Anda di halaman 1dari 42

MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN

ANGGOTA PADA KOPERASI PEDAGANG PASAR KARYA SENTOSA


BATU

Laporan Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Disusun Oleh :

MUTIARA PUTRI MOLIGAY

Nim : 2019110026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2022
RINGKASAN

MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN


ANGGOTA PADA KPP KARYA SENTOSA BATU

Sumber penerimaan negara Indonesia terbesar dari sektor perpajakan. Oleh


karena itu harus disadari bahwa pajak bukan sesuatu yang merisaukan dan tak
perlu dihindari. Koperasi sebagai entitas bisnis diwajibkan untuk
mensejahterakan anggotanya disamping, juga memiliki kewajiban pajak. Objek
praktik Kerja Lapangan ini adalah Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa
Batu. Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk Mengelola Pajak Koperasi
Untuk Kesejahteraan Anggota pada Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa
Batu. Jenis datanya adalah primer dan sekunder. Metode pengumpulan data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara (interview), dokumentasi, studi
literatur. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode
deskriptif kualitatif. Hasil kegiatan praktik kerja lapangan ini menunjukkan
bahwa Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu masih kurangnya dalam
mengelola pajak termasuk Pajak pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Bunga hal ini diakibatkan kurang karyawan yang berkompeten dibidang
Perpajakan. Dengan demikian, pengelolaan Pajak sangat penting untuk
mensejahterakan anggota-anggotanya dengan baik.
Kata Kunci : Koperasi, Pajak Bunga, Kesejahteraan.

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulisan laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
dengan judul “Mengelola Pajak Koperasi Untuk Kesejahteraaan Anggota Pada
KPP Kaya Sentosa Batu” akhirnya dapat terselesaikan tepada pada waktu
waktunya. Terlaksananya Praktek Kerja Lapang ini, Penulis banyak mendapat
bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis patut mengucapkan banyak terima
kasih kepada :

1. Bapak Dr. Willy Tri Hardianto, S.Sos.,MM.,M.AP, selaku Dekan Fakultas


Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
2. Bapak Ahmad Mukoffi, SE.MSA, selaku wakil Dekan Universitas
Tribhuwana Tunggadewi.
3. Bapak Dr. Hendrik Suhendri,S.E.,M.SA,CSRA, selaku ketua program studi
Akuntansi Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
4. Bapak Dr. Hendrik Suhendri,S.E.,M.SA,CSRA, selaku dosen pembimbing
5. Bapak Heru Hardianto selaku pimpinan Koperasi Pedagang Pasar Karya
Sentosa Batu.
6. Bapak, Ibu, dan saudara yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa
keuangan dan support system terbaik untuk peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan laporan ini.
7. Sahabat dan Teman seperjuangan yang bersama-sama dalam menyelesaikan
laporan ini.

Laporan Praktek Kerja Lapang ini berisi tentang Mengelola Pajak Koperasi
Untuk Kesejahteraaan Anggota Pada Koperasi Pedagang Pasar Kaya Sentosa Batu
terhadap angsuran perbulannya.

Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk


menerapkan dan menegelola pajak koperasi demi Kesejahteraan di Koperasi
Pedagang pasar Karya Sentosa Batu dalam angsuran yang selalu dilakukan setiap
bulannya.

iii
Sebagai akhir kata, penulis menadari bahwa tulisan ini masih banyak yang
belum sempurna, segala kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan
Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang sangat diharapkan agar penulisan
laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 23 Maret 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1. Analisis Situasi......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 3
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 3
1.4 Khalayak Sasaran ................................................................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................... 4
2.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................... 4
2.2.1 Jenis data .......................................................................................................... 6
2.2.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 6
2.2.3 Variabel yang diamati..................................................................................... 10
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI .............................................................. 11
3.1 Gambaran Umum Lokasi ................................................................................... 11
3.1.2 Sejarah Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu................................... 11
3.1.3 Struktur Organisasi ......................................................................................... 12
3.1.4 Tugas Dan Tanggung Jawab Jabatan .............................................................. 13
3.1.5 Koperasi Simpan Pinjam ................................................................................ 15
3.1.6 Konsep Perpajakan ......................................................................................... 16
3.1.7 Sistem Pemunggutan Pajak ............................................................................ 21
3.1.8 Pajak Bunga ................................................................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 24
4.1 Permasalahan yang Dihadapi ............................................................................. 24
4.2 Solusi yang ditawarkan ....................................................................................... 24
4.2.1 Mengelola Pajak ............................................................................................. 24
4.2.2 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Bunga................... 26
4.3 Strategi Pengembangan Usaha ........................................................................... 27
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 28
5.6 Saran .................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................29
LAMPIRAN ......................................................................................................... 30

v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Jadwal Praktik Kerja Lapangan ............................................................. 5
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Lokasi Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu........................... 10
2. Gambar 2. Struktur Organisasi..................................................................................12

vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto Bersama Karyawan...........................................................................30
2. Mengerjakan kartu angusran .................................................................. .30
3. Foto zoom bersama Dosen Pembimbing ................................................. 30
4. Foto Cetakan Kode Billing ...................................................................... 30

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Setiap akhir tahun semua badan usaha termasuk koperasi wajib menyusun
laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan, perhitungan pendapatan,
arus kas maupun perubahan ekuitas. Dalam laporan keuangan akan diketahui
berapa kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi dan dibayar kepada negara.
Koperasi sebagai badan usaha yang memiliki kesetaraan dengan badan usaha yang
lain (BUMN dan Swasta) mempunyai kewajiban yang sama sebagai wajib pajak
yang harus memenuhi ketentuan perpajakan.
Secara umum perkembangan koperasi di Indonesia tercatat sekitar 190 juta,
akan tetapi sebagian besar berskala ekonomi menengah kebawah dan belum
memiliki mindset entrepreneurship yang kuat serta tetap berharap mendapat
bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu pandangan bahwa koperasi masih identik
dengan masyarakat kelompok menengah ke bawah tidaklah keliru. Karakteristik
koperasi umumnya kurang peka terhadap perubahan lingkungan bisnis, dan sangat
peka serta antipati terhadap sesuatu yang membebani, seperti adanya: kenaikan
harga, regulasi perpajakan, tuntutan anggota koperasi atas jasa simpanan dan
sebagainya. Fenomena ini hampir terjadi disemua koperasi di Indonesia.
Di tengah derasnya persaingan, eksistensi koperasi terhadap lingkungan
memang kian terasa. Terutama oleh anggota yang loyal memanfaatkan koperasi.
Membangun loyalitas anggota perlu kreativitas dan harus betul-betul memberikan
bukti nyata kemanfaatan bagi anggota, jika tidak maka koperasi akan ditinggalkan
anggotanya. Banyak Koperasi yang telah memiliki NPWP namun belum memiliki
cukup kesadaran untuk melaksanakan kewajiban perpajakan yang seharusnya
karena pajak dipandang sebagai sesuatu yang merisaukan bagi koperasi dan perlu
dihindari. Sementara itu era bisnis sekarang ini dituntut kecepatan dan keakuratan
termasuk informasi keuangan. Disisi lain Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ditugasi
oleh pemerintah untuk mencapai target penerimaan negara yang jumlahnya terus
meningkat setiap tahun. DJP terus berbenah, menciptakan pelayanan prima agar
2

wajib pajak secara sadar memenuhi kewajibannya. Cepat atau lambat bila melihat
indikasi saat ini sudah seharusya koperasi sebagai wajib pajak, konsekuen
melaksanakan kewajiban dengan baik.
Koperasi berkewajiban mensejahterakan anggotanya. Dengan adanya
kewajiban pajak tentu kesejahteraan yang diperoleh anggota akan berkurang,
karena harus dikurangi dengan pajak. Anggota koperasi jelas tidak ingin
kesejahteraan (SHU)-nya menurun. Saatnya kita mensikapi dan mengelola
kewajiban perpajakan dengan bijak, agar kesejahteraan anggota juga terwujud.
Sebenarnya bukan hal yang mustahil dan kontradiktif bahwa dengan pelaksanaan
kewajiban perpajakan sesuai aturan juga tetap dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota.
Koperasi Pedagang Pasar (KPP) Karya Sentosa adalah salah satu koperasi
simpan pinjam yang beralamat di Jl. Dewi Sartika No. E42 Kota Batu. Didirikan
pertama kali oleh bapak Heru Hardianto pada tahun 1993 sampai sekarang.
Dulunya Koperasi ini hanya untuk para Pedangan Pasar saja tetapi sekarang sudah
melayani yang bukan termasuk Pedagang pasar yaitu seperti para karyawan,
Wirausaha, PNS, Petani dan lainnya yang terpenting memiliki pendapatan tetap dan
mempunyai penghasilan setiap bulannya. Selain itu, Koperasi Pedagang Pasar
Karya Sentosa juga telah menetapkan Pajak Bunga bagi anggota koperasi yang
sudah memiliki NPWP sebesar 0,5% dari pendapatan anggota. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka praktikan mencoba melakukan Praktikum ini untuk
mengetahui besarnya Pajak yang harus dipotong Koperasi Pedagang Pasar Karya
Sentosa sesuai dengan pengahasilan yang dimiliki anggota itu sendiri atau tidak.
Melihat kondisi Koperasi di Indonesia saat ini masih banyak yang belum
memperhatikan kesejahteraan anggotanya bukannya membantu tetapi jadinya
menyusahkan anggota, maka dari itu praktikan tertarik untuk mengelola pajak
koperasi di Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa.
Dengan latar belakang diatas menjadi dasar pertimbangan praktikan untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan mengambil judul
“Mengelola Pajak Koperasi Untuk Kesejahteraan Anggota Pada Koperasi
Pedagang Pasar Karya Sentosa Kota Batu”
3

1.2 Tujuan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, Praktik Kerja Lapangan ini
adalah untuk mengetahui pengelolaan pajak koperasi demi kesejahteraan anggota.

1.3 Manfaat
1. Bagi instansi/Koperasi tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
a. Sebagai sarana pengoptimalkan laporan keuangan secara efektif.
b. Mempromosikan image yang baik tentang Koperasi Pedaganh Pasar
Karya Sentosa di kota Batu .
c. Untuk mempererat hubungan antara Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang dengan Instansi/Koperasi.
2. Bagi Universitas
a. Hasil atau laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat di jadikan
referensi sebagai acuan dan bahan mata kuliah atau penelitian untuk
masa yang akan datang.
b. Meningkatkan kualitas SDM Mahasiswa Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang pada Fakultas Ekonomi dan khususnya
Program Studi Akuntansi
c. Mempunyai nilai guna dalam meningkatakan profesionalisme,
wawasan, kualitas dalam memantapkan pengetahuan serta
keterampilan di bidang akuntansi perpajakan.
3. Bagi Praktikan Menambah wawasan keilmuan serta memberikan manfaat
dalam hal implementasi dan penerapan teori akuntansi terutama mengelola
pajak koperasi untuk kesejahteraan anggota.
4. Bagi Pihak Lainnya Hasil laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan, masukkan dan tambahan bagi yang ingin meneliti
masalah tentang Perpajakan.

1.4 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran dalam kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini ditunjukkan
kepada Koperasi Pedagang asar Karya Sentosa Batu yang beralamat di Jl. Dewi Sartika
No.42 Kota
4

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

2.1.1 Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan Koperasi Pedagang
Pasar Karya Sentosa Batu yang beralamat di Jl. Dewi Sartika E 46 Kota Batu,
Jawa Timur. Praktik Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 07 Februari 2022
sampai dengan 07 Maret 2022. Dalam Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan
secara langsung kelapangan selama 1 bulan. Adapun rincian kegiatan yang
praktikan laksanakan selama satu bulan tersebut adalah sebagai berikut:

Hari/Tgl Kegiatan Bagian Ket


Senin Menyusun dokumen-dokumen Kredit Pembukuan
07/02/2022 Nasabah dari tahun 2011-2021
Selasa Mencatat Transaksi pada kartu angsuran Angsuran
08/02/2022
Rabu Mencatat transaksi pada kartu angsuran Angsuran
09/02/2022
Kamis Mencatat transaksi pada kartu angsuran Angsuran
10/02/2022
Jumat Mencatat nota kredit pada kwintansi Angsuran
11/02/2022
Senin Menulis nota kredit pada buku simpanan Pembukuan
14/02/2022 anggota
Selasa Menulis nota kredit pada buku simpanan Pembukuan
15/02.2022 anggota
Rabu Mencatat transaksi pada kartu angsuran Angsuran
16/02/2022
Jumat Menyimpan dokumen-dokumen kredit Pembukuan
18/02/2022 nasabah yang baru tahun 2022
5

Selasa Mencatat nota kredit pada kwintansi Angsuran


01/03/2022
Rabu Mencari kartu angsuran sesuai tanggal Angsuran
02/03/2022 jatuh tempo
Jumat Mencari kartu angsuran sesuai tanggal Angsuran
4/03/2022 jatuh tempoh
Senin Mencari kartu angsuran sesuai tanggal Angsuran
07/03/2022 jatuh tempoh
Tabel 1. Jadwal Praktik Kerja Lapangan

2.2 Metode dan Variabel yang di amati


Praktik Kerja Lapangan ini dengan metode kualitatif, yaitu salah satu
metode Praktikum ilmu-ilmu sosial yang secara umum. Menurut Sugiyono (2017:9)
menyatakan bahwa “Metode Praktikum kualitatif adalah metode Praktikum yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau interpretetif, digunakan untuk
melihat kondisi obyek yang alamiah, dimana Praktikum adalah instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan observasi,
wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh cenderung kualitatif, analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil Praktikum bersifat untuk memahami makna,
memahami keunikan, mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis. Dalam
melakukan Praktikum, Praktikan terjun langsung ke lapangan guna melakukan
pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview) dengan narasumber
yang terpercaya, melakukan studi dokumentasi serta studi literatur. Hal tersebut
dilakukan supaya data yang diperoleh benar-benar data primer, sebab menurut
Sugiyono (2010, hlm.85) tujuan Praktikum kualitatif bukan semata-mata mencari
kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitar tempat
penelitian berlangsung. Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong (2014:4)
mengatakan bahwa metode Praktikum kualitatif sebagai prosedur Praktikum yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
secara holistik atau utuh, sehingga dalam Praktikum ini tidak boleh mengisolasikan
6

individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, akan tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

2.2.1 Jenis data


Jenis Data yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini adalah:
a. Data Primer, Sugiyono (2010:137), yang menyatakan bahwa sumber
data primer adalah sumber data yang langsung memberikan kepada
pengumpul data. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan
wawancara dengan pimpinan perusahaan. Data primer dalam
praktek kerja lapangan ini diperoleh dengan wawancara yang berisi
pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber yaitu para kepala dan
karyawan koperasi Pedagang pasar Karya Sentosa Batu, yang berisi
pertanyaan yang berkaitan dengan Pajak dan masalah-masalah yang
dihadapi.
b. Data Sekunder, Menurut Sugiyono (2010:137), bahwa data
sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan pada
pengumpul data, misalnya dokumen. Data sekunder yang diperoleh
berupa catatan-catatan, laporan keuangan dan berbagai publikasi
yang relevan terkait dengan masalah yang diangkat. Data Sekunder
dalam praktek kerja lapangan ini diperoleh dari internet berupa
Peraturan-peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan pajak
penghasilan dan Koperasi. Adapun juga pada Literatur-literatur dan
laporan terdahulu serta instansi, ataupun organisasi/lembaga yang
menyediakan data yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan ini.

2.2.2 Teknik Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data terhadap Praktikum yang Praktikan
lakukan, maka harus memiliki cara atau teknik untuk mendapatkan data atau
informasi yang baik dan terstruktur serta akurat dari setiap apa yang diteliti,
sehingga kebenaran informasi data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
7

1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Menurut Tjetjep
Rohendi Rohidi (2011:182), mengemukakan bahwa: Metode observasi
adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang,
suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terrinci, dan mencatatnya
secara akurat dalam beberapa cara. Metode observasi dalam Praktikum
seni dilaksanakan untuk memperoleh data tentang karya seni,
mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa kesenian,
tingkah laku, dan berbagai perangkatnya (medium dan teknik) pada
tempat Praktikum (studio, galeri, ruang pamer, komunitas) yang dipilih
untuk diteliti. Tjetjep Rohendi Rohidi, (2011:184-189) juga
mengemukakan bahwa “…dalam observasi, terdapat tiga macam
metode observasi. Yaitu, Observasi biasa, Observasi terkendali, dan
Observasi terlibat”. Berikut ini Penjelasan mengenai beberapa macam
observasi, diantaranya sebagai berikut.
a. Observasi Biasa
Praktikan yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat
dalam hubungan emosi dengan pelaku yang menjadi sasaran
Praktikum. Praktik ini juga tidak melakukan kontak atau
komunikasi dengan pelaku seni yang diamatinya, melainkan
hanya mengumpulkan informasi apa yang dilihat baik secara
langsung oleh mata maupun dibantu dengan alat dokumentasi.
b. Observasi Terkendali
Observasi terkendali ini sama dengan observasi biasa yaitu tidak
perlu terlibat dalam hubungan emosi dengan pelaku.
Perbedaannya, pada observasi terkendali para pelaku yang akan
diamati dipilih dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau
tempat kegiatan dikendalikan oleh Praktikan.
c. Observasi Terlibat
8

Observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut


keterlibatan langsung pada dunia sosial yang dipilih untuk
diteliti. Keterlibatan Praktikan dalam Praktikum memberi
peluang yang sangat baik untuk melihat, mendengar, dan
mengalami realitas sebagaimana yang dilakukan dan dirasakan
oleh para pelaku, masyarakat serta kebudayaan setempat. Dalam
hal ini observasi dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara langsung di Koperasi
Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu.
Dari ketiga metode observasi di atas yang dikemukakan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi, Praktikan merasa cocok dengan metode
observasi yang ketiga yaitu observasi terlibat, karena dalam
Praktikum yang dilakukan, Praktikan ikut terlibat langsung
dengan narasumber untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2014:137) wawancara adalah teknik
pengumpulan data yang apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Pendapat di atas
sejalan dengan Ratna, (2010 : 222) Wawancara (interview) adalah cara-
cara untuk memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-
cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan
kelompok. Wawancara melibatkan dua komponen, pewawancara yaitu
peneliti itu sendiri dan orang yang diwawancarai. Peneliti menarik
kesimpulan bahwa wawancara merupakan salah satu metode
pengumpulan data yang dapat digambarkan sebagai sebuah interaksi
yang melibatkan antara pewawancara (orang yang bertanya) dengan
yang diwawancarai (orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan),
dengan maksud mendapatkan informasi yang sah dan dapat dipercaya.
9

Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan kepala dan karyawan


Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu untuk memperoleh data-
data yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini.
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan,
menganalisis dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting dan
berhubungan serta dapat memberikan data-data untuk memecahkan
permasalahan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2016:240)
mendefinisikan mengenai studi dokumentasi bahwa dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan kebijakan.
Hal ini didukung juga oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Moleong
(2010:217) yang mengungkapkan bahwa penggunaan dokumen sudah
lama digunakan dalam penelitian karena dalam banyak hal dokumen
sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan
untuk meramalkan. Banyak alasan-alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan digunakan dokumen, yaitu dokumen
merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong. Dokumen
berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, dan membuka kesempatan
untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang
diteliti dalam penulisan.
4. Studi literatur
Dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah,
surat kabar dan bacaan lainnya untuk mendapatkaan data atau informasi
teoritis yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Studi
literatur sangat penting untuk dilakukan dalam penelitian guna
memperoleh dan menggali informasi sebanyak-banyaknya suatu teori
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini
10

Dokumentasi dilakukan dengan kepala dan karyawan Koperasi


Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini.

2.2.3 Variabel yang diamati


Berdasarkan judul yang diangkat oleh Praktikan yaitu Mengelola Pajak
Koperasi Untuk Kesejahteraan Anggota , maka variabel yang diamati yaitu:

a. Pajak Koperasi
b. Anggota Koperasi
11

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI


3.1 Gambaran Umum Lokasi
3.1.1 Lokasi Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu

Sumber : Google Maps 2022

Lokasi Koperasi yang strategis menunjang kelancaran aktivitas Koperasi,


dan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan dalam pencapaian tujuan
Koperasi.

3.1.2 Sejarah Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu


Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu didirikan pada tahun 1993
oleh pak Heru, didaftarkan pada Departemen Koperasi Dan Pembinaan
Pengusaha. Kecil Provinsi Jawa Timur dengan Badan Hukum No.
314/BH/II/1972, Koperasi ini juga bergerak dalam dua bidang yaitu bidang Riil
dan Moneter. Dibidang Real yang mana Koperasi ini juga menyediakan berbagai
jenis sembako (beras, dll) untuk mensejahterakan Anggota, namun seiring
berjalannya waktu dan banyaknya pesaing maka untuk bidang Real ini tidak
diberlakukan lagi dan hanya menerapkan sistem moneter. Koperasi Pedagang
Pasar Karya Sentosa yang beranggotakan tidak semua masyarakat yang berada
12

di lingkungan kota Batu, Jawa Timur. Masyarakat menjadi kelompok tani,


bapak-bapak/ibu-ibu PNS, bapak-bapak/ibu-ibu pengusaha, bapak-bapak/ibu-
ibu pedagang, baik berada di lingkungan kota Batu dan juga masyarakat diluar
Kota Batu.

Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa mempunyai kewajiban dalam


melakukan perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan sesuai dengan
ketentuan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Dengan
mematuhi kewajiban dalam Membayar pajak Koperasi Pedagang Pasar Karya
Sentosa dapat mengembangkan dan meningkatkan Kesejahteraan Anggotanya.

Tujuan Koeparasi Pedagang Pasar Karya Sentosa adalah :

1. Untuk memberikan arah/sasaran dalam melaksanakan kegiatan


perkoperasian, sehingga dapat berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan
2. Menyeragamkan pola pikir dan kesatuan dan kesatuan gerak serta arah dalam
rangka mencapai tujuan Koperasi
3. Memasyarakatkan koperasi dan mengkoperasikan masyarakat
4. Merealisasikan program kerja pengurus khususnya dalam membahas
Rancangan RK-RAPB untuk Tahun mendatang.

3.1.3 Struktur Organisasi


Suatu perusahaan yang baik memiliki struktur organisasi yang
mencerminkan adanya pembagian kerja, wewenang serta tanggung jawab dari
atasan kepada bawahannya dalam melaksanakan tugasnya serta untuk
membantu pencapaian tujuan utama perusahaan secara efektif. Dengan adanya
struktur organisasi tersebut maka tugas dan tanggung jawab masing-masing
dapat diketahui.
13

STRUKTUR ORGANISASI
Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa

PENGAWAS

Heroe
Sukanto

KETUA

Liesye Sutadjiyawanti

SEKRETARIS

Zultony

BENDAHARA
Dian Surya Ningtyas

KASIR PEMBUKUAN PROSES ANGSURAN AO


Dian Surya Tri Yani Ajeng P Diana Amelia M.Ikhwan
Ningtyas Wahyu
Dian Astoka
Utami

3.1.4 Tugas Dan Tanggung Jawab Jabatan


A. Pengawas/Koordinator
1) Merencanakan waktu/jadwal pemeriksaan
2) Meneliti kecermatan, kebenaran data-data pembukuan/keuangan
3) Mengevaluasi tugas oengurus dalam melaksanakan kegiatan
organisasi
4) Melaporkan tentang hasil-hasil pemeriksaan yang dilakukan
kepada pengurus Koperasi dan pejabat Dinas Koperasi
Periindustrian dan Perdagangan Kota Batu.
B. Ketua
1) Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas pengurus
2) Menandatangani surat-surat baik berupa perjanjian kontrak dan
lain-lain bersama sekretaris
14

3) Memimpin rapat anggota, pengurus pleno dan pengusaha


pengurus harian
4) Memberikan laopram pertanggung jawaban kepada anggota RAT
atas segala kegiatan Koperasi
5) Mewakili organisasi dalam hubungan dengan lembaga instansi
dan pihak ketiga
C. Sekretaris
1) Menyimpan dan mengarsip Akte
2) Mendokumenter surat-surat keluar-masuk
3) Menyimpan buku agenda surat dan EKPPedisi serta organisasi
4) Menandatangani surat-surat keluar bersama Ketua
D. Bendahara
1) Merencanakan anggaran dan pendapatan koperasi bersama-sama
dengan ketua megusahakan pencarian sumber-sumber
permodalan untuk kegiatan koperasi mengatur lalu lintas
penggunaan keuangan
2) Menandatangani laporan keuangan, neraca dan perhitungan rugi
laba Koperasi
3) Menyimpan buku induk simpanan anggota
E. Pembukuan
1) Mengerjakan seluruh administrasi pembukuan yang meliputi
buku kas harian, buku pinjaman, dan lain-lain.
2) Menyimpan segala catatan pembukuan secara tertib dan
sistematis sehingga mudah mencari berkas anggota atau calon
anggota
3) Membuat laporan bulanan
4) Membuat neraca dan perhitungan laba/rugi usaha pada setiap
akhir tahun buku
F. Proses
1) Memvalidasi berkas pengajuan
2) Memproses sesuai berkas
15

3) Memvalidasi perjanjian kredit


4) Mengecek jaminan
5) Memvalidasi jaminan sesuai nomor kredit dan nomor BPKB
G. Angsuran
1) Membuat kwintansi pembayaran
2) Meghitung pelunasan
3) Memvalidasi kartu angsuran sesuai tanggal dan nomor kredit
H. Kasir
1) Membuat bukti keluar masuknya uang yang ada di koperasi
2) Bertanggung jawab atas dana kas kecil
3) Bertanggung jawab atas keluar masuknya uang
4) Bertanggung jawab membuat laporan harian
I. AO (Occount Officer)
1) Membuat dan memproses invoice
2) Memeriksa ulang antara invoice dengan pembayaran dan
pengeluaran
3) Memeriksa ulang antara invoice dengan pembayaran dan
pengeluaran
4) Memberikan solusi kepada klien jika ada kendala
5) Mengelola hutang dan piutang

3.1.5 Koperasi Simpan Pinjam


Undang-undang No 25 tahun 1992 menjelaskan koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat. Koperasi melandaskan kegiatan berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas
kekeluargaan. Tujuan koperasi Memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi juga ikut membantu tataan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sedangkan pengertian Koperasi Simpan Pinjam adalah salah satu lembaga
16

keuangan bukan bank yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa


pinjaman dan tempat penyimpanan uang bagi masyarakat. Tujuan Koperasi
Simpan Pinjam yakni memudahkan masyarakat dalam hal keuangan dengan
bunga simpanan yang tinggi dan bunga pinjaman yang setara dengan bank.
Pasal 2 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, koperasi
merupakan badan usaha yang merupakan subjek pajak yang memiliki kewajiban
dan hak perpajakan yang sama dengan badan usaha lainnya, sehingga peran
koperasi dalam hal ini sebagai subjek pajaknya. Sedangkan penghasilan yang
diterima atau diperoleh koperasi adalah sebagai objek pajak. Jika koperasi adalah
badan usaha yang terkena pajak lantas yang merupakan penghasilan sebagai
objek pajak yaitu Bunga Simpanan Koperasi sebagai wajib pajak perorangan
yang harus dipungut oleh perusahaan dan SHU sebagai pendapatan koperasi
sendiri dalam pengelolaan perusahaan.

3.1.6 Konsep Perpajakan


1. Definisi, Unsur, dan Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2019:3), definisi pajak menurut Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada Pasal 1 Ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib
kepada yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Rochmat Soemitro dikutip oleh Mardiasmo (2019: 3), pajak adalah
iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Andriani dikutip oleh Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati
(2013:6), Pajak adalah iuran wajib kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
17

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang


langsung dapat ditunjuk, dan yang digunakan adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Smeets dikutip oleh Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati
(2013:6), Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
normanorma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual, maksudanya
adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur:
a. Iuran dari rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak
hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan Undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau
dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2019:4) yaitu :


a) Fungsi Anggaran (Budgetair) Pajak berfungsi sebagai salah satu
sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluarannya.
b) Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk
megatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi.
Contoh:
a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras
untuk konsumsi minuman keras.
18

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang


mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
c) Fungsi Stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki
dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan
stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa
dilakukan antara lain dangan jalan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif
dan efisien.
d) Fungsi Redistribusi Pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh
negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan
umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga
dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Subjek Pajak, Wajib Pajak, dan Objek Pajak
Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan
Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan
yang diterima atau diperoleh dalam Tahun Pajak. Subjek pajak tersebut
dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek
pajak yang menerima dan memperoleh penghasilan dalam Undang-
undang PPh disebut Wajib Pajak. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2 yang menjadi Subjek Pajak
adalah :
A. Orang pribadi; warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
B. Badan, terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi,dana pensiun, perse-kutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif.
C. Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
19

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan di Indonesia.
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa kegiatan, atau
keadaan) yang dikenakan pajak. Berdasarkan rangkuman
UndangUndang Perpajakan (RUUP) Undang-Undang PPh No 36 Tahun
2008 pasal 4 menjelaskan bahwa objek pajak penghasilan adalah
penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau
dikenakan pajak). Menurut Resmi, (2011:79): Objek Pajak Penghasilan
adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
3. Pajak Penghasilan
Menurut Siti Resmi (2011), Pajak penghasilan adalah pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Dasar hukum pajak penghasilan
(PPh) terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
pajak penghasilan di Indonesia, salah satunya yaitu Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 yang sebelumnya telah mengalami banyak
perubahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
Dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013, untuk memberikan kemudahan dan
20

kesederhanaan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban


perpajakannya, atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dengan jangka waktu tertentu.
Pemberlakuan jangka waktu tertentu dimaksudkan sebagai masa
pembelajaran bagi Wajib Pajak untuk dapat menyelenggarakan
pembukuan sebelum dikenai Pajak Penghasilan dengan rezim umum.
Lebih lanjut, untuk mendorong masyarakat untuk berperan serta
dalam kegiatan ekonomi formal, Peraturan Pemerintah ini mengatur
ketentuan mengenai penyesuaian tarif Pajak Penghasilan final. Untuk
lebih memberikan keadilan kepada Wajib Pajak yang memiliki peredaran
bruto tertentu yang telah mampu melakukan pembukuan, dalam
Peraturan Pemerintah ini Wajib Pajak dapat memilih untuk dikenai Pajak
Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal 77 ayat
(2a), atau Pasal 31E Undang-Undang Pajak Penghasilan. Untuk
menyempurnakan ketentuan Pajak Penghasilan final atas penghasilan
dari Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, maka
dipandang perlu untuk mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto
Tertentu dengan Peraturan Pemerintah ini. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 ada beberapa hal yaitu:
1) Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dalam negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu,
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dalam jangka waktu
tertentu.
2) Tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebesar 0,57 % (nol koma lima persen).
3) Tidak termasuk penghasilan dari usaha yang dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
21

a) penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak


orang pribadi dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas;
b) penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri
yang pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri;
c) penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang
bersifat finai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan tersendiri; dan penghasilan yang
dikecualikan sebagai objek pajak.
4) Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai
Pajak Penghasilan final sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (l) merupakan:
i. Wajib Pajak orang pribadi; dan
ii. Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan
komanditer, firma, atau perseroan terbatas, yang
menerima atau memperoleh penghasilan dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00
(empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu)
Tahun Pajak.

3.1.7 Sistem Pemunggutan Pajak


Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2011:7) sistem
pemungutan pajak:
a. Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
b. Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang.
c. With holding system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak
22

yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang


oleh Wajib Pajak.

3.1.8 Pajak Bunga


1. Suku Bunga
Rahayu (2011:27) menyatakan suku bunga adalah bunga yang
dinyatakan sebagai persentasi dari modal. Adanya orang yang menabung
membuat pihak perusahaan jasa keuangan akan mendapatkan
pendapatan dengan cara memberikan pinjaman kepada nasabah dari dana
simpanan tersebut Kegiatan jasa keuangan sehari-hari terdapat 2 macam
bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu :
1) Bunga Simpanan : Bunga yang diberikan sebagai rangsangan
atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di
lembaga keuangan. Bunga simpanan merupakan harga yang
harus dibayar kepada nasabahnya. Sebagai contoh : jasa giro,
bunga simpanan, bunga deposito.
2) Bunga Pinjaman : Bunga yang diberikan kepada para peminjam
atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada
lembaga keuangan. Sebagai contoh : bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya
dan pendapatan bagi Koperasi Simpan Pinjam. Bunga simpanan
merupakan biaya berupa dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah
sedangkan bunga pinjaman merupakan dana yang diterima dari nasabah
atas pembayaran pinjamannya. Bunga simpanan maupun bunga
pinjaman masing-masing mempengaruhi satu sama lainnya.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Buga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan
suku bunga menurut Sari (2013:32), adalah:
a. Kebutuhan dana
b. Persaingan
c. Kebijakan Pemerintah
d. Target laba yang diinginkan
23

e. Jangka waktu
f. Hubungan baik
3. Bunga Simpanan dan Pajak Bunga Simpanan
Widiyati (2014:13), Bunga Simpanan adalah imbalan yang diterima
anggota koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota
koperasi orang pribadi pada koperasi tempat orang tersebut menjadi
anggota koperasi, dalam hal ini bukanlah berarti merupakan bagian SHU
anggota. Diatur dalam Pasal 4 ayat 2 UU No. 36 tahun 2008 bunga
simpanan haruslah dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi
orang pribadi mulai tahun pajak 2009. Sedangkan untuk tahun 2008 dan
sebelumnya diatur dalam pasal 23 Undang-undang Nomor 17 tahun
2000. Namun demikian walupun diatur dalam pasal yang berbeda, kedua
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa pengenaan PPh atas bunga
simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi adalah bersifat final.
24

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan yang Dihadapi


Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu sudah memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan Yang dilakukan
selama satu bulan, praktikan menemukan beberapa masalah yaitu;

1. Koperasi karya Sentosa Batu masih kurangnya dalam hal megelola Pajak
Koperasi.
2. Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Kota Batu masih belum terlalu
mengetahui Pajak pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Bunga
Anggota Koperasi.

4.2 Solusi yang ditawarkan


4.2.1 Mengelola Pajak
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian menyatakan bahwa : “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”. Jadi koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi. Oleh karena itu
pendirian koperasi harus melalui akta notaris dan mendapat persetujuan dari
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Koperasi sebagai badan
usaha , maka :

1. Tunduk pada kaidah dan prinsip ekonomi yang berlaku


2. Mampu menghasilkan keuntungan dan mengembangkan organisasi
usahanya.
3. Anggota sebagai pemilik (owner) sekaligus pengguna jasa (users).
Sebagai pemilik kewwajiban anggota adlh melakukan investasi atau
mennaam modalnya ke dalam koperasi.Sedangkan sebgai pengguna
25

jasa, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha


yang diselenggarkan oleh koperasi. Oleh karena itu landasan
operasional koperasi adalah pelayanan prima kepada anggota (service at
cost )
4. Memerlukan sistem manajemen usaha (keuangan, teknik, organisasi dan
informasi) Koperasi wajib memiliki NPWP sehubungan dengan
aktivitas usahanya sesuai dengan ijin badan usaha yang dimilikinya.
Oleh karena kewajban perpajakan bagi koperasi menjadi penting,
mengingat jumlah koperasi di Indonesia sekarang mencapai sekitar
192.000 unit.

Pendapatan negara berupa pajak adalah untuk membiayai kegiatan


pembangunan. Di sisi lain koperasi berkewajiban mensejahterakan anggotanya.
Dengan adanya pajak tentu kesejahteraan (SHU) yang diperoleh anggota
koperasi akan berkurang. Saatnya kita mensikapi dan mengelola kewajiban
perpajakan secara bijak, agar kesejahteraan anggota juga terwujud. Sebenarnya
bukan hal yang mustahil dan kontradiktif bahwa dengan pelaksanaan kewajiban
perpajakan sesuai aturan, juga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota.
Tranformasi sebagian pendapatan jasa menjadi bentuk simpanan untuk
kesejahteraan anggota dan atau Simpanan Wajib (SW) barangkali merupakan
solusi.

Upaya minimisasi pajak secara eufimisme sering disebut dengan


perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak merujuk pada proses
merekayasa usaha atau transaksi Wajib Pajak supaya pajak berada dalam
jumlah yang minimum tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan.
Namun perencanaan pajak juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan
pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, dan benar tepat waktu
Menghindari pajak bukan sesuatu yang dilarang, sepanjang dilakukan dalam
bingkai peraturan perpajakan. Artinya dilakukan dengan tetap memperhatikan
kesejahteraan anggota koperasi namun tetap melaksanakan kewajiban
perpajakan tanpa harus memanipulasi besarnya pajak. Secara logika upaya
26

untuk mengurangi beban pajak adalah dengan mengurangi jumlah pendapatan


sebagai objek pajak. Jumlah jasa (bunga) yang semestinya diterima sebagai
pendapatan jasa, ditransformasi menjadi bentuk lain yaitu Simpnan Wajib (SW)
atau simpanan. Jika bentuknya Simpnan Wajib maka akan memperkuat struktur
permodalan koperasi, tetapi jika ditransformasikan dalam bentuk simpanan
(misalnya simpanan kesejahteraan anggota) maka akan menimbulkan
kewajiban koperasi bagi anggota

4.2.2 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Bunga


PMK No: 112/PMK.03/2010 menerangkan tata cara pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan pajak adalah sebagai berikut:

1. Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi


yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
2. 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanansampai
dengan Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan ;
atau
3. 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa
bunga simpanan yang melebihi dari Rp 240.000,- (dua ratus empat
puluh ribu rupiah) per bulan
4. Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib
dipotong oleh koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan
kepada anggota koperasi orang pribadi pada saat pembayaran. Koperasi
wajib memberikan tanda bukti potong Pajak Penghasilan Final PPh
Pasal 4 ayat (2) kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang dipotong,
termasuk terhadap penghasilan bunga simpanan yang dikenai tarif
pemotongan sebesar 0% (nol persen).
5. Pajak Penghasilan yang telah dipotong oleh koperasi wajib disetor ke
kas negara melalui Kantor Pos atau Bank yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan, paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir.
27

6. Penulisan di Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama dan NPWP Koperasi
dengan Kode Akun Pajak : 411128 dan kode Jenis Setoran: 417
7. Koperasi wajib melaporkan tentang pemotongan dan penyetoran Pajak
Penghasilan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Final Pasal 4 ayat 2, paling lama tanggal 20 (dua puluh)
hari setelah masa pajak berakhir.
8. Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 14 Juni
2010.

4.3 Strategi Pengembangan Usaha


Strategi pengembangan usaha yang dapat di lakukan dengan beberapa cara
yaitu :
1. Mengadakan pendidikan dan pelatihan dalam hal perpajakan bagi bagian
perbendaharaan, untuk menambah keahlian dan pengetahuan dalam
menghitung dan memotong pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan
2. Memberi pelayanan yang baik kepada Anggota Koperasi
3. Menambah kapasitas tenaga kerja
4. Menambah Jumlah Anggota Koperasi
5. Memperhatikan Permodalan dan kebijkan akuntansinya
6. Selalu melakukan Pengawasan Koperasi
28

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam
Bab IV serta dikaitkan dengan tujuan Praktik Kerja Lapangan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Batu masih kurangnya
dalam megelola pajak termasuk Pajak pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
Pajak Bunga hal ini diakibatkan kurang karyawan yang berkompeten dibidang
Perpajakan. Dengan demikian, pengelolan Pajak sangat penting untuk
mensejahterakan anggota-anggotanya dengan baik.

5.6 Saran
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan ini, maka dapat diambil beberapa
saran sebagai berikut:
1. Untuk kesejahteraan anggota koperasi sebaiknya, setiap bulannya Koperasi
Pedagang Pasar Karya Sentosa Kota Batu membuat kotak saran dan
Kritiksan agar Anggota dapat memberitahu pendapat mereka dengan
adanya kotak saran. .
2. Hal yang perlu diperhatikan Koperasi Pedagang Pasar Karya Sentosa Kota
Batu yaitu pemotongan pajak seharusnya dilakukan dengan cara sistem
otomatis. Jadi system harus di upgrade agar kedepannya pemotongan pajak
tidak berdasarkan kalender nasional atau lingkup perusahaan (hari kerja)
sehingga tidak akan memilki selisih dalam perhitungan bunga bulanannya
tepat pada tanggal jatuh temponya.
3. Dari segi struktur organisasi perlu adanya penambahan tenaga kerja.
Sebenarnya sistem kerja tim kurang tepat karena dapat mengakibatkan
respon negatif dari karyawannya sendiri dimana kerja tim disini juga
diberikan tanggung jawab yang bersifat spesialis, sehingga kerjaan dapat
menumpuk.
29

DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. 2010. Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi.Yogyakarta.
Moleong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Pada CV. Haltim Raya Ternate. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Samratulangi. Manado
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. PMK No: 112/PMK.03/2010 tanggal 14 Juni
2010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Atas Bunga Simpanan Yang Dibayarkan Oleh Koperasi Kepada
Anggota Koperasi Orang Pribadi, Jakarta.
Peraturan Pemerintah nomor 131 tahun 2000 ditetapkan tanggal 15 Desember 2000
tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto
Sertifikat Bank Indonesia.
PPSAK nomor 8 tentang pencabutan PSAK nomor 27 tentang Akuntansi Koperasi,
Ikatan Akuntan Indonesia , 2010
Rahayu, Siti Kurnia. 2011. Perpajakan Indonesia, Graha Pustaka, Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2012. Perpajakan : Teori dan Kasus Edisi 6 Buku 2. Salemba Empat,
Jakarta.

Resmi. S (2011). Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 8, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat

Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Refika Aditama, Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Erlangga.
Jakarta

Undang Undang no 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Humas Kementerian


Koperasi dan UMK 2013

Undang Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara


Perpajakan Direktorat Jendral Pajak, 2008
Widiyati, N. 2014. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.
30

LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1. Foto bersama Karyawan Gambar 2. Mengerjakan kartu angusran

Gambar 3. Foto zoom bersama Gambar 4. Cetakan kode biling


Dosen Pembimbing
31

Anda mungkin juga menyukai