Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI UPTD PENGELOLA PENDAPATAN DAERAH BPKPD


KOTA SUKABUMI

Oleh :

Nama : Anfal Algifari NIM : 20210080108

Nama : Fajar Ramadhan NIM : 20210080321

FAKULTAS BISNIS DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS NUSA PUTRA
2023

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI UPTD PENGELOLA PENDAPATAN DAERAH BPKPD
KOTA SUKABUMI

Di ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Di Program


Studi Manajemen

Oleh :

Nama : Anfal Algifari NIM : 20210080108

Nama : Fajar Ramadhan NIM : 20210080321

FAKULTAS BISNIS DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS NUSA PUTRA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI UPTD PENGELOLA PENDAPATAN DAERAH BPKPD KOTA SUKABUMI

Disusun Oleh:

Nama : Anfal Algifari NIM : 20210080108

Nama : Fajar Ramadhan NIM : 20210080321

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah disetujui oleh :


Sukabumi, 01 September 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Salix Fini Maris, M.M Asep Herlan Y Permana, S. Kom.


NIDN: 04090586606 NIP. 19730626 201001 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manjemen Kepala UPTD Pengelola Pendapatan
Universitas Nusa Putra Daerah BPKPD Kota Sukabumi

Agung Maulana, M. A. H. Andri Suryandi, S. E., M. M.


NIDN. 0412089501 NIP. 19721219 200801 1 003

KATA PENGANTAR

i
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. kami dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik berkat
rahmat dan petunjuk-Nya. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang tercantum di bawah ini yang telah
mendukung dan mempercepat pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

1. Bapak Dr. Kurniawan, S. T., M. Si., M. M., selaku Rektor Universitas Nusa
Putra Sukabumi;
2. Bapak Anggy Pradiftha S. Pd., M. T selaku Wakil Rektor 1 Bidang Akademik
3. Bapak Agung Maulana, M. A., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Nusa Putra Sukabumi;
4. Salix Fini Maris, M.M, selaku Dosen Pembimbing;
5. Bapak H. Andri Suryandi, S. E, M. M., selaku Kepala UPTD Pengelola
Pendapatan Daerah BPKPD Kota Sukabumi, yang telah berkenan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dikantor UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah
BPKD Kota Sukabumi;
6. Bapak Asep Herlan Y Permana, S. Kom., selaku Staff Pengawas dan Konsultasi
UPTD Pengelola Pendapatan Daerah sekaligus sebagai pembimbing
lapangan dalam kegiatan praktek kerja lapangan;
7. Beserta seluruh Staff Karyawan di kantor UPTD Pengelola Pendapatan
Daerah.
Tujuan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk
menyampaikan berbagai agenda kegiatan yang telah kami lakukan selama kurun
waktu yang telah di tentukan. Akhir kata, penyusun berharap laporan yang disusun
bisa bermanfaat bagi pembaca serta berguna bagi kemajuan UPTD Pengelola
Pendapatan Daerah selaku tempat praktek kerja lapangan. Kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu
jalannya kegiatan praktek kerja lapangan, semoga Allah SWT meridhoi langkah
orang yang berbuat baik. Amin.
Sukabumi, 31 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................
i
KATA PENGANTAR .............................................................................
ii

ii
DAFTAR ISI .......................................................................................
iii
BAB I ................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................................. 2
1.3 Masa Pelaksanaan ................................................................... 3
1.4 Manfaat PKL Bagi Mahasiswa .................................................... 3
BAB II ............................................................................................... 5
Profil UPTD Pengelola Pendapatan Daerah BPKPD Kota Sukabumi ........... 5
2.1 Sejarah UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi ......... 5
2.2 Visi Misi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi ....... 5
2.3 Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Pengelola
Pendapatan Daerah Kota Sukabumi .................................................... 6
2.4 Ruang Lingkup Usaha UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota
Sukabumi........................................................................................ 8
2.5 Lokasi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi .......... 9
BAB III .............................................................................................
10
PEMBAHASAN ...................................................................................
10
3.1 Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 10
3.2 Temuan Kasus ......................................................................... 11
3.3 Pembahasan ............................................................................ 12
3.2.1 PBB-P2 ...................................................................................
12
3.2.2 Prosedur dan Teknis Pembayaran PBB-P2 .................................. 13
3.2.3 Pengajuan Keberatan ...............................................................
15
BAB IV .............................................................................................
20
PENUTUP ..........................................................................................
20
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 20
4.2 Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
22
LAMPIRAN DOKUMEN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak daerah, sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 28


Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, yang digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Salah satu pendapatan asli daerah (PAD) Kota Sukabumi
berasal dari pajak daerah.
Salah satu keuntungan dari pajak adalah bahwa pajak menyediakan dana
yang dibutuhkan untuk menciptakan, mengembangkan, dan mendukung wilayah
otonom. Pajak restoran, pajak hotel, pajak parkir, pajak air tanah, pajak hiburan,
pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan,
pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan,
dan pajak bumi dan bangunan adalah beberapa contoh dari sekian banyak pajak
daerah. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPTHB) merupakan jenis-jenis pajak properti.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan kejuruan yang diikuti oleh mahasiswa dengan bekerja secara
langsung di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI), secara sistematik dan terarah
dengan supervisi yang kompeten di bidangnya dengan tujuan memperoleh
pengalaman dan kecakapan penguasaan keahlian di suatu bidang hingga
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Salah satunya lingkungan
pendidikan yang mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktek kerja
lapangan dan belajar mengenai dunia kerja adalah Universitas Nusa Putra
Sukabumi. Hal ini dilakukan agar seorang mahasiswa berkesempatan untuk
mengaplikasikan ilmu dan kemampuan yang diperoleh selama kegiatan
perkuliahan, serta membangun keterampilan dan memahami etos kerja dengan
terjun langsung ke lapangan dengan harapan setelah lulus nanti mahasiswa
mampu bersaing di dunia kerja.
Untuk memenuhi tuntutan tenaga kerja yang profesional dalam disiplin
ilmunya, maka diadakanlah praktek kerja lapangan, dimana mahasiswa dituntut
untuk menerapkan ilmunya sekaligus belajar mengenai dunia bisnis. Agar sistem
pendidikan dan pelatihan vokasi dapat menciptakan lulusan yang unggul, praktek
kerja lapangan merupakan langkah nyata (signifikan) ke arah yang benar.
Salah satu mata kuliah yang ditawarkan oleh Universitas Nusa Putra yang
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan
bakat mahasiswa adalah praktek kerja lapangan. Di bawah arahan dosen
pembimbing dan pembimbing lapangan dari instansi atau perusahaan, laporan
PKL disusun secara metodis dan teratur. Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi
mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan penutup perkuliahan Starata 1 (S1)
adalah adanya kegiatan PKL. Karena menciptakan tenaga kerja yang profesional
dan berkualitas merupakan hal yang menantang, Universitas Nusa Putra berupaya
meningkatkan kualitas pengajaran dan menawarkan sumber daya pendukung
untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan akuntabel.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa


dapat meningkatkan kompetensi, kecerdasan, keterampilan dan karakter
mahasiswa sesuai dengan visi misi Universitas Nusa Putra dan membangun
kerjasama antara Universitas Nusa Putra dengan Instansi/Perusahaan. Berikut
tujuan-tujuan pkl secara umum bagi mahasiswa:
• Membantu mahasiswa untuk memiliki wawasan karier, memilih bidang
karier yang ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dalam
lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahliannya.
• Membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan
keterampilannya agar menjadi warga negara dan warga masyarakat
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab.
• Memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mampu
mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh melalui berbgaai pekerjaan di dunia kerja.
• Mempersiapkan mahasiswa untuk produktif dan dapat langsung bekerja
dibidang yang telah ditekuni dan dipelajari melalui pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi.
• Meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa.

Dalam pelaksanaan PKL di kantor UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah


BPKPD Kota Sukabumi, memiliki tujuan khusus bagi penulis yaitu memberikan
wawasan dan ilmu mengenai sejarah, struktur organisasi, serta bagaimana
prosedur dan teknis pembayaran pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan (PBB-P2).

2
1.3 Masa Pelaksanaan

Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan selama 4 minggu atau lebih


tepatnya selama satu bulan. Pelaksanaan terhitung mulai tanggal 01 - 31 Agustus
2023. Adapun tempat pelaksanaan pkl yaitu di kantor UPTD Pengelolaan
Pendapatan Daerah BPKPD Kota Sukabumi, yang berlokus di Jl. Pelabuhan II Km 5
Komplek Perkantoran Kec. Lembursitu Kota Sukabumi Jawa Barat, 43134.

1.4 Manfaat PKL Bagi Mahasiswa

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam pelaksanaannya bagi mahasiswa


memiliki banyak sekali manfaat diantara sebagai berikut:
• Memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 Program Studi
Manajemen, Universita Nusa Putra.
• Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan perkuliahan dalam bidang keahliannya terutama dibidang
manajemen.
• Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknikal yang
diperoleh selama perkuliahan sesuai dengan bidang keahliannya dalam
bentuk kerja di lapangan.
• Melatih kemandirian berfikir untuk memecahkan masalah-masalah
dilapangan dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh selama perkuliahan.
• Memberikan pengalaman belajar yang mendukung kesiapannya dalam
memasuki pasar kerja.
Manfaat Untuk Universitas Nusa putra:

• Sebagai media untuk menghasilkan tenaga professional yang nantinya


akan terjun langsung dalam dunia kerja.
• Menjalin kerja sama antara perguruan tinggi dengan instansi.
• Untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman lulusan yang terampil
dibidangnya.
• Mendapatkan bahan evaluasi mengenai sistem pengajaran yang lebih
sesuai dengan lingkungan kerja.
• Memperkenalkan keberadaan jurusan Manajemen Universitas Nusa
Putra ke dalam instansi pemerintahan.
Manfaat Untuk Program Studi Manajemen:

• Dapat menjadi tolok ukur pencapaian kinerja program studi khususnya


untuk mengevaluasi hasil pembelajaran oleh instansi tempat PKL.
• Dapat menjalin kerjasama dengan instansi tempat PKL.

3
Manfaat Untuk UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi:

• Dapat mengenal lebih kualitas mahasiswa yang berlatih di instansi


pemerintahan.
• Dapat ikut serta dalam upaya memajukan pendidikan khususnya
pengembangan sumber daya manusia.

4
BAB II

Profil UPTD Pengelola Pendapatan Daerah BPKPD Kota Sukabumi

2.1 Sejarah UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi

UPTD Pengelola Pendapatan Daerah atau UPTD PPD Kota Sukabumi


terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimana pajak Pusat dilimpahkan ke daerah
pengelolaannya. Pemerintah Kota Sukabumi mulai mengelola BPHTB secara penuh
dimulai pada awal tahun 2011 sedangkan untuk PBB-P2 pada awal tahun 2014.
UPTD PPD Kota Sukabumi adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah yang berada
dibawah Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kota
Sukabumi (Putra, 2020).

Dari 2 (dua) sumber pendapatan yang menjadi tanggung jawab UPTD PPD
Kota Sukabumi berdasarkan:

1. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan


Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
2. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas
Tanah Dan Bangunan.
3. Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 41 Tahun 2020 Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengelolaan dan Tata Cara Penyelenggaraan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
4. Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 25 Thun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 21 Tahun 2011 tentang Sistem
dan Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.

2.2 Visi Misi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi

a. Visi

Visi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi diselaraskan


dengan visi Walikota Sukabumi, sebagai berikut:

“Terwujudnya kota Sukabumi yang religius, nyaman, dan Sejahtera.”

5
b. Misi

Misi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi diselaraskan


dengan misi Walikota Sukabumi, sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlakulkarimah, sehat, cerdas,


kreatif, dan berbudaya serta memiliki kesetiakawanan sosial.
2. Mewujudkan tata ruang dan infrastruktur yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan.
3. Mewujudkan ekonomi daerah yang maju bertumpu pada sektor
perdagangan, ekonomi kreatif, dan pariwisata melalui prinsip kemitraan
dengan dunia usaha, dunia pendidikan dan daerah sekitar.
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan
inovatif.

