Oleh :
Dinda Isnadira
Nim : 90300119053
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................................6
C. Tujuan penelitian..............................................................................................................................6
D. Manfaat penelitian............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di saat ini pajak sangat berperan penting dalam kehidupan bernegara, hal ini
disebabkan karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang
adil, makmur dan sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
Di dalam Pasal 23A (UUD) 1945 menyatakan bahwa: “Pajak dan Pungutan lainnya yang
Pajak merupakan salah satu alternatif yang potensial dan merupakan sumber penerimaan
negara yang sangat potensial yang merupakan pilihan yang tepat dan merupakan
3) yang mengemukakan bahwa pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan
undang undang dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk mmbayar pengeluaran umum. Salah satu pajak yang berperan
untuk pembangunan daerah adalah pajak daerah. Pajak daerah menurut Undang-Undang
No. 34 Tahun 2000 yang kemudian telah diubah menjadi Undang- Undang No. 28 Tahun
2009 yaitu menyebutkan “Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
langsung dan digunakan untuk keperluan dan Daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran
rakyat
Masalah pajak daerah yang merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan otonomi daerah, sehingga pajak daerah yang merupakan sumber
daerah. Sehingga dapat dibuat batasan bahwa pajak daerah merupakan iuran yang
1
dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan lngsung yang dapat
Sehingga yang menjadi pokok penelitian dari jenis pajak daerah yaitu pajak kendaraan
bahwa pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan
kendaraan bermotor.
penelitian ini adalah pajak kendaraan bermotor dan bermobil, namun pelaksanaan pajak
pemungutan pajak kendaraan bermotor dianggap belum maksimal, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya tunggakan pemilik kendaraan bermotor saat ini hal ini disebabkan karena
Samsat Drive Thru merupakan salah satu unit pembantu yang dibentuk oleh
pemerintah dengan tujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan Kantor Samsat. Hal
kepatuhan wajib pajak bagi yang mempunyai kendaraan bermotor dan bermobil.
pelaksanaan program Quick Wins dan juga salah satu bentuk perbaikan pelayanan
(PKB) pada Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dilaksanakan diluar Kantor
Layanan Drive Thru dilakukan untuk memutus mata rantai operasi para calo Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang mulai marak dan berkeliaran di sekitar Kantor
menyatakan bahwa pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/ atau
penguasaan kendaraanbermotor.
2
Pentingnya masalah pajak kendaraan bermotor, yang menjadi obyek dalam
penelitian ini adalah pajak kendaraan bermotor dan bermobil, namun pelaksanaan pajak
pemungutan pajak kendaraan bermotor dianggap belum maksimal, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya tunggakan pemilik kendaraan bermotor saat ini hal ini disebabkan karena
Samsat Drive Thru merupakan salah satu unit pembantu yang dibentuk oleh
pemerintah dengan tujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan Kantor Samsat. Hal
kepatuhan wajib pajak bagi yang mempunyai kendaraan bermotor dan bermobil.
Penetapan fasilitas drive thru salah satu ragam dari modernisasi pajak
yang telah dilakukan oleh pemerintah Makassar yang mempunyai tujuan untuk
Thru ini diharapkan memberikan dampak positif bagi para wajib pajak karena tidak
Kendaraan Bermotor.
