Oleh :
KALIF SIAFADI
1931230017
FAKULTAS VOKASI
2022
MEKANISME PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BIAYA BALIK NAMA UNTUK
KENDARAAN BERMOTOR PERTAMA UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN
PENDAPATAN DAERAH WILAYAH SANGGAU KABUPATEN SANGGAU
Oleh :
KALIF SIAFADI
1931230017
FAKULTAS VOKASI
2022
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana sistem peralihan hak atas kendaraan bermotor di
Provinsi Kalimantan Barat, seberapa efektif pemungutan serah terima mobil di Provinsi
Kalimantan Barat dan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem peralihan hak tersebut. untuk
kendaraan bermotor di Provinsi Kalimantan Barat dan mengatakan celah dalam perpajakan untuk
meningkatkan kesadaran wajib pajak akan pentingnya membayar pajak meningkat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemindahtanganan kepemilikan kendaraan
bermotor di provinsi Kalimantan Barat, untuk mengetahui efisiensi pemungutan setoran transfer
kendaraan bermotor di provinsi Kalimantan Barat dan untuk mengetahui faktor-faktor.
mempengaruhi sistem pengumpulan. tentang Pengalihan Kepemilikan Kendaraan Bermotor di
Provinsi Kalimantan Barat. untuk mengetahui berapa besar penerimaan BBNKB di Provinsi
Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu,
penelitian yang memiliki dasar deskriptif untuk memahami fenomena lebih dalam dan
menggunakan data lapangan dan teori-teori yang ada. Penelitian ini menggunakan observasi dan
wawancara dengan staf UPT PPD SAMSAT Provinsi Kalimantan Barat dan data sekunder
berupa informasi yang diperoleh dari kantor UPT PPD SAMSAT Provinsi Kalimantan Barat.
Data yang diperoleh berupa Realisasi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun
2021 dengan nilai jual sebesar 12,5%
Kata Kunci : Sistem Pemungutan, Efektivitas, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
ABSTRACT
This study describes how the system of transferring rights to motorized vehicles is in West
Kalimantan Province, how effective the collection of car handovers is in West Kalimantan
Province and the factors that influence the transfer of rights system. for motor vehicles in West
Kalimantan Province and said gaps in taxation to increase taxpayer awareness of the
importance of paying taxes are increasing. The purpose of this study was to determine the system
of transfer of ownership of motorized vehicles in the province of West Kalimantan, to determine
the efficiency of collection of motor vehicle transfer deposits in the province of West Kalimantan
and to determine the factors. affect the collection system. concerning the Transfer of Ownership
of Motorized Vehicles in the Province of West Kalimantan. to find out how much BBNKB
revenue is in West Kalimantan Province. The method used in this study is a qualitative method,
namely, research that has a descriptive basis to understand the phenomenon more deeply and
uses field data and existing theories. This study used observations and interviews with UPT PPD
SAMSAT staff in West Kalimantan Province and secondary data in the form of information
obtained from the UPT PPD SAMSAT office in West Kalimantan Province. The data obtained is
in the form of Realization of Transfer of Title Fee for Motorized Vehicles in 2021 with a selling
value of 12.5%
Pajak adalah pungutan yang dibayarkan kepada negara oleh orang pribadi atau
organisasi/badan hukum berdasar undang-undang untuk digunakan bagi kepentingan negara
juga kesejahteraan umum. Penagihan, pelayanan dan pengendalian pajak.
Pengalihan kepemilikan kendaraan bermotor adalah pajak atas pengalihan kepemilikan
kendaraan bermotor menurut kesepakatan antara dua pihak atau karena perbuatan sepihak
untuk membeli, menjual, menukar, mengalihkan, mewarisi atau memulai suatu usaha. sehat
Biaya antar jemput kendaraan bermotor dikenakan untuk antar jemput kendaraan bermotor.
Pajak daerah adalah pajak wajib yang terutang oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan daerah. Pajak daerah terdiri dari
pajak provinsi dan pajak daerah/kota. Pemungutan pajak daerah didasarkan pada definisi
pemerintah daerah dan perhitungan wajib pajak itu sendiri.
Salah satu jenis pajak daerah yang menjadi sumber PAD terbesar diprovinsi kalimantan
barat adalah pajak kendaraan bermotor. Pemindahtanganan kendaraan bermotor merupakan
sumber utama penerimaan pajak daerah diprovisi Kalimantan barat. Hal ini dapat dilihat
dengan melihat kontribusinya yang besar terhadap pajak daerah. Bagian ini tercermin dalam
tiga pajak yang termasuk dalam pajak provinsi Kalimantan barat, yaitu Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah salah satu objek pajak yang
pengaturan dan administrasinya diserahkan kepada pemerintah daerah. Dengan penyerahan
kewenangan pengaturan dan administrasi BBNKB ke provinsi, diharapkan pendapatan akan
meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor diprovinsi
Kalimantan barat. Jika pendapatan daerah cukup menjanjikan, muncul pertanyaan tentang
sistem pemungutan pajak daerah. Pada dasarnya, sisitem digunakan untuk menunjukkan cara
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan disuatu daerah.
Pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang potensial. Dalam hal ini UPT PPD Badan Pendapatan Daerah memegang
peranan penting dalam pemerintahan daerah karena dapat meningkatkan pendapatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di daerahnya masing-masing. Sejalan dengan hal tersebut,
Pemkot melihat peluang yang sangat baik untuk menjadikan seluruh kendaraan bermotor
milik Wajib Pajak dikenakan Pajak Kendaraan Bermotor (PPN), yang terkait dengan
pengembangan dan perluasan fungsi anggaran udara yang memerlukan tindakan pemkot.
terus menggali sumber pendapatan - Sumber daya yang dimiliki dan dihargai yang
berpotensi menghasilkan pendapatan bagi daerah.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dipungut atas kepemilikan dan/atau pengelolaan
kendaraan bermotor dan menjadi subjek pajak, dan orang atau badan sebagai pemilik
kendaraan bermotor bertanggung jawab untuk itu. Menurut Undang-Undang Pajak Daerah
dan Manfaat Pajak Daerah Nomor 28 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah semua
kendaraan roda dan gandengannya yang digunakan di segala jenis tanah dan digerakkan oleh
peralatan teknis seperti mesin atau peralatan lain yang digunakan untuk konversi. sumber
tenaga tertentu untuk pengoperasian kendaraan bermotor itu, termasuk mesin-mesin berat
dan peralatan besar yang menggunakan roda dan mesin untuk pengoperasiannya dan tidak
terpasang secara permanen, dan kendaraan bermotor yang sedang dipakai.
Maka dari itu, penulis tertrarik melakukan penelitian mengenai,
“MEKANISME PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BIYA BALIK NAMA UNTUK
KENDARAAN BERMOTOR PERTAMA UNIT PELAKSANA TEKNIS
PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH WILAYAH SANGGAU KABUPATEN
SANGGAU “
Hal yang terjadi dilapangan dapat dilihat masyarakat masih enggan untuk membayar
pajak kendaraan bermotor pada kantor UPT PPD Wilayah Sanggau, adapun hal tesebut
dikarenakan beberapa berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka penulis
membatasi pembahasan agar tidak melebihi dan dapat di fokuskan pada satu bahasan
dalam lingkup “ mekanisme pelaksanaan pemungutan biaya balik nama untuk kendaraan
bermotor pertama UPT PPD wilayah sanggau kabupaten sanggau maka timbul
permasalahan yaitu :
1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan pemungutan biaya balik nama untuk kendaraan
bermotor pertama dikantor UPT PPD Wilayah Sanggau ?
2. Apa penyebab kurangnya atau tidak tercapainya penerimaan pada sektor BBN-KB 1
di Kantor UPT PPD Wilayah Sanggau ?
3. Bagaimana antusias masyarakata dalam membeli kendaraan baru yang berpengaruh
pada sektor penerimaan BBN-KB 1 di Kantor UPT PPD Wilyah Sanggau ?
1. Untuk mengetahui mekanisme sistem pelaksanaan pemungutan biaya balik nama untuk
kendaraan bermotor pertama pada kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi
Kalimantan Barat.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pemungutan biaya balik nama untuk kendaraan
bermotor pertama pada kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme sistem pelaksanaan
pemungutan biaya balik nama untuk kendaraan bermotor pertama pada Kantor UPT PPD
Wilayah Sanggau Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
4. Untuk memahami dan mengetahui apa saja tata cara dalam pelaksanaan pemungutan
biaya balik nama untuk kendaraan bermotor pertama UPT PPD Wilayah Sanggau
Provinsi Kalimantan Barat.
c. Bagi Perusahaan
Dapat menambah informasi bagi kebijakan pemerintah dengan adanya bea balik
nama kendaraan bermotor
Agar Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Akhir (KTIA) bisa lebih konsentrasi dan mendalam,
maka penulis membatasi pembahasan yaitu, prosedur pemungutan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor Pertama Dikantor UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN
PENDAPATAN DAERAH WILAYAH SANGGAU KABUPATEN SANGGAU.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah,
tujan penulisan, manfaat penulisan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika
penulisan.
