BAB I PENDAHULAAN
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar disamping penerimaan non
pajak. Sebagai sumber penerimaan yang terbesar maka dari itu pajak harus dikelola
dengan baik agar penerimaannya dapat maksimal. Salah satunya yaitu dengan adanya
kebijakan pajak yang merupakan sarana dalam mengatur hal terkait dengan perpajakan.
administrasi pajak yang baik. Administrasi Pajak itu sendiri adalah suatu proses kegiatan
yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai fungsi perpajakan yang mengacu kepada
hukum pajak untuk menunjang tujuan sistem perpajakan. Fungsi administrasi pajak
Salah satu Pajak Daerah yang dipungut pemerintah daerah dari rakyat adalah Pajak
Lampung Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan
beroda berserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan
oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah
suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga bergerak kendaraan bermotor yang
bersangkutan, termasuk alat berat dan alat besar yang dalam operasinya mengunakan roda
dan motor yang tidak melekat secara permanen serta kendaran bermotor yang dioperasikan
di air Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dipungut pajak atas kepemilikan dan/atau
yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Selain. itu, akses jalanan dan adanya persekutuan
dagang yang menjual kendaraan bermotor dengan cara kredit memicu masyarakat untuk
Kepatuhan pajak adalah dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya dan
melaksanakan hal perpajakan dengan baik dan sesuai dengan undang-undang pajak yang
berlaku. Kepatuhan pajak merupakan salah satu penunjang yang bisa mampu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya pasti
akan terus meningkat sehingga diharapkan kepatuhan wajib pajak juga meningkat. Tingkat
kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran
wajib pajak, kesadaran masyarakat yang tinggi akan mendorong kewajibannya untuk
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, melaporkan dan membayar pajaknya dengan benar.
Dari tahun ke tahun angka produksi kendaraan bermotor dalam negeri mengalami
kenaikan terus menerus dan ini berarti bahwa jumlah kepemilikan kendaraan bermotor juga
pemungutan pajak kendaraan bermotor itu sendiri dipungut melalui kantor bersama Sistem
Bermotor yang diselenggarakan oleh unit pelayanan Kantor Bersama SAMSAT ini
melibatkan tiga instansi Pemerintah, yaitu : Dinas Pendapatan Daerah, Polisi Republik
Indonesia, dan PT.(Persero). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
pembayaran pajak, BBNKB (Bea Balik Nomor Kendaraan Bermotor) dan Sumbangan Wajib
3
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLJ) semuanya dilakukan dalam satu atap
kendaraan bermotor Wawancara dengan Rizal Abdullah, Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan pada tanggal 4 April 2017. Selain dari itu banyak wajib pajak yang
berdomisili jauh dari kantor samsat, sehingga sulit untuk menjangkau tempat tersebut.
Mengingat jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga dalam
pemungutan pajak kendaraan bermotor harus lebih diefektifkan lagi terutama dalam
tentang kepatuhan wajib pajak, yaitu sistem administrasi perpajakan yang dilakukan oleh
Chong dan Arunachalam (2018), Nkundabanyanga et al (2017), dan Muhammad dkk (2017)
wajib pajak. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita dan Nik (2018)
Berbagai macam permasalahan yang terjadi, salah satunya di wilayah pada UPTD
Samsat Wilayah II Kalianda Kabupaten Lampung Selatan seperti masalah dalam perpajakan
yang terletak pada sejauh mana kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajaknya
sesuai perundang-undangan yang berlaku, dimana masih banyak masyarakat yang kurang
patuh dalam membayar pajak seperti menunggak pembayaran pajak, bahkan ada yang
bermotornya. Sehingga hal ini menjadi dasar peneliti untuk melakukan analisis lebih jauh
mengenai kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak baik dari aspek internal ataupun
eksternal dala meningkatkan kepatuhan wajib pajak warga Kabupaten Lampung selatan , agar
kepatuhan wajib pajak yang ada di Kabupaten warga Kabupaten Lampung selatan ke
Tabel 1.1 Target dan Realisasi PKB dan BBN KB pada UPTD Samsat Wilayah II Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan
Tabel I.1 ini menunjukan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor di UPTD
Samsat Wilayah II Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016 memiliki target
sebesar Rp. 104.000.000 .000 akan tetapi realisasi hanya Rp. 94.479.367.721 yang dalam
persentase mencapai 87, 12%, pada tahun 2017 mengalami kenaikan dari target penerimaan
pajak kendaraan bermotor target sebesar Rp. 104.000.000 .000 realisasinya Rp.
