DIVISI PERKULAKAN
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
NIM : 17110153
Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
terhadap kinerja karyawan” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna
kesempatan yang baik ini, ijinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
1. Aa
2. Aa
3. Aa
bentuk, isi maupun teknik penyajiannya.Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka
Jakarta, ......
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................6
ii
2.1.20 Jenis Jenis Faktur Pajak........................................................30
2.1.21 Fungsi Faktur Pajak..............................................................31
2.1.22 E-Faktur................................................................................31
2.1.23 Dasar Hukum Pembuaan E-Faktur.......................................33
2.1.24 Surat Setoran Pajak (SSP)....................................................33
2.1.25 Surat Pemberitahuan (SPT)..................................................34
2.1.26 Mekanisme Pemungutan PPN..............................................34
2.1.27 Penyetoran, Pelaporan, dan Sanksi PPN..............................36
2.2 Kerangka Pemikiran.....................................................................37
2.3 Daftar Penelitian Terdahulu.........................................................38
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................51
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi Perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini semakin maju dan
berkembang, dalam hal ini upaya pemerintah untuk semakin menekankan kepada
setiap badan usaha, wajib untuk taat dan patuh terhadap Undang – Undang
Perpajakan yang berlaku pada saat ini. Negara kita merupakan salah satu negara
cukup besar untuk dapat membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin,
berada di daerah.
yang berlaku. Salah satu upaya pemerintah dalam melakukan pembaharuan sistem
pajak adalah wewenangan sepenuhnya dari petugas pajak (fiskus), menjadi sistem
perpajakan yang digunakan di era sekarang ini yaitu self assessment system. Self
1
diberikan kepercayaan penuh oleh Direktorat Jendral Pajak dan memudahkan
wajib pajak untuk menghitung, membayar serta melaporkan sendiri jumlah pajak
pajak merupakan undang – undang yang mengatur para wajib pajak dan fiskus
(PPN) hanya dikenakan atas pajak pertambahan nilai yang timbul pada setiap
penyerahan barang atau jasa pada suatu mata rantai produksi. Tarif Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang berlaku atas penyerahan barang kena pajak
maupun jasa kena pajak adalah tarif tunggal sehingga mudah dalam
2013). Semua orang orang pribadi atau badan, dalam bentuk apapun, yang dalam
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
2
Terungkapnya kasus faktur pajak fiktif yang di lakukan PT. Gemilang
indikasi fraud atas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) wajib pajak ini di
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan lantaran menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai atau PPN
kenakan akibat ulah nakal perusahaan. Selain tak melaporkan SPT sesuai transaksi
restitusi yang sempat dilakukan perusahaan tersebut ucap Erna. Asisten Tindak
hukuman yang diberikan kepada wajib pajak badan hanya akan beruoa denda.
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Denda yang dikenakan pada
pelanggar paling sedikit 2 kali dan paling banyak 6 kali dari jumlah pajak dalam
faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan bukti setoran
pajak.
3
(https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5e9a495d1dd30/kasus-faktur-pajak-
fiktif-penerimaan-negara-nyaris-hilang-rp-27-m)
berjudul “Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada CV. Sarana
sesuai dengan undang - undang perpajakan, sehingga laba yang diperoleh lebih
topik tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Perumda Pasar Jaya. Perumda
Pasar Jaya sendiri, merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah yang
eceran. Oleh karena itu, Perumda Pasar Jaya tentu mempunyai kewajiban dalam
PERKULAKAN
4
di divisi perkulakan Perumda Pasar Jaya sudah sesuai kaidah perpajakan UU
tahun 2018-2020?
tahun 2018-2020?
adalah :
5
Untuk mengetahui pelaporan PPN terutang Perumda Pasar Jaya
PPN
Bagi peneliti
Bagi perusahaan
6
BAB II
HIPOTESIS
Teori ini juga dapat dilihat sebagai suatu model kontraktual antar duat atau lebih
pihak, yaitu dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak lain di sebut
principal
Jensen dan Meking (1976) menartikan bahwa teori keagenan adalah suatu
kontrak di bawah satu atau lebih yang melibatkan agent untuk melaksanakan
terjadi dalam hubungan keangenan. Menurut Eisendent (1989) dalam jurnal Ernati
(2009), Pertama adalah masalah keagenan yang muncul pada saat keinginan -
keinginan atau tujuan – tujuan principal dan agent saling berlawanan dan
merupakan hal yang sulit bagi principal untuk melakukan verifikasi apakah agent
menangung risiko yang timbul dimana principal dan agent memiliki sikap yang
7
berbeda terhadap risiko. Inti dari hubungan tersebut adalah didalam hubungan
principal) yaitu pemegang saham dengan pihak pengendalian ( pihak agent) yaitu
tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 Ayat (1), Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
Menurut Mardiasmo (2018:3) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang- Undang dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung
tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
Sumarsan (2017:4) pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke
8
yang langsung dan proposional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-
Dari definisi pajak dari berbagai ahli diatas, menunjukan bahwa pajak
yang dipungut pada prinsipnya adalah sama, yakni wajib pajak diminta untuk
menyerahkan sebagian harta atau kekayaan yang dimiliki sebagai kontribusi untuk
pajak.
9
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam
Fungsi Stabilitas
masyarakat.
Menurut Golongannya
a.Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
10
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
Menurut Sifatnya
Mewah
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang di pungut oleh Pemerintah Daerah dan
11
2.1.5 Syarat Pemungutan Pajak
sebagai berikut :
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2. Hal ini
maupun warganya.
masyarakat.
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus lebih rendah dari
hasil pemungutannya.
12
Menurut Mardiasmo (2018) Tata cara pemungutan pajak terdiri dari 2,
Stesel Pajak
pemungutan baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah
besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak adalah fiskus
(pemerintah)
13
2.1.7 Asas Pemungutan Pajak
selanjutnya dikenal sebagai asas pemungutan pajak. Pada uraian di bawah ini di
Adam Smith
bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak
hadiah.
jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak.
W.J Langen
a. Asas Daya Pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut harus bedasarkan
b. Asas Manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk
14
c. Asas Kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
d. Asas Kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang
satu dengan yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama
(diperlakukan sama).
Adolf Wagner
negara.
Mardiasmo
15
a. Asas Domisili, yaitu negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib
wajib pajak.
pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya. Tarif pajak
biasanya berupa persentase (%). Dasar pengenaan pajak adalah nilai berupa uang
yang dijadikan untuk menghitung pajak yang terutang. Secara struktural menurut
pajak
b. .Tarif regresi (a regresive tax rate structure), yaitu tarif pajak akan
16
c. Tarif progresif (a progresive tax rate structure), yaitu tarif pajak akan
Tarif pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia adalah tarif
yaitu 10%.
dalam setiap proses produksi maupun distribusi. Pemungutan PPN ini diatur
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah.
konsumen akhir atau si pemebeli. Oleh karena itu, sebagai bukti bahwa PPN
17
suatu barang, penjual akan memberikan faktur pajak. Pemebeli bisa menemukan
Pajak Pembangunan I
Pajak Pembangunan I (PPb I) pada 1 Juli 1947. Pajak ini dikenakan atas
Sebelumnya, PPb I berstatus pajak pusat, namun sejak tahun 1957 berubah
berjenjang pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi. Pajak
Pajak Penjualan
18
Seperti telah disebutkan pada poin sebelumnya, pajak peredaran yang
Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
PPN dan PPnBM tersebut akhirnya disahkan pada 1 April 1985. Sejak
o Perubahan kedua
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Ada pun sasaran
19
yang ingin diwujudkan dari perubahan kedua UU PPN tersebut
o Perubahan ketiga
Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
undang ini masih digunakan dan belum ada rencana untuk direvisi.
pajak yang dikenakan atas penyerahan barang kena Pajak ataupun Jasa Kena
penjualan yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada setiap
20
transaksi. Nilai tambah adalah setiap tambahan yang dilakukan oleh penjual atas
barang atau jasa yang dijual, karena pada prinsipnya setiap penjual mengehendaki
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak tidak langsung, yang pada akhirnya
dikenakan kepada konsumen terakhir dari barang dan jasa kena pajak. Sedangkan
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang disebut Undang-undang
dengan nama Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 diatur dalam Pasal
(PPn) di Indonesia karena PPN mempunyai beberapa karakter positif yang tidak
21
dimiliki oleh PPn. Legal karakter PPN Indonesia yang dapat dirinci dan diuraikan
sebagai berikut :
Pajak Objektif
Non Cumulative
Tarif Tunggal
Dalam hal Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang disebut sebagai subjek
PPN ialah orang pribadi dan badan, yang berdasarkan peraturan perundang-
Pajak (BKP/JKP). Hal ini dapat diartikan bahwa sebenarnya seluruh orang bisa
diartikan sebagai subjek PPN atau lebih tepatnya semua orang dalam lingkup
Semua orang bisa dikatakan sebagai subjek PPN dikarenakan sifat PPN
ditentukan oleh adanya objek pajak, yaitu seperti keadaan, peristiwa, atau
perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak. Jadi, PPN tidak membedakan
22
Menurut Resmi (2015:5) merupakan pajak tidak langsung, artinya pajak
yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dialihkan kepada orang lain atau pihak
dan/atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean dan melakukan ekspor
Kena Pajak.
Orang Pribadi atau Badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak
Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor Barang Kena Pajak.
oleh Pengusaha
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha
23
Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, ada beberapa barang dan jasa yang tidak di kenakan pajak dan dasar
hukum yang mengantur barang dan jasa yang tidak dikenakan pajak bedasarkan
Dalam regulasi ini, yang termasuk dalam barang tidak kena pajak pertambahan
Barang hasil tambang atau hasil pengeboran yang secara langsung diambil
dari sumbernya.
warung dan sejenisnya yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering.
24
Untuk bagian jasa, berikut jasa yang tidak dikenai PPN atas operasionalnya di
Indonesia.
Jasa keuangan.
Jasa asuransi.
Jasa keagamaan.
Jasa pendidikan.
Jasa angkutan umum (di darat dan air serta jasa angkutan udara dalam
negeri yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri).
Jasa perhotelan.
Jasa katering.
25
Menurut Undang- Undang No 42 tahun 2009, Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) adalah jumlah harga jual atau penggantian atau nilai impor atau nilai
ekspor atau nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai
Untuk menghitung besarnya pajak (PPN dan PPnBM) yang terutang perlu
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta
Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta
JKP, atau ekspor BKP tidak terwujud, tetapi tidak termasuk pajak
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, yang termasuk semua biaya yang
Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea
26
Nilai lain yang ditetapkan sebagai DPP adalah nilai berupa uang yang
Dalam UU No.42 tahun 2009 pasal tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
antara lain :
Tarif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dirubah menjadi
paling rendah 5% dan paling tinggi 15% yang perubahan tarifnya diatur
Nilai yang terutang adalah dengan mengalikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai
(10% atau 0% untuk ekspor Barang Kena Pajak) dengan Dasar Pengenaan Pajak.
27
Menurut Undang- Undang No 42 tahun 2009 menjelaskan bahwa ada
berikut :
Pengusaha Kena Pajak A menjual tunai Barang Kena Pajak dengan Harga
Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan
Rp1.500.000,00
28
Faktur pajak merupakan dokumen utama dalam proses pemungutan PPN.
Dalam sejarahnya, faktur pajak pertama kali diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 432/KMK.04/1984. Faktur pada tahun 1984 hanya terdapat satu
jenis dan diisi secara manual. Pada tahun 1985 diterbitkan juga faktur pajak
eceran dan berupa barang yang sudah jadi. Faktur pajak sederhana digunakan
sampai tahun 2012 lalu peraturannya dicabut. Sehingga sekarang hanya ada faktur
kena pajak (PKP) sebagai bagian dari kewajiban wajib pajak untuk melakukan
Dengan kata lain, faktur pajak menjadi bagian dari tanggungan pengusaha
kena pajak yang harus diserahkan kepada dinas perpajakan. Agar terjadi
faktur pajak, maka seorang pengusaha harus terlebih dahulu dikukuhkan oleh
pihak Direktorat Jendral Pajak. Setelah itu PKP atau Pengusaha Kena Pajak yang
29
Faktur Pajak Keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha
Kena Pajak saat melakukan penjualan terhadap barang kena pajak, jasa
kena pajak, dan atau barang kena pajak yang tergolong dalam barang
mewah
ketika melakukan pembelian terhadap barang kena pajak atau jasa kena
Faktur Pajak Gabungan adalah faktur pajak yang dibuat oleh PKP yang
pajak atau jasa kena pajak yang sama selama satu bulan kalender
identitas pembeli, nama, dan tandatangan penjual yang hanya boleh dibuat
Faktur Pajak Cacat adalah faktur pajak yang tidak diisi secara lengkap,
pengisian kode dan nomor seri. Faktur pajak cacat dapat dibetulkan
30
Faktur Pajak Batal adalah faktur pajak yang dibatalkan dikarenakan
Faktur Pajak sangat berguna bagi PKP. Dengan adanya faktur pajak maka
PKP memiliki bukti bahwa PKP telah melakukan penyetoran, pemungutan hingga
Faktur pajak dapat dibetulkan. Jadi jika PKP melakukan suatu kesalahan
dalam proses pengisian, maka PKP dapat melakukan pembetulan. Jika tidak
dilakukan pembetulan sama sekali, maka hal ini akan merugikan PKP yakni pada
2.1.22 E-Faktur
2013 Direktur Jenderal Pajak membuat E-tax Invoice (e-faktur) yaitu sebuah
Pajak yang digunakan untuk membuat faktur pajak. Penggunaan aplikasi e-faktur
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak seluruh Indonesia terhadap semua PKP
terdaftar.
31
Kegiatan registrasi ulang ini diatur dalam PER-05/PJ/2012. Regul
terhadap PKP. Berdasarkan data DJP tahun 2011 terdapat 870.000 PKP terdaftar.
Dalam kegiatan regul PKP diberi kesempatan dalam batas waktu yang telah
ditentukan untuk segara melakukan registrasi ulang, apabila dalam batas waktu
Pengusaha Kena Pajak. Mulai tanggal 1 Juli 2015, diberlakukan kepada PKP yang
terdaftar di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Jakarta Khusus,
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Bali.
Nomor 8 TAHUN 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.
32
PMK-151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata
pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan.
Bentuk formulir SSP ini sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-
Formulir SSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam rangkap
33
lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan
Pajak
adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau pada suatu
saat.
Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang atas nilai tambah, dikenal
Addition Method
Pada metode ini PPN terutang dari penjumlahan seluruh unsur nilai
tambah dikalikan dengan tarif PPN yang berlaku. Nilai tambah merupakan
metode ini.
34
Nilai tambah dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :
Substraction Method
Pada metode ini PPN yang terutang dihitung dari tarif PPN dikalikan
dengan selisih harga jual barang dan harga beli barang. Adapun
Credit Method
Metode ini hampir sama dengan subtraction method. Pada metode ini
harus mencari selisih antara pajak yang dibayar saat pembelian (pajak
35
Yang wajib menyetor PPN adalah PKP dan pemungut PPN/PPnBM, yaitu
Pusat Daerah, Direktoran Jenderal Pajak Bea dan Cukai, BUMN dan BUMD.
yang terutang dalam satu masa pajak harus dibayar selambat-lambatnya tanggal
15 bulan takwim berikutnya. Apabila tanggal 15 tersebut jatuh pada hari libur,
Saat pelaporan PPN yang dipungut harus dilaporkan oleh PKP pada KPP
tempo pelaporan bertepatan dengan hari libur, maka pelaporan harus dilaksanaan
keterlambatan setor dan keterlambatan lapor. Sanksi terhadap PKP yang terlambat
masa dihitung sejak saat jatuh tempo. Sedangkan untuk terlambat dalam hal
terutang, yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa
dalam peredarannya dari produsen ke konsumen, Pasal 13 ayat (1) UU PPN 1984
36
setiap penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
a atau huruf f dan untuk setiap penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf f dan pelaporan PPN adalah melaporkan pajak
yang terutang atau SPT Masa PPN kepada Kantor Pelayanan Pajak yang dimana
memiliki peraturan dan sanksi jika terlambat melapor maka Pengusaha Kena
tempo bukanlah pada akhir bulan berikut setelah akhir masa pajak yang
berikut ini:
Pelaporan
UU Nomor
42 Tahun
2009
Perhitungan Penyetoran
37
pajak untuk menghitung berapa besar pertambahan nilai yang terkandung
dalam suatu barang. Dari data yang diperoleh dari perusahaan, penulis
Perpajakan yang baru. metode penelitian adalah data primer dengan teknik
baru, sehingga laba yang diperoleh lebih sedikit karena tarif pajak terlalu
besar.
menganalisis data yang diperoleh dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1)
38
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Pertambahan Nilai.
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Objek
39
berdasarkan peraturan perpajakan.Mekanisme pengkreditan dilakukan
diperoleh melalui bukti faktur pajak dengan pajak keluaran yang sudah
Teknindo adalah dalam hal penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPN
pelaporan, ppn.
PPN yang sebenarnya, dan untuk mengetahui dan menganalisis pihak PT.
data yang diperoleh adalah Kuantitatif dan sumber data yang digunakan
40
Pelayanan Pajak. Akibatnya PT.Tiga Mutiara Nusantara dikenakan denda
kualitatif dan kuantitatif. Data yang diolah adalah data berupa jumlah PPN
masukan dan PPN keluaran yang disajikan selama lima tahun terakhir
41
diterapkan oleh PT. Indosari Mitrajaya dan kesesuaiannya dengan
Ex Post Facto. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan penjualan dan
dengan menggunakan SPT Masa PPN dan dalam bentuk formulir 1111
beserta lampiran SPT Masa PPN dan tidak melebihi batas waktu yang
42
penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai agar perusahaan dapat
ajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen
Inggris disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax
tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak
negeri dan 0 persen untuk ekspor. Dasar hukum utama yang digunakan
43
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penyerahan Barang Kena Pajak yang
keterlambatan setor dan lapor pada masa pajak Januari – Maret 2016
atas jasa pengiriman paket pada PT. Sentra Indologis Utama Manado”,
golongan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak pada prinsipnya
pencatatan dan pelaporan PPN atas jasa pengiriman paket PT. Sentra
44
laporan pajak perusahaan kemudian mengambil keputusan mengenai
No.42 Tahun 2009 sebagai ketentuan umum dan tata cara perpajakan
45
telah sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009, namun
karena sistem ini berbasis onlinemaka untuk merevisi kesalahan akan sulit
samping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting
ini adalah perusahaan PT. Agung Utara Sakti Manado perusahaan yang
berdiri pada tahun 1986 yang bertempat di Jl. DR. Sutomo No.10A.
keluaran dan pajak masukan dengan menggunakan SPT Masa PPN dan
46
dalam bentuk formulir 1111 beserta lampiran SPT Masa PPN dan tidak
BAB III
METODE PENELITIAN
penulis adalah mengenai objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek
Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis suatu
Objek dalam penelitian ini adalah data data mengenai Pajak Pertambahan
Adapun penelitian ini di lakukan mulai Febuari 2021 sampai dengan Mei 2021
10/RW 05 Cikini Kec Menteng Kota Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta 10330.
47
Waktu penelitian
Pengamatan
Penyusunan proposal
Sidang proposal
Mengerjakan Bab I
Mengerjakan Bab II
Mengerjakan Bab IV
Mengerjakan Bab V
diteliti secara luas dan mendalam yang dikutip dalam jurnal Santoso
48
Definisi teknik pengambilan data menurut Sugiyono (2017:224) teknik
pengumpulan data merupakan prioritas utama yang memiliki nilai strategis dalam
penelitian, hal ini diungkapkan lantara tujuan penelitian ialah mendapatkan data
ini.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Deskriptif, yaitu suatu metode analisa yang terlebih dahulu mengumpulkan data
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti
untuk menarik penalaran yang bersifat umum dari fenomena. Analisi yang
Pasar Jaya.
Mengambil kesimpulan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. “Theory of the firm: Managerial
behavior, agency cost and ownership structure”, Journal of Finance
Economic 3:305- 360, di-download dari
http://www.nhh.no/for/courses/spring/eco420/jensenmeckling-76.pdf.
Mardiasmo. (2018). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sumarsan, T. (2017). Perpajakan Indonesia: Pedoman Perpajakan Lengkap
Berdasarkan Undang-Undang Terbaru (Edisi 5). Jakarta : PT.Indeks
https://pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-16-tahun-2009
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/linguadidaktika/article/view/3525
https://pajak.go.id/id/fungsi-pajak
https://pajak.go.id/id/asas-pemungutan-pajak
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-132.pdf
https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-42-tahun-
2009#:~:text=Menetapkan%3A,PAJAK%20PENJUALAN%20ATAS
%20BARANG%20MEWAH
50