Landasan teori ini berisi mengenai defenisi atau pengertian yang berhubungan
dengan pengertian Pajak dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
sebagai pedoman dalam pembahasan yang akan dibahas di Bab beerikutnya.
Bab ini membahas tenteang metode penelitian yang akan digunakan untuk
menyusun karya tulis ilmiah akhir ini. Selanjutnya pada bab ini, penulis juga
membahas tentang gambaran kantor UPT PPD di Kabupaten Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat, sebagai tempat magang bagi penulis.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan berisi tentang hasil atau jawaban pembahasan dari penelitian
permsalahan yang dilakukan penulis sesuai dengan rumusan masalah.
BAB V PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan
penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pajak adalah pembayaran wajib berdasarkan hukum perdata atau masyarakat tanpa
imbalan segera, yang dipakai untuk tujuan negara dalam mencapai kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak ialah indikator kewajiban negara dan peran serta wajib pajak secara
langsung dan bersama-sama dalam memenuhi kewajiban perpajakan pembiayaan negara
dan pembangunan negara. Menurut falsafah hukum perpajakan, membayar pajak bukan
hanya kewajiban, melainkan hak setiap warga negara untuk ikut serta dalam
pembayaran negara dan pembangunan negara.
Tanggung jawab untuk membayar kewajiban perpajakan yang mencerminkan
kewajiban negara di bidang perpajakan menjadi milik anggota masyarakat itu sendiri
untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal ini sejalan dengan sistem self-assessment yang
diperkenalkan dalam sistem perpajakan Indonesia.
Sesuai dengan Undang-Undang KUP No. 28 Tahun 2007, Pasal 1 Ayat 1 mendefinisikan
pajak sebagai iuran wajib kepada negara yang diwajibkan secara hukum oleh orang
pribadi atau badan, tanpa imbalan langsung, dan digunakan untuk keperluan negara untuk
kepentingan negara. kesejahteraan rakyat semaksimal mungkin.
Pajak dari segi ekonomi dan hukum Sebagai sumber utama penerimaan negara, pajak
memiliki nilai strategis baik dari segi ekonomi maupun hukum. Berdasarkan keempat
karakteristik di atas, pajak dapat dilihat dari dua sudut, yaitu:
Hal ini menunjukkan bahwa perpajakan harus didasarkan atas dasar hukum,
sehingga menjamin kepastian hukum, baik bagi petugas pajak sebagai pemungut
maupun wajib pajak sebagai wajib pajak.
5. Fungsi Demokrasi
Pemungutan pajak merupakan ekspresi dari nilai-nilai demokrasi mengenai hak
dan kewajiban negara dan warga negaranya. Pajak memberikan kesempatan
kepada warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa, dan
pemerintah memaikan peran penting dalam kesejahteraan rakyat.
2.5 Pengelompokkan Pajak
Pajak dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis pajak menurut golongan, menurut
jenisnya, menurut sifatnya dan menurut lembaga pemungutannya.
1. Menurut Golongan
a. Pajak langsung, mis. pajak yang harus dibayar oleh mereka yang
membayarnya. Oleh karena itu, perpajakan tersebut tidak dapat dilimpahkan
atau dialihkan kepada pihak lain. Misalnya, pajak penghasilan (PPh), PPh
tidak dapat dilimpahkan atau dialihkan kepada orang lain atau orang lain
untuk dipungutnya.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang ingin diteruskan atau dipungut oleh
pihak yang membayar kepada pihak lain. Misalnya, PPN dan PPN atas barang
mewah dapat dialihkan atau disetorkan dari penjual kepada pembeli.
2. Menurut Sifat
a. Pajak Subyektif (Pajak Perorangan), yaitu pajak, yang penentuannya
mempertimbangkan status pribadi wajib pajak (menikah atau berstatus lajang,
terlepas dari apakah keluarga memiliki tanggungan atau tidak). Penghasilan
bebas pajak (PTKP) dipengaruhi, misalnya, oleh pajak penghasilan, status atau
situasi wajib pajak.
b. Pajak Objektif (Pajak yang Bersifat Material), yaitu pajak, pada saat dikenakan,
perhatian hanya diberikan pada sifat objek pajak, tanpa mempertimbangkan
keadaan atau keadaan wajib pajak. Misalnya, bea materai, yang dikenakan pajak
jika barang kena pajak sudah ada dan memenuhi persyaratan dokumen wajib
pajak, terlepas dari status wajib pajak. Hal yang sama berlaku untuk PPN, yang
pengenaannya juga tidak tercermin dalam status pribadi wajib pajak, tetapi
tergantung pada apakah objek tersebut telah memenuhi persyaratan untuk
menerima PPN.