113.965.252.487 mengalami mengalami kenaikan 118 %, paada tahun 2018 target pajak
dinaikan menjadi Rp. 129.830.000.000 dan terrealisasi sebesar Rp. 121.141.247.156 atau
sebesar 83,20 %. Pada tahun 2019 target dinaikan kembali sebesar Rp. 127.370.000.000
pada tahun 2019 ini kepatuhan wajib pajak membayar pajak lebih tinggi sebesar 15,19 dari
tahun 2018 dimana terget penerimaan PKB dan BBN KB pada UPTD Samsat Wilayah II
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan diturunkan dari Rp. 129.830.000.000 menjadi Rp.
Lampung Selatan kembali menurukan target wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesr
Rp. 103.326.900.000 dan terrealisasi sebesar Rp83.882.178.345 atau sebesar 70,50 % atau
lebih kecil 27, 89% dari tahun 2019. Namun meningkatnya penerimaan pajak tersebut juga
diiringi ketidak patuhan wajib pajak kendaraan bermotor karena jumlah unit yang harus
Berdasarkan data diatas jumlah unit yang harus membayar kewajiban pemungutan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yakni sejumlah 9596 unit yang berasal dari berjanji
membayar sebayak 1773 unit, alamat tidak ditemukan 1121 unit, pindah alamat 1831 unit,
rusak berat 1273 unit, hilang 71, Barang bukti polisi 14 unit, dijual 3139 unit dan lainlain
374 unit. kepatuhan wajib pajak yang tidak meningkat akan mengancam upaya pemerintah
Daerah maka harus diimbangi dengan usaha-usaha yang lebih efisien. Sehingga mendorong
Fenomena yang penulis dapat dari pra wawancara penelitian dengan informan dari
Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) UPTD Samsat wilayah II Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan adalah masih ribuan kendaraan di Lampung Selatan yang menunggak Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), mengingat masih banyaknya wajib pajak yang tidak membayar
dengan melakukan berbagai cara untuk mencapai target penerimaan pajak daerah agar
terhindar dari potensi kerugian, yaitu dengan memberikan layanan untuk memudahkan
masyarakat membayar pajak, diantaranya pelayanan yang dilakukan oleh kantor SAMSAT
UPTD Samsat wilayah II Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yaitu SAMSAT Induk,
SAMSAT dan SAMSAT online nasional dan yang paling baru SAMSAT Digital. Pelayanan
SAMSAT tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda, dengan adanya banyak layanan
tersebut maka akan membantu dan memudahkan masyarakat untuk mengetahui informasi,
pembayaran Pajak Kendaraan dan pengurusan yang lainnya. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada UPTD
Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian dengan memberi judul:
1. Apa saja yang menjadi penghambat kepatuhan wajib Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dalam upaya meningkatkan penerimaan Pajak Daerah pada UPTD Samsat
Apa saja yang menjadi pendorong kepatuhan wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dalam
upaya meningkatkan penerimaan Pajak Daerah pada UPTD Samsat Wilayah II Kalianda
1. 2. 2 Rumusan Masalah
Selatan.
