajib pajak sadar akan
sehingga rasa patuh dalam diri wajib pajak akan muncul tanpa adanya
kesadaran yang dimiliki wajib pajak maka semakin rendah pula tingkat
kepatuhan yang dimiliki oleh wajib pajak. Rendahnya rasa kesadaran yang
timbul dalam diri wajib pajak akan menyebabkan wajib pajak menjadi
tidak taat dan kurang menghiraukan peraturan, sehingga tidak adanya rasa
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Bermotor
tentunya akan dikenai sanksi perpajakan. Wajib pajak yang dikenai sanksi
dari wajib pajak itu sendiri untuk tidak melanggar lagi sehingga wajib
diterima. Ini berarti bahwa sanksi perpajakan yang berupa hukuman dalam
bentuk hukum denda atau pidana yang dikenakan kepada wajib pajak,
pelanggaran kembali. Hal ini akan menimbulkan rasa patuh serta taat
rasa patuh serta taat pada peraturan yang berlaku, karena wajib pajak
81
merasa tidak ada hukuman berat yang akan mengikatnya. Hasil penelitian
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriliyana (2017) yang
4) Pengaruh Tarif Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Perpajakan pada
tarif pajak maka jumlah pajak yang harus dibayarkan sudah ditetapkan,
adanya pengaruh internal atau pengaruh eksternal, dimana dalam hal ini
serta adanya kesadaran dalam diri maka akan timbul kepatuhan dari wajib
yang menyatakan tarif pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan
bermotor diterima. Ini berarti bahwa tingkat tarif pajak, tingkat kesadaran
dalam diri wajib pajak, serta berlakunya sanksi perpajakan terhadap wajib
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data dan hasil pembahasan pada bab
signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,011 (0,011 < 0,05). Ini
nilai signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Ini
signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,005 (0,005 < 0,05). Ini
82
84
0,05, yaitu sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat tarif pajak, tingkat kesadaran dalam diri wajib pajak, serta
dan sisanya sebesar 38,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti
5.2 Saran
wajib pajak menjadi tahu serta paham bagaimana sistem tarif yang
menerapkan sanksi perpajakan secara tegas dan adil bagi wajib pajak
yang melanggar, baik itu sanksi berupa denda maupun sanksi pidana.
Ini bertujuan agar wajib pajak lebih disiplin dan tepat waktu dalam