2.3 Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Pengelola


Pendapatan Daerah Kota Sukabumi

Susunan Organisasi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi

1. Susunan organisasi UPTD PPD Kota Sukabumi, terdiri dari :


a. Kepala UPTD PPD;
b. Kepala Subbagian tata usaha; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, UPTD PPD Kota Sukabumi
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan tugas teknis pada Badan dalam perencanaan, penanganan
dan pengelolaan PBB-P2 dan BPHTB;
b. penyelenggaraan kegiatan teknis administratif dan pelaksanaan
pelayanan umum serta pengawasan bidang pengelolaan PBB-P2 dan
BPHTB; dan
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

3.Susunan organisasi UPTD PDD Kota Sukabumi

6
Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota

Sukabumi

1. Kepala UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah, membawahi:


a. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan, Melaksanakan perumusan,
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan WP PBB-P2 dan BPHTB serta
pengelolaan konsultasi perpajakan;
b. Monitoring dan evaluasi tugas UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah;
c. Membina dan memotivasi seluruh pegawai di lingkungan UPTD
Pengelolaan Pendapatan Daerah dalam upaya meningkatkan
produktifitas kerja;
d. Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan dinas/ instansi/ lembaga
lainnya dan PPAT;
e. Membuat program kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya; dan
f. Mempertanggungjawabkan tugas UPTD Pengelolaan Pendapatan
Daerah secara administratif, operasional kepada kepala bidang pada
dinas sesuai bidang tugasnya.

2. Kepala Tata Usaha, membawahi :


a. Membantu dan bertanggungjawab Kepada Kepala UPTD Pengelolaan
Pendapatan Daerah;
b. Pelaksanaan pengelolaan pelayanan urusan umum kepegawaian, dan
keuangan;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja UPTD Pengelolaan
Pendapatan Daerah;
d. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di lingkungan
UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah;
e. Pemeliharaan kebersihan, keamanan, dan ketertiban di lingkungan
UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah; dan

7
f. Penyusunan bahan laporan Kegiatan UPTD
Pengelolaan
Pendapatan Daerah.

3. Pelayanan Umum dan Ketatausahaan, membawahi :


a. Pengelolaan Registrasi Wajib Pajak UPTD Pengelolaan Pendapatan
Daerah;
b. Penerimaan Permohonan Mutasi, Pemecahan, Data Baru, Keberatan,
Pengurangan, Salinan SK NJOP dan Pembetulan; dan
c. Cetak BPS/LPAD.

4. Pengelola Program, Data & Informasi (PPDI), membawahi :


a. Koordinasi perubahan SPPT PBB-P2;
b. Penilaian dan Penetapan SPPT PBB-P2;
c. Koordinasi Cetak Massal SPPT PBB-P2;
d. Koordinasi Pemutakhiran peta blok;
e. Penyelesaian Pembatalan, menyiapkan informasi pembatalan
SPPT/SKP/STP;
f. Laporan Triwulan Penyelesaian keberatan dan pengurangan;
g. Koordinasi Pembentukan/Penyempurnaan NIR;
h. Pemutakhiran Data Base PBB;
i. Back Up Data Base PBB;
j. Mengkonsep pembentukan data awal koordinasi waskon;
k. Pemeliharaan data subjek objek pajak; dan
l. Penyediaan Informasi Data Subjekdan Objek PBB-P2.

5. Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), membawahi :


a. Koordinasi Perumusan, Penyuluhan dan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah;
b. Koordinasi pendataan Objek dan Subjek Pajak dan Penilaian Objek
Pajak;
c. Menyiapkan bahan uji petik usulan Klasifikasi Bumi dan Besarnya NJOP;
d. Mengonsep Tim Pelaksana Kegiatan Pembentukan Data awal Objek dan
Subjek Pajak; dan
e. Konsep BA, Analisis data transaksi, dan berkas pembentukan DNPP.

6. Penagihan dan Pelaporan, membawahi :

8
a. Menghimpun kebutuhan keuangan untuk kegiatan UPTD Pengelolaan
Pendapatan Daerah;
b. Membuat usulan pencairan Belanja langsung
kegiatan UPTD
Pengelolaan Pendapatan Daerah;
c. Mencairkan uang kegiatan UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai
kebutuhan;
d. Mencatat seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran uang kas dalam
buku Kasumum (BKU);
e. Membukukan setiap pengeluaran kas dalam Buku Rekapitulasi
Pengeluaran Perincian Objek;
f. Membukukan setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran PPN dan
PPh dalam buku Pajak PPN dan PPh;
g. Membuat Register Penutupa nKas;
h. Menyusun RKA;
i. Asistensi RKA;
j. Menyusun DPA;
k. Asistensi DPA; dan
l. Membuat Surat Keputusan Nilai Zona Objek Pajak (SKNJOP).

2.4 Ruang Lingkup Usaha UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota


Sukabumi

Berikut jenis pelayanan PBB-P2 UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota


Sukabumi:

1. Pendaftaran OP Baru;
2. Mutasi Subjek Pajak;
3. Pembetulan SPPT/SKP/STP;
4. Pembatalan SPPT/SKP;
5. Salinan SPPT/SKP;
6. Keberatan Penunjukkan Wajib Pajak;
7. Keberatan Atas Pajak Terhutang;
8. Pengurangan Atas Besarnya Pajak Terhutang;
9. Restitusi dan Kompensasi;
10. Pengurangan Denda Administrasi;
11. Penundaan Tanggal Jatuh Tempo;
12. Pembetulan SK Keberatan;
13. Permohonan Pemecahan Objek Pajak;
14. Permohonan Penggabungan Objek Pajak;
15. Permohonan Penerbitan SK NJOP;
16. Cetak Surat Keterangan Lunas 1 Tahun; dan
9
17. Cetak Surat Keterangan Lunas 10 Tahun.

Berikut merupakan dasar hukum pelayanan PBB-P2 UPTD Pengelola


Pendapatan Daerah Kota Sukabumi:

1. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 Tentang PajakBumi dan


Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
2. Peraturan Wali kota Nomor 41 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan.