3. Menurut Lembaga Pemungutan
a. Pajak Pusat (Pajak Negara)
Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui
peraturan perundang-undangan, pemungutannya adalah milik pemerintah
pusat, dan hasilnya digunakan untuk membiayai pemerintah pusat dan
pembangunan.
Pajak pusat dapat dipahami sebagai pajak yang dikelola oleh pemerintah
pusat melalui Departemen Umum Pajak (DJP) dan hasilnya digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara saat ini dan pembangunan yang dimasukkan
dalam anggaran negara.
Yang termasuk dalam Pajak pusat antara lain pajak penghasilan (PPh),
pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan barang mewah (PPnBM),
pajak properti dan konstruksi, penghijauan industri, kehutanan dan industri
penunjang (PBB-P3) dan bea meterai.
b. Pajak Daerah
Menurut undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD), pajak
daerah aialah iuran wajib kepada daerah yang terutang oleh alam atau badan
hukum dan berkekuatan hukum tetap, tanpa imbalan langsung dan
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
Artinya, kewenangan memungut pajak daerah adalah milik pemerintah
daerah, dan hasil yang digunakan untuk mendanai pemerintah daerah telah
terkumpul dalam pendapatan pokok daerah (PAD) APBD.
Lebih khusus lagi, berdasarkan pasal 2 UU PDRD, pajak daerah
direklasifikasi menjadi pajak provinsi dan pajak kabupaten atau kota.
Pajak daerah terdiri dari yaitu :
Pajak provinsi ialah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
contohnya :
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Biaya Parkir
g. Pajak Air Tanah
h. Pajak Sarang Burung
a. Hak untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar ada pada fiskus,
Pada tahun SM.
b. Wajib pajak pasif Pada tahun SM.
c. Kewajiban pajak timbul setelah perusahaan mengeluarkan pengiriman
pajak.
a. Hak dalam menentukan besaran pajak yang terutang adalah milik wajib
pajak, Pada tahun SM.
b. Wajib pajak berinisiatif, mulai dari menghitung, membayar, dan
menyatakan sendiri pajak yang terutang Pada tahun SM.
c. Fiskus tidak turun tangan dan hanya menonton.
4. Pengertian Fiskus
Fiskus atau yang biasa dikenal dengan agen pajak adalah orang pribadi atau
organisasi yang bertugas untuk memungut pajak atau biaya dari wajib pajak.
Istilah Fiskus dapat dikaitkan dengan konteks administrasi yang mengacu pada
dana publik yang dipegang oleh gubernur. Fiskus ini juga sering dikaitkan dengan
agen-agen Direktorat Jenderal Pajak (DJP), bahkan agen pajak yang berada di
bawah naungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah pihak yang diberi
wewenang oleh undang-undang (UU) untuk dapat menangani dan juga
berpartisipasi dalam hal-hal tersebut - hal-hal yang berhubungan dengan
perpajakan.
Tarif pajak yang dikenakan terhadap kendaraan, menurut pasal 12 ayat 1 dan 2 UU
PDRD, biaya BBNKB untuk penyerahan pertama adalah 12,5 dan untuk penyerahan kedua
setelah itu.
Pengiriman pertama berarti ketika Anda membeli mobil baru, Anda langsung ke dealer.
Meskipun diskon lain untuk pembelian, hadiah, pusaka. sehingga dapat dikatakan bahwa
pada saat jual beli sepeda motor, besarnya BBNKB tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
pada saat membeli motor maupun mobil baru.
Besarnya pembayaran disesuaikan dengan nilai jual Kendaraan Bermotor atau NJKB
yang digunakan dalam Pajak Kendaraan Bermotor atau PKB. Menurut NJKB, dasar
perhitungan BBNKB adalah multi faktor sebagai berikut:
1. Dalam hal Harga Pasar Umum (HPU) tidak ditentukan. NJKB didasarkan pada harga
kendaraan bermotor dengan power train yang sama, kendaraan umum maupun pribadi
yang sama, jenis yang sama, tahun pembuatan yang sama dan data pemberitahuaan impor
PDB keuangan yang sama.
2. Jika HPU tidak diketahui, nama NJKB dengan merek yang sama, merek yang sama dan
jenis yang sama, tahun pembuatan yang lebih lama, akan ditambahkan hingga 5%
pertahun dari nilai penjualan yang diketahui.
Jika wajib pajak telah menyiapkan biayanya, langkah selanjutnya ialah melengkapi
persyaratan dokumentasi. Prosesnya dapat dilakukan langsung di Samsat atau titik-titik
penjualan utama Samsat. Samsat keliing dan lain-lain tergantung tempat tinggal anda.
