Anda di halaman 1dari 14

PROPSAL PENELITIAN

ANALISIS PEMBERLAKUAN PAJAK UMKM,TERHADAP


TINGKAT KEPERCAYAAN DAN KEPATUHAN WAJIB
PAJAK PADA PELAKU WAJIB PAJAK UMKM

Disusun Oleh :

NOVIA RAHMAWATI BR.HARAHAP

(12070327533)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM


RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Rasa syukur saya panjatkan kepada Tuhan Pemilik Alam Semesta. Berkat
izin- Nya,saya merapungkan proposal ini dengan baik dan tepat waktu. Proposal
ini merupakan tugas mata kuliah Metode Penelitian dengan Dosen Pengampu
Ibuk Faiza Muklis,SE, M.SI, AK. Penulisan kalimat ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan tugas matakuliah tersebut.

Proposal yang berjudul “Analisis Pemberlakuan Pajak UMKM,Terhadap


Tingkat Kepercayaan dan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pelaku Wajib Pajak
UMKM” ini dipilih oleh penulis karena unsur kebaruan didalamnya Penulis
melihat bahwa fenomena ini belum pernah ditanggapi oleh penulis lain. Para
penulis percaya bahwa penelitian ini memberikan kontribusi ilmiah baru bagi
dunia Acadian. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat masalah
kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.

Sebagai penulis, saya sangat berterima kasih kepada dosen penanggung jawab
yang telah menularkan ilmunya. Selain itu, saya juga berterima kasih kepada
teman-teman saya yang bersedia berbagi ide. Tak jarang mereka juga mencari
bahan referensi agar proposal bisa difinalisasi.

Akhir kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa artikel ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saya
sangat senang apabila pembaca berkenan memberikan kritik dan saran. karena itu
saya belajar menulis dengan baik dan kemudian makalah. Terima kasih.

Pekanbaru, 14 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan.........................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1 Landasan Teori...................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Pajak.........................................................................................4
2.1.2 Unsur – Unsur Pajak...................................................................................5
2.1.3 Fungsi Pajak................................................................................................5
2.1.4 Jenis – Jenis Pajak.......................................................................................5
2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak..........................................................................6
2.2 Gambaran Umum Pelaku Pajak..........................................................................7
2.3 Kepatuhan Wajib Pajak......................................................................................8
2.4 Tingkat Kepercayaan Wajib Pajak.....................................................................8
2.5 Sanksi Perpajakan..............................................................................................9
2.6 Kerangka Konseptual Penelitian.........................................................................9
BAB III...............................................................................................................................10
METODE PENELITIAN.......................................................................................................10
3.1 Jenis Pelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian.........................10
3.2 Teknik Pengambilan Sampel............................................................................10
3.3 Jenis Sumber Data............................................................................................10
DAFTAR PUTAKA..............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pajak adalah pungutan (yang dapat dipaksakan) kepada pemerintah
yang terhutang oleh wajib pajak berdasarkan peraturan, tanpa imbalan,
yang dapat dibayarkan langsung kepada profesinya dan yang
penggunaannya dimaksudkan untuk membiayai kinerja terkait kontrak
umum oleh negara yang melakukan kontrak (Wuluyo, 2011). ). Pajak
menjadi sumber penerimaan dan penerimaan negara terbesar saat ini. Saat
ini, sekitar 70% penerimaan APBN Indonesia berasal dari wajib pajak.

Permasalahan tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi permasalah


yang terus – menerus terjadi. Di Indonesia ambang batas kepatuhannya
sangat tinggi. Rendahnya tingkat kepatuhan perpajak masih sangat ironis
dalam berbagai tingkat pertumbuhan usaha di Indonesia (Yurso dan
Kiswanto, 2014).

Ketidakpatuhan ini tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah


untuk memaksimalkan penerimaan negara, karena sebagian besar
penerimaan pemerintah yang dominan berasal dari sektor pajak.
Dibandingkan sektor lainnya, sektor UMKM Indonesia yang berperan
sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB) memiliki potensi
paling besar. Pemerintah telah mengambil sejumlah inisiatif untuk
memperkuat rezim perpajakan, khususnya bagi wajib pajak UMKM di
Indonesia, memutuskan untuk mengambil langkah-langkah seperti
menurunkan tarif dari 1% menjadi 0,5% dari basis pajak dan
penyederhanaan administrasi, sebagai pembatasan di Republik Indonesia
Ordonansi Sanksi No. 23 Tahun 2018, peraturan ini mengatur tentang tata
cara perpajakan bagi usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk wajib
pajak orang pribadi (WP OP) atau wajib pajak badan (WP Badan) tidak
termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Tujuan diterbitkannya PP NO. 23 Tahun 2018 untuk kemudahan


masyarakat dalam melakukan perpajakan yaitu dengan melakukan
perhitungan sendiri, pengarsipan dan pelaporan pajak, peningkatan
pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat, dan syarat
pengendalian sosial pada Pemenuhan kewajiban perpajakan, dan
diharapkan penerimaan pajak dapat meningkat, sehingga peluang
kesejahteraan masyarakat meningkat (Marista, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “ Analisis Pemberlakuan Pajak UMKM, Terhadap
Tingkat Kepercayaan dan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pelaku Wajib
Pajak UMKM”.

1.2 Batasan Masalah


Dalam hal ini, berdasarkan masalah tertinggi yang diselesaikan,
kemungkinan masalah harus dipersempit. Menganalisis masalah bertujuan
untuk memusatkan perhatian pada penelitian dengan menarik kesimpulan
yang benar dan mendalam tentang aspek-aspek yang diteliti.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti
dapat merumuskan masalah penelitian yaitu : Apakah Pemberlakuan
Pajak UMKM Mempengaruhi Ketepatan waktu Untuk Membayar Pajak
oleh Wajib Pajak?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan latar belakang dan
rumusan masalah, yaitu : Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh
Ketepatan Waktu UMKM dalam Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak UMKM.

1.5 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penelitian ini, diharahapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak – pihak berikut :

1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharahapkan memberikan


wawasan bagi pembacam maupun bagi penulis mengenai presepsi pelaku
bisnis dalam menyikapi adanya peraturan PP No 23 Tahun 2018,serta
sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi
dan pertimbangan bagi pembuat kebijakan,khususnya pembuatan
peraturan perpajakan. Sehingga nantinya dapat tercapai hasil yang saling
menguntungkan baik bagi pemerintah maupun bagi wajib pajak.

1.6 Sistematika Penulisan


1. BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
serta menguraikan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAU PUSTAKA

Bab ini berisikan teori atau pendapat ahli yang terkait dengan tepik
penelitain yang akan diteliti.

3. BAB II METODE PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan mengenai metodologi penelitian yang


meliputi kerangka berfikir, pendekatan penelitian jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pajak


Mardiasmo (2016) menyatakan bahwa perpajakan adalah iuran wajib
yang di bayarkan leh masyarakat kepada negara yang nantinya akan
dimasukkan ke kas negara sebagai pendapat negara.Pengeluaran nasional dan
pembiayaan kepentingan umum masyarakat dapat dibiayai dari pendapatan
negara yang bersumber dari pajak. Pengertian ini menjelaskan bahwa pajak
harus dibayarkan masyarakat kepada negara sesuai dengan perraturan
perundang – undangan tanpa menerima balas jasa secara langsung.

Defenisi pajak menurut M.J.H Smeets dalam Sukrisno Agoes


(2014:6) yaitu : Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang
melalui norma – norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya
kontraprestasi yang dapat diajukan secara individual; maksudnya untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.

Defenisi pajak menurut UU No 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan


Umum dan Tata cara Pepajakan (UU KUP) yaiyu : Pajak adalah kontribusi
wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat mamaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan Undang – Undang No 16 Tahun 2009 tentang


Peraturan Pemerintah atas Pengganti Undang – Undang No 5 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas Undang – Undang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan No 16 Tahun 1983 menyatakan bahwa pajak
merupakan konstribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh
wajib pajak pribadi atau badan yang dapat dipaksakan yang berlaku sesuai
undan – undang, dengan tidak menerima imbalan secara langsung dan
digunakan untuk kemakmuran rakyat dan kepentingan secara umum. Dari
pengertian yang sudah dijelaskan memberikan kesimpulan bahwa pajak
adalah kewajiban yang wajib dipatuhi oleh masyarakat terutama wajib
pajak karena bersifat memaksa.
2.1.2 Unsur – Unsur Pajak
Diatas telah disebutkan mengenai pengertian pajak, dapat ditarik
kesimpulan mengenai unsur – unsur pajak,menurut Mardiasmo (2016)
antaranya yaitu :

1. Pajak dipungut oleh pemerintah berdasarkan ketentuan undang –


undang perpajakan dan aturan perpajakan. Sesuai adanya perubahan
ketiga UUD 1945 Pasal 23A.
2. Berdasarkan undang – undang perpajakan, pajak memiliki sifat
memaksa apabila seorang wajib pajak tidak memenuhi kewajiban
tersebut serta akan di kenakan suatu sanksi yang sesuai dengan adanya
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
3. Masyarakat selaku wajib pajak dapat menikmati manfaat tidak
langsung dari pajak.

2.1.3 Fungsi Pajak


1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara), yaitu pajak sebagai sumber
dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran nasional. Sebagai
sumber keuangan negara, pemerintah memasukkan uang sebanyak –
banyaknya ke kas negara.
2. Fungsi Regulerend atau Fungsi Mengatur,yaitu pajak digunakan sebagai
alat dalam mengatur suatu kebijakan pemerintah. Fungsi pajak tersebut
digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik dalam rangka
mencapai tujuan tertentudi luar dari sektor keuangan.

2.1.4 Jenis – Jenis Pajak


Mardiasmo (2016) mengatakan bahwa pajak dibedakan menjadi 3 (tiga) :

1. Berdasarkan Golongan
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak Tidak Langsung,yaitu pajak yang akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
2. Berdasarkan Sifatnya :
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh)
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objek, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan
Nilai (PPN).
3. Berdasarkan Wewenang :
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut serta dikelola oleh pemerintah
pusat dan sebagian besar dilakukan oleh Direktorat Jendreral Pajak
(DJP). Contoh : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut serta dikekola oleh
Pemerintah Daerah (Pemda) baik dari tingkat Kabupaten/Kota maupun
Provinsi. Contoh : Pajak Rokok dan Pajak Kendaraan Bermotor.

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak


Menurut Mardiasmo (2016) sistem pemungutan perpajakan yang ada di
Indonesia ada 3 (tiga), di antaranya yaitu :

1. Official Assessment System

Official Assessment System adalah sistem pemungutan yang memberi


wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang pada wajib pajak.

2. Self Assessment System

Self Assessment System adalah suatu sistem yang pemungutan pajak


memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menetukan sendiri besarnya
pajak yang terutang.

3. With Holding Assessment System

With Holding Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang


memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan.

2.2 Gambaran Umum Pelaku Pajak


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia berperan
penting dalam meninkatkan pendapatan negara. Setiap tahun perkembangan
dalam sektor UMKM di Indonesia mengalami peningkatan. Dengan adanya
peningkatan ini, negara akan mendapatkan kontribusi yang besar sehingga
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Undang –
Undang No 20 Tahun 2008, kriteria dari UMKM dari tabel berikut :
Tabel 2.2

Kriteria UMKM

Kriteria
No Uraian Aset Omzet
1 Usaha Mikro Maks. Rp 50.0000.000 Maks. Rp 300.000.000
2 Usaha Kecil >Rp 50.0000.000 – >Rp 300.000.000 –
Rp 500.0000.0000 Rp 2.500.000.0000
3 Usaha Menengah >Rp 500.000.000 – >Rp2.500.000.000 –
Rp 10.000.000.000 Rp50.000.000.000
Sumber : www.pajak.go.id

Tabel di atas menjelaskan kriteria UMKM berdasarkan aset dan omset


yang diperoleh. Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki aset dengan jumlah
maksimal Rp 50.000.000 dan omset maksimal Rp 300.000.000. Usaha Kecil
memiliki aset lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 dan omset
lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan Rp 2.500.000.000. Sedangkan Usaha
Menengah memiliki aset lebih dari Rp 500.000.000 sampai dengan
10.000.000.000 dan omset lebih dari Rp 2.500.000.000.

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak


Kepatuhan dapat difenisikan sebagai perilaku tunduk dan patuh
terhadap aturan yang berlaku. Kepatuhan pajak merupakan perilaku yang
ditunjukkan oleh wajib pajak untuk melakukan suatu tindakan tunduk dan
patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sesuai aturan perundang –
undangan yang berlaku.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No 74/PMK.03/2012 kriteria


kepatuhan Wajib Pajak adalah :

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)


2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tanggungan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
3. Laporan Keuangan di audit oleh Akuntan Publik atau Lembaga
Pengawasan Keuangan Pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut – turut; dan
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindakan pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
2.4 Tingkat Kepercayaan Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2009) kepercayaan yaitu suatu proses dalam
menghitung (calculative process) antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil
yang diperoleh. Kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum dapat diartikan
sebagai suatu bentuk penilaian lembaga negara dalam menyelenggarankan
kekuasaan negara untuk ke negara itu sendiri dalam rangka untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan undang – undang yang
berlaku.

2.5 Sanksi Perpajakan


Sanksi merupakan hukuman bagi seseorang yang melanggar aturan
yang telah disepakati secara bersama. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa
ketentuan dari peraturan perundang – undangan perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan alat pencegahan agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan (Mardiasmo,2009). Pandangan tentang sanksi perpajakan tersebut
diukur dengan indikator sebagai berikut :

1. Sanksi pidana yang dikenakaan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat.
2. Saksi administrasi yang dikenakkan bagi pelanggar aturan pajak sangat
ringan.
3. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana mendidik
wajib pajak.
4. Sanksi pajak harus dikenakkan kepada pelanggannya tanpa toleransi, dan
5. Pengenaan sanksi atas pelanggaran wajib pajak dapat dinegosiasikan.

1.6 Kerangka Konseptual Penelitian

Pengetahuan Perpajakan

(X1) Kepatuhan Wajib Pajak

Kepercayaan Wajib Pajak (Y)

(X2)

Keterangan :

Y : Variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen yaitu


Kepatuhan Wajib Pajak

X1 : Variabel independen yang pertama yaitu Pengetahuan Perpajakan

X2 : Variabel independen yang kedua yaitu Kesadaran Wajib Pajak


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Pelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian Kuantitatif
merupakan penelitian imiah yang sistematis terhdap suatu pengaruh atas
buhungan antar variabel yang menggunakan data berupa angka untuk
menganalisis mengenai hal yang ingin diketahui (Kasiram, 2008). Populasi
dalam penelitian ini yaitu Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel


Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner atau Kuesioner adalah
suatu teknik pengumpulan data yang di dalamnya disediakan pertanyaan atau
penjelasan tertulis untuk dijelaskan oleh peneliti dan kemudian segala
tanggapan informasi yang diduga dikumpulkan dan diolah oleh peneliti sesuai
dengan tujuan awal penelitian.

3.3 Jenis Sumber Data


Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diambil langsung
dari sumbernya yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak
UMKM yang memiliki peredaran bruto kurang dari Rp 4,8 miliar per tahun di
Kota Duri.
DAFTAR PUTAKA

Purnama, J. 2020. WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, TARIF PAJAK


DAN MEKANISME PEMBAYARAN WAJIB PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM.
SANTOSO, U. C. 2022. PERPAJAKAN, DAN KESADARAN WAJIB PAJAK
PELAKU UMKM TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus
Pada Wajib Pajak Pelaku UMKM di KPP.
Ulfa, F., & Mildawati, T. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi.
Yogantara, K. K., Asana, G. H. S., &. 2021. Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Ditinjau Dari Tarif Pajak,
Sosialisasi Pajak, Sanksi Pajak, Dan Pemeriksaan Pajak.

Anda mungkin juga menyukai