Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR


(Studi Kasus Pada Kantor Bersama Samsat Kab. Lamongan)

Zakaria Anshori
Universitas Islam Lamongan
Email : anshorizakaria@unisla.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas pelayanan,
pelayanan fiskus, sanksi dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kepatuhan wajib
pajak kendaraan bermotor di Kantor Bersama Samsat Kabupaten Lamongan. Variabel
independen pada penelitian ini adalah kualitas pelayanan pajak, pelayanan fiskus, sanksi
perpajakan, dan pemanfaatan teknologi informasi. Adapun variabel dependennya yaitu
kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan memberikan
kuesioner kepada wajib pajak yang terdaftar di Kantor Bersama Samsat Kabupaten
Lamongan. Penentuan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling dan
selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis dengan regresi linier berganda. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 110 responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan kualitas pelayanan pajak, pelayanan
fiskus, sanksi perpajakan, pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kata Kunci : kualitas pelayanan, pelayanan fiskus, sanksi dan pemanfaatan teknologi
informasi, kepatuhan wajib pajak.

ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of tax service quality variables, special services,
sanctions and the use of information technology on motor vehicle taxpayer compliance in
the Joint Office of Lamongan Regency. The independent variables in this study are the
quality of tax services, tax authorities, tax sanctions, and the use of information
technology. The dependent variable is taxpayer compliance. The research uses survey
method by giving questionnaires to taxpayer registered in the office along with Samsat
District Lamongan sample determination was done by accidental sampling method and
than collected data were analyzed by multiple linear regression. The number of samples
in this study were 110 respondents. The results of this study indicate and simultaneously
that the quality of tax service, tax service, tax sanctions, utilization of information
technology significant effect on taxpayer compliance.

Keyword : The Quality Of Service, Tax Service, Sanctions And Utilization Of


Information Technology Taxpayer Compliance

PENDAHULUAN provinsi. Pendapatan asli daerah


Pemerintah daerah termasuk pendapatan pajak merupakan
membutuhkan dana yang cukup besar salah satu sumber dari penerimaan
untuk membiayai segala kebutuhan daerah, oleh karena itu dibutuhkan peran
dalam pelaksanaan pembangunan aktif dari masyarakat untuk memberikan
daerah. Oleh karena itu pemerintah iuran berupa pembayaran pajak,
daerah dituntut untuk lebih bijaksana sehingga segala keperluan pembangunan
dalam mengelola setiap pendapatan, daerah bisa dibiayai.
baik pendapatan asli daerah maupun Pajak Kendaraan Bermotor
pendapatan dari transfer pusat dan (PKB) merupakan salah satu pajak
daerah yang digunakan untuk

130 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


membiayai pembangunan daerah. pelayanan fiskus atau petugas pajak.
Instansi yang menangani pembayaran Selama ini banyak wajib pajak yang
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berpersepsi negatif pada aparat pajak
adalah Dinas Pendapatan Daerah yang terlihat pada rendahnya pelayanan
(Dipenda) melalui Kantor Bersama pada wajib pajak. Apabila kualitas
Sistem Administrasi Manunggal pelayanan fiskus sangat baik maka
dibawah Satu Atap (SAMSAT) yang persepsi wajib pajak terhadap pelayanan
merupakan kerjasama tiga instansi akan meningkat. Dan juga sanksi
terkait, yaitu Dinas Pendapatan Daerah, perpajakan mempunyai pengaruh
Kepolisian RI dan Asuransi Jasa Raharja terhadap kepatuhan wajib pajak. Sanksi
(Susilawati dan Budiartha, 2013). diperlukan untuk memberikan pelajaran
Pajak sangat penting bagi bagi pelanggar pajak, sehingga
pelaksanaan pembangunan dan diharapkan peraturan perpajakan
pelayanan kepada masyarakat karena dipatuhi oleh para wajib pajak.
pajak memberikan kontribusi yang besar Sementara hasil penelitian
bagi pendapatan suatu Negara/daerah. Sudrajat dan Omposunggu (2015)
Salah satu kendala yang dapat menyatakan bahwa teknologi informasi
menghambat keefektifan pengumpulan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak,
pajak adalah kepatuhan wajib pajak. pemanfaatan teknologi informasi dengan
Kepatuhan pajak merupakan e-system dapat mempermudah wajib
persoalan yang sejak dulu ada pajak dalam melaporkan pajak sehingga
diperpajakan. Di Pemerintah Kabupaten kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Lamongan rasio kepatuhan wajib pajak Berdasarkan uraian latar
kendaraan bernotor dalam melaksanakan belakang di atas dan sebagai batasan
pemenuhan kewajiban perpajakannya penelitian, maka yang menjadi rumusan
dari tahun ke tahun masih menunjukkan masalah adalah bagaimana pengaruh
persentase yang tidak mengalami kualitas pelayanan pajak, pelayanan
peningkatan yang berarti. Hal ini fiskus, sanksi perpajakan dan
didasarkan pada perbandingan jumlah pemanfaatan teknologi informasi
objek wajib pajak yang memenuhi terhadap kepatuhan wajib pajak
syarat patuh di Kabupaten Lamongan kendaraan bermotor di Kantor Bersama
lebih sedikit jika dibandingkan dengan Samsat Kabupaten Lamongan.
jumlah total objek pajak kendaraan
bermotor. LANDASAN TEORI
Permasalahan pajak terus Pajak Daerah
berlangsung, padahal pajak merupakan Berdasarkan Undang-Undang
suatu kewajiban masyarakat sebagai No. 28 Tahun 2009 Pajak Daerah, yang
warga negara. Jumlah wajib pajak selanjutnya disebut pajak, adalah
kendaraan bermotor di Kabupaten kontribusi wajib kepada Daerah yang
Lamongan tahun ke tahun terus terutang oleh orang pribadi atau badan
bertambah tetapi tidak diimbangi dengan yang bersifat memaksa berdasarkan
kepatuhan wajib pajak dalam membayar undang- undang, dengan tidak
pajak, hal ini jelas merugikan daerah. mendapatkan imbalan secara langsung
Menurut Winerungan (2013) dan digunakan untuk keperluan Daerah
rendahnya kepatuhan wajib pajak bagi sebesar-besarnya kemakmuran
penyebabnya antara lain kurangnya rakyat.
sosialisasi perpajakan yang diberikan
kepada masyarakat, masyarakat masih Pajak Kendaraan Bermotor
mempersepsikan pajak sebagai pungutan Berdasarkan Undang-undang
wajib bukan sebagai peran serta mereka No. 28 Tahun 2009 Pajak Kendaraan
karena mereka merasa belum melihat Bermotor adalah pajak atas kepemilikan
manfaat yang nyata bagi negara dan dan/atau penguasaan kendaraan
masyarakat. Penyebab yang lain yaitu bermotor. Kendaraan bermotor adalah

