PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Nama : Yuyun
NPM : 18130310122
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Perpajakan
i
EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING GUNA
MENINGKATKAN EFISIENSI PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI PADA PT AGRIMARA CIPTA NUTRINDO
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Nama : Yuyun
NPM : 18130310122
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Perpajakan
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2 Batasan Masalah........................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah........................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 8
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................... 8
2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka........................................................ 12
2.2.1 Perencanaan Pajak atau Tax Planning................................ 12
2.2.1.1 Pengertian Tax Planning........................................ 12
2.2.1.2 Motivasi Perencanaan Pajak.................................. 12
2.2.1.3 Manfaat Perencanaan Pajak................................... 14
2.2.1.4 Tujuan Perencanaan Pajak..................................... 15
2.2.1.5 Persyaratan Tax Planning yang Baik..................... 16
2.2.3 Pajak Pertambahan Nilai.................................................... 18
2.2.3.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai...................... 18
2.2.3.2 Subjek dan Objek PPN........................................... 19
2.2.3.3 Mekanisme Pengenaan PPN.................................. 20
2.2.3.4 DPP dan Tarif PPN................................................ 21
2.2.3.5 Mekanisme Pengkreditan PPN............................... 22
2.2.3.6 Perhitungan PPN.................................................... 23
2.2.3.7 Faktur Pajak........................................................... 24
2.2.4 Tax Planning Pajak Pertambahan Nilai............................. 25
iii
2.2.4.1 Memaksimalkan Pengkreditan PPN....................... 25
2.2.4.2 Penundaan Faktur Pajak......................................... 27
2.2.4.3 Pelaporan dan Penyetoran PPN.............................. 27
2.3 Teori Hubungan Antar Variabel................................................... 28
2.4 Kerangka Pikir.............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 31
3.1 Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 31
3.2 Jenis Penelitian............................................................................. 31
3.3 Lokasi Penelitian.......................................................................... 31
3.4 Data dan Teknik Pengumpulannya............................................... 32
3.4.1 Jenis Data............................................................................ 32
3.4.2 Sumber Data....................................................................... 32
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data................................................. 33
3.5 Identifikasi Variabel..................................................................... 34
3.6 Definisi Operasional Variabel...................................................... 34
3.7 Teknik Analisis Data.................................................................... 35
3.8 Jadwal Penelitian.......................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Undang Nomor 6 Tahun 1983 pajak didefinisikan sebagai kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Pajak Pertambahan Nilai, Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan, serta Pajak
berbagai bidang.
Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang
pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba (Suandy, 2016:1). Namun,
satu faktor kunci dari usaha yang berkelanjutan adalah kepatuhan pajak yang
akurat. Untuk itu, tax planning dapat menjadi langkah awal dalam pengelolaan
pajak perusahaan. Tax Planning atau perencanaan pajak adalah upaya mengurangi
atau meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara sehingga
pajak yang dibayar tidak melebihi jumlah yang sebenarnya. Salah satu praktik
1
2
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia mulai awal Maret 2020 lalu
masih belum berakhir. Seperti yang kita ketahui bahwa timbulnya penyakit
coronavirus disease 2019 atau yang disebut juga dengan Covid-19 bermula dari
kota Wuhan tepatnya di Tiongkok pada akhir tahun 2019. Virus jenis baru
sebaran dalam website resmi covid19.go.id per 09 Maret 2022 terdapat 228 negara
dengan kasus aktif virus corona menurut WHO. Oleh karena itu, pemerintah
Covid-19 di Indonesia.
APBN dalam waktu beberapa tahun belakangan. Hal tersebut dapat dilihat dari
kontribusi pajak yang terus meningkat terhadap penerimaan negara. Pada tahun
awal pandemi, yaitu tahun 2020 aktivitas ekonomi yang tidak sepenuhnya
adalah kebijakan insentif untuk PPh pasal 21, 22, 25 dan PPN serta relaksasi pajak
selama pandemi tahun 2020 dan 2021. Dan peraturan terbaru adalah
No 42 Tahun 2009 adalah sebesar 10 persen naik menjadi 11 persen berlaku mulai
pemerintah yang dibebankan atas transaksi jual beli barang maupun jasa yang
dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau badan yang telah dikukuhkan sebagai
PKP (Pengusaha Kena Pajak). Dalam perhitungan PPN yang dipungut, ada dua
skema yakni pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran ialah PPN yang
dipungut ketika PKP menjual produknya. Sedangkan, pajak masukan ialah PPN
tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.