berikut:
Secara teoritis, yaitu sebagai sumbang pikir Penulis bagi ilmu pengetahuan khususnya pada
disiplin ilmu manajemen sumber daya manusia. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi sumbangsih Penulis dalam rangka untuk meningkatkan pengelolaan pajak
Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Selatan.” Kepatuhan pajak adalah dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya
dan melaksanakan hal perpajakan dengan baik dan sesuai dengan undang-undang pajak yang
berlaku. Kepatuhan pajak merupakan salah satu penunjang yang bisa mampu meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah. Jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya pasti akan terus
meningkat sehingga diharapkan kepatuhan wajib pajak juga meningkat. Tingkat kepatuhan
wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran wajib pajak,
kesadaran masyarakat yang tinggi akan mendorong kewajibannya untuk mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak, melaporkan dan membayar pajaknya dengan benar. Variabel kepatuhan
wajib pajak akan dianalisis menurut Suandy (2014: 119), yakni (1) Kewajiban untuk
mendaftarkan diri; (2) Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan; (3)
Kewajiban membayar atau menyetor pajak; (4) Kewajiban membuat pembukuan atau
pencatatan; (5) Kewajiban menaati pemeriksaan pajak. Sedangkan yang menjadi peningkatan
kendaraan bermotor dalam membayar pajak kendaraan bermotor dapat diukur dengan
indikator yaitu: (1) Peraturan pajak kendaraan bermotor harus ditaati oleh seluruh wajib
pajak; (2) Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas; (3) Wajib pajak membayar pajak
kendaraan bermotor dalam jumlah yang sesuai dengan yang terdapat pada STNK (Surat
Tanda Nomor Kendaraan); dan (4) Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi Pada UPTD Samsat
mendasari lahirnya kerangka pikir penelitian seperti pada Gambar dibawah ini:
KERANGKA PIKIR
1. Peraturan pajak
1. Kewajiban untuk kendaraan bermotor
mendaftarkan diri harus ditaati oleh seluruh
wajib pajak
2. Kewajiban mengisi
2. Mengisi formulir pajak
formulir pajak dengan dengan lengkap dan jelas
lengkap dan jelas 3. Wajib pajak membayar
pajak kendaraan
3. Kewajiban membayar
bermotor dalam jumlah
atau menyetor pajak yang sesuai dengan yang
4. Kewajiban membuat terdapat pada STNK
(Surat Tanda Nomor
pembukuan atau
Kendaraan)
pencatatan 4. Membayar pajak yang
5. Kewajiban menaati terutang tepat pada
pemeriksaan pajak waktunya
1.4 .2 Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara yang harus dibuktikan terlebih dahulu
kebenarannya, berdasarkan uraian uraian diatas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai
Menurut S. I. Djajadiningrat seperti yang dikutip oleh Siti Resmi (2013:1) sebagai
berikut: “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara
yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk
seperti yang dikutip oleh Mardiasmo (2006:1) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontra-prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
Tata Cara Perpajakan yang terdapat pada Pasal 1 ayat (1), Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan pajak dan pungutan lain yang bersifat
Tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya,
orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama
Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak
memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan.
Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara yang
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi
Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang didapat dari rakyat sebagai wajib
pajak. Ada minimal dua tujuan atau fungsi pajak yang dikemukakan oleh Suandy (2006)
yaitu :
Negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran negara. Merupakan suatu sistem
pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan pajak
a.. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.
2. With Holding System Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.Cirri-cirinya: wewenang
menetukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak salain fiskus dan wajib
pajak.
Subjek Pajak yaitu orang atau badan usaha yang menurut Undang-Undang wajib
Objek Pajak yaitu segala sesuatu yang menurut Undang-Undang dijadikan dasar atau sasaran
pemungutan pajak.
1. Perlawanan Pasif
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung di tunjukan
Tax Avoidance usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-Undang dan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan
kendaraan bermotor (kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan
di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan
lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga
gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak).
Menurut Siahaan (2016: 175), Pajak Kendaraan bermotor adalah Pajak atas Kepemilikan dan
atau penguasaan kendaraan bermotor. kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda
beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sember daya energy tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan
motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor dioperasikan di air.
Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) dan Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Objek dan Subjek Pajak Kendaraan
Bermotor adalah:
Berdasarkan Pasal 5 Ayat (4), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum atas suatu
Kendaraan Bermotor.
Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2
dalam hal harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor tidak diketahui,
yang sama.
sama.
Bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis mesin 2 tak atau 4 tak, dan
isi silinder.
Berdasarkan Pasal 8, 9 Ayat (1), (2), (3) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun
2011 tentang Pajak Daerah tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan sebesar:
lima persen).
3. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum sebesar 1,0% (satu koma
nol persen).
sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu
persen).
5. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan
paling rendah sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dan paling tinggi sebesar
untuk masa 12 (dua belas) bulan. PKB dilunasi selambat-lambatnya 30 hari sejak diterbitkan
Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah. Pembayaran PKB dilakukan ke kas daerah bank, atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Gubernur, dengan menggunakan surat setoran pajak daerah. Wajib pajak yang
melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pelunasan atau pembayaran pajak.
Wajib pajak yang terlambat melakukan pembayaran pajak akan dikenakan sanksi
yaitu :
17
Keterlambatan pembayaran pajak yang melampaui saat jatuh tempo yang ditetapkan
dalam SKPD dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 25 % dari pokok pajak.
Keterlambatan pembayaran pajak yang melampaui saat jatuh tempo yang ditetapkan dalam
SKPD dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 25 % dari pokok pajak.