131 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


semua kendaraan beroda beserta di lingkungan Direktorat Jendral Pajak
gandengannya yang digunakan di semua kepada masyarakat sesuai dengan
jenis jalan darat, dan digerakkan oleh ketentuan perpajakan yang berlaku.
peralatan teknik berupa motor atau Hasil penelitian Ilhamsyah et al
peralatan lainnya yang berfungsi untuk (2016) menyatakan kualitas pelayanan
mengubah suatu sumber daya energi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan wajib pajak kendaraan bermotor. Ini
bermotor yang bersangkutan, termasuk menunjukkan bahwa pelayanan yang
alat-alat berat dan alat-alat besar yang baik dari petugas pajak akan menarik
dalam operasinya menggunakan roda bagi wajib pajak yang mau
dan motor tidak elekat secara permanen melaksanakan kewajiban perpajakannya.
serta kendaraan bermotor yang Penelitian Larassari (2018) juga
dioperasikan di air. mendukung bahwa kualitas pelayanan
pajak berpengaruh positif dan signifikan
Kepatuhan Wajib Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
Menurut Rahayu (2010: 139) kendaraan bermotor. Hasil positif
mengatakan bahwa “pada prinsipnya menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepatuhan perpajakan adalah tindakan kualitas pelayanan pajak maka
wajib pajak dalam pemenuhan kepatuhan wajib pajak akan menjadi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan semakin tinggi begitupun sebaliknya
ketentuan peraturan perundang-
undangan dan peraturan pelaksanaan Pelayanan Fiskus
perpajakan yang berlaku dala suatu Menurut Rahayu (2010: 28)
Negara”. Berdasarkan Peraturan Mentri menyatakan salah satu langkah penting
Keuangan Nomor 74 Tahun 2012 yang harus dilakukan pemerintah
seorang wajib pajak dikatakan patuh sebagai wujud nyata kepedulian pada
apabila memenuhi persyaratan sebagai pentingnya kualitas pelayanan adalah
berikut : memberikan pelayanan prima kepada
1. Tepat waktu dalam menyampaikan wajib pajak dalam mengoptimalkan
Surat Pemberitahuan penerimaan Negara. Tujuan pelayanan
2. tidak mempunyai tunggakan pajak prima ini :
untuk semua jenis pajak, kecuali 1. Tercapainya tingkat kepatuhan
tunggakan pajak yang telah sukarela Wajib Pajak yang tinggi.
memperoleh izin mengangsur atau 2. Tercapainya tingkat kepercayaan
menunda pembayaran pajak. terhadap administrasi perpajakan
3. Laporan keuangan di audit oleh yang tinggi.
Akuntan Publik atau lembaga 3. Tercapainya produktifitas aparat
pengawasan keuangan pemerintah perpajakan.
dengan pendapat wajar tanpa Hasil penelitian murti et al
pengecualian selama 3 tahun berturut (2014) menyatakan pelayanan fiskus
– turut. berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
4. Tidak pernah dipidana karena pajak. Penelitian ini mendukung
melakukan tindak pidana dibidang penilitian yang dilakukan oleh Zulaikha
perpajakan berdasarkan putusan (2012) menyatakan bahwa aparat pajak
pengadilan yang telah mempunyai dituntut untuk memberikan pelayanan
kekuatan hokum tetap dalam jangka yang ramah, adil dan tegas setiap saat
waktu 5 tahun terakhir. kepada wajib pajak serta dapat
memupuk kesadaran masyarakat tentang
Kualitas Pelayanan Pajak tanggungjawab membayar pajak.
Berdasarkan Peraturan Direktur Sementara Larassari (2018) menyatakan
Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014, bahwa pelayanan fiskus berpengaruh
pengertian pelayanan perpajakan adalah positif dan signifikan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh unit kerja kepatuhan wajib pajak kendaraan

Analisis Faktor................. (Zakaria) hal. 130 - 142 132


bermotor. Hasil positif menunjukkan terhadap kepatuhan pajak, pemanfaatan
bahwa semakin tinggi pelayanan fiskus teknologi informasi dengan e-system
maka kepatuhan wajib pajak akan dapat mempermudah wajib pajak dalam
menjadi semakin tinggi begitupun melaporkan pajak sehingga kepatuhan
sebaliknya. wajib pajak akan meningkat. Penelitian
Larassari (2018) juga mendukung bahwa
Sanksi Perpajakan pemanfaatan teknologi informasi
Sanksi perpajakan merupakan berpengaruh positif dan signifikan
jaminan bahwa ketentuan peraturan terhadap kepatuhan wajib pajak
perundang-undangan perpajakan (norma kendaraan bermotor.
perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa
dengan kata lain sanksi perpajakan Kualitas Pelayanan Pajak
Simultan

merupakan alat pencegah (preventif) (x1)


H1 H5
agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan (Mardiasmo, 2016:62). Pelayanan Fiskus
(x2)
Penelitian yang dilakukan oleh H2
Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor
Susilawati dan Budiartha (2013) (y1)
Sanksi Perpajakan
menyatakan sanksi perpajakan (x3)
berpengaruh signifikan terhadap H3

kepatuhan wajib pajak. Penelitian Putra Pemanfaatan Teknologi


Informasi
dan Jati (2017) menunjukkan bahwa (x4)
H4
sanksi perpajakan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak kendaraan bermotor, dan Sumber : data diolah
penelitian ini sesuai dengan penelitian Gambar 1. Kerangka Berfikir
yang dilakukan oleh Kusuma (2017)
menyatakan bahwa sanksi perpajakan METODE PENELITIAN
berpengaruh signifikan terhadap Penelitian ini dilaksanakan
Regresi Linier Berganda
kepatuhan wajib pajak kendaraan bulan Januari-Februari 2020. Lokasi
bermotor, artinya jika sanksi perpajakan penelitian dilakukan di Kantor Bersama
diterapkan dengan benar dan tepat maka Samsat Kabupaten Lamongan. Jenis
kepatuhan wajib pajak kendaraan penelitian ini termasuk penelitian
bermotor semakin tinggi. kuantitatif dengan menggunakan metode
explanatory research.
Pemanfaatan Teknologi Informasi Populasi dalam penelitian ini
Menurut Ompusunggu, et al., adalah Wajib Pajak Kendaraan
(2015: 193) pemanfaatan teknologi Bermotor Kabupaten Lamongan yang
informasi khususnya dalam administrasi terdaftar di Samsat Kabupaten
pajak menyebabkan terjadinya berbagai Lamongan. Pengambilan sampel
macam perubahan seperti tugas yang dilakukan dengan metode accidental
dilakukan manusia digantikan oleh sampling. Menurut Sugiono (2016:85)
tenaga mesin atau elektronik. Teknologi accidental sampling adalah teknik
informasi digunakan untuk mengolah penentuan sampel berdasarkan
data dalam berbagai cara untuk kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
menghasilkan informasi yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
berkualitas, yaitu informasi yang digunakan sebagai sampel, bila
relevan, akurat dan tepat waktu, yang dipandang orang yang kebetulan ditemui
digunakan untuk keperluan pribadi dan itu cocok sebagai sumber data. Jumlah
bisnis. sampel yang didapatkan selama 2 bulan
Hasil penelitian Sudrajat dan penelitian ini adalah sebanyak 110
Omposunggu (2015) menyatakan bahwa responden.
teknologi informasi berpengaruh

133 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


Jenis data dalam penelitian yang baik seharusnya tidak terjadi
adalah data primer dan data sekunder. korelasi diantara variabel
Data primer diperoleh dengan metode independen. Jika variabel
survei mengunakan media angket independen saling berkorelasi,
(kuesioner) dan diukur menggunakan maka variabel-variabel ini tidak
skala likert 1-5, sedangkan data orthogonal. Variabel orthogonal
sekunder diperoleh dengan studi adalah variabel independen yang
kepustakaan dan studi lapangan. nilai korelasi antar sesama
Analisis data menggunakan variabel independen sama dengan
analisis regresi linier berganda untuk nol (Ghozali, 2016: 103).
mengolah dan membahas data yang b. Heteroskedastisitas
telah diperoleh dan untuk menguji Uji Heteroskedastisitas bertujuan
hipotesis yang dilakukan. Dengan menguji apakah dalam model
dibantu software SPSS 20 dengan 4 regresi terjadi ketidaksamaan
tahap yaitu uji kualitas data, uji asumsi variance dari residual satu
klasik, analisis regresi linier berganda pengamatan ke pengamatan lain.
dan uji hipotesis. Adapun penjabaran Jika variance dari residual satu
dari setiap uji sebagai berikut ; pengamatan ke pengamatan lain
Uji Kualitas Data tetap, maka disebut
Menurut Ghozali (2016: 47) Homoskedastisitas. Model regresi
adapun pengertian uji validitas dan yang baik adalah yang
reliabilitas sebagai berikut : Homoskedastisitas atau tidak
a. Validitas terjadi Heteroskedastisitas
Untuk mengukur sah atau valid (Ghozali: 2016: 134).
maupun tidaknya suatu kuesioner c. Normalitas
maka digunakan uji validitas. Uji Normalitas bertujuan untuk
Kuesioner dikatakan valid jika menguji apakah dalam model
pertanyaan pada kuesioner regresi, variabel pengganggu atau
mampu untuk mengungkapkan residual memiliki distribusi
sesuatu yang akan diukur oleh normal. Seperti diketahui bahwa
kuesioner tersebut. Mengukur uji t dan F mengasumsikan bahwa
tingkat validitas dapat dilakukan nilai residual mengikuti distribusi
dengan melakukan korelasi antara normal. Kalau asumsi ini
skor butir pertanyaan dengan total dilanggar maka uji statistik
skor konstruk. menjadi tidak valid untuk jumlah
b. Reliabilitas sampel kecil (Ghozali, 2016:
Reliabilitas adalah alat untuk 154).
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel Analisis Linier Berganda
atau konstruk. Butir pertanyaan Penelitian ini menggunakan 4
dikatakan reliabel atau handal variabel penelitian sehingga
apabila jawaban seseorang persamaannya adalah sebagai berikut :
terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke e
waktu. Keterangan :
Y : Kepatuhan Wajib Pajak
Uji Asumsi Klasik a : konstanta
a. Multikolinearitas b1, b2, b3, b4 : koefesien regresi
Uji Multikolinearitas bertujuan x1 : Kualitas Pelayanan Pajak
untuk menguji apakah model x2 : Pelayanan Fiskus
regresi ditemukan adanya korelasi x3 : Sanksi Perpajakan
antar variabel bebas
(independent). Model regresi

Analisis Faktor................. (Zakaria) hal. 130 - 142 134


x4 : Pemanfaatan Teknologi Pembahasan
Informasi Uji Kualitas Data
e : error Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini
Uji Hipotesis dilakukan dengan kriteria yang
a. Uji F digunakan untuk menyatakan suatu
Tidak seperti uji t yang menguji instrumen dianggap valid atau layak
signifikasi koefesian parsial digunakan dalam pengujian hipotesis.
regresi secara individu dengan uji Adapun kriteria yang digunakan dalam
hipotesis teropisah bahwa setiap menentukan valid tidaknya item
koefesien regresi sama dengan pertanyaan kuesioner penelitian adalah
nol. Uji F menguji joint hipotesis sebagai berikut.
bahwa b1, b2, dan b3 secara Tingkat kepercayaan = 95 % ( α = 0,05)
simultan sama dengan nol, atau : Derajat kebebasan (df) = n – 2
H0 : b1 = b2 = …….. = bk = 0 = 110 – 2
Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….. ≠ bk ≠ 0 = 108
Uji hipotesis seperti ini Jika r hitung (masing-masing item
dinamakan uji signifikasi secara pertanyaan) lebih besar dari r tabel dan
keseluruhan terhadap garis regresi nilai r positif, maka item pertanyaan
yang diobservasi maupun dikatakan valid (Ghozali, 2016: 53).
estimasi, apakah Y berhubungan Berdasarkan analisis yang dilakukan,
linier terhadap X1, X2, dan X3. maka hasil pengujian validitas dapat
Apakah joint hipotesis dapat di uji ditunjukkan dengan tabel berikut ini:
dengan signifikasi b1, b2 dan b3
secara individu (Ghozali, 2016: Tabel 1. Hasil Uji Validitas
96). Variable Item R Hitung Ket
Kualitas X1.1 0.815 Valid
b. Uji t Pelayanan X1.2 0.887 Valid
Uji statistik t pada dasarnya Pajak (X1) X1.3 0.812 Valid
menunjukkan seberapa jauh X1.4 0.850 Valid
Pelayanan X2.1 0.711 Valid
pengaruh satu variabel Fiskus (X2) X2.2 0.815 Valid
independen secara individual X2.3 0.871 Valid
dalam menerangkan variasi X2.4 0.838 Valid
variabel dependen. Hipotesis nol X2.5 0.828 Valid
Sanksi X3.1 0.780 Valid
(Ho) yang hendak diuji adalah Perpajakan X3.2 0.816 Valid
apakah suatu parameter (bi) sama (X3) X3.3 0.771 Valid
dengan nol, atau: X3.4 0.763 Valid
Pemanfaatan X4.1 0.730 Valid
Ho : bi = 0 Teknologi X4.2 0.857 Valid
Persamaan diatas menunjukkan Informasi X4.3 0.805 Valid
apakah suatu variabel independen (X4) X4.4 0.822 Valid
bukan merupakan penjelas yang Sumber data SPSS yang diolah
signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya Tabel tersebut menjelaskan
(Ha), parameter suatu variabel bahwa semua item pertanyaan dalam
tidak sama dengan nol, atau: kuesioner penelitian mempunyai
Ha : bi ≠ 0 koefesien korelasi yang lebih besar dari
Persamaan diatas menunjukkan r table 0.1874 (nilai r tabel untuk n =
bahwa variabel tersebut 110) sehingga semua item pertanyaan
merupakan penjelas yang tersebut valid.
signifikan terhadap variabel
dependen. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk
mngukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau

135 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


konstruk. Butir pertanyaan dikatakan Uji Heteroskedastisitas
reliabel atau handal apabila jawaban Uji heteroskedastisitas bertujuan
responden terhadap pertanyaan adalah menguji apakah dalam model regresi
konsisten. Dalam penelitian ini terjadi ketidaksamaan variance dari
digunakan fasilitas Cronbach Alpha residual satu pengamatan ke pengamatan
yang terdapat dalam batuan software yang lain. Jika variance dari residual
SPSS. Suatu konstruk atau variabel satu pengamatan ke pengamatan lain
dikatakan reliabel jika memberikan nilai tetap, maka disebut Homoskedastisitas
Cronbach Alpha > 0,50. dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas baik adalah Homoskedastisitas atau
Variable Cronbach Keterangan tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah
Alpha satu menguji heteroskedastisitas ini
Kualitas 0.854 Valid adalah dengan melihat penyebaran dari
Pelayanan varian residual (Ghozali, 2016:134). Uji
Pajak Heteroskedastisitas dengan cara melihat
Pelayanan 0.866 Valid ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Fiskus
Scatter Plot antara SRESID dari ZPRED
Sanksi 0.789 Valid
Perpajakan dimana sumbu y adalah y yang telah
Pemanfaata 0.817 Valid diprediksi, dan sumbu x adalah residual
n Tenologi (y prediksi – y sesungguhnya) yang
Informasi telah studentized.
Sumber Data SPSS yang diolah

Hasil Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinearitas
Hasil perhitungan nilai
tolerance menunjukkan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari Sumber : data diolah
95%. Hasil perhitungan nilai Variance Gambar 2. Scatterplot Uji
Inflation Factor (VIF) juga Heteroskedastisitas
menunjukkan hal yang sama, tidak ada
satu variabel yang memiliki nilai VIF Berdasarkan grafik scatterplot diatas,
lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan terlihat bahwa titik – titik menyebar
bahwa tidak ada multikolinearitas antar secara acak serta tersebar diatas maupun
variabel independen dalam model dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
regresi (Ghozali, 2016: 105). dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi,
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas sehingga model regresi layak dipakai
Collinearity untuk penelitian.
Model Statistic
Tolerance VIF Uji Normalitas
Kualitas Pelayanan 0.441 2.267
Uji normalitas bertujuan untuk
Pajak
Pelayanan Fiskus 0.391 2.557 menguji apakah dalam model regresi,
Sanksi Perpajakan 0.440 2.272 variabel terikat dan variabel bebas
Pemanfaatan Tenologi 0.532 1.880 keduanya mempunyai distribusi normal.
Informasi Pengujian yang dilakukan untuk
Sumber Data SPSS yang diolah menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak dalam penelitian
melalui Kolmogorov-Smirnov Test lebih

Analisis Faktor................. (Zakaria) hal. 130 - 142 136


besar dari 0.05 (α = 5%). Hasil uji yang menyebar di sekitar garis diagonal
menunjukkan nilai dari koefesien dan penyebarannya mengikuti arah garis
Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0.062 > diagonal. Berdasarkan grafik Normal P-
dari 0.05 sehingga penelitian ini Plot, menunjukkan bahwa model regresi
berdistribusi normal. layak dipakai alat penelitian ini karena
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
Tabel 4. Hasil Uji Kolmogorov – 2016: 156).
Smirnov
One-Sample Kolmogorov – Smirnov Analisis Regresi Linier Berganda
Test Metode analisis data yang
Unstandardized digunakan dalam penelitian ini adalah
Residual analisis regresi berganda. Tujuan
N 110
analisis regresi berganda adalah untuk
Mean 20.8009 menguji apakah variabel independen
Normal
Std. 2.95950
Parameters
Deviation
berpengaruh terhadap variabel dependen
Absolute .126 baik secara parsial ataupun simultan.
Most sExtrene
Positive .083
Differences
Negative -.126 Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier
Kolmogorov-Smirnov Z 1.317 Berganda
Asymp. Sig. (2-tailed) .062
Unstandardized
Sumber data SPSS yang diolah Model Coefficients
B
Berdasarkan tabel diatas bahwa data 1 (Constant) -1.697
tersebut berdistribusi normal, karena Kualitas Pelayanan 0.279
hasil Asymp 0.062 > dari 0.05. Selain Pajak
itu, metode yang dapat digunakan adalah Pelayanan Fiskus 0.244
Normal Probability Plot of Regression Sanksi Perpajakan 0.257
Standarized Residual dimana apabila Pemanfaatan Teknologi 0.231
data menyebar disekitar garis diagonal Informasi
atau mengikuti garis diagonal, maka Sumber data SPSS yang diolah
model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Hasil uji normalitas pada Berdasarkan tabel persamaan regresi
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berganda, yang dibaca adalah nilai
dibawah ini. dalam kolom B, baris pertama
menunjukkan konstanta (α) dan baris
selanjutnya menunjukkan koeisien
variable independen. Berdasarkan tabel
Y = (-1.697) + 0.279 + 0.244 +
diatas model regresi yang digunakan
0.257 + 0.231
adalah sebagai berikut:

Uji Statistik
Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t digunakan untuk
mengetahui pegaruh secara parsial dari
variabel independen yaitu kualitas
pelayanan pajak, pelayanan fiskus,
Sumber : data diolah sanksi perpajakan, dan pemanfaatan
Gambar 3. Normal Probability Plot of teknologi informasi. Untuk menguji
Regression Standarized pengaruh secara parsial tersebut dapat
dilakukan dengan cara melihat nilai
Berdasakan tampilan grafik Normal P- signifikansi dan hasil t hitung. Jika nilai
Plot diatas, dapat disimpulkan bahwa signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak atau
pola grafik normal terlihat dari titik-titik dikatakan berpengaruh signifikan. Jika