dengan pemerintah. Wajib pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin
pembayaran pajak, baik legal maupun ilegal (Suandy, 2016:2). Dengan masih
adanya pandemi Covid-19 di Indonesia yang masih belum dapat diprediksi kapan
mengalami penurunan tarif contohnya seperti Pajak Penghasilan badan dari 25%
menjadi 22%, namun Pajak Pertambahan Nilai mengalami kenaikan tarif pada
tahun 2022 dan diprediksi akan naik pada tahun selanjutnya. Kenaikan tarif
tentunya akan menambah beban pajak yang ditanggung perusahaan. Untuk itu,
perusahaan harus segera melakukan strategi tax planning atau perencanaan pajak
pada bidang distribusi obat hewan berupa Farmasetik, Premix, Feed Additive,
Feed Suplemen dan lain sebagainya. Berdiri pada tahun 2018 yang beralamat di
Nilai berupa pajak keluaran dan perusahaan juga dipungut Pajak Pertambahan
dengan usaha, maka seluruh pajak masukan yang dilakukan dapat dikreditkan.
Namun ada beberapa ketentuan tentang pembelian yang tidak dapat dikreditkan.
5
pajak mengakibatkan PPN terutang tidak merata dalam masa pajak. Hal tersebut
menerapkannya maka perusahaan tidak perlu membayar pajak dalam jumlah besar
(Atmojo et al., 2016). Berkaitan dengan hal tersebut efisiensi pajak diperlukan
dalam mengantisipasi naiknya tarif pajak, terutama Pajak Pertambahan Nilai pada
masa pandemi covid-19 karena beban pajak perusahaan akan lebih besar dari
Nilai”
meluas yaitu penelitian dilakukan terhadap data-data yang berkaitan dengan Pajak
Pertambahan Nilai berupa buku besar dan laporan keuangan serta SPT Masa PPN
6
untuk melakukan tax planning. Data yang digunakan adalah data dalam periode
satu tahun yaitu tahun awal pandemi Covid-19 atau tahun 2020.
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
strategi tax planning sebagai antisipasi kebijakan perpajakan pada masa pandemi
Cipta Nutrindo.
1. Manfaat Operasional
Wajib Pajak Badan dalam menerapkan strategi tax planning terhadap Pajak
2. Manfaat Akademik
digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi bagi peneliti yang akan
melakukan penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan yang serupa.
BAB II
LANDASAN TEORI
penelitian-penelitian yang pernah ada pada area serupa. Terdapat empat penelitian
terdahulu yang dipilih oleh peneliti yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu
1. Peneliti & (Tahuteru et al., 2021)
Tahun
Judul Evaluasi Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai pada CV. Rosi Prima Karya di Ambon
Variabel 1. Penghitungan
Penelitian 2. Penyetoran
3. Pelaporan
4. Pajak Pertambahan Nilai
Jenis Jurnal EMBA (Ekonomi dan Pembangunan)
Penelitian
Alat Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Analisis deskriptif. Fokus penelitian ini adalah perhitungan,
penyetoran dan pelaporan pajak pertambahan nilai untuk
tahun 2017 dan 2018.
Hasil Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa CV. Rosi
Penelitian Prima Karya dalam menerapkan Pajak Pertambahan Nilai
untuk perhitungan, penyetoran, dan pelaporan telah sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku.
Persamaan Judul yang akan diambil peneliti memiliki persamaan pada
salah satu variabelnya dengan judul penelitian terdahulu
diatas, yaitu Pajak Pertambahan Nilai
Perbedaan Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah pada
penelitian ini memfokuskan tentang Strategi tax planning
terhadap PPN. Selain itu, objek penelitian yang akan peneliti
ambil adalah data yang berhubungan dengan PPN pada PT
Agrimara Cipta Nutrindo Kediri
8
9
pajak atau tax planning adalah suatu usaha yang dilakukan Wajib Pajak untuk
peraturan perpajakan.
menyebutkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk
Makin besar jumlah pajak yang harus dibayar, akan semakin besar pula
4. Risiko deteksi
ketentuan perpajakan ini akan terdeteksi atau tidak. Makin rendah risiko
5. Besarnya denda
13
Makin berat sanksi perpajakan yang bisa dikenakan, maka wajib pajak akan
perpajakan. Sebaliknya makin ringan sanksi atau bahkan ketiadaan sanksi atas
6. Moral masyarakat
perpajakannya.
adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak. Karena pajak itu mempengaruhi
melakukan investasi melalui analisis yang cermat dan pemanfaatan peluang atau
kesempatan dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk
memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya
b. Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (tax
base)
1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya
dapat dikurangi.
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cashflow), karena dengan perencanaan
pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan
Secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai dari perencanaan pajak
Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa
fiskus.
keuangan seperti pemotongan dan pemungutan pajak (PPh pasal 21, Pasal
perdagangan yang sehat dan menggunakan harga pasar yang wajar, yakni
melakukan transaksi.
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dibebankan atas transaksi penyerahan
barang maupun jasa yang dikenakan pajak dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau
badan yang telah dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) di dalam
daerah pabean.
Pengusaha Kena Pajak (Salman, 2017). Yang menjadi Pengusaha Kena Pajak
yaitu:
c. Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal
Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan yang dapat dikreditkan,
Syarat-syaratnya adalah:
2. Impor BKP
Syarat-syaratnya adalah:
4. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.
8. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau
9. Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
(Mardiasmo, 2018) :
penjual. Bagi pembeli, PPN yang dipungut oleh PKP penjual tersebut
PPN. Bagi penjual, PPN tersebut merupakan Pajak Keluaran. Sebagai bukti
adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan/atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, dan/harta dan
19
Pajak (DPP). Pajak yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak
1. Harga jual.
2. Penggantian
3. Nilai impor.
4. Nilai ekspor.
(sebelas persen). Sedangkan tarif PPN sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
1. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran
2. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak, Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar
memenuhi persyaratan.
4. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak
5. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
6. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak
Keluaran pada Masa Pajak yang sama dapat dikreditkan pada Masa Pajak
berikutnya paling lama 3 (tiga) Masa Pajak setelah berakhirnya Masa Pajak
saat Faktur Pajak dibuat sepanjang belum dibebankan sebagai biaya atau
21
Contoh :
Tanggal 19 Desember 2020, PKP “A” menjual tunai BKP kepada PKP “B”
dengan harga jual Rp25.000.000 belum termasuk PPN. Maka, PPN yang terutang
adalah:
= Rp2.500.000
oleh PKP “A”. Sedangkan bagi PKP “B”, PPN tersebut merupakan Pajak
Masukan.
Misal PKP “A” melakukan pembelian BKP dan dikenakan Pajak Masukan
Perhitungan :
Jumlah PPN kurang bayar sebesar Rp500.000 dan harus disetorkan ke kas negara.
Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha
Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa
Kena Pajak.
1. Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan atau sebelum penyerahan Jasa
Kena Pajak.
pekerjaan.
4. Saat ekspor BKP berwujud, ekspor BKP tidak berwujud, dan atau ekspor
JKP, atau
3. Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan
harga.
pembuatan Faktur Pajak dapat dikenakan sanksi 2% dari DPP sesuai dengan Pasal
14 ayat (4) sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) UU KUP Nomor 28 Tahun 2007.
1. Faktur Pajak
Pajak dari Pengusaha Kena Pajak, supaya pajak masukannya dapat dikreditkan.
atas BKP/JKP dan faktur pajaknya adalah faktur pajak standar atau dokumen yang
1. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha
2. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai
5. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya
Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
Kena Pajak.
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi
ketentuan.
7. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya
pembuatan faktur pajak bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah
25
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Dalam kaitan dengan
saat pembuatan Faktur Pajak, makin lambat PKP membuat Faktur Pajak,
maka akan lebih baik karena PKP tidak perlu menalangi pembayaran PPN.
2. Berkaitan dengan hal ini, sebaiknya PKP penjual dalam menentukan syarat
pembayaran yang ideal, yaitu tidak lebih 45 hari setelah penyerahan BKP
atau JKP (penerbitan invoice). Jika pembayaran baru diterima PKP setelah
lewat waktu 45 hari berarti bahwa PKP penjual akan menalangi pembayaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) UU PPN Nomor 42 Tahun 2009
setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa
Pajak. Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur
termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, maka penyetoran dapat dilakukan
Penjagaan terhadap batas waktu penyetoran PPN dan pelaporan SPT Masa
PPN ini sangat penting, karena keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN tersebut
dikenai denda bunga 2% per bulan dari PPN yang terutang sesuai yang tertuang
pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan disebut tax planning atau
penurunan tarif contohnya seperti Pajak Penghasilan badan dari 25% menjadi
Peraturan Perpajakan mengalami kenaikan tarif pada tahun 2022 yaitu dari 10%
menjadi sebesar 11% dan diprediksi akan naik pada tahun selanjutnya. Kenaikan
tarif tentunya akan menambah beban pajak yang ditanggung perusahaan. Untuk
itu, perusahaan harus segera melakukan strategi tax planning atau perencanaan
pajak agar dapat mencapai efisiensi pajak terutama Pajak Pertambahan Nilai.
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Tax Planning
Pajak Pertambahan Nilai
27
Efisiensi
Keterangan :
melakukan perencanaan pajak (Tax Planning) terhadap salah satu kewajiban pajak
perencanaan terkait faktur pajak, dan melakukan perencanaan yang tepat terhadap
pengkreditan pajak masukan agar dapat menekan beban pajak dan mengantisipasi
kebijakan perpajakan yang akan datang pada masa pandemi covid-19. Dengan
analisis tersebut, peneliti mengharapkan hasil berupa strategi tax planning yang
METODE PENELITIAN
strategi tax planning yang tepat sebagai antisipasi kebijakan perpajakan terutama
pada masa pandemi Covid-19 guna mencapai efisiensi pajak pertambahan nilai di
PT Agrimara Cipta Nutrindo. Data yang digunakan untuk penelitian adalah data
perusahaan terkait PPN berupa buku besar, faktur pajak, laporan keuangan dan
distribusi obat dan kebutuhan hewan yang beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantoro
29
30
karena :
1. Akses ke tempat penelitian tidak terlalu sulit maupun terlalu jauh dengan
Pertambahan Nilai
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk uraian deskriptif
Nilai perusahaan.
2. Data Kuantitatif
dan tabel. Data kuantitatif berupa data dalam angka yaitu data penjualan,
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung
atau data yang masih asli seperti apa adanya. (Tarjo, 2019:92) Data primer
pada penelitian ini adalah hasil wawancara dan observasi yang diperoleh
31
peneliti yang memerlukan keterlibatan langsung oleh diri peneliti yaitu profil
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan yang
1. Metode wawancara
jawab secara langsung terhadap pihak yang berkaitan dalam bidang yang diteliti.
Data yang diperoleh adalah profil perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi
2. Survei
kewajiban pajak pertambahan nilai dan data-data yang dihasilkan berupa kegiatan
3. Dokumentasi
terkait Pajak Pertambahan Nilai, seperti faktur pajak masukan, faktur pajak
Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi atau yang akan diteliti
dari satuan pengamatan. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Tax Planning
1. Tax Planning
Tax planning atau perencanaan pajak adalah suatu usaha yang dilakukan
penyerahan barang maupun jasa yang dikenakan pajak dilakukan oleh wajib pajak
pribadi atau badan yang telah dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dengan data penelitian berupa angka dan uraian mengenai perencanaan pajak.
dalam penelitian yaitu : laporan keuangan, faktur pajak masukan dan keluaran
waktu pembuatannya.
PPN
6. Interpretasi
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Harjanti, R. S., Karunia, A., & Kamal, B. (2019). Analisis Tax Planning Dalam
Rangka Mancapai Efisiensi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada PT
Ramadhan Caturkarsa Layorda Tegal. Jurnal MONEX, 8(2), 66–72.
Marentek, E., & Budiarso, N. (2016). Evaluasi Penerapan Tax Planning Untuk
Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pt. Transworld Solution
Jakarta Selatan. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
4(1), 868–879.
Salman, K. R. (2017). Perpajakan PPh dan PPN (1st ed.). Jakarta : Penerbit
35
36
Indeks.
Tahuteru, G., Elim, I., & Mintalangi, S. (2021). Evaluasi Perhitungan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada CV. Rosi Prima Karya di
Ambon. 746 Jurnal EMBA, 9(1), 746–753.