Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS SAMSAT KELILING


DI KABUPATEN GOWA

PROPOSAL

Oleh :
OGIT PURNAMA
105751100720

PROGRAM STUDI D-III PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Efektivitas SAMSAT Keliling Di Kabupaten Gowa

Nama : Ogit Purnama

No.Stambuk/NIM : 105751100720

Program Studi : D3 Perpajakan

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rustam. SE., M.Si. Ak. CPA. ASEAN. CPA Dr. Andi Arifwangsa Adinigrat SE. S.Pd M. Ak
NIDN : 0909096703 NIDN : 0916028901

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Perpajakan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Muhammad Khaedar Sahib, S.E.,M.Ak.


NBM : 1190 048

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
II. TINJAUAN TEORI ...................................................................................... 5
A. Landasan Teori ...................................................................................... 5
1. Pengertian Efektivitas ..................................................................... 5
2. Pelayanan Publik ........................................................................... 8
3. Pengertian Pajak Daerah................................................................ 11
4. Layanan Samsat keliling................................................................ 12
5. Sistem Administrasi Samsat Keliling ............................................ 12
B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 14
C. Metode Penelitian ................................................................................. 15
III. PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI ....................................................... 25
A. Sejarah Singkat ..................................................................................... 25
B. Visi Dan Misi Organisasi ..................................................................... 26
C. Struktur Organisasi ............................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 14

Gambar 3.1 Struktur Organisasi............................................................................ 27

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penghasilan penting negara yang berasal dari

rakyat, maka pajak dipungut dari warga negara Indonesia dan menjadi salah

satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya untuk mewujudkan

sebuah kenaikan pendapatan negara.

Dari sekian banyaknya pajak daerah, salah satu pajak yang sumber

pendapatannya cukup besar adalah pajak kendaraan bermotor. Seperti yang

telah diatur di Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak

daerah. Definisi pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan

dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

Peraturan pelayanan dalam membayar pajak kendaraan bermotor

merupakan tugas dari organisasi publik atau pemerintah. Berbicara tentang

organisasi pelayanan publik tersebut, salah satu wadah atau organisasi publik

yang berhubungan langsung dalam pelayanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor adalah kantor bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap.

Setiap tahunnya samsat selalu membuat inovasi dalam memberikan

pelayanan dengan mengikuti perkembangan yang semakin meningkat.

Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Sistem

Administrasi Menunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor yang bertujuan

sesuai dengan Pasal 2 adalah memberikan pelayanan registrasi dan

identifikasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan bermotor,

1
2

dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan secara

terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel dan

informatif.

Pada jaman dahulu, pembayaran pembayaran pajak kendaraan bermotor

dilakukan di kantor masing-masing instansi yaitu polri, dinas pendapatan

provinsi, dan jasa raharja. Proses pembayaran pajak tersebut dirasakan

sebagai proses yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena

itu, berdasarkan keputusan pemerintah, sejak tahun 1974-1976 dilakukan uji

coba pembayaran pajak kendaraan bermotor dilakukan di satu gedung yang

dinamakan kantor bersama samsat. Dengan adanya kantor samsat diharapkan

dapat mempermudah wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan

bermotor.

Hingga saat ini pelayanan organisasi publik khusus kantor bersama

samsat sudah melakukan perubahan agar memuaskan wajib pajak. Pelayanan

pembayaran pajak kendaraan bermotor di kantor samsat saat ini jauh lebih

baik dibanding sebelumnya, karena proses pembayaran pajak kendaraan

bermotor tersebut hanya membutuhkan waktu cukup 20-30 menit dan tidak

perlu mendatangi kantor masing-masing instansi.