137 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


nilai signifikansi > 0.05 maka H0 Pembahsan
diterima atau dikatakan tidak Pengaruh kualitas pelayanan pajak
berpengauh signifikan. dan apabila hasil terhadap kepatuhan wajib pajak
perhitungan t hitung < dari t tabel maka kendaraan bermotor
H0 diterima atau dikatakan berpengaruh Berdasarkan uji hipotesis
negatif, begitu juga sebaliknya. Hasil menggunakan Uji Signifikansi
Uji statistik t sebagai berikut. Parameter Individual (Uji Statistik t)
diperoleh nilai kualitas pelayanan pajak
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier berpengaruh signifikan terhadap
Berganda kepatuhan wajib pajak kendaraan
Unstandardi bermotor, maka H2 diterima. Hal ini
zed dibuktikan dengan nilai signifikansi
Model t Sig.
Coefficients
B
sebesar 0.003 < 0.05 dan koefesien
1 (Constant) -1.697 - 0.298 regresi sebesar 0.279 yang berarti
1.046 kualitas pelayanan pajak mempunyai
Kualitas 0.279 3.054 0.003 pengaruh positif dan signifikan terhadap
Pelayanan kepatuhan wajib pajak kendaraan
Pajak
Pelayanan 0.244 3.340 0.001
bermotor. Hasil positif menunjukkan
Fiskus bahwa semakin tinggi kualitas
Sanksi 0.257 2.202 0.030 pelayanan pajak maka kepatuhan wajib
Perpajakan pajak akan menjadi semakin tinggi
Pemanfaatan 0.231 2.307 0.023 begitupun sebaliknya. Adapun dengan
Teknologi
Informasi
perhitungan t tabel sebesar 2.273381
Sumber data SPSS yang diolah dengan t hitung 3.054. Maka keputusan
yang diambil yaitu H0 ditolak karena
Uji F (Uji Simultan) nilai t hitung 3.054 > t tabel 2.273381. Jadi
Uji Statistik F pada dasarnya kesimpulannya yaitu kualitas pelayanan
menunjukkan apakah variable pajak berpengaruh positif terhadap
independen yang dimasukkan dalam kepatuhan wajib pajak kendaraan
model mempunyai pengaruh secara bermotor di Kantor Bersama Samsat
bersama-sama terhadap variable Kabupaten Lamongan.
dependen. Untuk menguji pengaruh
secara simultan tersebut dapat dilakukan Pengaruh pelayanan fiskus terhadap
dengan cara melihat nilai signifikansi kepatuhan wajib pajak kendaraan
dan F hitung. Jika nilai signifikansi bermotor
<0.05 maka H0 ditolak atau dikatakan Berdasarkan uji hipotesis
berpengaruh signifikan. Jika nilai menggunakan Uji Signifikansi
signifikansi > 0.05 maka H0 diterima Parameter Individual (Uji Statistik t)
atau dikatakan tidak berpengaruh diperoleh nilai pelayanan fiskus
signifikan. Hasil dari uji statistik F berpengaruh signifikan terhadap
sebagai berikut: kepatuhan wajib pajak kendaraan
bermotor, maka H4 diterima. Hal ini
Tabel 7. Hasil Uji Statistik F dibuktikan dengan nilai signifikansi
ANOVAa sebesar 0.001 < 0.05 dan koefesien
Sum of df Man F Sig. regresi sebesar 0.244 yang berarti
Model Square Squar pelayanan fiskus mempunyai pengaruh
e
1 Regres 385.354 6 64.226 30.055 .000b positif dan signifikan terhadap
sion kepatuhan wajib pajak kendaraan
Residu 213.018 103 2.068 bermotor. Hasil positif menunjukkan
al
Total 598.373 109 bahwa semakin tinggi pelayanan fiskus
Sumber data SPSS yang diolah maka kepatuhan wajib pajak akan
menjadi semakin tinggi begitupun
sebaliknya. Adapun dengan perhitungan