Pajak yang terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo pembayaran, gubernur atau
pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan
terhadap pajak terutang dalam Satuab Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKBT), STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah.
Jika wajib pajak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang tidak puas atas penetapan
pajak yang dilakukan oleh Gubernur dapat mengajukan keberatan hanya karena gubernur
atau pejabat yang ditunjuk. Keberatan diajukan adalah terhadap materi atau isi dari ketetapan
dengan membuat perhitungan jumlah yang seharusnya dibayar menurut perhitungan wajib
pajak. Setelah melakukan pemeriksaaan dalam jangka waktu tertentu Gubernur akan
Banding yaitu Keputusan keberatan yang diterbitkan oleh Gubernur disampaikan kepada
wajib pajak untuk dilaksakan. Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban
denda berupa kenaikan sebesar dari Pokok Pajak ditambah Sanksi Administrasi berupa bunga
sebesar 2% perbulan, dihitung dari pajak yang terlambat dibayar untuk jangka waktu paling
Jenis Kepatuhan Wajib Pajak Dalam buku Rahayu (2010:138) ada 2 jenis kepatuhan
Kepatuhan formal merupakan keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajibannya secara
formal sesuai dengan aturan dan ketentuan Undang- undang perpajakan. Seperti penyampaian
Surat Pemberitahuan (SPT) PPh sudah benar atau belum dan yang terpenting surat tersebut
dimana Wajib Pajak secara substantif memenuhi segala ketentuan material perpajakan yaitu
sesuai isi dan jiwa undang-undang pajak kepatuhan material ini juga bisa meliputi kepatuhan
formal. Pada kepatuhan material Wajib Pajak yang bersangkutan, harus memperhatikan
kebenaran yang sesungguhnya dari isi dan hakekat Surat Pemberitahuan (SPT) PPh tersebut.
Sesuai dengan pendapat Suandy (2014: 119), kepatuhan wajib pajak, yaitu: Kewajiban untuk
mendaftarkan diri Pasal 2 Undang-undang Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan
(KUP) ditegaskan bahwa setiap Wajib Pajak mendaftarkan diri kepada Direktorat Jendral
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib
Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Khusus terhadap
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). yang dipandang perlu dan
Pasal 3 ayat 1 Undang-undang KUP ditegaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mengisi
pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Kewajiban membayar atau menyetor pajak Kewajiban
membayar atau menyetor pajak dilakukan di kas negara melalui Kantor Pos atau bank
Terhadap Wajib Pajak yang diperiksa harus menaati ketentuan dalam rangka pemeriksaan
pajak, misalnya Wajib Pajak memperlihatkan dan/atau meminjam buku atau catatan dan
kesempatan untuk memasuki tempat. Menurut Suhendra (2010) menyatakan bahwa tingkat
kepatuhan wajib pajak badan, pemeriksaan pajak, dan pajak penghasilan terutang secara
penghasilan badan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika diharapkan pendapatan pajak
kendaraan bermotor penghasilan badan ingin ditingkatkan untuk menunjang kegiatan negara
maka diperlukan pendekatan dari Kantor Pelayanan Pajak terhadap para wajib pajak yang
meliputi pendekatan tingkat kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan pajak dan pajak
penerimaan pajak penghasilan secara signifikan. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan pendapatan pajak, yaitu: (1) Perbaikan fasilitas dan infrastruktur; (2)
Peningkatan pertahanan dan keamanan; (3) Kelestarian lingkungan hidup dan budaya; (4)
Selatan yang beralamt di jalan Raya Bakauheni KM. 66, Kalianda, Kedaton, Kec. Kalianda,
Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35551. Penelitian ini dilakukan pada tangal 1 Mei
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Adapun Variabel bebasnya adalah kepatuhan wajib pajak (X) dan terikatnya adalah
b. Definisi Operasional
Variable penelitian merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Definisi operasional variabel penelitian yang diteliti adalah sebagai
berikut :
Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan Definisi operasional variabel berisikan
yang relevan untuk sehingga dari masing-masing variabel tersebut lebih terarah dan sesuai
22
Kepatuhan wajib pajak ( X) adalah keinginan atau kesadaran diri dari wajib pajak untuk
pajak tepat waktu serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Peningkatan Pendapatan UPTD
Samsat Wilayah II Kalianda, Lampung Selatan (Y) adalah total pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah termasuk Pajak Kendaraan Bermotor
b. Peningkatan Pendapatan pada UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung Selatan (Y)