antrian dan mempercepat masyarakat dalam mengurus Pajak Kendaraan Bermotor sesuai
Penelitian lainnya yang dikemukakan oleh Wardani dan Rumiyatun (2017) variabel
penelitian yang digunakan adalah pengetahuan wajib pajak, kesadaran wajib pajak,
sanksi pajak kendaraan, sistem samsat drive thru dan kepatuhan wajib pajak, dimana
sistem samsat drive-thru berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan
3
bermotor. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia dan Hamt (2020), dimana
variabel yang digunakan adalah Samsat keliling, Samsat Corner, dan Drive Thru,
dimana SAMSAT corner dan drive thru berpengaruh tidak signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, sehingga penelitian yang dilakukan oleh
Pramana (2010) dan Wardani dan Rumiyatun (2017) tidak konsisten dengan penelitian
oleh Mutia dan Hamt (2020), sehingga ditemukan adanya riset gap dalam penelitian ini
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Wardani dan Rumiyatun (2017), Mutia
dan Hamt (2020) dan Pramana (2010) dengan yang akan dilakukan oleh peneliti yakni
peneliti sebelumnya hanya menguji sistem samsat drive thru terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam hal pemungutan pajak kendaraan bermotor, sedangkan yang menjadi
kabaharuan penelitian (novelty) yang akan dilakukan peneliti yaitu menguji pengaruh
langsung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) sistem pemungutan
pajak kendaraan sepeda motor dan mobil terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan
roda dua dan kendaraan roda 4 dengan menggunakan sistem layanan drive thru sebagai
variabel antara (intervening). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wardani dan
Rumiyatun (2017), Mutia dan Hamt (2020) dan Pramana (2010) yang hanya menguji
Obyek penelitian ini ditetapkan pada kantor samsat dikota makassar, yang berperan
untuk melaksanakan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan yang menjadi misinya
adalah meningkatkan pendapatan asli daerah dan pendapatan negara melalui perbaikan
kualitas sdm aparatur. Sehingga dalam menjalankan misinya maka kantor samsat di kota
makassar belum dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan selama ini, dimana
dalam melaksanakan pemungutan pajak kendaraan bermotor belum sesuai dengan yang
ditargetkan selama ini, Hal ini dapat disajikan data target dan realisasi pajak kendaraan
roda 2 dan roda 4 yang diperoleh dari kantor Samsat, kota Makassar yang dapat dilihat
4
Tabel Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 Kantor Samsat,
Kota Makassar Tahun 2018-2020
Tabel yakni data target dan realisasi pajak kendaraan roda 2 dan roda 4 yang diperoleh
dari Kantor Samsat Kota Makassar selama 3 tahun terakhir (2018-2020) terlihat bahwa
penerimaan pajak kendaraan roda 2 dan roda 4 sebelum diterapkan sistemlayanan drive
thru dimana belum sesuai dengan target, hal ini disebabkan karena sistem pemungutan
Dimana dalam pelaksanaan sistem layanan drive thru dilaksanakan sejak bulan
Januari hingga Agustus tahun 2021 terlihat bahwa penerimaan pajak kendaraan roda 2
dan roda 4 yang rata rata sesuai dengan target yakni memiliki kisaran diantara 80 persen
(sumber kantor samsat kota makassar). Hal ini disebabkan karena tingkat layanan drive
thru sehingga tingkat kapatuhan pengguna roda 2 dan roda 4 yang meningkat. Sehingga
dengan riset gap dan permasalahan yang dihadapi oleh kantor samsat selama ini maka
hal ini yang perlu dilakukan pengujian mengenai “Implementasi Pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor dan Bermobil Dalam Meningkatkan Sistem Layanan Samsat Drive
Thru dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Wajib Pajak Pada Kantor Samsat di Kota
Makassar “.
5
B. Rumusan Masalah
meningkatkan sistem layanan Samsat drive thru pada Kantor Samsat di Kota
Makassar
meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui sistem layanan Samsat Drive Thru
C. Tujuan Penelitian
meningkatkan sistem layanan Samsat drive thru pada Kantor Samsat di Kota
Makassar
meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui sistem layanan Samsat Drive Thru
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan teoritis dan memahami ilmu
yang telah dipelajari di bangku kuliah serta menambah referensi dan wawasan
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan
2. Manfaat Praktis
bermobil.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Stewardship
Theory Stewardship mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang di desain untuk
menjelaskan situasi dimana manajer sebagai steward dan bertindak sesuai kepentingan
pemilik dalam teori Stewardship, manajer akan berprilaku sesuai kepentingan bersama.
Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama, steward akan berusaha bekerjasama
dari pada menentangnya. Hal tersebut dikarenakan steward merasa kepentingan bersama
dan berprilaku sesuai dengan prilaku pemilik merupakan pertimbangan yang rasional
rasional karena steward lebih melihat pada usaha mencapai tujuan organisasi (Sudaryo,
2017:54).
tujuan-tujuan individu, tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
kelompok ini pada akhirnya akan memaksimumkan kepentingan individu yang ada
Teori Stewardship dapat di terapkan pada akuntansi organisasi sektor publik, seperti
organisasi sektor publik telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi
8
Teori Stewardship dapat di terapkan pada akuntansi organisasi sektor publik,
1. Pengertian Pajak
Pajak memiliki peranan penting sebagai salah satu sumber pemasukan negara
yang mempunyai tujuan untuk membiayai pengeluaran atau kebutuhan negara dalam
Mardiasmo (revisi 2016: 4) Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal
yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi
seft assessment system. Official assessment system merupakan sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada fikus untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh
wajib pajak. Seft assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. Sistem seft
kewajiban perpajakan. Kesadaran dan kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak
merupakan faktor terpenting dari sistem pelaksanaan sistem tersebut. Salah satu upaya
dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memberikan pelayanan yang baik
kualitas dan kuantitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib
perpajakan. Paradigma baru yang menetepkan aparat pemerintah sebagai abdi Negara di
masyarakat (wajib pajak) harus diutamakan agar dapat meningkatkan kinerja pelayanan
publik.
10
Pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban
dilakukan oleh masyarakat bersama-sama pemerintah. Oleh karena itu peran masyarakat
Kemauan wajib pajak membayar pajak merupakan hal penting dalam pemungutan
pajak. Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak tersebut adalah karenan azas
perpajakan, yaitu karna hasil pemungutan pajak tidak langsung dinikmati oleh wajib
pajak. Harus disadari bahwa jalan-jalan yang halus, pusat-pusat kesehatan masyarakat,
pembangunan sekolah-sekolah negeri, irigasi yang baik, dan fasilitas- fasilitas publik
lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat merupakan hasil dari pembayaran pajak.
Namun pada kenyataannya masyarakat tidak mau membayar pajak. Hal ini disebabkan
masyarakat tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk
membayar pajak.
2. Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada negara yang bersifat memaksa.
3. Tanpa jasa timbal dari negara secara langsung yang dapat dirasakan.
4. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5. Pajak mempunyai tujuan dan fungsi sebagai budgetair dan regulerend (mengatur).
11
Menurut Mujiyati (2017:2) menyatakan bahwa terdapat dua hal penting yang
1. Iuran dari rakyat yang dapat dipaksakan, artinya iuran yang harus dibayar oleh
rakyat, tidak dapat mengelak dan harus dilakukan oleh rakyat untuk membayarnya
2. Tanpa jasa timbal atau kontra prestasi secara langsung, artinya wajib pajak
menyerahkan sebagian kekayaan negara karena suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan
Untuk itu, tidak ada jasa balik dari negara secara langsung, misalnya untuk memelihara
kesejahteraan umum.
pajak adalah iuran wajib rakyat kepada negara (pemerintah) yang bersifat
kontraprestasi secara langsung yang dapat dirasakan oleh rakyat dan digunakan untuk
12
2. Fungsi Pajak
pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain dikemukakan oleh Rahayu (2018:31),
dan ekonomi.
4. Fungsi Stabilisasi Fungsi stabilisasi yaitu, pajak bisa digunakan untuk menstabilkan
cukup.
13
3. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor
adalah kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua
jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peraltan lainnya
yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan
teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
dan digunakan dijalan umum untuk mengangkut barang atau orang sebagaimana
dimaksud dalam lalu lintas. Jadi tidak termasuk kereta api yang berada dilalu lintas,
maka kereta api yang berada dilalu lintas khusus yaitu Rel 1, pesawat udara yang berada
dalam lalu lintas khusus didarat dilandasan penerbangan dan pelabuhan udara, begitu
juga dengan gocart, hand tractor pertanian, traktor pertanian, buldoser, kendaraan alat
permanen hasil pertanian, port klif didaerah pelabuhan laut serta dikawasan industry
lainnya.
atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan
digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan yang berfungsi untuk
mengubah suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
14
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Kendaraan
semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
peralatan lainnya yang berpungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu
menjadi tenaga bergerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat berat
dan alat besar yang dalam operasinya mengunakan roda dan motor yang tidak melekat
secara permanen serta kendaran bermotor yang dioperasikan di air. Pajak Kendaraan
Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; diatur mengenai jenis Pajak Provinsi sebagai
berikut :
Dari beberapa jenis Pajak Daerah Provinsi tersebut, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
merupakan jenis pajak daerah yang cukup menarik untuk diteliti dan dikaji tentang peranan
sektor pajak tersebut terhadap penerimaan pendapatan asli daerah. Dengan situasi dan kondisi
perekonomian Nasional yang belum pulih akibat krisisekonomi yang berkepanjangan, ditambah
perekonomian.
15
4. Pengertian Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
data obyek dan subyek pajak. Penentuan besarnya pajak atau tetribusi yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi
bisa berarti peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik, berdasarkan Undang-
undang untuk membiayai pengeluaran negara baik yang rutin maupun untuk
2. Retribusi : ada jasa timbal (ada kontraprestasi) secara langsung, misal : pembayaran
bahwa pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajakatau retribusi yang
terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib
16
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi
pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak menurut Mardiasmo (2018:3)
yaitu :
1. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh
karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkn sebagai suatu premi
2. Teori Kepentingan
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar
sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat
A. Unsur Objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki
seseorang.
dipenuhi
4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya.
Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa
pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga
negara.
17
Teori-teori yang disebutkan di atas berusaha memberi justifikasi kepada
pemerintah untuk memungut pajak. Untuk Indonesia justifikasi yang paling tepat adalah
pengertian tentang masyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir batin, yang jika dirinci
lebih lanjut akan meliputi semua bidang dan aspek kehidupan seperti ekonomi, hukum,
pendidikan sosial dan budaya. Karena dana yang dipungut yang berasal dari pajak
dipergunakan untuk pembangunan yang membuat rakyat menjadi lebih adil, lebih
makmur dan lebih sejahtera, maka di sinilah letak justifikasinya. Pajak dipergunakan
disamping teori gaya beli dan teori lainnya yang disebut di atas (Harjo, 2013: 21).
Drive Thru berasal dari bahasa Inggris Drive Through, yaitu jenis layanan yang
dikendaraannya. Pihak kantor Bersama Samsat membuat inovasi layanan Samsat Drive
Thru dan lokasi Samsat Drive Thru berada di luar gedung kantor Bersama Samsat.
Samsat Drive Thru adalah layanan yang transaksinya dilakukan tanpa harus Wajib Pajak
turun dari kendaraannya, layanan tersebut berupa pengesahan STNK, Pembayaran PKB
Layanan Drive Thru merupakan salah satu bentuk penerapan dan pelaksanaan
program Quick Wins dan juga salah satu bentuk perbaikan pelayanan di Kantor Bersama
Samsat Batu Kota, dimana pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
pada Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dilaksanakan di luar Kantor Bersama
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan hanya membutuhkan waktu
untuk mengambil keuntungan dari Wajib Pajak dan dalam pendataan kendaraan
bermotor dapat lebih terkontrol (Prianggono & Heru, 2010: 44). Layanan Drive Thru
dibuat untuk mengefisienkan waktu para Wajib Pajak dalam membayarkan pajaknya
merupakan salah satu diadakannya inovasi ini. Dengan terbentuknya layanan Samsat
18
Drive Thru dapat meningkatkan, memudahkan, dan mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat. Hal ini pengemudi tidak perlu turun dari kendaraannya. Pengemudi cukup
memberikan data STNK lamanya di loket yang bisa dicapai tanpa perlu keluar dari
mengambil bukti telah membayar pajak kendaraan dan tanda bukti perpanjangan STNK.
Indikator SAMSAT drive thru menurut Wardani (2017) diukur dengan indikator
sebagai berikut: (1) lebih terkontrol pendataan kendaraan bermotor;(2) mudah dalam
pembayaran pajak; (3) meningkatkan minat pembayaran; (4) menghemat waktu; (5)
perpajakan itu dilakukan oleh Wajib Pajak (dilakukan sendiri atau dibantu tenaga ahli
misalnya praktisi perpajakan profesional/ tax agent) bukan fiskus selaku pemungut
pajak. Sehingga kepatuhan dilakukan dengan self assessment system, dengan tujuan
tercermin dalam situasi dimana: Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami
dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak terutang dengan benar, membayar
19
B. Penelitian Terdahulu
Data atau acuan yang berupa temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian
sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu untuk dijadikan sebagai data pendukung.
Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri
adalah penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam
penelitian ini. Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik
yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat dilihat melalui uraian dibawah ini :
bermotor (PKB) melalui layanan Drive Thru dan kepatuhan wajib pajak di Samsat
Jakarta Utara. Hasil yang diperoleh penulis mengenai Implementasi Sistem Pemungutan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Melalui Layanan Drive Thru dan Kepatuhan Wajib
Pajak di Samsat Jakarta Utara, terdiri dari dua loket, yaitu loket satu untuk pendaftaran
dan penetapan. Sedangkan loket dua untuk pembayaran dan pengesahan, dua Sistem dan
kendaraan bermotor pengesahan STNK, pembayaran PKB dan SWDKLLJ sendiri tanpa
harus turun dari kendaraan bermotor yang dikendarai, sudah terlaksana dengan baik.
Sedangkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor (PKB) dengan adanya sistem
layanan samsat Drive Thru, kepatuhan wajib pajak meningkat secara signifikan.
Nunung Mutia dan Firdaus Hamt (2020) Pengaruh Penerapan Samsat Keliling,
Samsat Corner dan Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor
terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, SAMSAT corner dan drive thru
Secara simultas SAMSAT keliling, SAMSAT corner dan drive thru berpengaruh
20
Kamilatus Sholikah (2021) Pengaruh Penerapan E-samsat, Sanksi Pajak dan
Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Batam.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa : (1) Penerapan e-SAMSAT
secara parsial berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor
di Kota Batam. (2) Sanksi pajak secra parsial berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Batam. (3) Pelayanan pajak secara parsial tidak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Batam.
C. Kerangka pikir
Menurut Sugiyono (2016), kerangka pemikiran adalah sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsi-kan,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang diteliti. Pada penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh langsung dan pengaruh pengaruh tidak langsung pajak kendaraan bermotor
(roda 2 dan roda 4) dengan menggunakan sistem layanan drive thru sebagai variabel
antara (intervening). Dalam penelitian ini yang didasari dari teori stewardship yang
perusahaan, sehingga dalam teori stewardship yang dapat diterapkan pada akuntansi
dengan penelitian terdahulu dalam menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti,
yakni Sistem layanan drive thru diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak
selama ini hal ini didasari dari penelitian yang dilakukan oleh Pramana (2010) yang hasil
melalui layanan drive thru berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
21
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia dan Hamt (2020) SAMSAT
corner dan drive thru berpengaruh tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
dan peneliti terdahulu yaitu Pramana (2010), dan Mutia dan Hamt (2020), maka akan
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan teoritis dan hasil kajian empiris yang telah dikemukakan
maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
signifikan terhadap sistem layanan Samsat drive thru pada Kantor Samsat di Kota
Makassar
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Samsat di Kota Makassar
3. Sistem layanan Samsat drive thru berpengaruh positif dan signifikan terhadap
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui sistem layanan Samsat Drive
22
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli,
(verifikasi), serta mengimplementasikan hasil yang diperoleh sesuai dengan data yang
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yang menjadi sampel
release 24.
Pettarani No.1, Kec. Panakukang, Kota Makassar. Sedangkan waktu penelitian ini
dilakukan dimulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tahun 2021.
1. Populasi
Menurut Ferdinand (2006) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang
terbentuk peristiwa,hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi
menjadi populasi yang dalam penelitian ini adalah wajib pajak kendaraan roda 2 dan
23
Tabel Data Jumlah Wajib Pajak Kendaraan Bermotor dan Bermobil
1.740.793
Sumber : Kantor Samsat di Kota Makassar
2. Sampel
Menurut sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan jumlah sampel maka
digunakan metode Slovin, yang dikemukakan oleh Sujarweni (2016) yaitu sebagai
berikut :
N
n=
1 + N (0,10)2
1.740.793
n= = 99,97 » 100
1 + 1.740.793 (0,10)2
Keterangan
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Prosentase Kelonggaran
Dalam penelitian penulis menggunakan sampel sebanyak 100 orang wajib pajak
kendaraan roda 2 dan roda 4 dan jumlah ini dianggap representatif. Kemudian metode
sampel pada masing masing wajib pajak kendaraan bermotor yang terdaftar di samsat
kota makassar dengan menentukan proporsinya sesuai dengan jumlah wajib kendaraan
bermotor yang diteliti. Jumlah sampel setiap wajib pajak kendaraan roda 2 dan roda 4
24
𝑁 = 𝑛/s X n
Dimana :
S = jumlah total populasi wajib wajab pajak kendaraan bermotor di kantor samsat
2.815.431
Kendaraan bermotor roda 2 = ---------------- x 100 = 77 sampel
3.678.520
863.089
Kendaraan bermobil roda 4 = --------------- x 100 = 23sampel
3.678.520
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data
berupa angka angka secara tertulis dari kantor samsat di kota makassar seperti data wajib
pajak kendaraan roda 2 dan roda 4, target dan realisasi pajak kendaraan roda 2 dan roda
4 dalam tahun 2018-2020 dan data lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi.
2. Sumber data
Penelitian ini menggunakan data data primer, data ini dikumpulkan secara langsung dari
lapangan, yang diperoleh dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepada wajb pajak
kendaraan roda 2 dan roda 4 yang terdaftar di Kantor Samsat Kota Makassar. memberi daftar
pertanyaan (kuesioner) yang disebarkan kepada wajib pajakkendaraan bermotor dan bermobil
25
E. Metode Pengumpulan Data
pengamatan atau peninjauan secara langsung pada lokasi penelitian. Hal ini
jurnal, karya tulis ilmiah, dan atau dokumen lainnya yang ada kaitannya
tertulis kepada wajib apajak untuk dijawab. Dalam Penelitian ini peneliti
26
Adapun alat-alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
meningkatkan system pelayanan samsat drive thru dan pengaruhnya terhadap wajib
penelitian.
Uji instrument penelitian terdiri atas dua yakni uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner.
kuesioner.
adalah bagian dari model regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis
langsung dan pengaruh tidak langsung. Tujuan analisis jalur adalah untuk
mengukur hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel dalam model,
serta menguji hubungan kausal antara dua variabel atau lebih terhadap variabel
endogen. Dimana koefisien jalur adalah koefisien regresi yang distandarkan, yaitu
koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku
(Z-score). Analisis ini dilakukan dengan bantuan software SPSS release 25,
dengan ketentuan uji F pada Alpha = 0,05 atau r ≤ 0,05 sebagai taraf signifikansi F
(sig. F) sedangkan untuk uji t taraf signifikansi Alpha = 0,05 atau r ≤ 0,05 yang
dimunculkan kode (sig.t) dimana hal tersebut digunakan untuk melihat signifikansi
pengaruh tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan
27
Z = α + bx + e1
Y = α + β1X + β2Z
Keterangan :
α = Intercept
mendefinisikan beberapa istilah dari judul penelitian ini agar tidak terdapat perbedaan
penafsiran. Adapun definisi operasional dan pengukuran variabel yang perlu ditekankan
adalah :
Pemungutan Pajak adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghim-punan data
obyek dan subyek pajak. Adapun indikator yang digunakan dalam pemungutan pajak
Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan baik
kendaraan roda dua maupun roda empat yang tempatnya di luar gedung kantor bersama
Samsat dan memungkinkan pemilik kendaraan melakukan transaksi tanpa harus turun
dari kendaraan bermotor yang dikendarainya namun tidak meninggalkan aspek securiti
terhadap registrasi dan identifikasi kendaraan itu sendiri. Indikator SAMSAT drive thru
28
menurut Wardani (2017) diukur dengan indikator sebagai berikut:
1. Lebih
5. Menghemat waktu;
7. Letak wilayah
Kepatuhan perpajakan diartikan sebagai suatu keadaan yang mana wajib pajak patuh dan
1. Wajib pajak memahami dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
29
DAFTAR PUSTAKA
Agus Nugroho Jatmiko, (2013). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi
Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Wajib Pajak Studi
Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Unisversitas
Diponegoro: Tesis MegisterAkuntansi
Asra, Abuzar, dkk. 2017. Analisis Multivariabel Suatu pengantar.. In Media. Bogor
Bahari, Firsada., Siti Rochmah dan Stefanus Pani Rengu. 2013. “Penerapan Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Drive-Thru dalam Meningkatkan
Pelayanan Publik (Studi pada Kantor Bersama Samsat Kabupaten Lamongan)”
Jurnal Administrasi Publik (JAP). Vol. 1. No. 4: 48- 57.
Dewi Kusuma Wardani dan Rumiyatun (2017) Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, dan Sistem Samsat
Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi kasus
WP PKB roda empat di Samsat Drive Thru Bantul). Jurnal Akuntansi Vol. 5 No. 1
Juni 2017 Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
P-ISSN: 2088-768X e-ISSN: 2540-9646| DOI 10.24964/ja.v5i1.253.
Hadi, S. S., & Saputri, R. D. A. (2018). Analisa Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor
terhadap Pendapatan Asli Daerah pada BPRD DKI Jakarta. 5(2).Diambil dari
http:// ejournal. bsi.ac.id/ejurnal/index. php/moneter/ article/viewFile/4535/2764
http://portal.widyamandala.ac.id/jurnal/index.php/warta/article/view/73/76
30
31