Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Sistem Samsat Drive Thru, Kesadaran Wajib Pajak,

Sanksi Pajak, Pengetahuan Perpajakan Dan Akuntabilitas


Pelayanan Publik Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Kendaraan Bermotor
(Studi Pada Wajib pajak SAMSAT Kota Surakarta)

Saraswati Prayitna1, Banu Witono2

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: saraswatiprayitna9@gmail.com, bw257@ums.ac.id

ABSTRAK
Data tunggakan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Surakarta tahun 2019-
2020 menunjukkan bahwa masih terdapat wajib pajak yang tidak patuh dalam kewajiban
perpajakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem samsat
drive thru, kesadaran wajib pajak, sanksi pajak, pengetahuan perpajakan dan
akuntabilitas pelayanan publik terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak
kendaraan bermotor. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode survei dengan instrument kuisioner. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100
responden dengan metode pengambilan sampel adalah accidental sampling. Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
analisis, penelitian ini menunjukkan bahwa sistem samsat drive thru, kesadaran wajib
pajak, sanksi pajak, pengetahuan perpajakan dan akuntabilitas pelayanan publik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Surakarta.

Kata kunci: sistem samsat drive thru, kesadaran wajib pajak, sanksi pajak, pengetahuan
perpajakan, akuntabilitas pelayanan publik, kepatuhan wajib pajak

ABSTRACT
Data on motor vehicle tax arrears at the Surakarta SAMSAT Office for 2019-2020 shows
that there are still taxpayers who do not comply with their tax obligations. The purpose of
this study was to determine the effect of the drive thru system, taxpayer awareness, tax
sanctions, tax knowledge and public service accountability on taxpayer compliance in
paying motor vehicle taxes. The data collection method in this study used the servei method
with a questionnaire instrument. The number of samples used is 100 respondents with the
sampling method is accidental sampling. The research data were analyzed using multiple
linear regression. Based on the results of the analysis, this study shows that the drive thru
system, taxpayer awareness, tax sanctions, tax knowledge and public service accountability
have a positive and significant impact on taxpayer compliance in paying motor vehicle
taxes at the Surakarta SAMSAT Office.
Keywords: drive thru system, taxpayer awareness, tax sanctions, tax knowledge,
public service accountability, taxpayer compliance

134 IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022


1. PENDAHULUAN Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak merupakan sumber (PKB) merupakan pajak yang diterima
penerimaan terbesar dalam susunan oleh pemerintah daerah berdasarkan
APBN negara. Dana dari penerimaan Peraturan Pemerintah Nomor 65
pajak sebagai sumber utama APBN Tahun 2001 tentang pajak daerah
dialokasikan untuk mendanai berbagai adalah pajak atas kepemilikan dana
pengeluaran negara untuk atau penguasaan kendaraan bermotor
kemakmuran rakyat. Diwilayah (Ariska, 2015). Menetapkan bahwa
Indonesia hampir semua menggali penerimaan pajak yang setiap
pendapatan daerahnya melalui pajak tahunnya harus meningkat sesuai
daerah. Oleh sebab itu pemerintah dengan meningkatnya kebutuhan
daerah harus meningkatkan sumber untuk pembiayaan pengeluaran
potensi daerah yang salah satunya dari negara.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Tabel 1 Data Penerimaan PKB SAMSAT Kota Surakarta

Tahun Penerimaan (Rp)

2019 233.316.112.350

2020 215.745.937.450

Sumber: UPPD Kota Surakarta

Data penerimaan pajak jika Wajib pajak meningkat jumlah


dilihat dari tabel diatas menyatakan untuk setiap tahunnya diharapkan
bahwa angka penerimaan pajak justru penerimaan pajaknya juga akan
mengalami penurunan. Pemerintah bertambah, akan tetapi ada beberapa
harus terus berupaya agar semua wajib wajib pajak yang menunggak dalam
pajak patuh membayar pajak sehingga membayar Pajak Kendaraan
setiap tahunnya angka penerimaan Bermotornya.
selalu meningkat dan jumlah
penerimaan pajak bisa tinggi.
Tabel 2 Data Tunggakan PKB SAMSAT Kota Surakarta

Tahun Jumlah Kendaraan Jumlah Tunggakan (Rp)

2019 17.749 2.283.275.101

2020 27.618 5.525.295.675

IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022 135


Sumber: UPPD Kota Surakarta

Dilihat dari tabel diatas terjadi perpajakan) akan


lonjakan penunggakan pajak dari dituruti/ditaati/dipatuhi, atau
tahun sebelumnya. Jumlah angka perpajakan merupakan alat
tunggakan yang begitu tinggi tentu pencegahan (preventif) agar wajib
akan mempengaruhi penerimaan pajak tidak melanggar norma
pajak. Tunggakan tersebut terjadi perpajakan.
karena sebagian wajib pajak tidak Pengetahuan perpajakan adalah
patuh dalam melaksanakan sebuah informasi yang menjadi dasar
kewajibannya untuk membayar pajak. bagi wajib pajak dalam bertindak,
Akibat timbulnya penunggakan dan mengatuir tsrategi dan mengambil
jumlah penerimaan pajak menurun keputusan dalam menerima hak dan
maka perlu adanya faktor-faktor yang menjalankan kewajiban sebagai wajib
mampu untuk meningkatkan pajak (Carolina, 2009).
penerimaan pajak terutama pada Pajak Akuntabilitas pelayanan publik
Kendaraan Bermotor (PKB). merupakan paradigma baru dalam
Kepatuhan wajib pajak yaitu menjawab perbedaan persepsi
dimana ketika semua wajib pajak pelayanan yang diinginkan oleh
mematuhi kewajiban perpajakannya masyarakat dengan pelayanan yang
dan melaksanakan hak perpajakannya diberikan oleh pemerintah daerah
dengan baik dan benar sesuai dengan (Sasongko, 2008).
undang-undang perpajakan yang Hasil penelitian ini mendukung
berlaku tanpa adanya perkecualian pada penelitian (Widiastini &
(Ilhamsyah, 2016). Supadmi, 2020), (Ketut, 2017),
Sistem Samsat Drive Thru (Cahyadi & Jati, 2016), (Krisnadeva &
adalah sistem prosedur pengurusan Lely Aryani Merkusiwati, 2020).
STNK dengan menggunakan Perbedaan pada penelitian ini dengan
perangkat bantu teknologi informasi sebelumnya yaitu dengan menambah
dimana pengemudi tidak perlu turun variable independen yaitu
dari kendaraannya. Pengemudi cukup akuntabilitas pelayanan publik.
memberikan data STNK lamanya di Beranjak dari uraian diatas, maka
loket yang bisa dicapai tanpa perlu peneliti akan melakukan penelitian
keluar dari mobil. Selanjutnya setelah yang berjudul “Pengaruh Sistem
melakukan pembayaran, masyarakat Samsat Drive Thru, Kesadaran Wajib
pengguna tinggal mengambil bukti Pajak, Sanksi Perpajakan,
telah membayar pajak kendaraan dan Pengetahuan Pajak dan Akuntabilitas
tanda bukti perpanjangan STNK Pelayanan Publik Terhadap Kepatuhan
(Prianggono & Andrian, 2010). Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak
Kesadaran wajib pajak Kendaraan Bermotor”.
merupakan sikap mengerti wajib pajak
untuk melakukan kewajiban 2. METODOLOGI
perpajakannya terhadap pelaksanaan
fungsi untuk mengetahui tujuan Populasi dalam penelitian ini
kewajiban dalam membayar pajak yaitu semua wajib pajak kendaraan
(Aswati et al., 2018). bermotor yang terdaftar di kantor
Menurut (Mardiasmo, 2011), Samsat kota Surakarta. Pengambilan
sanksi perpajakan merupakan jaminan sampel dilakukan dengan tekhnik
bahwa ketentuan peraturan perundang- metode Accidental Sampling. Sampel
undangan perpajakan (norma yang diambil dalam penelitian ini

