Disusun Oleh
Universitas Quality
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang bertajuk “Kasus
Pembebasan Pajak”. Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas
dari bantuan banyak pihak, termasuk dosen pengajar yang sudah membimbing
kami dari mulai penggarapan sampai dengan selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif
bagi pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang utama bagi
pelaksanaan dan peningkatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pemungutan pajak dilaksanakan untuk
kepentingan rakyat, maka pemungutan pajak tersebut haruslah terlebih dahulu
disetujui oleh rakyatnya sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) UUD
1945 yang telah diamandemenkan dalam Pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945
yang berbunyi : “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
Negara diatur dengan Undang-Undang”. Hal ini memperlihatkan bahwa pajak
yang dipungut harus berdasarkan Undang-Undang sehingga menjamin adanya
kepastian hukum, baik bagi pengumpul pajak maupun bagi wajib pajak itu sendiri.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Fungsi Pajak
Pembebasan Pajak
3
Beberapa contoh pembebasan pajak yang telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia meliputi:
4
bisa mendapatkan layanan-layanan tertentu dan memastikan kinerja aktivitas-
aktivitas tertentu oleh badan, kementerian atau pihak lain, surat keterangan fiskal
diwajibkan.Beberapa aktivitas yang dimaksud adalah:
f. Tax holidays
5
berlaku dapat diverifikasi melalui situs Direktorat Jenderal Pajak atau kantor pajak
di Indonesia.
Dan didalam dunia perpajakan pasti kita mengetahui tentang surat keterangan
bebas (SKB) pajak. Surat keterangan ini pertama kali muncul dari kebijakan tax
amnesty tahun 2017 lalu atas pembebasan pajak penghasilan (PPh) final atas
pengalihan harta apabila belum dibaliknamakan atas nama wajib pajak terkait.
Surat keterangan bebas pajak merupakan dokumen yang dimiliki wajib pajak
yang memiliki penghasilan dengan tujuan untuk membebaskannya dari potongan
maupun pungutan pajak oleh pemotong/pemungut. Apabila wajib pajak memiliki
surat ini, maka wajib pajak tidak perlu membayar PPh. Dasar hukum dari SKB ini
adalah PP No. 46 tahun 2013 yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan (PPh)
dari penghasilan wajib pajak dapat dibebaskan dari potongan maupun pungutan
PPh oleh pihak lain yang dapat dikreditkan. Namun, terdapat beberapa syarat dan
ketentuan tambahan dari surat keterangan bebas pajak ini.
Beberapa syarat yang harus dimiliki oleh wajib pajak sendiri adalah :
6
c. Memberikan tanda tangan wajib pajak pemohon atau melampirkan surat
kuasa khusus apabila penandatangan bukan wajib pajak terkait.
Output dari pengajuan ini dapat berupa pelolosan surat keterangn bebas pajak atau
surat penolakan permohonan surat keterangan bebas pajak.
Perlu dicatat pula, bahwa tidak semua pajak memiliki fasiltas SKB.
Berikut jenis-jenis pajak yang mendapatkan fasilitas surat keterangan bebas
(SKB) pajak:
a. PPh final atas penghasilan wajib pajak dengan perederan bruto tertentu
berdasarkan PP No 46 tahun 2013
d. Wajib Pajak yang mengalami kerugian fiskal dan diatur dalam DJP PER-
01/PJ/2011
e. PPh final pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau surat
keterangan bebas pajak waris berdasarkan PMK No 243/PMK/03/2008
f. PPh final pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau surat
keterangan bebas pajak waris berdasarkan PMK No 243/PMK/03/2008
h. PPN atas buku pelajaran umum, buku pelajaran agama, dan kitab suci
7
i. BKP dan JKP bebas PPN.
8
Pasal 3
Ayat (1)
Ayat (2)
9
Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa pembebasan pajak dapat
diberikan kepada perwakilan negara asing dan badan internasional serta pejabatnya
yang memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut antara lain adalah bahwa
barang yang diimpor atau diperoleh harus digunakan untuk kepentingan
perwakilan negara asing atau badan internasional, dan tidak digunakan untuk
kepentingan komersial atau kegiatan usaha lainnya. Selain itu, pembebasan pajak
juga hanya diberikan untuk barang tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
10
Meningkatkan pendapatan negara: Pembebasan pajak ini dapat
meningkatkan pendapatan negara dengan menghasilkan pengadaan pajak
yang sebelumnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/28938419/Makalah_tentang_pajak
https://www.pajakku.com/read/61c184e71c72eb1eee0cb7ca/Surat-Keterangan-
Bebas-Pajak:-Pengertian-dan-Pelaporan-
https://peraturan.bpk.go.id/Details/144358/pp-no-47-tahun-2020
https://datacenter.ortax.org/ortax/aturan/show/17128
https://www.cekindo.com/id/blog/pembebasan-pajak-indonesia
13