1. Peraturan pajak kendaraan bermotor harus ditaati oleh seluruh wajib pajak
sesuai dengan yang terdapat pada STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
23
a. . Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari
langsung namun tidak ikut berperan aktif dalam kegiatan orang yang
b. .Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada
yaitu melalui buku-buku yang terkait atau data yang diberi sesuai dengan
1. Observasi
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
atau percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dengan terwawancara
atau narasumber, dimaksud untuk memperoleh data sesuai kebutuhan penelitian Moleong
(2012: 186). Data yang dimaksud adalah laporan penerimaan pajak realisasi Anggaran
Pendapatan UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung Selatan dan wajib pajak
Pewawancara disini merupakan peneliti atau pengumpul data yang aktif memberikan
pertanyaan- pertanyaan yang dibutuhkan, sementara pemegang data yaitu bidang bagian
pendapatan di UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung Selatan aktif dalam menjawab
3. Kuesioner
Kuisioner disusun dalam bentuk pernyataan tertutup yang diajukan kepada responden. Teknik
ini dilakukan untuk memperoleh data deskriptif yang dikuantifikasikan yang akan digunakan
untuk menguji hipotesis dengan model kajian skala likert dengan 5 alternatif jawaban yakni
Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS)
untuk setiap pernyataan dan setiap pertanyaan memiliki poin, sebaai berikut :
25
Kuesioner Penelitian :
Identitas Responden
Umur : …… Tahun
Samsat Wilayah II Kalianda. Dari setiap jawaban yang sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Sdr/i, mohon untuk diberikan tanda centang () dengan keterangan berikut:
26
SS S KS TS STS
Uraian (Sangat Setuju) (Setuju) (Kurang (Tidak Setuju) (Sangat Tidak
Setuju) Setuju)
Skor 5 4 3 2 1
No Pertanyaan 5 4 3 2 1
SS S N TS STS
`1. Kewajiban untuk mendaftarkan diri
No Pernyataan 5 4 3 2 1
SS S N TS STS
`1. Peraturan pajak kendaraan bermotor harus ditaati
oleh seluruh wajib pajak
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
dipilih untuk menjawab dan mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi
tanda check (√) pada tempat yang telah disediakan. Peneliti membuat 1 (satu) buah kuesioner
untuk penelitian ini yaitu, kuesioner untuk memperoleh data terkait Tingkat Kepatuhan Wajib
Kuesioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data kuantitatif. Skala
27
Likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi pegawai
atau responden di UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung Selatan tentang variabel
Telaah dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji buku-buku,
permasalahan. Seperti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, dan buku-buku tentang teori
yang berkaitan dengan variabel dalam penelitian. Dokumentasi merupakan catatan yang bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang sudah berlalu. Dokumentasi
berbagai macam informasi dari gambar, kutipan, dan bahan referensi lainnya.
Dalam penelitian ini, seluruh dokumen meliputi dokumen- dokumen yang berbentuk gambar
yaitu jumlah kendaraan bermotor yang membayar pajak serta jumlah kendaraan bermotor
yang terdaftar UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung Selatan dan tentang penerimaan
target dan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor, dalam tahun anggaran 2017-2020 yang
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar pada UPTD Samsat Wilayah II Kalianda
3.5.2 Sampel
Dalam pengambilan sampel untuk penelitian dapat dilakukan beberapa cara. Arikunto dalam
Riduwan (2009 : 57) mengatakan bahwa : ”Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling
adalah suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi”. Untuk mendukung
penelitian ini, penulis merujuk pendapat Arikunto(2010 : 107), yang menyatakan apabila
dalam suatu penelitian terhadap subjek yang kurang dari 100. Karena besarnya populasi
yakni sebayak 9596 kendaraan, maka Peneliti memutuskan untuk mengambil sampel
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas toleransi kesalahan
(error tolerance) = 10%
9596
N=
1 + 9596 (0,12)
9596
N =
1 + 9596 (0,01)
9596
N=
96,96
N = 98, 98
Sampel dalam penelitian ini adalah 99 orang dari 9596 wajib pajak yang dipilih
secara acak menggunakan Simple Rangdom Sampling pada penelitian tersebut. yang
terdaftar pada UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung Selatan. Dari 99 responden ini
29
terdiri dari berbagai macam profesi seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Mahasiswa,
Nelayan, Ibu Rumah Tangga (IRT), Petani, Wiraswasta, dan lain – lain jenis kelamin dan
jenjang umur.
3.6 Metode Analisis
mempermudah kegiatan analisis data, maka diperlukan cara atau metode analisis
data.
dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan
mengnai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan. Teknik analisis data yang
a. Analisis Kualitatif
kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
b. Analisis Deskrptif
Selatan.
Adapun model analisis yang digunakan dalam penelitaian ini adalah
metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari suatu
Selatan. Agar dapat memperoleh data dari responden dengan baik, kuesioner
validitas dan reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus diuji terlebih dahulu
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika semua pertanyaan (indikator) pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir
tabel dengan mencari degree of freedom (df) = n - 1, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel.
a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid.
3.6.3 Uji Reliabilitas
pertanyaan dalam kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
responden. Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu program SPSS for windows
tipe 28. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistic Cronbach Alpha (α). Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam
Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka pernyataan tidak reliabel.
independen (X) dengan variabel terikat atau dependen (Y) apakah positif atau
antara satu variabel bebas dengan satu buah variabel terikat, mengolah data
Dimana:
Y = Pendapatan Asli Daerah
a = konstanta / Koefisien
b = koefisien regresi
x = Kepatuhan Wajib Pajak
3.8.1 Uji t
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), yaitu dengan cara
membandingkan besarnya nilai t hitung dengan t tabel jika besarnya nilai t hitung lebih
besar daripada nilai t tabel berarti variabel bebas berpengaruh secara nyata terhadap
variabel terikat:, untuk mengetahui uji t penulis menggunakan metode SPSS ver.
Dimana :
t = nilai uji t
r = koefisien relasi
r2 = koefisien determinasi
n = jumlah sampel yang diobservasi
( Sugiyono , 2008 : 230 )
Hipotesis statistiknya dinyatakan dengan:
Apabila probabilitas <0,05 atau t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel maka
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya variabel
Apabila probabilitas 0,05 atau t hitung t tabel atau t hitung - t tabel maka hipotesis
nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya variabel komitmen
kesalahan 5% ( = 5%).
persentase variasi variabel bebas (independen) pada model regresi linier berganda
Dengan kata lain pengujian model menggunakan R2, dapat menunjukkan bahwa
KD = R2 x 100%.
Dimana :
KD = Koefisien Determinasi
R2 = Nilai R Square
Sugiyono (2008)
Nilai Koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil
terikat amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai (R 2) yang mendekati 1 (satu)
Nomor: 331 tahun 1976 tanggal 26 desember 1976 tentang peningkatan kerjasama
kantor Kepolisian Daerah Lampung Kolonel Polisi Drs. Gendro Budi Santoso
yang terletak di Raya Bakauheni KM. 66, Kalianda, Kedaton, Kec. Kalianda,
Selatan. Pada saat ini Kepala kantorUPTD Samsat Wilayah II Kalinda Lampug
Selatan adalah Gunawan, SE. M.M. Kantor Samsat dibentuk tiga opsi
organisasi:
Organisasi Dispemda
Organisasi Kepolisian
yaitu:
Selatan.
4.1.3 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden
angket setelah di sebarkan dan diisi oleh responden, untuk itu penulis akan
Tabel 4.1 dapat di peroleh data diatas berdasarkan jenis kelamin jumlah
terendah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah responden 43 orang atau 43,44
% dari 99 sampel.
b. Berdasarkan Umur
rentang umur 31- 40 sebanyak 30 Responden atau 30,3 % ,rentang 41-50 sejumlah
33 Responden atau 33,3 % dan rentang umur 50 tahun keatas sebanyak 24 orang
atau sebesar 24, 4%. Jumlah Responden tertinggi di rentang umur 41-50 yakni
sebanyak 33 Responden atau 33,3 % dan terrendah direntang umur 20-30 yakni
DIPLOMA sebanyak 7 responden atau sebayak 7,00% tingkat Strata Satu (S-1)
sebanyak 45 Responden atau 45,60% dan Strata Dua (S-2) sebayak 28
Responden atau 28,30%. Dengan jumlah Responden tertintinggi Strata Satu (S-1)
dan jelas sebanyak 45 orang responden sangat setuju, 39 oraang responden setuju,
Pertanyaan Peraturan pajak kendaraan bermotor harus ditaati oleh seluruh Jumlah
1 wajib pajak
Jawaban SS S KS TS STS Total
Responden 38 24 24 13 0 99
Pertanyaan Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas Jumlah
2
Jawaban SS S KS TS STS Total
Responden 36 34 21 8 0 99
Pertanyaan Wajib pajak membayar pajak kendaraan bermotor dalam jumlah Jumlah
3 yang sesuai dengan yang terdapat pada STNK (Surat Tanda
Nomor Kendaraan)
Jawaban SS S KS TS STS Total
Responden 37 34 15 13 0 99
Pertanyaan Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya Jumlah
4
Jawaban SS S KS TS STS Total
Responden 35 36 14 14 0 99
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Pada pertanyan ke 2 Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas sebanyak
jumlah yang sesuai dengan yang terdapat pada STNK (Surat Tanda Nomor
Kendaraan) sebanyak 37 orang responden menjawab sangat setuju, 34 orang
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) versi
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada
99 responden
Tabel. 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepatuhan Wajib Pajak)
karena rhitung > rtabel. Dengan demikian, kuisioner dapat dilanjutkan pada tahap
pengujian reliabilitas.
karena rhitung > rtabel. Dengan demikian, kuisioner dapat dilanjutkan pada tahap
pengujian reliabilitas.
b. Uji Reabilitas
Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka pernyataan tidak reliabel.
Pada pengujian realibilitas nilai Cronbach’s Alpha harus lebih besar dari
0,60 maka instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel. Dari tabel di atas dapat
dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 berarti bahwa instrumen tersebut
reliabel.
wajib pajak (X) terhadap Peningkatan Pendapatan (Y) pada kantor UPTD Samsat
bantuan program komputer Statistical Package For Social Science (SPSS) for
windows versi 28. Hasil analisis regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.9 . Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.941 .893 4.413 <.001
Kepatuhan Wajib Pajak , 602 .042 .825 14.371 <.001
Dari tabel 4.9 di atas, pada kolom B, tercantum nilai konstanta dan nilai
koefisien regresi linear sederhana untuk variabel bebas. Selain itu juga pada
kolom Std. Error, tercantum nilai maksimal standar Errornya. Berdasarkan nilai
tersebut maka dapat ditentukan nilai regresi linear sederhana yang dinyatakan
Y = 3,941+ 0,602 X
Konstantanya yaitu sebesar 3,941 jika variabel tingkat kepatuhan wajib pajak
sebesar 3,941. Nilai koefisien regresi untuk variabel tingkat kepatuhan wajib
pajak (X) pada persamaan regresi linear sederhana menunjukkan nilai positif
0,602, dapat diartikan bahwa jika variabel tingkat kepatuhan wajib pajak
sebesar 60,2 %. Nilai standar Error maksimalnya yaitu sebesar 0,42 nilai standar
Error tersebut kurang dari 10%. Dari tabel diatas terlihat bahwa Koefisien
variabel tingkat kepatuhan wajib pajak yaitu sebesar 0,602 dan memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,001. Nilai Koefisien 0,602 menunjukan arah pengaruh yang
positif variabel tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan Pajak
bahwa, taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa
a. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi pada tingkat
komputer aplikasi Statistical Package For Social Science (SPSS) for windows
versi 28, selanjutnya hasil uji t dapat dilihat pada tabel4.6 sebagai berikut:
Berdasarkan nilai t : diketahui nilai t hitung sebesar 6.02 lebih besar dari
Bermotor. Karena tingkat kepatuhan wajib pajak memiliki nilai koefisien positif
sebesar 0,602 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai Koefisien positif sebesar
0,602 menunjukan arah pengaruh yang positif variabel tingkat kepatuhan wajib
signifikansi sebesar 0,001 memiliki arti bahwa, taraf signifikan tersebut lebih
kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha
dan menolak Ho. Kepatuhan wajib pajak “yaitu memasukkan dan melaporkan
pada waktunya informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak
yang terutang, dan membayar pajak pada waktunya tanpa tindakan pemaksaan”
wajib pajak kendaraan bermotor maka akan berdampak positif dan berpengaruh
b. Uji Determinasi
Summary” yang diperoleh dari pengolahan data dengan program SPSS versi 28
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,825a ,680 ,677 1.519
Predictors: (Constant), Kepatuhan Pajak Kendaraan Bermotor
Dependent Variable: Peningkatan Pendapatan Pajak
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Dari tabel diatas, diperoleh R Square adalah 0,680 atau sebesar 68%. ini
kendaraan bermotor) dan sisanya sebesar 32% ditentukan oleh variabel lain di luar
model penelitian ini. Korelasi antara X dan Y sebesar 68% dikatakan kuat, artinya
terdapat korelasi yang kuat antara Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak (X) dan
4.2 Pembahasan
kepatuhan wajib pajak terhadap 99 responden yang ada di UPTD Samsat Wilayah
44,2% dan “Tidak Setuju” dengan persentase terendah 6%, hal tersebut diperkuat
terlihat para wajib pajak mendaftarkan diri untuk bisa membayar pajak.
Kewajiban rhitung ternyata menunjukkan angka sebesar 0,68 lebih besar dari
pada rtabel 0,3. Jadi jika rhitung > rtabel maka Ho di tolak, Hα di terima artinya
terdapat pengaruh yang kuat antara Kepatuhan Wajib Pajak (X) dan Peningkatan
dan “Sangat Tidak Setuju” dengan persentase terendah 1,5%, hal tersebut
dikarenakan penting untuk melakukan hal tersebut selain karena aturan juga untuk
persentase tertinggi 40,6% dan “Sangat Tidak Setuju” dengan persentase terendah
1,3%, berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih banyak wajib pajak yang
memang kurang patuh dalam membayar atau menyetor pajak yang dikarenakan
56,4% dan “Tidak Setuju” dengan persentase terendah 4,2%, hal ini dikarenakan
50,4% dan “Sangat Tidak setuju” dengan persentase terendah 3,3%, hal tersebut
ada petugas yang ingin melakukan pemeriksaan pajak dan ada juga yang masih
merasa takut jika diperiksa petugas pajak. Jika di rata – ratakan berdasarkan hasil
Pajak (X) maka diketahui Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang ada
Baik (73,7%). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wajib pajak
hasil penelitian tersebut, meskipun kepatuhan wajib pajak masuk dalam kategori
baik tapi masih ada beberapa indikator yang perlu diberikan perhatian lebih untuk
dan merasa takut bila berhubungan dengan pemeriksaan pajak. Jadi beberapa
pendapatan pajak. Hal ini senada dengan pendapat Chau (2009) faktor yang
semakin patuh akan peraturan perpajakan maka tentunya akan berimbas kepada
pajak kendaraan bermotor harus ditaati oleh seluruh wajib pajak, didominasi
dengan jawaban responden “Setuju” dengan persentase tertinggi 52% dan “Sangat
Tidak Setuju” dengan persentase terendah 1%. Mengisi formulir pajak dengan
persentase tertinggi 57,5% dan “Sangat Tidak Setuju” dengan persentase terendah
0,4%. Wajib pajak membayar pajak kendaraan bermotor dalam jumlah yang
sesuai dengan yang terdapat pada STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan),
53,5% dan “Sangat Tidak Setuju” dengan persentase terendah 1,1%. Dan
Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya, didominasi dengan jawaban
responden “Setuju” dengan persentase tertinggi 51,1% dan “Sangat Tidak Setuju”
dan lain sebaginya yang ada di UPTD Samsat Wilayah II Kalianda Lampung
Selatan, apabila pendapatan pajak menurun maka pembangunan juga akan kurang
efektif dilaksanakan.
pada tabel 4.9 diketahui nilai thitung sebesar 3941 > ttabel 1,988 dan diperoleh
ditolak dan H1 diterima maka disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan
menunjukkan bahwa terdapat keeratan yang kuat antara variabel Kepatuhan Wajib
koefisien determinan (R2) berdasarkan tabel 4.10 sebesar 0,680 dan sumbangan
efektif Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 68%. Sehingga harga tersebut menjelaskan
sisanya 32% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Dewi dan Widuri (2013)
atas. Kepatuhan wajib pajak yang ada di di UPTD Samsat Wilayah II Kalianda
Lampung Selatan sudah cukup baik tapi meskipun begitu agar peningkatan
pendapatan pajak lebih baik dari sebelumnya perlu untuk memaksimalkan
kepatuhan wajib pajak, sehingga ke depannya pendapatan pajak bisa lebih baik.
5.1 Kesimpulan
Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak (X) di UPTD Samsat Wilayah II
Bermotor (Y) di Kantor Samsat Kabupaten Mamuju sebesar 68% dan sisanya
32% maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak berpengaruh
5.2 Saran
penegakkan sanksi pajak sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku agar wajib