Berikut jenis pelayanan BPHTB UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota


Sukabumi:

1. Verifikasi BPHTB; 2.
Validasi BPHTB; dan
3. Pembatalan BPHTB.

Berikut merupakan dasar hukum pelayanan BPHTB UPTD Pengelola


Pendapatan Daerah Kota Sukabumi:

1. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011tentang Bea Perolehan Hak Atas


Tanah dan Bangunan Peraturan Daerah Tahun 2017 Nomor 1 Tentang
Perubahan Peraturan Daerah Kota SukabumiNomor 1 Tahun 2011
Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
2. PeraturanWali Kota Nomor 21 Tahun 2011, Peraturan Wali Kota Nomor 25
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Wali Kota Sukabumi
Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

2.5 Lokasi UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi

Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi


yang berlokasi di Jalan Pelabuhan II No. Km. 5, Cipanengah, Kecamatan
Lembursitu, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43134.

BAB III

PEMBAHASAN

10
3.1 Pelaksanaan Kegiatan

3.1.1 Kegiatan Persiapan Praktek Kerja Lapangan

Sebelum melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, langkah pertama


melakukan persiapan dengan membuat surat izin Praktek Kerja Lapangan di
Career Service Unit. Surat izin tersebut dibuat dengan cara melakukan pengajuan
melalui surat pengantar yang diperoleh dari bagian administrasi kemahasiswaan.
Praktikan juga mengurus surat pendukung lainnya ke Bakesbangpol Kota
Sukabumi. Setelah semua persyaratan lengkap, selanjutnya melakukan
pengajuan, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2023. Selanjutnya, praktikan
memberikan surat izin tersebut kepada bagian Sekretariat Badan Pengelolaan
Keuangan dan Pendapatan Daerah Kota Sukabumi. Pada 30 Juni tahun 2023,
praktikan memperoleh jawaban dari pihak Badan Pengelolaan Keuangan dan
Pajak Daerah Kota Sukabumi bahwa praktikan diizinkan untuk melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan dengan diposisi di UPTD PPD Kota Sukabumi.

3.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Pada pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dimulai tanggal 10


Juli - 10 Agustus 2023 selama 1 (satu) bulan di UPTD Pengelola Pendapatan Daerah
Kota Sukabumi. Praktikan dibimbing mengenai pekerjaan atau tugas-tugas oleh
staff yang menjadi pembimbing lapangan. Pembimbing memberikan bimbingan
dan arahan dalam melaksanakan kegiatan PKL. Pada pelaksanaan PKL ini,
Praktikan bertugas untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari sebagai berikut:
a. Di bagian pelayanan
• Pengecekan piutang
Pengecekan piutang UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) PDD
(Pendidikan Dasar dan Menengah) mencakup langkah-langkah
untuk memverifikasi dan memastikan keakuratan data piutang yang
dimiliki oleh unit tersebut dan Memeriksa dokumen-dokumen yang
terkait dengan piutang, seperti faktur, kwitansi, dan catatan
pembayaran.

• Validasi BPHTB
Validasi BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)
adalah proses pengecekan dan verifikasi data terkait pembayaran
BPHTB yang dilakukan oleh pemilik properti atau pihak terkait

b. Rekapitulasi data BPHTB.


Rekapitulasi BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)
adalah rangkuman atau perincian secara keseluruhan pembayaran
BPHTB yang diterima oleh instansi atau lembaga terkait.

11
c. Input data SK Keberatan pbb-p2.
Input data SK Keberatan PBB-P2 (Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan) merujuk pada proses memasukkan informasi terkait
Surat Keberatan yang diajukan oleh wajib pajak terhadap tagihan PBB-
P2.
d. Pemberkasan SK Keberatan.
Pemberkasan SK Keberatan merujuk pada proses penyusunan dan
pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan Surat Keberatan
(SK) yang diajukan oleh wajib pajak.

e. Mengimput data penyebaran (struk SPPT) .


Proses memasukkan atau menginputkan data terkait penyebaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) ke dalam struktur Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang (SPPT).

Selama Praktek Kerja Lapangan, praktikan diarahkan oleh pembimbing


mengenai pekerjaan dan tugas-tugas yang diberikan yang harus dituntaskan oleh
praktikan. Monitoring dan evaluasi dilakukan agar praktikan merasa memiliki
tanggung jawab atas penyelesaian tugas yang telah diberikan, ketika praktikan
ragu akan tugas-tugas yang diberikan, praktikan tidak segan untuk bertanya
kepada pembimbing agar meminimalisir kekeliruan akan tugas yang diberikan.
3.2 Temuan Kasus

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Sukabumi yang selanjutnya


disebut BPKD adalah Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Sukabumi atau
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perpajakan. Selanjutnya tugas UPTD pengelola pendapatan daerah adalah
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu di bidang pengelolaan pendapatan daerah meliputi pendataan dan
penetapan, penerimaan, dan penagihan. UPTD juga bertanggung jawab kepada
kepala badan dan melakukan koordinasi dengan instansi/unit kerja lain dalam
perencanaan operasional, serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah di
wilayah kerjanya.
Dalam pelaksanaan tugasnya UPTD PPD BPKPD Kota Sukabumi sebagai unit
pelaksana teknis pemungutan PBB-P2 dan BPHTB di Kota Sukabumi terus berupaya
untuk meningkatkan penerimaan PBB-P2 dan BPHTB serta meningkatkan ketaatan
masyarakat dalam menunaikan pajak. Karena PBB-P2 merupakan sumber
pendapatan utama bagi pemerintah daerah (kabupaten/kota) yang digunakan
untuk membiayai berbagai program dan proyek pembangunan serta pelayanan
publik. Melalui pembayaran PBB-P2, pemerintah dapat memperoleh dana untuk
menjalankan berbagai kegiatan penting, seperti infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan layanan masyarakat lainnya.

12
Oleh sebab itu sangat penting bagi wajib pajak untuk melaksanakan
kewajiban membayar pajak secara tepat waktu dan penuh tanggung jawab.
Mungkin saat ini masih ada para wajib pajak yang belum menyadari betapa
pentingnya pembayaran pajak dilakukan dan berdampak sangat luas terhadap
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut yang mendasari
praktikan untuk menjelaskan apa yang dimaksud PBB-P2 serta bagaimana
prosedur dan teknis dalam melakukan pembayaran PBB-P2.
Temuan kasus lainnya yang praktikan bahas yaitu pengajuan keberatan
yang merupakan salah satu jenis pelayanan PBB-P2 yang ada di UPTD Pengelola
Pendapatan Daerah Kota Sukabumi. Kenaikan pajak di sebabkan oleh kenaikan
nilai jual objek pajak (NJOP) sesuai dengan kepwal tahun 2022, hal tersebut
menyebabkan adanya wajib pajak mengajukan keberatan atas pajak yang harus
mereka bayar, alasan wajib pajak megajukan keberatan karena kenaikan NJOP
yang terlalu jauh dengan NJOP sebelumnya.

3.2.1 Keterkaitan temuan kasus pada mata kuliah manajemen keuangan

Temuan kasus ini memiliki kaitan yang kuat dengan mata kuliah Manajemen
Keuangan, terutama dalam konteks pengelolaan keuangan pemerintahan daerah.
Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai kaitan tersebut:

a. Manajemen Keuangan:

Kaitan: Temuan kasus melibatkan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)


dan UPTD Pengelola Pendapatan Daerah dalam upaya meningkatkan penerimaan
PBB-P2 dan BPHTB. Ini dapat terkait dengan konsep dan praktik manajemen
keuangan pemerintahan daerah.

b. Pajak dan Perpajakan:

Kaitan: Pembahasan tentang PBB-P2 dan BPHTB serta upaya meningkatkan


ketaatan masyarakat terhadap pembayaran pajak dapat dikaitkan dengan teori
perpajakan, termasuk strategi peningkatan penerimaan pajak dan pelayanan
kepada wajib pajak.

Kesesuaian dengan Teori yang Ada:

Temuan kasus ini secara umum sesuai dengan teori Manajemen Keuangan yang
mengacu pada pengelolaan pendapatan, perencanaan operasional, koordinasi,
dan strategi pemungutan pajak. Pengelolaan pendapatan daerah yang efisien,

13
perencanaan operasional yang baik, dan strategi pemungutan pajak yang efektif
adalah prinsip-prinsip dasar dalam teori manajemen keuangan.

Apa yang Tidak Sesuai:

Pada tahap ini, informasi yang diberikan belum mencakup detail teoritis tertentu
atau pengembangan analisis yang mendalam terkait dengan kesesuaian atau
ketidaksesuaian temuan kasus dengan teori Manajemen Keuangan. Untuk menilai
lebih lanjut kesesuaian atau ketidaksesuaian, perlu dilakukan analisis lebih
mendalam dengan merinci prinsip-prinsip teori Manajemen Keuangan yang
bersangkutan

3.3 Pembahasan

3.3.1 PBB-P2

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah


dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa:
“Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yang selanjutnya
disebut pajak adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali
kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan”.
Objek Pajak adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi
atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau
memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan. Sedangkan Wajib Pajak adalah orang pribadi
atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau
memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan.
Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman
diwilayah Kota Sukabumi. Sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman
dan/atau laut.

14
Dalam melakukan pengajuan pelayanan PBB-P2 wajib pajak harus
memenuhi persyaratan, yaitu sebagai berikut:

1. Fotocopy Identitas (KTP).


2. Surat Kuasa (apabila di kuasakan)
3. Fotocopy Bukti Kepemilikan, penguasaan atau pemanfaatan.
4. Mengisi Formulir, SPOP dan LSPOP
5. Data Pendukung sesuai dengan jenis pelayanan
Berikut jenis pelayanan PBB-P2 UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota
Sukabumi:

1. Pendaftaran OP Baru
2. Mutasi Subjek Pajak
3. Pembetulan SPPT/SKP/STP
4. Pembatalan SPPT/SKP
5. Salinan SPPT/SKP
6. Keberatan Penunjukkan Wajib Pajak
7. Keberatan Atas Pajak Terhutang
8. Pengurangan Atas Besarnya Pajak Terhutang
9. Restitusi dan Kompensasi
10. Pengurangan Denda Administrasi
11. Penundaan Tanggal Jatuh Tempo
12. Pembetulan SK Keberatan
13. Permohonan Pemecahan Objek Pajak
14. Permohonan Penggabungan Objek Pajak
15. Permohonan Penerbitan SK NJOP
16. Cetak Surat Keterangan Lunas 1 Tahun
17. Cetak Surat Keterangan Lunas 10 Tahun

3.3.2 Prosedur dan Teknis Pembayaran PBB-P2

Wajib Pajak berkewajiban untuk melakukan pembayaran pajak setiap


tahunnya. Wajib pajak menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
dari pemerintah daerah setiap tahun dan wajib pajak membayar PBB-P2 sesuai
dengan nilai pajak yang tertera di SPPT ke bank persepsi yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah. Prosedur dan teknis pembayaran PBB-P2 dengan cara offline
melalui:

• Bank atau Kantor Pos dan Giro tempat pembayaran yang tercantum pada SPPT,
dengan menunjukkan SPPT PBB tahun yang ingin dibayar. Jika belum diterima
oleh wajib pajak, bisa menunjukkan SPPT tahun sebelumnya.

15
• petugas PBB resmi di kelurahan/desa, dengan cara membayar kepada petugas
pemungut. Kemudian petugas menyetor ke tempat pembayaran yang
ditentukan.
UPTD PPD BPKPD Kota Sukabumi sebagai unit pelaksana teknis pemungutan
PBB-P2 dan BPHTB di Kota Sukabumi terus berupaya untuk meningkatkan
penerimaan PBB-P2 dan BPHTB serta meningkatkan ketaatan masyarakat dalam
menunaikan pajak. Oleh sebab itu untuk memudahkan prosedur dan teknis
pembayaran pajak UPTD PPD kota Sukabumi melakukan inovasi memanfaatkan
trasnformasi digital. Saat ini masyarakat dapat membayar pajak dengan mudah,
dekat, aman dan cepat melalui e-commerce, e-wallet, dan marketplace yang telah
ditunjuk oleh Pemerintah sebagai lembaga presepsi untuk pembayaran pajak.
Berikut prosedur dan teknis pembayaran PBB-P2 secara online melalui:

• Marketplace
Pembayaran PBB-P2 secara online melalui Tokopedia.

1. Kunjungi laman Tokopedia > PBB Online.


2. Masukan nomor objek Pajak Bumi Bangunan Anda.
3. Rincian akan otomatis muncul jika nomor kontrak yang Anda masukan
sudah benar.
4. Klik opsi Bayar.
5. Pilih metode pembayaran yang diinginkan.
6. Sistem akan segera memproses pembayaran Pajak Bumi Bangunan
Anda dan mengirimkan notifikasi ketika pembayaran sukses dilakukan.
• Convinience Store
Pembayaran PBB-P2 secara online melalui Alfamart.

1. Kunjungi laman Tokopedia > PBB Online.


2. Rincian tagihan Pajak Bumi Bangunan yang belum terbayarkan akan
muncul secara otomatis. Pastikan data rincian sudah benar.
3. Akan muncul detail pembayaran, klik Lanjut.
4. Pilih metode pembayaran Gerai Retail/Tunai, lalu pilih Alfamart. Klik
Bayar Sekarang.
5. Di halaman berikutnya akan muncul Kode Pembayaran.
6. Tunjukkan kode tersebut ke kasir Alfamart/Alfamidi/Lawson terdekat
untuk melakukan pembayaran. Pembeli akan dikenakan biaya
administrasi Rp2.500.
7. Anda akan mendapatkan struk pembayaran. Simpan struk tersebut
sebagai bukti pembayaran.
Catatan: Batas waktu pembayaran adalah 1 hari sejak kode pembayaran
diberikan. Jika tidak melakukan pembayaran setelah 1 hari, pembayaran
tagihan Pajak Bumi Bangunan Anda akan dianggap batal.
16
• E-Commarce
Pembayaran PBB-P2 secara online melalui BJB Digi.

Gambar: 3.1
Prosedur Pembayaran PBB-P2 Melalui BJB Digi & ATM Bank BJB

• E-Wallet
Pembayaran PBB-P2 secara online melalui DANA.

1. Buka aplikasi DANA di HP Anda.


2. Pilih menu View All pada bagian kanan layar Anda.
3. Lihat pada bagian Bills dan pilih PBB.
4. Pilih daerah yang muncul pada halaman selanjutnya, sesuai dengan
pajak daerah PBB Anda.
5. Kemudian pilih Kota terkait sesuai dengan PBB Anda.
6. Masukan tahun pajak PBB yang akan Anda lunasi.
7. Masukan Nomor Objek Pajak.
8. Kemudian pilih Check Bill dan akan muncul detail tagihan Anda.
9. Ikuti langkah selanjutnya, kemudian akan muncul
Payment
Confirmation.
Anda bisa membayar menggunakan DANA Balance, DANA PayLater dan Kartu
Debit/Kredit untuk pembayaran sesuai dengan keinginan Anda.
3.3.3 Pengajuan Keberatan

Berdasarkan Peraturan Wali Kota Sukabumi Nomor 41 Tahun 2020 tentang


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan, Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah,
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap
pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.
UPTD PPD Kota Sukabumi dalam pelaksanaannya mengenai keberatan
mengacu pada Peraturan Wali Kota Sukabumi Nomor 41 Tahun 2020 tentang
17
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan pada pasal 36 – 39, yang menyebutkan sebagai berikut :

Pasal 36
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan pengurangan atau penghapusan
sanksi administratif dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. 1 (satu) permohonan diajukan untuk 1 (satu) SPPT PBB-P2, SKPD PBB-P2,
atau STPD PBB-P2, kecuali diajukan secara kolektif;
b. diajukan kepada kepala Perangkat Daerah atau instansi terkait;
c. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan
besarnya persentase pengurangan sanksi administratif yang dimohon
disertai alasan yang jelas;
d. surat permohonan yang diajukan secara perseorangan ditandatangani
oleh Wajib Pajak, kecuali permohonan yang diajukan secara kolektif
ditandatangani Lurah. dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh
bukan Wajib Pajak berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus
untuk:
a) Wajib Pajak badan; atau
b) Wajib Pajak orang pribadi dengan Pajak yang tidak atau kurang
dibayar yang menjadi dasar penghitungan sanksi administrasi
minimal Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah).
2) harus dilampiri dengan surat kuasa, untuk Wajib Pajak orang
pribadi dengan Pajak yang tidak atau kurang dibayar yang
menjadi dasar penghitungan sanksi administrasi minimal Rp
100.000,- (seratus ribu rupiah) Pajak yang tidak atau kurang
dibayar yang menjadi dasar penghitungan sanksi administrasi
yang tercantum dalam SKPD PBB-
P2, STPD PBB-P2;
e. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan, mengajukan keberatan namun
tidak dapat dipertimbangkan, atau mengajukan keberatan kemudian
mencabut keberatannya, atas SPPT atau SKPD PBB-P2 yang terkait
dengan STPD PBB-P2, dalam hal yang diajukan permohonan
pengurangan atau penghapusan adalah sanksi administrasi yang
tercantum dalam STPD PBB-P2; dan
f. permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi yang
diajukan secara kolektif hanya untuk SPPT PBB-P2 dan/atau SKPD PBBP2,
atau STPD PBB-P2 semua Tahun Pajak;
(2) Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat
dipertimbangkan dan kepada Wajib Pajak atau kuasanya diberitahukan
secara tertulis disertai alasan yang mendasari dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan tersebut diterima.
18
(3) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
mengajukan kembali permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi dengan terlebih dahulu melengkapi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Pasal 37
Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif PBB-P2
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 disertai bukti pendukung, terdiri dari:

a. fotokopi identitas Wajib Pajak, dan fotokopi kuasa Wajib Pajak dalam hal
dikuasakan;
b. fotokopi SPPT PBB-P2/SKPD PBB-P2/STPD PBBP2 yang dimohonkan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PBB-P2;
c. fotokopi bukti pelunasan pokok Pajak tahun yang dimohonkan
pengurangan sanksi administrasi PBB-P2;
d. surat pengajuan pribadi disertai materai dan/atau
keterangan/pengantar dari kelurahan yang menyatakan tidak mampu
membayar denda administrasi PBB-P2 dengan alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan dari Lurah;
e. fotokopi laporan keuangan, dalam hal permohonan yang diajukan oleh
Wajib Pajak badan;
f. dokumen pendukung yang dapat menunjukan bahwa sanksi administrasi
PBB-P2 dikarenakan kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena
kesalahan Wajib Pajak; dan/atau
g. fotokopi surat pemberitahuan pengajuan keberatan PBB-P2 tidak dapat
dipertimbangkan, dalam hal Wajib Pajak pernah mengajukan keberatan
atas SPPT PBB-P2 atau SKPD PBB-P2;

Pasal 38

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan pengurangan atau pembatalan


ketetapan PBB-P2 dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. 1 (satu) permohonan diajukan untuk 1 (satu) SPPT PBB-P2 atau SKPD PBB-
P2, kecuali diajukan secara kolektif;
b. diajukan kepada kepala Perangkat Daerah atau Instansi;
c. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan
besarnya persentase pengurangan ketetapan PBB-P2 yang dimohon
disertai alasan yang jelas;
d. surat permohonan yang diajukan secara perseorangan ditandatangani
oleh Wajib Pajak, kecuali permohonan yang diajukan secara kolektif
ditandatangani Lurah, dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh
bukan Wajib Pajak berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus untuk:
19
a) Wajib Pajak badan; atau
b) Wajib Pajak orang pribadi dengan Pajak yang tidak atau kurang
dibayar yang menjadi dasar penghitungan sanksi administrasi lebih
banyak dari Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah).
2) harus dilampiri dengan surat kuasa, untuk Wajib Pajak orang pribadi
dengan Pajak yang tidak atau kurang dibayar yang menjadi dasar
penghitungan sanksi administrasi paling banyak dari Rp 100.000,-
(seratus ribu rupiah).
e. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan atau mengajukan keberatan
namun tidak dapat dipertimbangkan, atas SPPT atau SKPD PBB-P2, dalam
hal yang diajukan permohonan pengurangan adalah SPPT atau SKPD PBB-
P2;
f. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan atau mengajukan keberatan
namun tidak dapat dipertimbangkan, atas SPPT atau SKPD PBB-P2 yang
terkait dengan STPD PBB-P2, dalam hal yang diajukan permohonan
pengurangan adalah STPD PBB-P2;
g. tidak memiliki tunggakan tahun-tahun sebelumnya dan belum daluwarsa
menurut ketentuan perpajakan yang berlaku atas Objek Pajak yang
dimohonkan pengurangan, kecuali dalam hal Objek Pajak terkena
bencana alam atau sebab lain yang luar biasa;
h. permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan PBB-P2 yang
diajukan secara kolektif hanya untuk SPPT PBB-P2 Tahun Pajak yang sama;
i. jangka waktu permohonan yang diajukan secara perseorangan:
1) (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SPPT PBB-P2;
2) 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SKPD PBB-P2;
3) 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Keputusan
Keberatan;
4) (tiga) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya bencana alam; atau
5) (tiga) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya sebab lain yang luar
biasa,kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa dalam
jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar
kekuasaanya;
j. jangka waktu permohonan yang diajukan secara Kolektif:
1) (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SPPT PBB-P2;
2) (tiga) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya bencana alam; atau
3) (tiga) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya sebab lain yang luar
biasa, kecuali apabila Lurah dapat menunjukan bahwa dalam jangka
waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar
kekuasaanya;
(2) Wajib Pajak yang mengajukan keberatan kemudian mencabut keberatannya
tersebut, tidak termasuk pengertian Wajib Pajak yang tidak mengajukan
keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf f.

20
(3) Permohonan pengurangan atau Pembatalan Ketetapan PBB-P2 yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat
dipertimbangkan dan kepada Wajib Pajak atau kuasanya diberitahukan
secara tertulis disertai alasan yang mendasari dalam jangka waktu paling lama
1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan tersebut diterima.
(4) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
mengajukan kembali permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi dengan terlebih dahulu melengkapi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3).

Pasal 39
Permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan PBB-P2 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 harus disertai bukti pendukung, terdiri atas:

a. fotokopi identitas Wajib Pajak, dan fotokopi identitas kuasa Wajib Pajak
dalam hal dikuasakan;
b. fotokopi kartu anggota veteran, atau fotokopi surat keputusan tentang
pengakuan, pengesahan dan penganugerahan gelar kehormatan dari
pejabar berwenang, dalam hal Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang
pribadi veteran pejuang kemerdekaan, pembela kemerdekaan,
penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda/dudanya;
c. fotokopi surat keputusan pensiun, dalam hal Objek Pajak yang Wajib
Pajaknya orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari
pensiunan sehingga kewajiban membayar PBB-P2 sulit dipenuhi;
d. fotokopi Keputusan Wali Kota tentang Penetapan Bangunan dan/atau
Lingkungan sebagai bangunan dan/atau Lingkungan Cagar Budaya yang
sudah Dilegalisasi, dalam hal Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang;
e. fotokopi akta pendirian perusahaan/yayasan, dalam hal Wajib Pajak
Badan;
f. SPPT PBB-P2 atau SKPD PBB-P2 atau surat keputusan keberatan asli yang
dimohonkan pengurangan atau pembatalan ketetapan PBB-P2;
g. fotokopi slip gaji atau dokumen lain yang menyatakan besarnya
penghasilan dan/atau surat keterangan kesulitan keuangan dari Lurah;
h. Fotokopi laporan keuangan, dalam hal permohonan yang diajukan oleh
Wajib Pajak Badan;
i. dokumen pendukung yang dapat menunjukan bahwa pengurangan atau
pembatalan ketetapan PBB-P2 dikarenakan kekhilafan Wajib Pajak atau
bukan karena kesalahan Wajib Pajak;
j. fotokopi surat pemberitahuan pengajuan keberatan PBB-P2 tidak dapat
dipertimbangkan, dalam hal Wajib Pajak pernah mengajukan keberatan
atas SPP PBB-P2 atau SKPD PBB-P2;
k. fotokopi surat keputusan pengurangan tahun sebelumnya; dan
21
l. dokumen pendukung untuk permohonan pengurangan atau pembatalan
ketetapan PBB-P2 yang diajukan secara perseorangan dalam hal Objek
Pajaknya terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa berupa:
1. surat pernyataan dari Wajib Pajak yang menyatakan Objek Pajaknya
terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa;
2. surat keterangan yang mendukung alasan permohonan dari Lurah
setempat atau instansi terkait.

Berdasarkan Perwal Nomor 41 Tahun 2020 Pasal 36 -39 diatas, menjadi


dasar dan pedoman bagi wajib pajak dalam mengajukan keberatan atas besaran
PBB-P2 di Kota Sukabumi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan


dan pelatihan kejuruan yang diikuti oleh mahasiswa dengan bekerja secara
langsung di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI), secara sistematik dan terarah
dengan supervisi yang kompeten di bidangnya dengan tujuan memperoleh
pengalaman dan kecakapan penguasaan keahlian di suatu bidang hingga
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
22
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di UPTD Pengelola Pendapatan
Daerah Kota Sukabumi selama kurun waktu satu bulan, terhitung mulai dari tanggal
01 – 31Agustus 2023. Praktikan memiliki jadwal kerja dari hari Senin – Jumat,
dengan jadwal masuk dari pukul 8.00 WIB – 15.00 WIB. Praktikan ditugaskan dalam
berbagai bidang sesuai dengan arahan pembimbing.
Berdasarkan hasil laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UPTD Pengelola
Pendapatan Daerah Kota Sukabumi, dapat diperoleh kesimpulan debagai berikut:

1. Memberikan pengalaman yang nyata kepada praktikan untuk menghadapi


dunia kerja yang sesungguhnya;
2. praktikan mampu menuntaskan tugas – tugas yang diberikan diantaranya :
a. Di bagian pelayanan
• Pengecekan piutang
• Validasi BPHTB
b. Rekapitulasi data BPHTB
c. Input data SK Keberatan pbb-p2
d. Pemberkasan SK Keberatan
e. Mengimput data penyebaran (struk SPPT)
3. dengan kegiatan PKL ini praktikan dapat membandingkan teori yang telah
dipelajari di bangku perkuliahan dan diterapkan langsung di dunia kerja yang
sesungguhnya;
4. terdapat dua jenis bidang pelayanan di UPTD Pengelola Pendapatan Daerah
Kota Sukabumi yaitu PBB-P2 dan BPHTB;
5. UPTD Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi telah memanfaatkan
teknologi dengan sangat baik, salah satunya yaitu pembayaran PBB-P2 dapat
dilakukan dengan berbagai metode pembayaran online. Selain itu adanya
website khusus sebagai pendukung untuk memudahkan pelayanan yaitu
“Aplikasi PBB P2 Kota Sukabumi”; dan
6. kenaikan pajak di sebabkan oleh kenaikan NJOP sesuai dengan kepwal tahun
2022, oleh karena itu WP (Wajib Pajak) bisa melakukan pengajuan keberatan.
Karena pajak bersifat fleksibel atau tidak mempunyai nilai tetap dan bisa
berubah.
4.2 Saran

Praktikan berusaha untuk membuat saran atas pelaksanaan Praktek Kerja


Lapangan setelah menarik hasil dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di UPTD
Pengelola Pendapatan Daerah Kota Sukabumi. Praktikan mencoba memberikan
saran yang berkaitan dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan dengan
harapan dapat bermanfaat bagi pembaca, pelaku usaha, dan khususnya praktikan
sendiri, sehingga dapat diimplementasikan dengan lebih efektif ketika
pelaksanaan kerja yang sesungguhnya. Saran-saran yang akan praktikan berikan
adalah sebagai berikut:

23
a) Bagi Mahasiswa yang akan melaksanakan PKL
• Bertanya kepada mahasiswa lain dan senior yang telah menyelesaikan PKL
tentang bisnis dan fakta-fakta lain, seperti pengajuan apa saja yang
diperlukan.
• Sebaiknya lakukan semua tanggung jawab yang dialokasikan selama PKL
dengan penuh tanggung jawab, ketelitian, dan selalu menjaga reputasi
Universitas dengan bertindak sopan dan mematuhi semua peraturan di
Instansi yang relevan.
• Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan praktek kerja lapangan,
mahasiswa harus mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun
koneksi dengan rekan kerja.
b) Bagi Universitas Nusa Putra
• Menjalin kerja sama dengan dunia usaha agar dapat membangun ikatan
yang kuat sehingga memudahkan mahasiswa dalam menyelesaikan
kegiatan PKL di dunia usaha.
• Selalu memberikan pembekalan dan arahan terkait program PKL agar
mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk melaksanakan PKL.
• Mahasiswa dapat mempersiapkan Praktek Kerja Lapangan dengan
mengikuti petunjuk dan arahan terpadu (PKL).
c) Bagi Instansi
• Rekomendasikan pemberian tugas yang beragam dan menantang kepada
peserta PKL. Hal ini membantu mereka mengembangkan berbagai
keterampilan serta mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
berbagai aspek pekerjaan di instansi pemerintah.
• Penerapan sistem monitoring dan evaluasi yang rutin, di mana peserta PKL
bisa mendiskusikan kemajuan, hambatan, dan pencapaian mereka dengan
pembimbing lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Muchlisin, Riadi. 2021. Praktek Kerja Lapangan (Pengertian, Tujuan, Manfaat,


Pelaksanaan dan Penilaian). Diakses pada 5 Agustus 2023 dari
https://www.kajianpustaka.com/2021/03/praktik-kerja-lapangan.html.
Kompas.id. (2022). Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Www.Kompas.Id, 6,
Tokoh. https://www.kompas.id/baca/tokoh/2022/01/20/wali-kota-
sukabumiachmad-fahmi
24
Peraturan Walikota (PERWALI) Kota Sukabumi Nomor 41 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan
Dan Perkotaan. (2020).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/169417/perwali-kota-
sukabumino-41-tahun-2020#:~:text=Peraturan Walikota %28PERWALI%29
tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan,26 Oktober 2020 Berlaku Tanggal
26 Oktober 2020
Putra, M. R. E. (2020). BANGUNAN PERDESAAN PERKOTAAN DAN BEA PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN ( UPT FAKLUTAS ILMU ADMINISTRASI DAN
HUMANIORA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI ( UMMI ) SUKABUMI.
Pelatihan kerja lapangan. 2022. Diakses pada 5 Agustus
2023. https://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan_kerja_lapangan.

25
LAMPIRAN DOKUMEN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

a) Surat Penerimaan

Gambar 1
Surat Penerimaan PKL
b) Foto Kegiatan

Gambar 2
Dokumentasi Kegiatan PKL Di Kantor UPTD Pengelola Pendapatan Daerah
Kota
Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai