Anda di halaman 1dari 10

JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 9 No: 1 Tahun 2018

e-ISSN: 2614 – 1930

PENGARUH NORMA SUBJEKTIF TERHADAP KEPATUHAN WAJIB


PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
(Studi Empiris pada Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Buleleng)

1
Ni Made Mira Sanita,
1
I Nyoman Putra Yasa, 2Anantawikrama Tungga Atmadja

Program Studi S1 Akuntansi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{neytha.sanita@gmail.com,putrayasanym@undiksha.ac.id,
anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Peningkatan jumlah unit kendaraan bermotor di Buleleng tidak didukung oleh


penerimaan pajak kendaraan yang optimal. Hal ini mencerminkan bahwa wajib
pajak di Buleleng belum patuh terhadap kewajiban perpajakannya. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh norma subjektif terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor di Kabupaten Buleleng. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling.
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana, uji koefisien
determinasi (R), dan uji t dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 295 responden disimpulkan bahwa
norma subjektif berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Kata kunci: kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor,norma subjektif

Abstract

The increase of the number of motorized vehicles in Buleleng is not


supported by optimal vehicle tax revenue. This reflects that taxpayers in Buleleng
do not fulfill their tax obligations. This study aimed to examine the effect of
subjective norms on motorized vehicle taxpayers’ compliance in Buleleng Regency.
The type of data used in this study was primary data collected by using
questionnaires. The sampling technique used this study was accidental sampling.
The data analysis techniques used were simple linear regression analysis, test
coefficient of determination (R), and t test which were analyzed by using SPSS
17.0 for Windows.
The results showed that from 295 respondents, it was concluded that
subjective norms had an effect on motorized vehicle taxpayers’ compliance.

Keywords: motorized vehicle taxpayers’ compliance, subjective norm

145
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 9 No: 1 Tahun 2018
e-ISSN: 2614 – 1930

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara Jenderal Pajak. Penerimaan pajak pusat
berkembang di dunia saat ini terus-menerus digunakan untuk membiayai rumah tangga
melaksanakan pembangunan nasional. negara. Pajak Pusat terdiri atas Pajak
Pembangunan nasional adalah serangkaian Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
usaha pembangunan yang berkelanjutan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
meliputi seluruh kehidupan masyarakat, (PBB), dan Bea Materai. Sedangkan Pajak
bangsa dan negara untuk mewujudkan Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh
tujuan nasional yang dimaksud dalam pemerintah daerah dan digunakan untuk
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi membiayai rumah tangga daerah. Pajak
segenap bangsa Indonesia, dan seluruh Daerah terdiri atas Pajak Daerah Provinsi
tumpah darah Indonesia, mewujudkan dan Pajak Daerah Kabupaten/Kota.
kesejahteraan umum, mencerdaskan Menurut UU No. 28 Tahun 2009
kehidupan bangsa, serta ikut serta Pasal 2 ayat (1) tentang Pajak Daerah dan
melaksanakan ketertiban dunia yang Retribusi Daerah bahwa jenis-jenis Pajak
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian Daerah khususnya Pajak Daerah Provinsi
abadi dan keadilan sosial. ditetapkan sebanyak 5 (lima) jenis pajak
Dalam menyukseskan yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
pembangunan nasional, diperlukan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
pembiayaan pembangunan. Untuk (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
memperoleh pembiayaan tersebut maka Bermotor (P.BBKB), Pajak Air Permukaan
pemerintah berupaya menggali sumber- (P.AP) dan Pajak Rokok.
sumber penerimaan negara. Salah satu Pajak Kendaraan bermotor (PKB)
sumber penerimaan negara yaitu pajak. merupakan salah satu pajak daerah yang
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun digunakan untuk membiayai pembangunan
2009 “Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah Provinsi salah satunya di Provinsi
negara yang terutang oleh orang pribadi Bali. Instansi yang menangani pembayaran
atau badan yang bersifat memaksa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)
mendapatakan imbalan secara langsung melalui Kantor Bersama Sistem
dan digunakan untuk keperluan negara bagi Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. (SAMSAT) yang merupakan kerjasama tiga
Berdasarkan lembaga instansi terkait yaitu Bapenda Provinsi Bali,
pemungutannya, pajak di Indonesia dapat Kepolisian RI dan Asuransi Jasa Raharja
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pajak (Susilawati, 2013).
pusat dan pajak daerah. Pajak pusat yaitu Tabel 1 berikut adalah data
pajak yang diadministrasikan oleh penerimaan pajak kendaraan bermotor
pemerintah pusat, dalam hal ini salah satu kabupaten di Provinsi Bali yaitu
Departemen Keuangan, yakni Direktorat Kabupaten Buleleng.