Selain itu, Wajib Pajakpun harus menyiapkan kendaraannya dan dalam keadaan baik
karena akan diperiksa kemudian. Persyaratan pengajuan BBNKB ialah sebagai berikut:
1. KTP asli dan fotocopy pemelik sebelumnya juga pembeli.
2. BPKB yang asli dan fotocopy, apabila anda sedang melakukan cicilan maka
bisa meminta salinannya atau lesing langsung
3. STNK asli dan juga fotocopy
4. Kwitansi pembeliaan kendaraan yang asli dan fotocopy, harus dilengkapi
dengan materai Rp.10.000
5. Hasil cek fisik dari pihak samsat,
Apabila semua persyaratan sudah lengkap, maka wajib pajak bisa datang
kekantor samsat sesuai dengan jam operasional. Luangkan waktu anda satu hari
saja buat bayar pajak BBNKB anda, karena kemungkinan wajib pajak bisa saja
mengantri.
2.11 Tata Cara Melakukan (BBNKB)
Kini saatnya kita melakukan tata cara transfer nama motor ke agen samsat terdekat
dengan mengambil mobil dan dokumen akan diurus. Prosedurnya sangat sederhana, yaitu
sebagai berikut:
1. Melapor ke kantor Samsat terdekat, membawa semua keperluan yang diperlukan
seperti uang.
2. Pergi ke antrian pemeriksaan fisik dan tunggu dealer untuk memeriksa nomor sasis
motor mauoun mobil.
3. Selama pemeriksaan kita akan menerima formulir kemudian melengkapinya untuk
dilampirkan dengan semua dokumen permintaan.
4. Setelah itu kita bisa langsung mendaftar ke loket BBNKB dengan menyerahkan semua
persyaratan.
5. Kita membayar sesuai petunjuk pada konter checkout dan kita akan menerima struk.
6. Kendaraan akan diklaim kembali di konter progresif.
7. Kemudian kita hanya perlu menunggu prosesnya selesai dan dipanggil untuk
mendapatkan STNK baru yang sudah berganti nama pemiliknya.
Langkah-langkah mengganti nama mobil sangat mudah juga penting untuk
dilakukan, namun sayangnya masih banyak pemilik kendaraan yang belum
melakukannya setelah membeli mobil atau motor bekas.
Alasan mengapa biaya transfer cukup tinggi sangat umum, bahkan jika Anda tidak
melakukannya, Anda akan mendapatkan masalah pada saat perpanjangan STNK.
Bagaimana tidak, karena ketika ingin memperbaharui STNK atau membayar STNK
setiap tahun dan 5 tahun, Anda memerlukan kartu identitas pemilik asli. Jika Anda
tidak memiliki kartu ID, Anda akan mengalami masalah dan menambahkan lebih
banyak biaya.
Selain itu, perlu diingat bahwa subjek pembayaran BBNKB adalah pengalihan
kepemilikan kendaraan bermotor dan subjeknya dapat berupa orang pribadi atau badan
usaha. jadi apakah itu mobil pribadi atau penggunaan perusahaan, transfer hak milik
mobil selalu menjadi suatu keharusan.
Jika seorang wajib pajak telah merencanakan pembelian kendaraan dengan
cermat, maka tidak hanya biaya mobil atau sepeda motor yang harus dipertimbangkan,
tetapi juga jumlah biaya transfer kendaraan harus ditentukan.
Juga biaya tahunan tambahan berdasarkan kapasitas. Pastikan untuk menyertakan
biaya tambahan agar tidak kehabisan uang saat membayar nanti di kantor Samsat.
Pemilik sepeda motor vario 110 cc di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat,
nilai jual Rp 7.000.000 dan pembayaran ditangguhkan untuk satu tahun.
Perhitungan yang dipakai adalah tarif BBNKB sebesar 10%. Tahun ini, Badan Kompensasi
dan Pajak Daerah (BPRD) akan menyesuaikannya menjadi 12,5%.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Karya Tulis Ilmiah Akhir ini, penulis dapat mempermudah dalam penulisan ini
maka, penulisan menggunakan metode kualitatif yaitu mengidentifikasi sistem pungutan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pertama pada provinsi kalimanta barat. Analisis
yang dipakai pada penelitian ini adalah data Primer berupa Observasi dan Wawancara.
Serta data Skunder berupa data - data yang didapatkan dari kantor UPT PPD Wilayah
Sanggau Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah Akhir ini, penulis mengumpulkan data
secara langsung data yang didapatkan melalui pengkajian langsung ke Kantor
UPT PPD Wilayah Sanggau yang menjadi tempat penelitian, antara lain
dengan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal hari dan jam kerja kegiatan penelitian di Kantor UPT PPD
Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Sumber Data
a. Data Primer
Penulis menggunakan data primer dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah
Akhir ini. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
Kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan Barat berupa
data-data yang terkait dengan perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB).