Analisis Faktor................. (Zakaria) hal. 130 - 142 138


t tabel sebesar 2.273381 dengan t hitung mempunyai pengaruh positif dan
3.340. Maka keputusan yang diambil signifikan terhadap kepatuhan wajib
yaitu H0 ditolak karena nilai t hitung 3.340 pajak kendaraan bermotor. Hasil positif
> t tabel 2.273381. Jadi kesimpulannya menunjukkan bahwa semakin tinggi
yaitu pelayanan fiskus berpengaruh sanksi perpajakan maka kepatuhan wajib
positif terhadap kepatuhan wajib pajak pajak akan menjadi semakin tinggi
kendaraan bermotor di Kantor Bersama begitupun sebaliknya. Adapun dengan
Samsat Kabupaten Lamongan. perhitungan t tabel sebesar 2.273381
dengan t hitung 2.307. Maka keputusan
Pengaruh sanksi perpajakan terhadap yang diambil yaitu H0 ditolak karena
kepatuhan wajib pajak kendaraan nilai t hitung 2.307 > t tabel 2.273381. Jadi
bermotor kesimpulannya yaitu pemanfaatan
Berdasarkan uji hipotesis tegnologi informasi berpengaruh positif
menggunakan Uji Signifikansi terhadap kepatuhan wajib pajak
Parameter Individual (Uji Statistik t) kendaraan bermotor di Kantor Bersama
diperoleh nilai sanksi perpajakan Samsat Kabupaten Lamongan.
berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak kendaraan Pengaruh kualitas pelayanan pajak,
bermotor, maka H5 diterima. Hal ini pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan
dibuktikan dengan nilai signifikansi pemanfaatan teknologi informasi
sebesar 0.030 < 0.05 dan koefesien terhadap kepatuhan wajib pajak
regresi sebesar 0.257 yang berarti sanksi kendaraan bermotor
perpajakan mempunyai pengaruh positif Berdasarkan uji hipotesis
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib menggunakan Uji Signifikansi
pajak kendaraan bermotor. Hasil positif Parameter Individual (Uji Statistik F)
menunjukkan bahwa semakin tinggi bahwa kualitas pelayanan pajak,
sanksi perpajakan maka kepatuhan wajib pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan
pajak akan menjadi semakin tinggi pemanfaatan teknologi informasi
begitupun sebaliknya. Adapun dengan berpengaruh signifikan terhadap
perhitungan t tabel sebesar 2.273381 kepatuhan wajib pajak kendaraan
dengan t hitung 2.202. Maka keputusan bermotor dengan nilai signifikansi
yang diambil yaitu H0 diterima karena sebesar 0.000 < 0.05. artinya setiap
nilai t hitung 2.202 < t tabel 2.273381. Jadi perubahan yang terjadi antar variabel
kesimpulannya yaitu pelayanan fiskus independen yakni kualitas pelayanan
berpengaruh negatif terhadap kepatuhan pajak, pelayanan fiskus, sanksi
wajib pajak kendaraan bermotor di perpajakan, dan pemanfaatan teknologi
Kantor Bersama Samsat Kabupaten informasi secara simultan atau bersama-
Lamongan. sama akan mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak kendaraan bermotor, maka
Pengaruh pemanfaatan teknologi H5 diterima.
informasi terhadap kepatuhan wajib
pajak kendaraan bermotor KESIMPULAN
Berdasarkan uji hipotesis Berdasarkan hasil analisis dan
menggunakan Uji Signifikansi pembahasan yang telah dilakukan maka
Parameter Individual (Uji Statistik t) dapat diberikan kesimpulan sebagai
diperoleh nilai pemanfaatan teknologi berikut :
informasi berpengaruh signifikan 1. Tingkat signifikasi variabel X1
terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0.003 lebih kecil dari alpha
kendaraan bermotor, maka H7 diterima. 0,05. Maka H0 ditolak dan secara
Hal ini dibuktikan dengan nilai statistik kualitas pelayanan pajak
signifikansi sebesar 0.023 < 0.05 dan berpengaruh signifikan terhadap
koefesien regresi sebesar 0.231 yang kepatuhan wajib pajak kendaraan
berarti pemanfaatan teknologi informasi

139 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


bermotor di Kantor Bersama Samsat 3. Petugas pajak harus mampu
Kabupaten Lamongan. memanfaatkan perkembangan
2. Tingkat signifikasi variabel X2 teknologi informasi dalam rangka
sebesar 0.001 lebih kecil dari alpha memudahkan wajib pajak dalam
0,05. Maka H0 ditolak dan secara membayar kewajiban perpajakan.
statistik pelayanan fiskus 4. Penelitian selanjutnya diharapkan
berpengaruh signifikan terhadap dapat menambah variabel
kepatuhan wajib pajak kendaraan independen lainnya seperti sikap
bermotor di Kantor Bersama Samsat wajib pajak, pemeriksaan pajak atau
Kabupaten Lamongan. faktor-faktor lain yang dapat
3. Tingkat signifikasi variable X3 mempengaruhi kepatuhan wajib
sebesar 0.030 lebih kecil dari alpha pajak. Serta dapat memperluas ruang
0,05. Maka H0 ditolak dan secara lingkup sampel berdasarkan jenis
statistik sanksi perpajakan wajib pajak, dan membandingkan
berpengaruh signifikan terhadap satu Kantor Samsat dengan Kantor
kepatuhan wajib pajak kendaraan samsat yang lainnya.
bermotor di Kantor Bersama Samsat
Kabupaten Lamongan.
4. Tingkat signifikasi variabel X4 DAFTAR PUSTAKA
sebesar 0.023 lebih kecil dari alpha Buku
0,05. Maka H0 ditolak dan secara Ghozali. 2016. Aplikasi Analisis
statistik pemanfaatan teknologi Multivariete Dengan Program
informasi berpengaruh signifikan IBM SPSS 23. ISBN
terhadap kepatuhan wajib pajak 979.704.015.1. Badan Penerbit
kendaraan bermotor di Kantor Undip, Semarang.
Bersama Samsat Kabupaten Mardiasmo. 2016. Perpajakan. ISBN
Lamongan. 978-979-29-5324-4, CV Andi
5. Nilai signifikan tersebut lebih kecil Offset, Yogyakarta.
daripada 0.05, sehingga hal tersebut Peraturan Mentri Keuangan Nomor
menunjukkan bahwa variabel 74/PMK.03/2012 tentang tata
independen berpengaruh secara cara Penetapan Wajib Pajak
simultan terhadap variabel dependen. Dengan Kriteria Tertentu Dalam
Artinya kualitas pelayanana pajak, Rangka Pengembalian
pelayanan fiskus, sanksi perpajakan Pendahuluan Kelebihan
dan pemanfaatan teknologi informasi Pembayaran Pajak.
berpengaruh signifikan terhadap Rama dan Jones. 2011. Sistem Informasi
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Akuntansi. ISBN 978-979-691-
Bermotor di Kantor Bersama Samsat 470-8, Salemba Empat,
Kabupaten Lamongan. Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Sari Diana. 2013. Konsep Dasar
SARAN Perpajakan. ISBN 978-602-
Saran yang dapat diberikan 9748-07-5, PT Refika Aditama,
sehubungan dengan hasil penelitian Bandung.
yang dilakukan adalah sebagai berikut: Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
1. Kualitas pelayanan serta sarana dan Kualitatif, Kuantitatif, dan R &
prasarana harus lebih ditingkatkan D. ISBN 979-8433-64-0.
kembali sehingga dapat Alfabeta, Bandung.
meningkatkan penerimaan pajak. Undang – Undang Republik Indonesia
2. Petugas pajak harus tegas dalam Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
memberikan sanksi pajak sehingga Pajak Daerah dan Retribusi
dapat memberikan efek jerah bagi Daerah. Dinas Pendapatan
penunggak pajak. Provinsi Jawa Timur 2014.

Analisis Faktor................. (Zakaria) hal. 130 - 142 140


Jurnal Akuntansi Universitas
Jurnal Udayana. Vol.18, No.1
Haryanto. (2013). Kualitas Layanan, Rahayu, et al.,. Pengaruh Pengaruh
Fasilitas dan Harga Moderenisasi Sistem
Pengaruhnya Terhadap Administrasi Perpajakan
Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kepatuhan Wajib
Layanan Pada Kantor Bersama Pajak. Vol. 1, No. 2
Samsat Manado. Jurnal EMBA. Sudrajat, Omposunggu (2015).
Vol. 1, No. 3, 750 – 760, ISSN Pemanfaatan Teknologi
2303 – 1174. Informasi, Sosialisasi
Ilhamsyah, Endang dan Dewantara Pajak,Pegetahuan Perpajakan,
(2016). Pengaruh Pemahaman dan Kepatuhan Pajak. Jurnal
dan Pengetahuan Wajib Pajak Riset Akuntansi dan Perpajakan
Tentang Peraturan Perpajakan, JRAP. Vol. 2, No 2, 193 – 202,
Kesadaran Wajib Pajak, Kalitas ISSN 2339 – 1545.
Pelayanan, dan Sanksi Susilawati, Budiartha (2013). Pengaruh
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Kesadaran Wajib Pajak,
Wajib Pajak Kendaraan Pengetahuan Pajak, Sanksi
Bermotor (Studi Samsat Kota Perpajakan dan Akuntabilitas
Malang. Jurnal Perpajakan Pelayanan Publik Pada
(JEJAK). Vol. 8, No 1. Kepatuhan Wajib Pajak
Kusuma (2017). Pengaruh Pemahaman Kendaraan Bermotor. E-Jurnal
Pajak dan Sanksi Perpajakan, Akuntansi Universitas Udayana.
Terhadap Kepatuhan Wajib Vol. 4.2, 345 – 357, ISSN 2302
Pajak Kendaraan Bermotor – 8556.
(Studi Kasus Wajib Pajak Widowati (2016). Kepatuhan Wajib
Kendaraan Bermotor Di Samsat Pajak Melalui Sosialisasi
Polda Jakarta Timur. Jurnal Perpajakan, Sanksi Perpajakan,
Informasi Perpajakan, Pengetahuan Pajak dan
Akuntansi dan Informasi Publik Pelayanan Fiskus. Jurnal
Vol. 12, No 2. Winerungan (2013). Sosialisasi
Lindawati, Hamta. (2016). Pengaruh Perpajakan, Pelayanan Fiskus,
Kesadaran Wajib Pajak dan dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Pengetahuan Perpajakan Kepatuhan WPOP di KPP
Terhadap Kepatuhan Wajib Manado dan KPP Bintung.
Pajak Dalam Membayar Pajak Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 3,
Kendaraan Bermotor (Studi Hal. 960p – 970.
Kasus Samsat Batam).
Measuremen. Vol 3 (1), 1-18, Skripsi, Tesis dan Disertasi
ISSN CETAK 22525394. Larassari. 2018. Pengaruh Sosialisasi
Murti, Sondakh, dan Sabijono (2014). Pajak, Kualitas Pelayanan
Pelayanan Fiskus dan Pajak, Akuntabilitas Pelayanan
Pengetahuan Perpajakan Publik, Pelayanan Fiskus,
Terhadap Kepatuhan Wajib Sanksi Perpajakan dan
Pajak Orang Pribadi di Kota Pemanfaatan Teknologi
Manado Tabanan. Jurnal Informasi Terhadap Kepatuhan
EMBA. Vol.2, No.3 Wajib Pajak Kendaraan
Putra dan Jati (2017). Analisis Faktor- Bermotor di Kantor Bersama
Faktor yang Mempengaruhi Samsat Kabupaten Lamongan
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Tahun 2018)
Kendaraan Bermotor di Kantor Skripsi. Universitas Islam
Bersama Samsat Tabanan. E- Lamongan.

141 Media Mahardhika Vol. 19 No. 1 September 2020


Lestari. 2016. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Membayar
Pajak Kendaraan Bermotor
(Studi Kasus SAMSAT
Kabupaten Kepulauan Selayar).
Skripsi. Universitas Hasanuddin
Makasar.
Madewing. 2013. Pengaruh
Moderenisasi Sistem
Administrasi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Makassar Utara.
Skripsi. Universitas Hasanuddin
Makassar.
Widhiatuti. 2016. Efektivitas
Pemungutan Pajak Kenndaraan
Bermotor Di Kantor Bersama
Samsat Polewali Mandar.
Skripsi. Universitas Hasanuddin
Makassar.

Internet
www.pajak.go.id

Analisis Faktor................. (Zakaria) hal. 130 - 142 142

Anda mungkin juga menyukai