136 IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022


berjumlah 100 responden wajib pajak variabel ini yaitu: (a) Samsat Drive
kendaraan bermotor. Dalam penelitian Thru dapat lebih terkontrol dalam hal
ini menggunakan kuisioner yang pendataan kendaraan bermotor. Semua
diberikan kepada wajib pajak yang identitas dan berkas persyaratan wajib
ditemui di kantor Samsat Surakarta. pajak saat pendataan mudah dan cepat,
Pengukuran yang digunakan untuk (b) Wajib Pajak dapat dengan mudah
mengukur jawaban responden yaitu membayar pajak dengan menggunakan
skala likert 5 point. samsat Drive Thru. Ketika akan
Metode analisis data pada membayar pajak wajib pajak hanya
penelitian ini menggunakan analisis dengan menyerahkan STNK diloket
regresi linear berganda. Untuk bisa langsung diproses tidak perlu
memberi gambaran mengenai variable turun dari kendaraan, (c) Minat wajib
yang diteliti digunakan statistic pajak makin meningkat. Wajib pajak
deskriptif. Untuk menguji kualitas data akan terus menggunakan sistem
menggunakan menggunakan uji samsat drive thru karena dinilai sangat
validitas dan reliabilitas. efektif dan efisien dalam membayar
pajak dan tingkat kepatuhan juga
3. LANDASAN TEORI meningkat, (d) Menghemat waktu.
Sanksi pajak merupakan
Kepatuhan wajib pajak peraturan perundang-undangan
merupakan suatu keadaan dimana perpajakan yang dibuat agar wajib
wajib pajak memenuhi semua hal yang pajak dapat menuruti, mematuhi dan
menjadi kewajiban dan mendapatkan mentaati peraturan tersebut. Dengan
hak dalam perpajakannya (Adiasa, adanya sanksi pajak akan membuat
2013). wajib pajak lebih taat untuk membayar
Kepatuhan wajib pajak pajaknya (Winasari, 2020). Indikator
didukung oleh sebuah teori yaitu teori yang dapat mengukur variabel ini yaitu
atribusi. Atribusi merupakan salah satu (a) wajib pajak mengetahui mengenai
proses pembentukan kesan. Atribusi tujuan sanksi pajak kendaraan. Dengan
mengacu pada bagaimana orang diterapkannya sanksi diharpkan dapat
menjelaskan penyebab perilaku orang meningkatkan kepatuhan wajib pajak
lain atau dirinya sendiri. Atribusi sehingga tidak ada wajib pajak yang
adalah proses di mana orang menarik menunggak dalam membayar pajak
kesimpulan mengenai faktor-faktor kendaraannya, (b) pengenaan sanksi
yang mempengaruhi perilaku orang yang cukup berat merupakan salah satu
lain (Fikriningrum, 2012). untuk mendidik wajib pajak. Agar
Teori atribusi yang timbul efek jera sehingga wajib pajak
diperkenalkan oleh Weiner (1980) tetap terus patuh untuk membayar
menyatakan bahwa teori atribusi pajak, (c) sanksi pajak harus dikenakan
adalah teori kontemporer yang paling pada wajib pajak yang melanggar tanpa
berpengaruh dengan implikasi untuk toleransi.
motivasi akademik. Akuntabilitas pelayanan publik
Sistem samsat drive thru adalah merupakan kemampuan SAMSAT
sebuah layanan pengesahan STNK dan dalam melayani wajib pajak untuk
pembayaran pajak kendaraan yang memenuhi segala kebutuhan wajib
sangat praktis tempatnya diluar pajak secara transparan dan terbuka.
gedung samsat dan wajib pajak tidak Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
perlu mengantri diloket ketika pelayanan menjadi penarik bagi wajib
bertransaksi (Wardani & Rumiyatun, pajak yang mau melaksanakan
2017). Indikator yang dapat mengukur perpajakannya dan petugas yang

IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022 137


memiliki kemampuan dalam hal sukarela. Tidak ada paksaan dari orang
perpajakan (Herwinarni & Anggraeni, lain untuk membayar pajak. (Wardani
2016). Indikator yang dapat mengukur & Rumiyatun, 2017).
variabel ini yaitu (a) Fasilitas fisik Pengetahuan perpajakan
yakni berkenan dengan daya tarik merupakan pemahaman dasar wajib
fasilitas fisik, perlengkapan dan pajak dalam melaksanakan kewajiban
material yang digunakan kantor membayar pajaknya. Jika wajib pajak
samsat, (b) Daya tanggap yakni tidak memiliki pengetahuan
keinginan dan kesiapan para pegawai perpajakan, maka wajib pajak tidak
samsat untuk membantu para wajib akan mau untuk membayar pajak.
pajak dan merespon permintaan Maka dari itu, dengan pengetahuan
mereka serta menginformasikan kapan yang dimiliki wajib pajak sehingga
jasa akan diberikan dan kemudian wajib pajak dapat lebih mengetahui
memberikan layanan secara tepat, (c) pentingnya membayar pajak dan
Pelayanan yakni komitmen untuk manfaat apa yang didapat ketika
merealisasikan konsep yang membayar pajak (Winasari, 2020).
berorientasi pada wajib pajak, Indikator yang dapat mengukur
menetapkan suatu standar kinerja variabel ini yaitu (a) memenuhi
pelayanan dengan memberikan kewajiban pajak sesuai dengan
perilaku teladan kepada wajib pajak ketentuan yang berlaku. Wajib pajak
setiap saat dalam upaya kewajiban harus aktif membayar pajak kendaraan
membayar pajak (Susilawati1, 2013). bermotornya setiap tahun. Tidak boleh
Kesadaran wajib pajak memiliki ada tunggakan dan membayar sesuai
arti dimana seorang wajib pajak dengan tarif yang telah ditentukan, (b)
mengetahui, memahami dan mengerti membayar pajaknya tepat pada
tentang cara membayar pajak. waktunya. Dengan membayar pajak
Kesadaran membayar pajak dapat yang sesuai dengan jatuh temponya
diartikan sebagai suatu bentuk sikap bahkan lebih awal dari jatuh tempo
moral yang memberikan sebuah menandakan bahwa patuh akan
kontribusi kepada negara untuk kewajibannya sebagai wajib pajak, (c)
menunjang pembangunan negara dan wajib pajak memenuhi persyaratan
berusaha untuk mentaati semua dalam membayar pajak. Mengetahui
peraturan yang telah ditetapkan oleh semua persyaratan yang dibutuhkan
negara serta dapat dipaksakan kepada dalam proses pembayaran pajak
wajib pajak (Juniati & Ery Setiawan, sehingga memudahkan dalam proses
2017). Indikator yang dapat mengukur pembayaran pajak, (d) wajib pajak
variabel ini yaitu (a) kesadaran adanya dapat mengetahui jatuh tempo
hak dan kewajiban pajak memenuhi pembayaran.
kewajiban membayar pajak.
Mempunyai kesadaran yang tinggi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk membayar pajak dan
mengetahui akan hak yang didapatkan, Uji Validitas dan Reliabilitas
(b) kepercayaan masyarakat dalam Data
membayar pajak untuk pembiayaan Berdasarkan hasil uji validitas
negara. Wajib pajak mengetahui dibuktikan bahwa semua butir
bahwa dengan membayar pajak akan pernyataan dalam kuisioner
dapat meningkatkan pendapatan dinyatakan valid. Hal ini karena r
daerah dan juga digunakan untuk hitung > r table.
pembiayaan belanja, (c) dorongan diri Berdasarkan uji reliabilitas dapat
sendiri untuk membayar pajak secara diketahui bahwa setiap butir

138 IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022


pernyataan dinyatakan reliable. Hal ini Pada penelitian ini berdasarkan
karena setiap butir pernyataan pada pengujian yang telah dilakukan dapat
setiap variable memiliki nilai dinyatakan data dalam penelitian ini
Cronbach Alpha > 0,60. sudah lolos dalam pengujian asumsi
klasik yang diantaranya yaitu uji
Uji Asumsi Klasik normalitas, uji multikolinearitas dan
uji heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linear Berganda


Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel B Std. Error t hitung Sig.
(Constant) 5,807 1,724 3,368 0,001
Sistem Samsat Drive Thru
(X1) 0,149 0,071 2,099 0,038
Kesadaran Wajib Pajak (X2) 0,265 0,094 2,816 0,006
Sanksi Pajak (X3) 0,218 0,075 2,914 0,004
Pengetahuan Perpajakan (X4) 0,191 0,095 2,008 0,048
Akuntabilitas Pelayanan
Publik (X5) 0,216 0,074 2,905 0,005
R 0,621 F Hitung 11,771
Probabilitas
0,385 0,000
R Square F
Adjusted R2 0,352
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linier berganda


sebagai berikut:

Y= 5,807 + 0,149 X1 + 0,265 X2 + 0,218 X3 + 0,191 X4 + 0,216 X5 + e

Hipotesis 1: Sistem Samsat Drive dengan dengan arah hubungan positif.


Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Hal ini menunjukkan bahwa semakin
Pajak Kendaraan Bermotor tinggi tingkat kesadaran wajib pajak
Berdasarkan tabel 4.14 maka semakin tinggi pula tingkat
Koefisien regresi pada variabel sistem kepatuhan wajib pajak dalam
samsat drive thru sebesar 0,149 dengan membayar pajak kendaraan bermotor.
arah hubungan positif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik dan Hipotesis 3: Sanksi Pajak Terhadap
berkualitas sistem yang diciptakan Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
maka semakin tinggi pula tingkat Bermotor
kepatuhan wajib pajak dalam Berdasarkan tabel 4.14
membayar pajak kendaraan bermotor. Koefisien regresi pada variabel sanksi
pajak sebesar 0,218 dengan dengan
Hipotesis 2: Kesadaran Wajib Pajak arah hubungan positif. Hal ini
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak menunjukkan bahwa semakin tinggi
Kendaraan Bermotor denda administrasi yang dikenakan
Berdasarkan tabel 4.14 maka semakin tinggi pula tingkat
Koefisien regresi pada variabel kepatuhan wajib pajak dalam
kesadaran wajib pajak sebesar 0,265 membayar pajak kendaraan bermotor

IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022 139


karena wajib pajak memilih untuk Berdasarkan tabel 4.14
membayar pajak daripada harus Koefisien regresi pada variabel
dikenakan denda. akuntabilitas pelayanan publik sebesar
0,216 dengan arah hubungan positif.
Hipotesis 4: Pengetahuan Hal ini menunjukkan bahwa semakin
Perpajakan Terhadap Kepatuhan baik pelayanan yang diberikan kepada
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor wajib pajak dengan transparan dan
Berdasarkan tabel 4.14 terbuka maka semakin tinggi pula
Koefisien regresi pada variabel tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
pengetahuan perpajakan sebesar 0,191 membayar pajak kendaraan bermotor.
dengan dengan arah hubungan positif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin Uji Koefisien Determinasi (R2)
banyak pengetahuan yang dimiliki Berdasarkan hasil uji koefisien
oleh wajib pajak maka semakin tingggi determinasi pada tabel 4.14 diperoleh
pula tingkat kepatuhan wajib pajak nilai Adjusted R Square sebesar 0,352
dalam membayar pajak kendaraan atau 35,2%. Artinya kepatuhan wajib
bermotornya. pajak dapat dijelaskan oleh variabel
sistem samsat drive thru, kesadaran
Hipotesis 5: Akuntabilitas wajib pajak, sanksi pajak, pengetahuan
Pelayanan Publik Terhadap perpajakan dan akuntabilitas
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan pelayanan publik sebesar 35,2%
Bermotor sedangkan sisanya 64,8% dijelaskan
oleh variabel lain.

5. KESIMPULAN
5) Akuntabilitas pelayanan publik
1) Sistem samsat drive thru berpengaruh positif dan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
pajak kendaraan bermotor.
6) Sistem samsat drive thru,
2) Kesadaran wajib pajak kesadaran wajib pajak, sanksi
berpengaruh positif dan pajak, pengetahuan perpajakan
signifikan terhadap kepatuhan dan akuntabilitas pelayanan
wajib pajak dalam membayar publik berpengaruh secara
pajak kendaraan bermotor. simultan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar
pajak kendaraan bermotor.
3) Sanksi pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam DAFTAR PUSTAKA
membayar pajak kendaraan
bermotor. Adiasa, N. (2013). Pengaruh
Pemahaman Peraturan Pajak
4) Pengetahuan perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
berpengaruh positif dan Pajak Dengan Moderating
signifikan terhadap kepatuhan Preferensi Risiko. Accounting
wajib pajak dalam membayar Analysis Journal, 2(3), 345–352.
pajak kendaraan bermotor. https://doi.org/10.15294/aaj.v2i3

140 IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022


.2848
Aswati, W. O., Mas’ud, A., & Nudi, T.
N. (2018). Pengaruh Kesadaran
Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak,
Dan Akuntabilitas Pelayanan
Publik Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor (Studi Kasus Kantor
UPTB SAMSAT Kabupaten
Muna). Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 3(1), 27–39.
Herwinarni, Y., & Anggraeni, A. R.
(2016). Pengaruh Sikap Wajib
Pajak, Kesadaraan Wajib Pajak,
Pengetahuan Pajak Sanksi
Perpajakan, Dan Akuntabilitas
Pelayanan Publik Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor Di Samsat
Tanjung Kabupaten Brebes.
Program Studi Manajemen
Perpajakan, Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi,
VIII(1), 20–36.
Juniati, K., & Ery Setiawan, P. (2017).
Pengaruh Sanksi Perpajakan,
Pelayanan Fiskus, Pengetahuan
Dan Pemahaman Perpajakan,
Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak.
Pengaruh Sanksi Perpajakan,
Pelayanan Fiskus, Pengetahuan
Dan Pemahaman Perpajakan,
Kesadaran Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak, 6(3), 136–148.
Prianggono, J., & Andrian, H. (2010).
Pengaruh Kualitas Pelayanan
Samsat Drive Thru terhadap
Kepuasan Masyarakat di Polda
Metro Jaya. Jurnal Makna, 1,
43–54.
Wardani, D. K., & Rumiyatun, R.
(2017). Pengaruh Pengetahuan
Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan
Bermotor, Dan Sistem Samsat
Drive Thru Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. Jurnal Akuntansi,

IKRAITH-EKONOMIKA No 1 Vol 5 Maret 2022 141

Anda mungkin juga menyukai