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak lain berupa data
olahan yang memperkuat data primer, Sumber data sekunder seperti
Peraturan Pemerintah, Undan-Undang, buku, internet dan lain-lain
sebagainya.
3.4 Gambaran Umum Perusahaan
3. Pada tahun 2016, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah dan Tugas Menteri Dalam Negeri, maka Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Provinsi dan Provinsi. /kota. menjalankan fungsi dalam menunjang
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan, maka dibentuklah Peraturan Dearah
Nomor 8 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan organisasi perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Barat, maka dibentuk Badan Pimpinan Bagian
Keuangan dan pendapatan yang selajutnya disingkat (BPKPD). (gabungan
Badan Barang Milik Daerah dan Otoritas Keuangan dengan Program
Pendapatan Daerah) dengan tetap memiliki 14 UPT PPD. Selain itu, tugas dan
fungsi BPKPD diatur dengan Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2016
Tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Alur Kerja
Otoritas Pendapatan dan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
3.4.2 Visi dan Misi Kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Kabupaten Sanggau
Kalimantan Barat.
. a)“ Visi “
Terwujudnya Kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat melalaui
percepatan Pembangunan Infrastruktur dan perbaikan Tata Kelola
Pemerintah.
b) “ Misi “
1. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur
2. Mewujudkan tata kelola pemerintah berkualitas dengan prinsip-
prinsip Good Governance
3. Mewujudkan masyarakat yang Sehat, Produktif, dan Inovatif
4. Mewujudkan masyarakat sejahtera
5. Mewujudkan masyarakat yang tertib
6. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan.
3.4.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka kerja yang mewakili pola hubungan yang
diamati antara area kerja atau orang-orang yang mengekspresikan kekuatan dan tanggung
jawab masing-masing dalam kolaborasi. Tujuan bisnis dapat dicapai. Struktur organisasi
yang digunakan oleh UPT PPD Wilayah Sanggau Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat
adalah struktur organisasi. Struktur organisasi UPT PPD Sanggau meliputi:
Kegiatan yang dilakukan dikantor UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
ini yaitu :
Data mengenai pemungutan pajak BBN-KB dikantor UPT PPD Wilayah Sanggau
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.
Masalah yang sering dihadapi dikantor UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan
Barat yaitu :
a) Hambatan yang timbul dalam pemungutan BBNKB di Kantor UPT PPD Wilayah
Sanggau Kabupaten Sanggau adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
proses pendaftaran KB mereka untuk mengubah nama pemilik lama ke pemilik yang
baru.
b) Hambatan yang kedua yaitu kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar BBNKB
dan PKB mereka. Karena hal tersebut Kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Kabupaten
Sanggau melakukan kegiatan pemutihan dan penghapusan denda. Hal tersebut cenderung
tidak mendidik wajib pajak dalam kewajibannya dalam perpajakan, namun hal ini mampu
meningkatkan pendapatan daerah.
c) Hambatan yang ketiga yaitu masih banyak wajib pajak yang belum sadar dan paham
akan pentingnya membayar pajak.
d) Hambatan yang keempat yaitu akses yang ditempuh wajib pajak yang dari kampung atau
plosok terlalu jauh dengan kondisi jalan yang hancur.
e) Hambatan yang kelima yaitu keadaan geografis wilayah serta keadaan infrastruktur yang
kurang baik dikabupaten sanggau juga dapat menjadi hambatan bagi para masyarakat
untuk melakukan pembayaran pajak khususnya kendaraan bermotor.
Upaya yang dilakukan yaitu, mensosialisasikan kepada masyarakan melalui media cetak,
media masa dan media elektronik. Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakan
dengan menyediakan fasilitas ruang tunggu untuk menunggu nomor antrian dan membuat
bus SAMSAT keliling.
Kebijakan yang dilakukan oleh kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan
Barat ini yaitu :
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulisan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan penulis di Kantor
UPT PPD Wilayah Sanggau Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, berlokasi di
jln. Jendral Sudriman No. 02, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau,
Tlp.: 0561-7364, Nofax (0561) – 735371. Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan oleh
penulis supaya dapat menerapkan dengan sistematis antara program pendidikan yang
didapatkan di Kampus dengan strategi keahlian yang didapatkan secara langsung didunia
kerja, sehingga nantinya setiap mahasiswa yang sudah lulus memiliki keahlian ketika
memasuki dunia kerja. Dalam melakukan praktek kerja lapangan (PKL) ini, penulisan
melakukan kegiatan selama 3 bulan, yang dimulai sejak tanggal 10 Januari 2022 sampai
dengan 10 April 2022.
