1
Ni Made Mira Sanita,
1
I Nyoman Putra Yasa, 2Anantawikrama Tungga Atmadja
e-mail:{neytha.sanita@gmail.com,putrayasanym@undiksha.ac.id,
anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Abstract
145
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 9 No: 1 Tahun 2018
e-ISSN: 2614 – 1930
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara Jenderal Pajak. Penerimaan pajak pusat
berkembang di dunia saat ini terus-menerus digunakan untuk membiayai rumah tangga
melaksanakan pembangunan nasional. negara. Pajak Pusat terdiri atas Pajak
Pembangunan nasional adalah serangkaian Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
usaha pembangunan yang berkelanjutan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
meliputi seluruh kehidupan masyarakat, (PBB), dan Bea Materai. Sedangkan Pajak
bangsa dan negara untuk mewujudkan Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh
tujuan nasional yang dimaksud dalam pemerintah daerah dan digunakan untuk
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi membiayai rumah tangga daerah. Pajak
segenap bangsa Indonesia, dan seluruh Daerah terdiri atas Pajak Daerah Provinsi
tumpah darah Indonesia, mewujudkan dan Pajak Daerah Kabupaten/Kota.
kesejahteraan umum, mencerdaskan Menurut UU No. 28 Tahun 2009
kehidupan bangsa, serta ikut serta Pasal 2 ayat (1) tentang Pajak Daerah dan
melaksanakan ketertiban dunia yang Retribusi Daerah bahwa jenis-jenis Pajak
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian Daerah khususnya Pajak Daerah Provinsi
abadi dan keadilan sosial. ditetapkan sebanyak 5 (lima) jenis pajak
Dalam menyukseskan yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
pembangunan nasional, diperlukan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
pembiayaan pembangunan. Untuk (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
memperoleh pembiayaan tersebut maka Bermotor (P.BBKB), Pajak Air Permukaan
pemerintah berupaya menggali sumber- (P.AP) dan Pajak Rokok.
sumber penerimaan negara. Salah satu Pajak Kendaraan bermotor (PKB)
sumber penerimaan negara yaitu pajak. merupakan salah satu pajak daerah yang
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun digunakan untuk membiayai pembangunan
2009 “Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah Provinsi salah satunya di Provinsi
negara yang terutang oleh orang pribadi Bali. Instansi yang menangani pembayaran
atau badan yang bersifat memaksa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)
mendapatakan imbalan secara langsung melalui Kantor Bersama Sistem
dan digunakan untuk keperluan negara bagi Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. (SAMSAT) yang merupakan kerjasama tiga
Berdasarkan lembaga instansi terkait yaitu Bapenda Provinsi Bali,
pemungutannya, pajak di Indonesia dapat Kepolisian RI dan Asuransi Jasa Raharja
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pajak (Susilawati, 2013).
pusat dan pajak daerah. Pajak pusat yaitu Tabel 1 berikut adalah data
pajak yang diadministrasikan oleh penerimaan pajak kendaraan bermotor
pemerintah pusat, dalam hal ini salah satu kabupaten di Provinsi Bali yaitu
Departemen Keuangan, yakni Direktorat Kabupaten Buleleng.
Tabel 1. Jumlah Unit Kendaraan Bermotor dan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di
Kabupaten Buleleng Tahun 2015-2017
Penerimaan PKB
Jumlah
Tahun Persentase
Kendaraan Target (Rp) Realisasi (Rp)
(%)
2015 360.208 66.446.242.515 66.629.364.800 100,28
2016 382.901 72.413.037.724 74.790.921.850 103,28
2017 430.590 89.023.190.205 84.433.672.100 94,84
Sumber : Bapenda Provinsi Bali, 2018
146
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
147
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
148
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
149
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
jenis kelamin, jumlah responden berjenis mengukur sah atau tidaknya suatu
kelamin laki-laki sebanyak 206 responden kuesioner (Ghozali, 2013:52). Pengujian
atau sebesar 69,8% sedangkan responden validitas data dalam penelitian ini dilakukan
berjenis kelamin perempuan sebanyak secara statistik yaitu menghitung korelasi
89responden atau sebesar antara masing- masing pertanyaan dengan
30,2%.Karakteristik responden berdasarkan skor total menggunakan Product Moment
usia adalah responden yang berusia 17-26 Pearson Correlation. Adapun kriteria
tahun sebanyak 38 responden atau sebesar pengambilan keputusan untuk menentukan
12,9%, jumlah responden yang berusia 27- validnya data ialah jika nilai rxy > rtab pada
36 tahun sebanyak 57 responden atau taraf signifikansi 0,05 (5%), sebaliknya jika
sebesar 19,3%, jumlah responden yang nilai rxy < rtab, maka instrumen dikatakan
berusia 37-46 tahun sebanyak 104 tidak valid dan akan disisihkan pada
responden atau sebesar 35,5%, dan jumlah analisis selanjutnya. Dalam penelitian ini,
responden yangberusia>46 tahun koefisien korelasi product moment tiap butir
sebanyak 96 respondenatau sebesar instrumen lebih besar dari syarat minimum
32,5%. yakni 0,1138, sehingga setiap butir
Kemudian, jumlah responden instrumen dinyatakanvalid.
dengan pendidikan terakhir SDsebanyak16 Uji reabilitas digunakan untuk
responden atau sebesar 5,4%, jumlah mengukur konsistensi jawaban responden.
responden dengan pendidikan terakhir SMP Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
sebanyak 23 responden atau sebesar jawaban seseorang terhadap pernyataan
7,8%, jumlah responden dengan pendidikan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
terakhir SMA sebanyak 142 responden atau waktu (Ghozali, 2013:47). Sebuah faktor
sebesar 48,1%, jumlah responden dengan dinyatakan reliabel/handal jika koefisien
pendidikan terakhirDiploma/Sarjana (S1) alpha lebih besar dari 0,6. Apabila Alpha
sejumlah 108 responden atau sebesar Cronbach lebih besar dari 0,60 maka data
36,6%, jumlah responden dengan penelitian dianggap sangat baik dan reliabel
pendidikan terakhir Magister (S2) sebanyak untuk digunakan dalam proses
4 responden atau sebesar 1,4%, dan penganalisisan data guna menguji hipotesis
jumlah responden dengan pendidikan penelitian. Dalam penelitian ini, nilai
terakhir lainnya sejumlah 2 responden atau cronbach’s alpha variabel lebih besar
sebesar0,7%.Kharakteristik responden darisyarat minimum yakni 0,60 dengan nilai
dengan pekerjaan PNSsebanyak 56 variabel norma subjektif adalah 0,735 dan
responden atau sebesar 19,0%, responden nilai variabel kepatuhan wajib pajak (Y)
dengan pekerjaan wiraswastasebanyak adalah 0,762, sehingga setiap kuesioner
98responden atau sebesar 33,2%, dinyatakan reliabel.
responden dengan pekerjaan karyawan Uji normalitas dilakukan dengan
swastasebanyak 90 responden atau menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
sebesar 30,5%, responden dengan Sebuah data lolos uji normalitas apabila
pekerjaan jenis lainnyasebanyak 51 nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual
responden atau sebesar 17,3%. berada di atas 0,05. Hasil uji normalitas
Hasil uji statistik deskriptif yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-
variabel norma subjektif (X) memiliki nilai Smirnov menunjukkan nilai signifikan
minimum sebesar 13, nilai maksimum Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,106. Hasil
sebesar 20 dannilai rata-rata sebesar tersebut menunjukkan bahwa nilai
16,68. Nilai standar deviasi sebesar 1,505 signifikansi 0,106 lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai (0,106> 0,05) maka dapat disimpulkan data
norma subjektif yang diteliti terhadap nilai penelitian berasal dari populasi yang
rata- rata sebesar 1,505; Nilai standar berdistribusi normal.
deviasi sebesar 2.139 menunjukkan bahwa Uji multikolinearitas digunakan untuk
terjadi perbedaan nilai kepatuhan wajib menguji apakah model regresi ditemukan
pajak kendaraan bermotor yang diteliti adanya korelasi antar variabel independen
terhadap nilai rata- rata sebesar 2.139. (Ghozali, 2013:105). Untuk melihat
Uji validitas digunakan untuk
150
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
permasalahan pada uji multikolinieritas 0,102 yang lebih besar dari 0,05
dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (0,102>0,05). Dengan demikian, dapat
(Variance Inflation Factor). Hasil uji disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas menunjukkan bahwa hasil heteroskedastisitas pada data penelitian.
perhitungan nilai VIF variabel bebas Koefisien determinasi (R) pada
mempunyai nilai kurang dari 10 yang intinya mengukur seberapa jauh
artinya tidak ada korelasi antar variabel kemampuan model dalam menerangkan
bebas dimana norma subjektif mempunyai variasi variabel dependen (Ghozali,
VIF sebesar 1,033<10 dan tolerance 2013:97). Besarnya koefisien determinasi
0,968>0,10. Oleh karena itu, tidak terdapat ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai
multikolinieritas pada model regresi Adjusted Ryang kecil berarti kemampuan
penelitian. variabel X dalam menjelaskan variasi-
Uji heteroskedastisitas bertujuan variasi Y sangat terbatas. Nilai R
untuk menguji apakah dalam suatu model Squareyang mendekati 1 berarti variabel
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari independen memberikan hampir semua
residual satu pengamatan ke pengamatan informasi yang dibutuhkan untuk
yang lain(Ghozali,2013:139). Uji memprediksi variasi variabel dependen
heteroskedastisitas juga dapat dilakukan (Ghozali,2009). Hasil analisis koefisien
dengan menggunakan uji glejser. Variabel determinasi disajikan pada Tabel2 sebagai
Norma Subjektif memiliki nilai signifikansi berikut:
151
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
152
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
153
e-Journal SI AkUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 9 No: 1 Tahun 2018)
154