Tabel 1. Jumlah Unit Kendaraan Bermotor dan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di
Kabupaten Buleleng Tahun 2015-2017
Penerimaan PKB
Jumlah
Tahun Persentase
Kendaraan Target (Rp) Realisasi (Rp)
(%)
2015 360.208 66.446.242.515 66.629.364.800 100,28
2016 382.901 72.413.037.724 74.790.921.850 103,28
2017 430.590 89.023.190.205 84.433.672.100 94,84
Sumber : Bapenda Provinsi Bali, 2018

146
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

Tabel 1 menjelaskan bahwa di unit kendaraan bermotor mengalami


Kabupaten Buleleng mengalami kenaikan peningkatan namun tidak didukung dengan
jumlah unit kendaraan bermotor secara realisasi penerimaan pajak yang optimal.
signifikan semenjak 3 tahun terakhir ini Jika hal ini dibiarkan terus-menerus maka
yaitu tahun 2015 sejumlah 360.208 unit, akan berpengaruh terhadap penerimaan
tahun 2016 sejumlah 382.901 unit dan 2017 pajak kendaraan bermotor untuk tahun-
sejumlah 430.590. Ada beberapa faktor tahun berikutnya sehingga pada akhirnya
yang mendorong sehingga jumlah mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah
kendaraan bermotor meningkat setiap Provinsi (PAD Provinsi).
tahunnya, antara lain : daya beli Chau (2009) berpendapat bahwa
masyarakat yang tinggi, kebutuhan faktor yang mempengaruhi penerimaan
masyarakat terhadap alat transportasi yang suatu pajak daerah diantaranya adalah
semakin meningkat, serta kemudahan tingkat kepatuhan wajib pajak masyarakat
untuk membeli kendaraan bermotor itu didaerah tersebut. Menurut Torgler (2005)
sendiri. Melihat jumlah kendaraan bermotor salah satu masalah yang paling serius bagi
yang selalu mengalami peningkatan dari para pembuat kebijakan ekonomi adalah
tahun ke tahun, seharusnya pendapatan mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) juga Kepatuhan wajib pajak yang tidak
semakin bertambah. Namun pada meningkat akan mengancam upaya
kenyataannya peran serta masyarakat pemerintah untuk meningkatkan
wajib pajak masih kurang terhadap kesejahteraan masyarakat (Chau, 2009).
tanggung jawabnya dalam pemenuhan Oleh karena itu diperlukan mengkaji secara
kewajibannya pada pajak daerah terutama intensif tentang faktor-faktor yang
Pajak Kendaraan Bermotor. Hal ini mempengaruhi kepatuhan wajib pajak,
dibuktikan pada tabel 1 tersebut bahwa khususnya dalam membayar pajak
peningkatan jumlah kendaraan ini tidak kendaraan bermotor.
didukung oleh penerimaan pajak yang Norma subjektif merupakan salah
optimal dalam arti mengalami satu faktor yang menarik untuk diteliti terkait
ketidaktercapaian target penerimaan Pajak kepatuhan pajak. Menurut Jogiyanto
Kendaraan Bermotor dimana pada tahun (2007:42) norma subjektif adalah persepsi
2015 hingga tahun 2016 mengalami atau pandangan seseorang terhadap
penigkatan sebesar 3% dari 100,28% kepercayaan-kepercayaan orang lain yang
menjadi 103,28%, namun pada tahun 2017 akan memengaruhi seseorang tersebut
persentase Penerimaan Pajak Kendaraan untuk melakukan atau tidak melakukan
Bermotor (PKB) mengalami penurunan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
sebesar 8,44%. Terlihat dari tahun 2016 Seseorang yang percaya terhadap orang
persentase penerimaan sebesar 103,28% lain yang memotivasi mereka untuk
menjadi turun ke angka 94,84% pada tahun menaatinya dan berpikir seharusnya
2017. Hal ini mencerminkan bahwa pada melakukan sesuatu perilaku dapat
tahun 2015 dan 2016 wajib pajak telah dikatakan bahwa seseorang tersebut
patuh terhadap kewajibannya dalam mendapat tekanan sosial untuk melakukan
membayar pajak kendaraan bermotor perilaku tersebut. Sebaliknya, apabila
sedangkan untuk tahun 2017 terjadi seseorang percaya bahwa orang lain yang
penurunan kepatuhan wajib pajak dalam membuat mereka termotivasi untuk
membayar pajak kendaraan bermotor yang menaatinya tetapi tidak setuju melakukan
berdampak pada realisasi penerimaan suatu perilaku akan mempunyai norma
pajak tidak sesuai dengan target yang subjektif yang meletakkan tekanan pada
ditetapkan. mereka untuk menghindari melakukan
Hal yang seharusnya terjadi adalah perilaku tersebut.
ketika jumlah unit kendaraan bermotor Di dalam Theory of Planned
meningkat maka penerimaan pajak Behavior, normative belief memengaruhi
kendaraan bermotor juga meningkat. subjective norms. Normative belief adalah
Namun di Kabupaten Buleleng terjadi norma yang dibentuk orang-orang disekitar
fenomena yang sebaliknya dimana jumlah individu yang akan berpengaruh dalam

147
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

pengambilan keputusan. Sedangkan H1 : Norma subjektif berpengaruh terhadap


subjective norms didefinisikan sebagai kepatuhan wajib pajak dalam
adanya persepsi individu terhadap tekanan membayar Pajak Kendaraan
sosial yang ada untuk menunjukkan atau Bermotor pada Kantor Bersama
tidak suatu perilaku. Subjective norms ini SAMSAT Kabupaten Buleleng.
identik dengan belief dari seseorang Berdasarkan hal tersebut peneliti
tentang reaksi atau pendapat orang lain mencoba untuk menguji apakah variabel
atau kelompok lain tentang apakah individu norma subjektif berpengaruh terhadap
perlu, harus, atau tidak boleh melakukan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
suatu perilaku, dan memotivasi individu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kantor
untuk mengikuti pendapat orang lain Bersama SAMSAT Kabupaten Buleleng
tersebut (Michener, Delamater, dan Myers, yang dituangkan dalam judul penelitian
2004). yang berjudul “Pengaruh Norma Subjektif
Jadi, norma subjektif adalah Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
persepsi seseorang tentang pengaruh membayar Pajak Kendaraan Bermotor
sosial dalam membentuk perilaku tertentu. (Studi Empiris Pada Kantor Bersama
Seseorang bisa terpengaruh atau tidak SAMSAT Kabupaten Buleleng)”.
terpengaruh oleh tekanan sosial. Norma
subjektif dalam penelitian ini berarti sebagai METODE
faktor sosial dalam kepatuhan wajib pajak Penelitian ini dilakukan di Kantor
dalam membayar pajak. Kepercayaan- Bersama SAMSAT Buleleng, yang
kepercayaan norma subjektif didasarkan berlokasi di Jalan Laksmana, Baktiseraga,
pada kepercayaan-kepercayaan normatif Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
(normative beliefs). Pengukuran norma Peneliti memilih lokasi ini karena
subjektif menggunakan kerangka penilaian- peningkatan jumlah unit kendaraan
harapan (valuation expectancy framework) bermotor di setiap tahunnya tidak didukung
(Ajzen, 1991). dengan realisasi penerimaan pajak yang
Alasan pemilihan lokasi penelitian di optimal sehinga hal ini mengindkasikan
Kabupaten Buleleng adalah Kabupaten bahwa wajib pajak di Kabupaten Buleleng
Buleleng merupakan kabupaten yang tidak patuh terhadap kewajiban
mengalami permasalahan peneriman pajak perpajakannya
kendaraan bermotor (PKB) yang tidak Penelitian ini menggunakan
sesuai target. kemudian, penentuan pendekatan kuantitatif berbentuk asosiatif
variabel norma subjektif sangat menarik kausal, dimana penelitian ini menggunakan
untuk diteliti di Kabupaten Buleleng karena instrumen dalam pengukurannya dan
norma subjektif berkaitan dengan perilaku mengolahnya secara statistik dan
seorang wajib pajak untuk patuh atau tidak berbentuk angka-angka. Populasi dalam
akan kewajiban perpajakan karena penelitian ini adalah seluruh wajib pajak
pengaruh orang sekitarnya. Selain itu hal ini kendaraan bermotor yang terdaftar di
didukung oleh hasil penelitian yang Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten
dilakukan oleh Putri (2014) dan Yuliana dan Buleleng hingga akhir bulan Desember
Isharijadi (2014) menunjukan bahwa norma 2017 sebanyak 430.590 wajib pajak. Teknik
subjektif berpengaruh terhadap kepatuhan pengambilan sampel menggunakan
wajib pajak karena semakin postif accidental samplingyaitu siapa saja yang
pengaruh-pengaruh dari individu lain secara kebetulan bertemu dengan peneliti
diantaranya orang-orang terdekat wajib di lokasi penelitian dapat digunakan
pajak maka membuat wajib pajak akan sebagai sampel,bila dipandang orang yang
patuh terhadap aturan perpajakan, dengan ditemui itu cocok sebagai sumber data
kata lain norma subjektif berperan penting (Sugiyono, 2013:122). Untuk menentukan
dalam kepatuhan membayar pajak. jumlah sampel yang digunakan dalam
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini, digunakan tabel penentuan
dirumuskan hipotesis kedua adalah sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan
sebagai berikut : Michaeldengan taraf kesalahan 5%
sehingga sampel penelitian ini berjumlah

148
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

348 wajib pajak. kuesioner akan dianalisis dengan


Jenis data yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif menggunakan
penelitian ini adalah data kuantitatif dan analisis statistik sedangkan teknik ukuran
kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang yang digunakan yaitu skala likert. Skala
dinyakan dalam betuk kata, kalimat, skema likert adalah skala yang digunakan untuk
dan gambar (Sugiyono, 2007;14). Data mengukur sikap, pendapat, persepsi
Kualitatif yang digunakan dalam penelitian seseorang atau sekelompok orang tentang
ini adalah daftar pertanyaan-pertanyaan fenomena sosial (Sugiyono, 2013:93).
yang terdapat dalam kuisioner penelitian, Dalam skala ini, responden menyatakan
buku-buku maupun literatur yang relevan persetujuanya terhadap sebuah pernyataan
dengan penelitian ini serta gambaran umum maupun pertanyaan yang berhubung
dan sejarah berdirinya Kantor Bersama dengan objek yang diteliti. Setiap jawaban
SAMSAT Kabupten Buleleng sedangkan pada kuesioner tersebut akan diberikan
Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk skor : Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral
angka atau data kualitatif yang diangkakan (3), Tidak Setuju (2) dan Sangat Tidak
(Sugiyono, 2007;13). Data kuantitatif yang Setuju. Untuk kisi-kisi kuesioner yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah jadikan pernyataan maupun pertanyaan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
kuisioner yang nantinya akan diangkakan, dikembangkan oleh Putri (2014) yang
data mengenai jumlah unit kendaraan dimodifikasi menjadi : (a) Dorongan
bermotor dan data mengenai target beserta keluarga untuk mematuhi ketentuan
realisasi dari penerimaan Pajak Kendaraan perpajakan, (b) Dorongan teman untuk
Bermotor (PKB) di Kabupaten Buleleng. mematuhi ketentuan perpajakan, (c)
Sumber data dalam penelitian ini Dorongan aparat kepolisian untuk
adalah data primer dan sekunder. Data mematuhi ketentuan perpajakan, (d)
primer ialah data yang berasal dari sumber Pengaruh media cetak/elektronik untuk
asli atau pertama. Data ini tidak tersedia mematuhi ketentuan perpajakan.
dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam Analisis data yang digunakan
bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji
narasumber atau dalam istilah teknisnya validitas dan uji reabilitas, uji asumsi klasik
responden, yaitu orang yang kita jadikan yang terdiri dari uji normalitas, uji
objek penelitian atau orang yang kita multikolinearitas dan uji heteroskedatisitas,
jadikan sebagai sarana mendapatkan Kemudian, dilakukan uji hipotesis dengan
informasi ataupun data (Narimawati, menggunakan analisis regresi linear
2008:98). Data primer dalam penelitian ini sederhana, uji koefisien determinasi (R)
adalah hasil pengisian kuisioner oleh dan uji hipotesis (uji t). Data diolah dengan
responden seputar variabel yang dimaksud menggunakan program SPSS 17.0 for
dalam penelitian ini sedangkan data windows.
sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data sekunder ini merupakan data yang Dari 348 kuesioner yang
sifatnya mendukung keperluan data primer didistribusikan setara dengan hasil
seperti buku-buku, literatur dan bacaan kuesioner yang kembali yaitu
(Sugiyono, 2013:402). sebanyak348 kuesioner atau 100%. Akan
Metode pengumpulan data yang tetapi, dari jumlah tersebut terdapat 53
digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kuesioner atau 15,2% yang tidak dapat
lapangan (field research) dan studi diolah karena memiliki kekurangan
kepustakaan (library research). Instrumen dalam pengisian jawaban. Jadi, kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang dapat diolah hanya sejumlah 295
kuesioner berbasis daftar pertanyaan kuesioner atau 84,8%. Karakteristik
maupun pernyataan yang disebarkan responden meliputi jenis kelamin, usia,
kepada responden terkait variabel norma tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan
subjektif yang mempengaruhi kepatuhan responden.
wajib pajak.Data yang diperoleh dari Karakteristik responden menurut

149
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

jenis kelamin, jumlah responden berjenis mengukur sah atau tidaknya suatu
kelamin laki-laki sebanyak 206 responden kuesioner (Ghozali, 2013:52). Pengujian
atau sebesar 69,8% sedangkan responden validitas data dalam penelitian ini dilakukan
berjenis kelamin perempuan sebanyak secara statistik yaitu menghitung korelasi
89responden atau sebesar antara masing- masing pertanyaan dengan
30,2%.Karakteristik responden berdasarkan skor total menggunakan Product Moment
usia adalah responden yang berusia 17-26 Pearson Correlation. Adapun kriteria
tahun sebanyak 38 responden atau sebesar pengambilan keputusan untuk menentukan
12,9%, jumlah responden yang berusia 27- validnya data ialah jika nilai rxy > rtab pada
36 tahun sebanyak 57 responden atau taraf signifikansi 0,05 (5%), sebaliknya jika
sebesar 19,3%, jumlah responden yang nilai rxy < rtab, maka instrumen dikatakan
berusia 37-46 tahun sebanyak 104 tidak valid dan akan disisihkan pada
responden atau sebesar 35,5%, dan jumlah analisis selanjutnya. Dalam penelitian ini,
responden yangberusia>46 tahun koefisien korelasi product moment tiap butir
sebanyak 96 respondenatau sebesar instrumen lebih besar dari syarat minimum
32,5%. yakni 0,1138, sehingga setiap butir
Kemudian, jumlah responden instrumen dinyatakanvalid.
dengan pendidikan terakhir SDsebanyak16 Uji reabilitas digunakan untuk
responden atau sebesar 5,4%, jumlah mengukur konsistensi jawaban responden.
responden dengan pendidikan terakhir SMP Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
sebanyak 23 responden atau sebesar jawaban seseorang terhadap pernyataan
7,8%, jumlah responden dengan pendidikan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
terakhir SMA sebanyak 142 responden atau waktu (Ghozali, 2013:47). Sebuah faktor
sebesar 48,1%, jumlah responden dengan dinyatakan reliabel/handal jika koefisien
pendidikan terakhirDiploma/Sarjana (S1) alpha lebih besar dari 0,6. Apabila Alpha
sejumlah 108 responden atau sebesar Cronbach lebih besar dari 0,60 maka data
36,6%, jumlah responden dengan penelitian dianggap sangat baik dan reliabel
pendidikan terakhir Magister (S2) sebanyak untuk digunakan dalam proses
4 responden atau sebesar 1,4%, dan penganalisisan data guna menguji hipotesis
jumlah responden dengan pendidikan penelitian. Dalam penelitian ini, nilai
terakhir lainnya sejumlah 2 responden atau cronbach’s alpha variabel lebih besar
sebesar0,7%.Kharakteristik responden darisyarat minimum yakni 0,60 dengan nilai
dengan pekerjaan PNSsebanyak 56 variabel norma subjektif adalah 0,735 dan
responden atau sebesar 19,0%, responden nilai variabel kepatuhan wajib pajak (Y)
dengan pekerjaan wiraswastasebanyak adalah 0,762, sehingga setiap kuesioner
98responden atau sebesar 33,2%, dinyatakan reliabel.
responden dengan pekerjaan karyawan Uji normalitas dilakukan dengan
swastasebanyak 90 responden atau menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
sebesar 30,5%, responden dengan Sebuah data lolos uji normalitas apabila
pekerjaan jenis lainnyasebanyak 51 nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual
responden atau sebesar 17,3%. berada di atas 0,05. Hasil uji normalitas
Hasil uji statistik deskriptif yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-
variabel norma subjektif (X) memiliki nilai Smirnov menunjukkan nilai signifikan
minimum sebesar 13, nilai maksimum Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,106. Hasil
sebesar 20 dannilai rata-rata sebesar tersebut menunjukkan bahwa nilai
16,68. Nilai standar deviasi sebesar 1,505 signifikansi 0,106 lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai (0,106> 0,05) maka dapat disimpulkan data
norma subjektif yang diteliti terhadap nilai penelitian berasal dari populasi yang
rata- rata sebesar 1,505; Nilai standar berdistribusi normal.
deviasi sebesar 2.139 menunjukkan bahwa Uji multikolinearitas digunakan untuk
terjadi perbedaan nilai kepatuhan wajib menguji apakah model regresi ditemukan
pajak kendaraan bermotor yang diteliti adanya korelasi antar variabel independen
terhadap nilai rata- rata sebesar 2.139. (Ghozali, 2013:105). Untuk melihat
Uji validitas digunakan untuk

150
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

permasalahan pada uji multikolinieritas 0,102 yang lebih besar dari 0,05
dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (0,102>0,05). Dengan demikian, dapat
(Variance Inflation Factor). Hasil uji disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas menunjukkan bahwa hasil heteroskedastisitas pada data penelitian.
perhitungan nilai VIF variabel bebas Koefisien determinasi (R) pada
mempunyai nilai kurang dari 10 yang intinya mengukur seberapa jauh
artinya tidak ada korelasi antar variabel kemampuan model dalam menerangkan
bebas dimana norma subjektif mempunyai variasi variabel dependen (Ghozali,
VIF sebesar 1,033<10 dan tolerance 2013:97). Besarnya koefisien determinasi
0,968>0,10. Oleh karena itu, tidak terdapat ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai
multikolinieritas pada model regresi Adjusted Ryang kecil berarti kemampuan
penelitian. variabel X dalam menjelaskan variasi-
Uji heteroskedastisitas bertujuan variasi Y sangat terbatas. Nilai R
untuk menguji apakah dalam suatu model Squareyang mendekati 1 berarti variabel
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari independen memberikan hampir semua
residual satu pengamatan ke pengamatan informasi yang dibutuhkan untuk
yang lain(Ghozali,2013:139). Uji memprediksi variasi variabel dependen
heteroskedastisitas juga dapat dilakukan (Ghozali,2009). Hasil analisis koefisien
dengan menggunakan uji glejser. Variabel determinasi disajikan pada Tabel2 sebagai
Norma Subjektif memiliki nilai signifikansi berikut:

Tabel 2. Hasil Analisis Koefisien Determinasi


R Std. Error of the
Model R Square Estimate
1 .814a ,671 1,957
Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan data pada tabel 2 Pada penelitian ini, pengujian


dapat dilihat bahwa Adjusted R Square hipotesis dilakukan dengan analisis regresi
diperoleh nilai koefisien determinasi linear sederhana yang dihitung dengan
sebesar 0,671, yang menunjukkan bahwa menggunakan programSPSS 17.0 for
variasi variabel norma subjektif hanya dapat Windows. Analisis regresi linear sederhana
menjelaskan 67,1% variasi variabel berguna untuk mengetahui pengaruh norma
kepatuhan wajib pajak. Sisanya yaitu 32,9% subjektif terhadap kepatuhan wajib pajak
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar dalam membayar pajak kendaraan
model baik yang berasal dari faktor internal bermotor. Hasil analisis regresi linear
maupun eksternal yang dapat sederhana disajikan dalam tabel3
memengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21,161 1,633 12,959 ,000
X ,593 ,077 ,417 7,694 ,000
Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji regresi linier Y = 21.161+0,593X2+ε


sederhana pada tabel 3, diperoleh Dimana: Y= kepatuhan wajib pajak
persamaan regresi sebagai berikut: kendaraan bermotor, α= bilangan konstanta
Y = α +β1X1 +ε sebesar21.161, β1= koefisien norma

151
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

subjektif sebesar 0,593, dan ε adalah melakukan perilaku yang sedang


standar eror. dipertimbangkan. Seseorang yang percaya
Dari persamaan diatas dapat terhadap orang lain yang memotivasi
diinterpretasikan sebagai berikut: (1) Nilai mereka untuk menaatinya dan berpikir
konstanta sebesar 21,161 menyatakan seharusnya melakukan sesuatu perilaku
bahwa apabila variabel independen dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut
dianggap konstan, maka rata-rata mendapat tekanan sosial untuk melakukan
kepatuhan wajib pajak adalah sebesar perilaku tersebut. Sebaliknya, apabila
21,161, (2) Koefisien regresi norma seseorang percaya bahwa orang lain yang
subjektif (X) sebesar 0,593 berarti bahwa membuat mereka termotivasi untuk
apabila terdapat penambahan norma menaatinya tetapi tidak setuju melakukan
subjektif (X) sebesar 1 tingkat, maka suatu perilaku akan mempunyai norma
kepatuhan wajib pajak (Y) akan meningkat subjektif yang meletakkan tekanan pada
sebesar 0,593 tingkat mereka untuk menghindari melakukan
Hasil pengujian hipotesis perilaku tersebut (Jogiyanto, 2007).
menunjukkan bahwa norma subjektif Di dalam Theory of Planned
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 Behavior, norma subjektif (subjective
lebih kecil dari 0,05 sehingga norma norms) dipengaruhi oleh kepercayaan-
subjektif berpengaruh terhadap kepatuhan kepercayaan normatif (normative beliefs),
wajib pajak kendaraanbermotor. yaitu kepercayaan tentang harapan yang
dimiliki oleh individu yang melakukan
Pengaruh Norma Subjektif Terhadap perilaku terhadap pandangan orang lain
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar agar dapat menerima dan melakukan
Pajak Kendaraan Bermotor motivasi terhadap perilaku yang ditunjukkan
Berdasarkan hasil uji regresi linear (Ajzen, 1991).
sederhana, koefisien regresi variabel norma Berdasarkan teori tersebut, norma
subjektif didapatkan sebesar 0,593 yang subjektif adalah persepsi seseorang
berarti bahwa apabila terdapat tentang pengaruh sosial dalam membentuk
penambahan norma subjekif sebesar 1 perilaku tertentu. Seseorang bisa
tingkat, maka kepatuhan wajib pajak akan terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh
meningkat sebesar 0,593 tingkat. Hasil tekanan sosial. Norma subjektif dalam
tersebut menunjukkan bahwa norma penelitian ini berarti sebagai faktor sosial
subjektif berpengaruh terhadap kepatuhan dalam kepatuhan wajib pajak dalam
wajib pajak. Semakin tinggi pengaruh dari membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan
individu lain seperti orang-orang terdekat dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri
wajib pajak maka akan semakin tinggi pula (2014), Yuliana dan Isharijadi (2014),
tingkat kepatuhan wajib pajak tersebut Suryani (2017) dan Anwar (2018)
dalam membayar pajak. menunjukan bahwa norma subjektif
Hasil uji statistik t menunjukkan nilai berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
signifikansi variabel norma subjektif pajak karena semakin postif pengaruh-
sebesar 0,000 atau lebih kecil daripada pengaruh dari individu lain diantaranya
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel orang-orang terdekat wajib pajak maka
norma subjektif mempunyai pengaruh membuat wajib pajak akan patuh terhadap
terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan aturan perpajakan, dengan kata lain norma
demikian hipotesis (H1) diterima yaitu subjektif berperan penting dalam kepatuhan
norma subjektif berpengaruh terhadap membayar pajak.
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Hasil pengujian hipotesis
pajak kendaraan bermotor. menunjukkan bahwa norma subjektif
Secara teori, norma subjektif adalah berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
persepsi atau pandangan seseorang pajak kendaraan bermotor. Hal ini berarti
terhadap kepercayaan-kepercayaan orang bahwa norma subjektif berperan penting
lain yang akan memengaruhi seseorang dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
tersebut untuk melakukan atau tidak guna mengoptimalkan penerimaan pajak
kendaraan bermotor khususnya di

152
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

Kabupaten Buleleng. harus memperbaiki lahan parkir dan


mengelola parkir dengan baik agar wajib
SIMPULAN DAN SARAN pajak yang membawa kendaraan dapat
SIMPULAN memakirkan kendaraannya dengan aman
Berdasarkan hasil dan pembahasan dan teratur. Dengan demikian maka wajib
penelitian diatas, maka dapat diambil pajak di Buleleng akan semakin patuh akan
kesimpulan bahwa berdasarkan hasil kewajibannya dalam membayar pajak yang
statistik uji t, variabel norma subjektif tentunya akan memicu penerimaan pajak
memiliki nilai signifikansi 0,000 yaitu lebih kendaraan bermotor semakin optimal. (2)
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05 yang berarti Bagi Peneliti Selanjutnya. Peneliti
bahwa norma subjektif berpengaruh selanjutnya diharapkan melakukan
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian dengan menambah jumlah
membayar pajak kendaraan bermotor pada variabel bebas terutama untuk variabel
Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten yang belum pernah diteliti di SAMSAT
Buleleng (H1 diterima). Seseorang bisa Buleleng, serta menggunakan variabel
terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh pemoderasi maupun intervening seperti niat
tekanan sosial. Norma subjektif dalam untuk patuh dalam membayar pajak. Lokasi
penelitian ini berarti sebagai faktor sosial penelitian juga dapat diperluas, misalnya
dalam kepatuhan wajib pajak dalam Kantor Bersama SAMSAT di seluruh
membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan Kabupaten di Bali agar hasil penelitian
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dapat memberikan pengaruh yang lebih
(2014), Yuliana dan Isharijadi (2014), signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
Suryani (2017) dan Anwar (2018). kendaraan bermotor untuk membayar. (3)
Bagi Wajib Pajak. Disarankan kepada wajib
SARAN pajak agar lebih aktif lagi dalam menggali
Berdasarkan simpulan hasil informasi mengenai pepajakan dikarenakan
penelitian, dapat diberikan beberapa saran saat ini sudah banyak kemudahan yang
kepada pihak terkait sebagai berikut: (1) dapat diperoleh dalam melakukan prosedur
Bagi Pemerintah. Permasalahan pembayaran perpajakan dengan
ketidakpatuhan wajib pajak di Kabupaten memanfaatkan teknologi informasi
Buleleng yang tercermin dari penerimaan sehingga diharapkan mampu meningkatkan
pajak kendaraan bermotor yang tidak kesadaran wajib pajak agar lebih patuh dan
sesuai target membuat pemerintah harus akan memicu peningkatan penerimaan
memberikan perhatian khusus pada kasus pajak yang optimal demi kesejahteraan
ini. Untuk membuat wajib pajak patuh rakyat.
terhadap kewajiban membayar pajak
kendaraan bermotor, sebaiknya pemerintah DAFTAR PUSTAKA
dapat memberikan pemahaman yang lebih
kepada wajib pajak akan pentingnya Ajzen, Icek. 1991. The Theory Planned
membayar pajak kendaraan bermotor, Behavior. Organizational Behavior
termasuk tata cara melakukan pembayaran and Human Decision Processes. 50.
pajak kendaraan bermotor serta besarnya 179-211
sanksi pajak yang dikenakan apabila
terlambat dalam melakukan pembayaran Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality,
pajak kendaraan bermotor. Pemerintah juga and Behavior. New York : Open
dapat melakukan sosialisasi kepada wajib University Perss
pajak terkait pembaharuan sistem
administrasi pajak kendaraan bermotor, Alvin. 2014. “Pengaruh Sikap, Norma
seperti E-Samsat. Selain itu, pemerintah Subjektif, Dan Kotrol Perilakuyang
juga dapat melakukan perbaikan atau Dipersepsikan Staff Pajak Terhadap
meningkatkan fasilitas ruang tunggu bagi Kepatuhan Wajib Pajak Badan”. Tax
wajib pajak, menambah jumlah tempat And Accounting Review. Vol, No.1.
duduk dan AC agar wajib pajak dapat
menunggu dengan nyaman. Selain itu juga

153
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)

Anwar, Darari Raihan. 2018. Pengaruh Republik Indonesia. 2009. UU No. 28


Norma Subjektif, Keadilan Tahun 2009 Pasal 2 ayat (1) tentang
Perpajakan, Religiusitas, dan Self Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Afficacy terhadap Kepatuhan Wajib Lembaran Negara RI Tahun 2009.
Pajak Orang Pribadi. Skripsi. Sekretariat Negara. Jakarta
Universitas Islam Indonesia
________. 2009. Undang-Undang Nomor
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali. 16 Tahun 2009. Lembaran Negara RI
2018. Jumlah Unit Kendaraan Tahun 2009. Sekretariat Negara.
Bermotor dan Penerimaan Pajak Jakarta
Kendaraan Bermotor Povinsi
BaliTahun 2015-2017. Provinsi Bali : Sugiyono. 2007. Metodelogi Penelitian
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bisnis. Bandung : Alfabeta
Bali
_______. 2013. Metode Penelitian
Chau, Liung. 2009. “A Critical Review of Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Fisher Tax Compliance Model (A Bandung: Alfabeta.
Research Syntesis)”. Journal of
Acconting and Taxation, Volume 1, Suryani, Lilis. 2017. Pengaruh Sikap,
Nomor 2 (hlm.34-40). Norma Subjektif, Dan Kontrol
Keperilakuan Yang Dipersepsikan
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Multivariate Dengan Program SPSS. Orang Pribadi Di Daerah Istimewa
Semarang: Badan Penerbit Yogyakarta Dengan Niat Mematuhi
Universitas Diponogoro Pajak Sebagai Variabel Pemoderasi.
Skripsi. Universitas Negeri
Hai, O. T., & See,L. 2011a. “Behavioral Yogyakarta
Intention Of Tax Non-Compliance
Among Sole- Propietore in Malaysia”. Susilawati, Ketut Evi dan Ketut Budiartha.
International and Social Sciece, Hal. 2013. “Pengaruh Kesadaran Wajib
142-145 Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi
Perpajakan dan Akuntabilitas
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi pelayanan Publik pada Kepatuhan
Keperilakuan (Edisi Revisied) . Wajib Pajak Kendaraan Bermotor”.
Yogyakarta : C.V Andi Offset E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 4.2 Hal. 345-357
Michener, H.A., Delamater, J. & Myers, D.J.
2004. Social Psychology. Wadsworth Torgler, Benno. (2005). Direct Democracy
: Thomson Learning, Inc. and Tax Morale. European Journal of
Political Economy, Hal. 525-531.
Narimawati, Umi. 2008. Metodelogi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yuliana, Rita dan Isharijadi. 2014.
Teori dan Aplikasi. Bandung:Agung “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif
Media dan Keadilan Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Putri, Layli Yobapritika. 2014. Pengaruh Pribadi di KPP Pratama Madinun”.
Sikap, Norma Subjektif, Dan Kontrol ASSET. Jurnal Akuntansi dan
Keperilakuan Yang Dipersepsikan Pendidikan, Vol.3 No2
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Di Kota Yogyakarta.
Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta

154

Anda mungkin juga menyukai