Dalam melakukan kegiatan PKL ini, adapun jadwal PKL yang ditentukan oleh
kantor UPT PPD Wilayah Sanggau Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat ini
adalah dimulai pada hari senin hingga sabtu dibagian pelayanan penetapan, dan dimulai
pada pukul 08.00 WIB – 14.00 WIB, waktu istirahat yang ditentukan pada 12.00 WIB –
13.00 WIB. Dalam pelaksanaa PKL ini penulis harus mematuhi semua peraturan dan tata
tertib, serta kedisipinan yang sudah ditetapkan pada Kantor UPT PPD Wilayah Sanggau
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Penulis : Apa penyebab kurangnya atau tidak tercapainya penerimaan pada sektor
BBN-KB 1 di Kantor UPT PPD Wilayah Sanggau ?
Dari hasil wawancara di atas, dapat digambarkan bahwa biaya pengalihan kendaraan
bermotor merupakan salah satu jenis pajak daerah yang merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kebijakan
pajak daerah diatur dalam Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor
29 Tahun 2021. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2021 mengatur tentang pajak yang
dapat dikelola daerah setelah otonomi daerah di Indonesia.
Di sisi lain, Undang-Undang Pajak Pengalihan Kendaraan Bermotor Nomor 29 Tahun
2021 (BBNKB) diatur dalam Pasal 2 sampai dengan pasal 24 yang menjelaskan objek
pajak kendaraan bermotor, objek kendaraan bermotor, dasar penetapan dan besaran pajak
kendaraan bermotor. . pajak kendaraan . tarif pajak dan tata cara pajak kendaraan
bermotor. Selain itu, Pasal 18 sampai 20 mengatur tentang pengalihan pajak kepemilikan
kendaraan bermotor.
Retribusi kepemilikan kendaraan bermotor yang dilaksanakan berdasarkan Undang-
Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 29 Tahun 2021 akan dikembangkan
lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kota Sanggau tentang Retribusi Kepemilikan
Kendaraan Bermotor. Sesuai peraturan daerah Provinsi Kalimantan Barat, Dinas
Pendapatan, Keuangan, dan Pengelolaan Aset Kota Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
bertanggung jawab atas pemungutan retribusi kendaraan di wilayah Kota Sanggau.
terintegrasi dengan Sistem Administrasi Manunggal Terpadu Satu Pintu (SAMSAT)
dengan Satlantas Polres Sanggau dan PT. Kantor Cabang Jasa Raharja Sanggau di
Provinsi Kalimantan Barat.
Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dalam rangka meningkatkan
penerimaan pajak memerlukan dan biaya selama pemungutan. Pengenaan BBNKB baru
bermotor ditetapkan sebesar 12,5 % dari NJKB.
Target Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada tahun 2019 sebesar Rp.
46.606.215.600,00 terealisasi sebesar Rp. 41.685.883.800,00 atau 89,44 maka tidak
mencapai target sebesar Rp. (4.920.331.800,00).
Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada tahun 2019 sebesar Rp.
41.685.883.800,00 dan realisasi tahun 2018 sebesar Rp. 48.626.643.500,00 terjadi
penurunan sebesar Rp. (6.940.759.700,00).
Penerimaan BBN-KB 1 dipengaruhi oleh faktor ekonomi serta kemampuan daya beli
masyarakat terhadap kendaraan baru. Penerimaan BBN-KB 2 antara lain disebabkan
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat yang dirasakan jika kepemilikan
kendaraan bermotor sudah sesuai dengan identitas kepemilikannya serta banyaknya
masyarakat yang membeli kendaraan bekas/second yang digunakan untuk ke area
perkebunan/pertanian tanpa dibayarkan pajak serta BBN-KB.
4.4 Laporan Realisasi Target Tahun 2020
Target Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) - LRA pada tahun 2020 sebesar
Rp. 57.131.018.206,00 terealisasi sebesar Rp. 42.455.833.200,00 atau 74,31 maka tidak
mencapai target sebesar Rp. (14.675.185.006,00).
Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) – LRA pada tahun 2020
sebesar Rp. 42.455.833.200,00 dan realisasi tahun 2019 sebesar Rp. 41.685.833.800,00
terjadi kenaikan sebesar Rp. 42.455.833.200,00.
Tidak tercapainya target pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
disebabkan beberapa faktor, salah satunya faktor ekonomi.
Target Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada tahun 2021 sebesar Rp.