Banyaknya wajib pajak sebagai pemilik kendaraan bermotor yang

membuat pelayanan samsat menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu

pemerintah merancang suatu inovasi baru untuk memfasilitasi kebutuhan

masyarakat dalam segi pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Samsat keliling harus semakin kompetitif untuk memberi pelayanan prima

kepada wajib pajak kendaraan bermotor. Seiring dengan semakin


3

meningkatnya kebutuhan masyarakat, maka dari itu pemerintah menyediakan

pelayanan mudah, cepat, dan biaya rasional yang relatif murah. Selain itu

dengan adanya pelayanan Ini merupakan cara terbaik dalam memberikan

tingkat kepuasan kepada wajib pajak kendaraan bermotor.

Sejatinya jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat setiap

tahunnya yang tentunya akan membuat Pendapatan Asli Daerah meningkat

dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor, jumlah pertumbuhan kendaraan

bermotor juga harus diikuti oleh kepatuhan membayar pajak. Agar

pendapatan pajak kendaraan bermotor meningkat, maka pemerintah membuat

program samsat keliling dalam meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam

membayar pajak. Di UPT Kab. Gowa, Dalam pembayaran pajak kendaraan

bermotor kembali kepada kesadaran masyarakat. Tentunya jika masyarakat

patuh dalam membayar pajak, maka manfaatnya juga akan dirasakan oleh

masyarakat.

Maka daripada itu untuk mengetahui lebih jelasnya, penulis mengajukan

penelitian dengan judul “Efektivitas SAMSAT Keliling Di Kabupaten

Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka timbul rumusan masalah

yaitu “Bagaimana efektivitas SAMSAT keliling di Kabupaten Gowa ?”

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu Untuk

mengetahui efektivitas SAMSAT keliling di Kabupaten Gowa.


4

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun

penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

a. Dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk penelitian selanjutnya

dan pendukung penelitian terdahulu dengan tema yang sama.

b. Memberikan informasi yang terbaru untuk dapat diterapkan oleh

pengelola pajak atau masyarakat dalam hal pengelolaan pajak atas dana

desa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Diharapkan sebagai kontribusi atau bahan pertimbangan mengenai

pengelolaan pajak atas dana desa.

b. Bagi Instansi Terkait

Dapat dijadikan sebagai saran positif dalam menstabilkan

penerimaan pajak negara.

c. Bagi Penulis

Diharapkan sebagai informasi yang bermanfaat dan dapat menambah

wawasan ilmu khususnya tentang perpajakan.


II TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Siagian (2001), efektivitas berasal dari kata dasar efektif.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai kata efek,

pengaruh, akibat atau membawa hasil.jadi efektivitas adalah keaktifan, daya

guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan

tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya menunjukan

pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan

pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya,

efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih

melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan

membandingkan antara input dan outputnya.

Menurut Sondang (dalam Othenk, 2008), efektivitas adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang

secara sadar di tetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang

atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan

dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan

semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya, sejalan

dengan pendapat tersebut, Abdul rahmat dalam Othenk (2008), efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang setara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat di simpulkan bahwa

5
6

efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya

tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota serta merupakan

keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menuunjukan

derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh, (2010),

efektivitas dapat di jelaskan bahwa efetivitas suatu program dapat dilihat

dari aspek-aspek antara lain:

1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika

melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program

pembelajaran akan efektif jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan

dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik.

2. Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau

program disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika

seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau progran dikatakan

efektif.

3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat

dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam

rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini

mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru maupun

yang berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan

dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif.

4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program dikatakan efektif dari

sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.
7

Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta

didik.

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas

kerja suatu organisasi yang memberikan pelayanan yaitu :

1. Waktu

Cepat tidaknya satuan kerja dalam suatu organisasi memberikan

pelayanan kepada pelanggannya jelas merupakan suatu kriteria. Hanya

saja penggunaan ukuran tentang cepat tidaknya pelayanan itu diberikan

berbeda dari satu orang ke orang lain. Artinya, seorang mungkin saja

merasa ditunjau dari segi waktu, pelayanan yang di terimanya sudah

memuaskan, sedangkan bagi orang lain waktu yang sama mungkin masih

dirasakan terlalu lama. Terlepas dari penilaian subjektif, yang jelas ialah

bahwa faktor waktu dapat di jadikan sebagai salah satu ukuran efektivitas

dan efesiensi kerja organisasi.

2. Kecermatan

Kecermatan dapat di jadikan ukuran. Dalam hal ini yang di maksud

ialah misalnya jika menurut pengalaman pelanggan yang di terimanya

kurang dari yang seharusnya, maka ia akan cenderung memberikan nilai

yang tidak terlalu tinggi terhadap efesiensi dan efektivitas kerja dari

pihak yang bertanggung jawab memberikan pelayanan kepadanya

meskipun di berikan dalam waktu singkat.

3. Gaya pemberian layanan.

Gaya pemberian layanan merupakan salah satu ukuran lain yang

dapat dan biasanya digunakan dalam mengukur efesiensi dan efektivitas


8

kerja suatu organisasi. Yang dimaksud dengan gaya disini adalah cara

dan kebiasaan para wartawan dalam suatu organisasi memberikan jasa

kepada pelanggannya. Tidak mustahil bahwa seorang pendatang baru

disuatu tempat menerima pelayanan oleh suatu organisasi tertentu merasa

bahwa gaya pelayanan dari pihak yang memberikan pelayanan tidak

sesuai dengan seleranya. Perasaan tidak sesuai itu merupakan hal yang

subjektif sifatnya.

2. Pelayanan Publik

Menurut Irsan (2012) pelayanan publik dapat diartikan sebagai

pemberian pelayanan (melayani) orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa

pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat.

Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

memberikan layanan yang baik dan profesional.

Menurut Moenir (2001), pelayanan publik adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor

material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Tujuan pelayanan

publik adalah mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki

atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat

kepada publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang

direncanakan dan disediakan oleh pemerintah.


9

Selanjutnya menurut Moenir (2001), pelayanan publik harus

mengandung unsur-unsur dasar sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum harus jelas

dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.

2. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan

kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap

berpegang teguh pada efisiensi dan efektivitas.

3. Kualitas, proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat

memberi keamanan, kenyamanan, kepastian hukum yang dapat

dipertanggung jawabkan.

4. Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah terpaksa

harus mahal, maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban

memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakan.

Berkaitan dengan layanan publik yang profesional sesuai dengan

tuntutan masyarakat, menurut thoha Widodo (2001), dalam Tesis Irsan,

(2012), pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang

dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan

(aparatur pemerintah), dengan ciri sebagai berikut:

1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan

dan sasaran.

2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah


10

dipahami dan mudah dilaksannakan oleh masyarakat yang meminta

pelayanan.

3. Kejelasan dan kepastian (transparan) mengandung akan arti adanya

kejelasan dan kepastian mengenai:

a. prosedur/tata cara pelayanan.

b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan

administratif.

c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan.

d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya

e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

3. keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan satuan

kata/pejabat penanggung jawap pemberi pelayanan, waktu penyelesaian,

rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan 12 dengan proses

pelayanan wajib di informasikan secara terbuka agar mudah diketahui

dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

4. Efisiensi mengandung arti:

a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung

dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan

keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang

berkaitan.

b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal

proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan


11

adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah

lain yang terkait.

6. Ketepatan, waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanan pelayanan

masyarakat dapat di selesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa

yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani.

8. Adaptif, cepat menyelesaikan terhadap apa yang terjadi tuntutan,

keinginan dan aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa

mengalami tumbuh kembang.

3. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo (2011:12) Pajak Daerah adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.Menurut Mardiasmo (2011:12)

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Adapun fungsi pajak daerah, yaitu :

a. Fungsi Budgetair/financial

Memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan

tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.


12

b. Fungsi Regulerend/Mengatur

Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur baik masyarakat baik

dibidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

4. Layanan SAMSAT Keliling

Layanan Samsat Keliling adalah sebuah pelayanan publik yang dibuat

oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan optimalisasi penerimaan pajak

kendaraan bermotor. Layanan yang diberikan oleh samsat keliling adalah

pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ di dalam

kendaraan beroda empat dengan metode jemput bola yaitu dengan

mendatangi pemilik kendaraan/Wajib Pajak yang jauh dari pusat pelayanan

Samsat pusat. Tujuan dan Manfaat dari Layanan Samsat Keliling yaitu:

a. Tujuan Samsat Keliling :

Meningkatkan mutu pelayanan publik, khususnya pelayanan

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

b. Manfaat Layanan Samsat Keliling :

Memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dalam pengurusan

pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) setiap tahun,

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Wajib

Dana Kecelakaan Lalu-lintas (SWDKLL) serta mendekatkan pelayanan

kepada Wajib Pajak untuk mengurangi biaya.

5. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Keliling

SAMSAT keliling adalah layanan pengesahan STNK setiap tahun,

pembayaran PKB dan SWDKLLJ didalam kendaraan dengan metode

jemput bola yaitu dengan mendatangi pemilik kendaraan/wajib pajak yang


13

jauh dari pusat pelayanan samsat induk. Tujuan samsat keliling adalah

meningkatkan mutu pelayanan publik, khususnya pelayanan pembayaran

PKB.

1. Manfaat pelayanan Samsat keliling

a. Memberikan kemudahan kepada masyarakat (wajib pajak) dalam

pengurusan pengesahan STNK setiap tahun, pembayarab PKB dan

SWDKLLJ.

b. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat atau wajib pajak yang

berdomisili jauh dari samsat induk sehingga dapat mengurangi biaya

transportasi.

2. Persyaratan pelayanan SAMSAT keliling

a. Identitas pemilik yang sah.

b. STNK asli.

c. Bukti pelunasan PKB dan SWDKLLJ (SKPD telah divalidasi) tahun

terakhir.
14

B. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini menjelaskan tentang program SAMSAT Keliling

Kabupaten Gowa menentukan kualitas pelayanan yang harus dicapai untuk

dapat diukur tingkat efektivitasan pelayanannya. Berdasarkaan gambar

kerangka konseptual yang ada dibawah ini dapat dijelaskan bahwa

efektivitas SAMSAT keliling di Kabupaten Gowa berperan penting.

Program SAMSAT Administrasi Efektivitas


Kualitas Pelayanan
Keliling Publik Pelayanan

Gambar 2.1

Definisi Konsep

Definisi konsep menguraikan beberapa istilah atau konsep yang terkait pada

penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. SAMSAT Keliling adalah pelayanan pengesahan STNK 1 (satu) Tahunan,

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan pelayanan Sumbangan Wajib Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang dilaksanakan sistem

jemput bola dengan menggunakan kendaraan roda 4/lebih yang bertujuan

mendekatkan pelayanan samsat ke lokasi-lokasi strategis termasuk lokasi

aktifitas padat penduduk dalam rangka memberi kemudahan pada

masyarakat.

2. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan.
15

3. Administrasi Publik adalah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok

orang atau lembaga dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam

memenuhi kebutuhan publik secara efesien dan efektif.

4. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran

yang telah ditentukan didalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah

ditentukan.

C. Metode Penelitian

1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kantor SAMSAT yang

beralamat di Jl. Jend. Sudirman, No.1, Kab. Gowa, Gowa-Sulawesi

Selatan dan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret hingga

April 2023 hingga selesai. Sumber data dalam penelitian ini adalah data

primer yang merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan

langsung (observasi) dengan pihak-pihak terkait.

2. Narasumber

Narasumber adalah orang yang memberikan informasi yang

diperlukan oleh peneliti dan berkompeten atau menguasai informasi

yang diberikan. Untuk menentukan narasumber yang menjadi informan

dalam penelitian ini dipilih sejumlah narasumber dengan pertimbangan

tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal,

adapun narasumber dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

terlibat dalam sistem pelayanan SAMSAT keliling, terdiri dari :

1. Kepala Kordinator Samsat Keliling Kabupaten Gowa


16

2. Staf bagian pelayanan SAMSAT keliling Kabupaten Gowa

3. Beberapa masyarakat yang memberikan opini maupun fakta

mengenai sistem pelayanan SAMSAT keliing yang berada di

Kabupaten Gowa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Ali (1997) teknik pengumpulan data yang tepat untuk

mendapatkan data kualitatif pada umumnya berbeda dengan

pengumpulan data melalui data kuantitatif. Pengumpulan data atau

informasi mengenai masalah efektivitas SAMSAT keliling di

Kabupaten Gowa yang menjadi kendala dalam penelitian ini digunakan

beberapa cara antara lain :

1. Data Primer

Yakni pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada

lokasi penelitian atau objek yang diteliti untuk mempermudah dan

memperoleh data yang diperlukan. Data yang diperoleh ini disebut

data primer yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

“Wawancara, yakni teknik memperoleh data dengan cara tanya

jawab langsung utnuk memperoleh keterangan dari informan atau

narasumber yang berperan dalam masalah yang diteliti”.

2. Data Sekunder

Penelitian dengan pengumpulan data ini peneliti mempelajari

buku-buku atau referensi, dokumen-dokumen maupun catatan-

catatan tertulis yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Data


17

yang diperoleh merupakan data sekunder dan digunakan sebagai

pendukung dalam analisa data yaitu sebagai berikut :

“Dokumentasi, yakni teknik memperoleh data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh

kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu

hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh”.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik kualitatif karena selain diwajibkan oleh akademisi untuk

menggunakan teknik ini, teknik ini juga memberikan fakta dari

prosedur yang terjadi dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang

sistematis dan akurat serta sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik

kualitatif merupakan teknik dengan menggunakan metode yang sudah

diterapkan oleh peneliti dimana jurnal-jurnal penelitiannya masuk

dalam jurnal internasional bereputasi. Miles dan Huberman (Sugiyono

2012:91), mengemukakan analisis data kualitatif menggunakan

beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil

wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan

kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian

dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.


18

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2012:92) mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada

hal-hal yang penting. Sehingga data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas.

3. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah display

data atau penyajian data. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami kejadian yang diteliti.

4. Verifikasi Data

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan

kesimpulan. Penarikan kesimpulan atau conclusion drawing adalah

informasi yang diperoleh dari data yang sudah disusun dan atau

dikelompokkan.

5. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan

konfigurasi yang utuh (Miles dan Huberman, 2007: 18).

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti menyususn

pencatatan, pola-pola, pernyataan- pernyataan, konfigurasi, arahan

sebab akibat, dan berbagai proposisi (Harsono, 2008: 169).


III. PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

A. Sejarah Singkat

Samsat merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara Polri,

Dinas Pendapatan Provinsi, dan PT Jasa Raharja (Persero) dalam pelayanan

untuk menerbitkan STNK dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang

dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara baik melalui Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLJJ), dan

dilaksanakan pada satu kantor yang dinamakan "Kantor Bersama Samsat".

Dalam hal ini, Polri memiliki fungsi penerbitan STNK; Dinas Pendapatan

Provinsi menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB); sedangkan PT Jasa Raharja

mengelola Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ). Secara umum luas wilayah Kabupaten Gowa kurang lebih

1.619,12 Km2 dan secara administrasi pemerintahan terdiri atas 14 wilayah

kecamatan dan 103 desa/kelurahan. Berdasarkan posisi dan letak geografis

wilayah, Kabupaten Gowa berada pada koordinat 400 45’–500 07’ Lintang

Selatan dan 1090 205’ –1290 12’ Bujur Timur. Samsat di Kota Gowa, yang

beralamat di Jl. Jend. Sudirman, No. 1, Kab. Gowa, Gowa-Sulawesi Selatan.

19
20

B. Visi Dan Misi Organisasi

1. Visi

Visi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan organisasi yang

ditampilkan dalam pelayanan dan produk yang ditawarkan dan

dikampanyekan yang biasanya berupa cita-cita masa mendatang, nilai-

nilai suatu aspirasi, kebutuhan yang dapat dipenuhi, pelayanan kelompok

masyarakat (Nawawi, 2005). Adapun visi Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu : “ Maksimalnya Peningkatan Daerah

Melalui Pengelolaan Pendapatan Daerah Yang Bersih, Tertib,

Transparan, Akuntabel Dan Inovatif ”.

2. Misi

Misi merupakan sesuatu yang menentukan kebutuhan apa yang

diingini dan dipuasi oleh perusahaan, dimana mereka berada sekaligus

berupaya dalam pemuasan dilakukan. Misi produk dan jasa yang

dihasilkan oleh pasar, organisasi, perusahaan dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan. Jadi dalam membuat misi harus realsitik dalam

organisasi sehingga menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas,

dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya

(Benedicta dan Prasetyo, 2004). Adapun misi dari SAMSAT kabupaten

Gowa :

1. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Sekitar 13% Per Tahun

Dan Total Pendapatan Daerah Sekitar 10% Per Tahun.

2. Meningkatkan Kapasitas, Efektivitas Dan Efesiensi Unit Kerja Dalam

Rangka Memberikan Kualitas Prima Dalam Pelayanan Pajak.


21

3. Mewujudkan Aparatur Laki – Laki Dan Perempuan Yang Cakap,

Handal, Jujur, Bertanggung Jawab Dan Profesional Dalam Mengelola

Pendapatan Daerah.

4. Mewujudkan Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Pendapatan Daerah

Yang Transparan Dan Akuntabel.

C. Struktur Organisasi

Ka. Sub Bagian Tata Usaha


ANDI MARZUKI, S.Sos

Idris Ratte, SE (Bendahara Pengeluaran Pemb.)


Rahmatiah,s.Sos, M.Si
Andi Tola,S.SOS
Kepala UPTD
NURLINA,SH,M

Ka. Seksi Pendataan dan Penetapan


HAIKAL.S.STP
Eka F.,SE.MM.
Manira, S.SOS
Abbas Beddu,SH
Drs. Suhaib

Ka. Seksi Penagihan dan Penerimaan


A.MUHAMMAD FUDAIL,SE
WAHIDA, SP,MM
Hj. NIRWANA,S.Sos.MM.
Dra. SUHARIAH. T
SUDARMIN,S.Sos.
Gambar 3.1

Adminstratur Pelayanan ( ADPEL )


NURLIA NUR,S.Sos.M.Ap.

SARI, SE (Bendahara Penerima Pembantu)


MUH. ACHWAN, S.Sos (Penetapan)
MEGAWATI, S.Sos (Kasir)
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Artikel

Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan


Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Irsan. 2012. “Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Simpur di Bandar


Lampung”. Tesis. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Muasaroh. 2010. Aspek-aspek Efektivitas Studi Tentang Efektivitas Pelaksanaan


Program Pelaksanaan PNPM-MP. Universitas Brawijaya Malang.

Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan


Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Pujiani. 2012. Analisis Efektivitas Penggunaan e-System Terhadap Penerimaan


Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Timur.

Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Tjiptono, Fandy. 2016. Service, Quality And Satisfaction. . Yogyakarta: Cv Andi


Offset.

Westra, Pariata. Dkk. 1981. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Widodo. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Malang: Pusat Pengembangan.

Sumber Internet

Othenk, Sondang, Landasan Teori Efektivitas Menurut Para Ahli,


http://literaturbook.blogspot.com/2014/12/pengertian-efektivitas-dan-
landasan..html> Universitas Islam Negeri Alaudin. Dipublikasikan di
http;//resposilori.uin-alauddin.ac.id/3049/(23 februari 2018) Dwijoko,A. &
Sterya, H. (2017). Motorcyclesas Public Transport Service Based on Smart
Phone Android Applications. MATEC Web of Copferences 138. DOI :
10_1051/matecconf/20171380700. Diunduh melalui
https://Scholar.google.com (10 juni 2018).

22

Anda mungkin juga menyukai