68.840.417.200,00 terealisasi sebesar Rp. 72.471.408.100,00 atau 105,27 maka melebihi
target sebesar Rp. 3.630.990.900,00
Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada tahun 2021 sebesar Rp.
72.471.408.100,00 dan realisasi tahun 2020 sebesar Rp.42.455.833.200,00 terjadi
kenaikan sebesar Rp. 72.471.408.100,00
Sumber : Data Badan Pendapatan Daerah UPT PPD Wilayah Sanggau Kabupaten Sanggau Provinsi
Kalimantan Barat
Jadi faktor penyebab salah satunya adalah faktor ekonomi, mengingat mayoritas
masyarakat yang ada di Wilayah Kabupaten Sanggau dan Sekadau adalah petani kelapa
sawit dan belakangan kita ketahui harga komoditas kelapa sawit naik sehingga
berpengaruh terhadap kondisi ekonomi masyarakat dan daya beli masyarakat terhadap
kendaraan baru roda 2 maupun roda 4 meningkat yang kemudian berpengaruh terhadap
pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) atas kepemilikan pertama.
Dari hasil Laporan Rekapitulasi penerimaan BBN-KB dikantor UPT PPD Wilayah
Sanggau BAPENDA Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 ini yaitu meningkat.
NO BULAN BBN-KB
URUT SEGI RUPIAH
1 2 3 4
1 JANUARI 930 2.827.972.000
2 FEBRUARI 775 2.734.392.000
3 MARET 834 2.978.961.800
4 APRIL 965 3.706.637.300
5 MEI 1.123 3.626.168.700
6 JUNI 1.114 3.429.937.500
7 JULI 983 2.999.500.000
8 AGUSTUS 1.231 4.507.375.000
9 SEPTEMBER 1.432 4.771.487.500
10 OKTOBER 1.332 5.199.569.300
11 NOVEMBER 1.453 6.822.737.500
12 DESEMBER 1.623 7.161.900.000
4.7 Bukti Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) atau Notis
SKPD adalah surat pajak daerah yang memuat keputusan yang menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar. SKPD ini biasanya satu paket dengan Nomor
Kendaraan Bermotor (STNK). Majalah STNK sendiri memuat tentang legalisasi sepeda
motor yang didaftarkan dan dilegalisir oleh Otoritas Perhubungan Kepolisian Republik
Indonesia.
Padahal dalam formulir SLPD disebutkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh
pemilik kendaraan. Pajak jalan SKPD dikelola oleh pemerintah daerah (Dispenda) dan
PT Jasa Raharja sebagai perusahaan asuransi negara. SKPD dibayarkan setahun sekali
atau disebut iuran tahunan.
3 Melakukan perekaman data dan menghitung Tabel NJKB dan 10 menit SKPD yang
jumlah pokok pajak yang terutang dalam Formulir SKPD telah dicetak
Formulir SKPD yang telah ditandatangani
Kepala BPKPD Prov. Kalbar dan mencetak
SKPD
4 Meneliti dan mengoreksi konsep surat SKPD yang telah 5 menit SKPD yang
penetapan pajak. Jika salah dikembalikan, jika Tidak di cetak telah
benar diparaf dan diteruskan dikoreksi dan
dibubuhi paraf
5 Petugas memisahkan lembar SKPD, lembar Ya SKPD yang telah 5 menit Tercatat
pertama diserahkan pada loket pembayaran dicetak dan Buku dalam buku
dan lainnya sesuai peruntukkannya dan register register
membukukan SKPD
6 Menerima pembayaran pajak dan menyerahkan Buku tanda 1 menit Arsip SKPD
SKPD Lembar pertama kepada Wajib Pajak penyerahan
4.9 SOP Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Langsung Bayar
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan oleh penulis diatas. Kemudian
dapat dibuat kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam
melaksanakan peralihan hak milik kendaraan bermotor. Berikut temuan yang dapat
penulis uraikan setelah melakukan pemeriksaan di kantor Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Pajak Daerah Sanggau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan
Barat:
1. Secara umum proses Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang
ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sanggau secara
umum sudah baik, harus bekerjasama dengan beberapa pihak terkait untuk
menyelesaikan Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di tempat-
tempat tertentu. Situs resmi yang dapat membantu urusan Bea Balik Nama
(BBNKB) untuk STNK.
4. Jadi salah satu faktor penyebabnya adalah faktor ekonomi karena mayoritas
masyarakat di kerajaan Sanggau adalah petani kelapa sawit dan baru-baru ini
kami mengetahui bahwa harga komoditas kelapa sawit telah meningkat yang
mempengaruhi kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat untuk kendaraan
roda 2 dan roda 4 mengalami peningkatan yang berdampak pada pendapatan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) untuk kepemilikan pertama
kali.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA