Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, TARIF PAJAK DAN

KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK


PADA PELAKU ONLINE SHOPPING DI SAMARINDA

PROPOSAL

Oleh:
KARTIKA WANTI
1801035183
AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Pengetahuan Pajak, Tarif Pajak dan


Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Pada Pelaku Online Shopping Di Samarinda

Nama Mahasiswa : Kartika Wanti

NIM : 1801035183

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis


Program Studi : S1 - Akuntansi

Diajukan untuk Mengikuti Seminar Proposal

Samarinda, 00 Maret 2022

Mengetahui, Menyetujui,

Koordinator Program Studi Sarjana Akuntansi Dosen Pembimbing


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mulawarman

Dr. H. Zaki Fakhroni, Akt.,CA.,CTA.,CFrA.,CIQaR Dr. Hj. Musviyanti, SE.,M.Si


NIP. 19801224 200801 1 006 NIP. 198008232005012005

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................7

1.1 Landasan Teori..........................................................................................7


1.1.1 Theory of planned behaviour.............................................................7
1.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak......................................................................9
1.1.3 Pengetahuan Pajak.............................................................................9
1.1.4 Tarif Pajak........................................................................................10
1.1.5 Kesadaran Wajib Pajak....................................................................11
1.1.6 Online shopping...............................................................................13
1.2 Penelitian Terdahulu................................................................................13
1.3 Kerangka Konseptual dan Model Penelitian...........................................16
1.4 Pengembangan Hipotesis........................................................................18
1.4.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pada Pelaku Online shopping Di Samarinda..................................................18

ii
1.4.2 Pengaruh Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pelaku
Online shopping Di Samarinda.......................................................................18
1.4.3 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pada Pelaku Online shopping Di Samarinda..................................................19

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................21

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel......................................21


3.1.1 Variabel Dependen...........................................................................21
3.1.2 Variabel Independen........................................................................21
3.2 Populasi Dan Sampel...............................................................................23
3.2.1 Populasi............................................................................................23
3.2.2 Sampel..............................................................................................23
3.3 Jenis dan Sumber Data............................................................................23
3.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................24
3.5 Analisis Data...........................................................................................24
3.5.1 Outer Model.....................................................................................25
3.5.2 Inner Model......................................................................................27
3.5.2.1 Pengujian Hipotesis..........................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30

LAMPIRAN..........................................................................................................33

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................14
Tabel 3.1 Ringkasan Uji Outer Model...................................................................26
Tabel 3.2 Ringkasan Uji Inner Model....................................................................28

iv
v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep...............................................................................17


Gambar 2.2 Model Penelitian................................................................................17

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian......................................................................33

vii
DAFTAR SINGKATAN

APBN Anggaran Pembelanjaan Negara


BPS Badan Pusat Statistik
SPT Surat Pemberitahuan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan penerimaan negara yang memiliki peranan penting dalam

pendanaan keuangan negara, pajak juga merupakan penerimaan negara yang

paling besar. Sesuai dengan Pasal 1 Angka 1 Undang Undang Nomor 28 Tahun

2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, (2007) bahwa pajak

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dana pajak digunakan untuk

pengelolaan dan pembangunan negara serta kemakmuran rakyat, sebagian besar

kegiatan negara tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pajak.

Proporsi dana pajak pada APBN dapat dikatakan sangat besar bahkan

mendominasi. Target penerimaan pajak pada tahun 2018 sebesar Rp 1.424 triliun

dengan realisasi sebesar Rp 1.315,9 triliun yang mana persentase tercapainya

target sebesar 92% sedangkan pada tahun 2019 penerimaan pajak mengalami

penurunan, pada tahun 2019 nilai realisasi Rp 1.332,1 triliun atau 84,4% dari

target Rp 1.577,6 triliun (CNBC Indonesia, 2021) kemudian pada tahun 2020

realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 1.019,56 triliun dari targetnya yaitu sebesar

Rp 1.198,82 triliun atau persentase sebesar 85,65% (Kemenkeu.go.id, 2020).

Dapat dilihat dari data tersebut penerimaan pajak belum dapat menyentuh

angka 100% tentunya hal ini bisa dikarenakan beberapa hal salah satu contohnya

1
2

seperti wajib pajak yang tidak patuh serta dapat dikarenakan pemerintah masih

fokus pada sektor-sektor konvensional. Padahal salah satu faktor pertumbuhan

ekonomi yang saat ini meningkat adalah banyaknya pengusaha yang bertransaksi

dalam dunia E-commerce. Dan saat ini transaksi dengan elektronik tersebut belum

terlalu diperhatikan oleh pemerintah, sehingga ini menjadi salah satu faktor dari

menurunnya target penerimaan pajak dari tahun sebelumnya. (Hasanudin dkk.

2020).

Peran aktif warga negara dalam patuh membayar pajak akan membantu

kemakmuran masyarakat. Namun pada kenyataanya, kepatuhan bukanlah tindakan

yang mudah untuk dilakukan oleh wajib pajak, sebab keinginan masyarakat untuk

meloloskan diri dari kewajibannya serta melakukan tindakan untuk melawan

pajak mengakibatkan rendahnya tingkat kepatuhan (Romansyah dan Fidiana,

2020)

Kegiatan perdagangan yang semulanya konvesnsional yaitu bertemunya

penjual dan pembeli untuk bertransaksi kini mulai berubah menjadi kegiatan

perdagangan online yang mana kegiatannya dapat dilakukan melalui smartphone

ataupun laptop dengan menggunakan jaringan internet, hal ini terjadi karena

kemajuan teknologi yang semakin pesat serta didukung oleh adanya internet dan

jejaring sosial.

Di Indonesia sendiri penggunaan sosial media sebagai sarana perdagangan

online sangat tinggi, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

pada tahun 2020 dikutip dari bps.go.id Media Sosial dan Pesan Instan mulai

dimanfaatkan sebagai media penjualan online oleh banyak usaha, berdasarkan


3

hasil survei, hampir seluruh usaha sampel melakukan penjualan secara online

melalui aplikasi Pesan Instan yaitu sebanyak 90,56 persen usaha. Pesan Instan

dapat berupa aplikasi Whatsapp, Line, Telegram, dan sebagainya. Hasil survei

juga menyatakan bahwa lebih dari setengah (65,14 persen) sampel usaha

berjualan online melalui Media Sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter,

dan sebagainya. Selanjutnya, hanya 25,72 persen usaha pada survei ini yang

memiliki akun penjualan di Marketplace/Platform Digital dan hanya 4,96 persen

memiliki Website (BPS, 2020).

Tak berbeda dengan data secara nasional di provinsi Kalimantan Timur

sendiri penjualan online menggunakan sarana media sosial cukup tinggi

berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS persentase usaha online shopping di

Kalimantan Timur pada 2020 adalah 87,99 persen.

Dengan tingginya persentase jumlah usaha penjualan online di Kalimantan

Timur, daerah maupun negara memiliki potensi untuk menyerap pajak dari sektor

tersebut. Namun pada kenyataannya pengenaan pajak terhadap pengusaha online

shop belum efektif secara keseluruhan, mereka beranggapan pemilik online shop

masih banyak yang coba-coba dalam melakukan bisnis di dunia E-commerce

bahkan ada juga pemilik online shop yang tidak membayar pajak mereka, salah

satu jawaban yang logis dari permasalahan tersebut adalah karena banyak orang di

negeri ini belum mengetahui ilmu tentang perpajakan, bahkan tidak sedikit yang

tidak tahu sama sekali atau kekurangan tentang ilmu perpajakan.


4

Penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak sudah pernah dilakukan

sebelumnya, ukuran umum untuk mendeteksi faktor-faktor kepatuhan wajib pajak

diantaranya adalah pengetahuan pajak, tarif pajak dan kesadaran wajib pajak.

Pengetahuan pajak merupakan hal yang harus dimiliki oleh oleh wajib pajak

seperti pengetahuan mengenai peraturan perpajakan, menghitung besaran pajak

dan mengisi SPT. Dengan memahami dengan baik dan benar pengetahuan tentang

perpajakan, maka wajib pajak tersebut mengetahui kegunaan dan fungsi pajak

yang mereka bayarkan akan dialokasikan untuk apa, maka akan timbul kemauan

untuk membayar pajak (Khairunisa, 2018). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suhendri (2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan pajak

berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil

berbeda ditunjukkan oleh penelitian Ermawati (2018) yang memiliki hasil bahwa

pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Tarif pajak merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi kepatuhan

wajib pajak, tarif pajak yang proporsional akan mempengaruhi kepatuahan wajib

pajak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dkk. (2019)

bahwa tarif pajak berpengaruh positif signifikan pada kepatuhan wajib pajak

pengguna e-commerce. Namun berbeda dengan hasil penelitian dari Romansyah

dan Fidiana (2020) yang menyatakan bahwa tarif pajak tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan meskipun tingkat tarif pajak

tinggi ataupun rendah, wajib pajak enggan untuk membayar pajak karena

kurangnya kesadaran wajib pajak itu sendiri.


5

Inkonsistensi penelitian juga terjadi pada faktor kesadaran wajib pajak.

Kesadaran sendiri merupakan perasaan dari dalam diri manusia yang kemudian

menjadi dasar dalam bertindak, semakin tinggi kesadaran maka semakin tinggi

pula kepatuhannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih

dkk. (2019), yang memiliki hasil kesadaran wajib pajak berpengaruh positif

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil berbeda ditunjukkan

pada penelitian (Patriandari dan Safitri, 2021), bahwa kesadaran wajib pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Melihat data penjualan online shopping diatas yang berpotensi menjadi

penyerapan pajak serta adanya ketidak konsistenan dalam hasil penelitian

mengenai kepatuhan wajib pajak, maka dari itu penulis tertarik melakukan

penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Tarif Pajak dan

Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Pelaku Online

shopping di Samarinda”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini

memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak pada pelaku online shopping di Samarinda?

2. Apakah tarif pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak pada pelaku online shopping di Samarinda?

3. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak pada pelaku online shopping di Samarinda?


6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari diadakannya

penelitian ini sebagai berikut:

1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh pengetahuan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak pada pelaku online shopping di Samarinda

2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak pada pelaku online shopping di Samarinda

3. Menga nalisis dan mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak pada pelaku online shopping di Samarinda

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengharapkan akan ada manfaat seperti

yang akan dijelaskan berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi

penulis, pembaca dan kepada para pelaku online shopping, serta untuk

mengetahui keadaan kepatuhan pajak online shopping di Samarinda

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi

penelitian selanjutnya dan bagi pihak pemerintah dapat digunakan

sebagai acuan atau tambahan informasi dalam mengambil kebijakan

mengenai pajak atas online shopping khususnya di Samarinda.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

1.1.1 Theory of planned behaviour

Theory of Planned Behaviour (TPB) merupakan teori yang dikembangkan

dari teori awalnya yaitu Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Reasoned

Action dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980 kemudian teori tersebut

dikembangkan menjadi Theory of Planned Behaviour oleh Ajzen pada 1991.

Teori ini menjelaskan bahwa perilaku terbentuk karena adanya intention(niat).

Individu akan melakukan suatu perilaku berdasarkan informasi yang diterimanya

kemudian akan mempersiapkan diri untuk melakukan sebuah tindakan atau

perilaku.

Hal tersebut disebabkan karena adanya 3 (tiga) faktor yaitu pertama,

behavioral beliefs yaitu sikap keyakinan individu mengenai konsekuensi positif

atau negatif yang akan diperoleh individu dari suatu perilaku serta evaluasi atas

hasil tersebut. Wajib pajak yang mempunyai kesadaran atas tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan mempunyai keyakinan juga

terhadap pentingnya membayar pajak untuk membantu pembangunan negara.

Kedua, normative beliefs yaitu kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang

terhadap keputusan yang muncul karena pengaruh orang lain dan motivasi untuk

menyetujui keputusan tersebut. Norma subjektif merupakan bagaimana seseorang

memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap keputusan yang

akan dilakukan. Ketiga, control beliefs yaitu keyakinan dalam diri individu

7
8

tentang keberadaan hal yang medukung atau menghambat perilaku yang dapat

diperoleh dari berbagai macam hal. (Ajzen, 2005).

Hasanudin dkk. (2020) Kesan yang terbentuk dalam mindset individu akan

mempengaruhi niat atau keyakinan pada diri individu tersebut sebelum melakukan

sesuatu. Keyakinan terhadap hasil yang akan peroleh dari perilakunya kemudian

berdampak pada apakah ia akan memenuhi kewajiban perpajakannya atau tidak.

Wajib pajak yang sadar pentingnya membayar pajak terhadap penyelenggaraan

negara, tentu saja akan memenuhi kewajiban pajaknya (behavioral beliefs).

Dengan memenuhi kewajiban perpajakan, wajib pajak menginginkan adanya

timbal balik atau keyakinan tentang akan terpenuhinya harapan normatif dari

orang lain maupun lingkungan sekitar yang memotivasi untuk tetap berperilaku

patuh pajak.

Theory of Planned Behaviour ini sesuai jika digunakan untuk menjelaskan

perilaku wajib pajak dalam kaitannya dengan kepatuhan wajib pajak. Pengetahuan

pajak yang dimiliki oleh wajib pajak mengenai peraturan maupun hak dan

kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang akan mempengaruhi kemauan

membayar pajak berkaitan dengan control beliefs karena pengetahuan yang

dimiliki akan mendorong kepatuhan wajib pajak. Tarif pajak yang dianggap

sesuai dari wajib pajak akan mempengaruhi kemauan mereka dalam membayar

pajak (normative beliefs), karena adanya pengaruh dari pihak lain yang dapat

disetujui atau tidak oleh individu. Kemudian kesadaran dalam diri tiap wajib pajak

online shopping akan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, semakin

sadar mereka akan kewajibannya dalam perpajakan serta imbalan tak langsung
9

yang akan didapatkan maka akan semakin meningkat pula kepatuhan wajib

pajaknya. (behavioural beiefs) dengan mempertimbangkan konsekuensi positif

maupun negatif dari tindakannya.

1.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta

melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan perpajakan (Helen dan Khairani, 2020). Kepatuhan wajib pajak

merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar

pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan masa kini yang

diharapkan dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela (Hasanah, 2016)

Kepatuhan wajib pajak meliputi 4 indikator dikutip dari Suhendri (2015).

1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.

2. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang atas

penghasilan yang diperoleh.

3. Kepatuhan wajib pajak untuk menyetorkan kembali surat

pemberitahuan (SPT) secara tepat waktu.

4. Kepatuhan wajib pajak dalam melakukan pembukuan usahanya.

1.1.3 Pengetahuan Pajak

Pengetahuan pajak adalah informasi mengenai ilmu perpajakan yang

didapat oleh seseorang melalui pengamatan terhadap sesuatu yang berasal dari

lembaga pendidikan, buku atau wadah lain yang memungkinkan dalam

penyampaian informasi mengenai perpajakan (Suhendri, 2015). Lebih lanjut

pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak pada pengguna e-


10

commerce merupakan hal yang sangat mendasar yang mesti dimiliki para wajib

pajak para pengguna e-commerce karena tanpa adanya pengetahuan perpajakan

maka akan sulit bagi para wajib pajak untuk menjalankan kewajiban

perpajakannya (Wijayanti dan Andhika, 2020).

Menurut Suhendri (2015), indikator pengetahuan pajak sebagai berikut:

1. Pengetahuan peraturan perpajakan. Pengetahuan mengenai peraturan

perpajakan merupakan hal yang paling mendasar yang harus dimiliki

oleh wajib pajak, tanpa adanya pengetahuan mengenai peraturan pajak

akan sulit bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya.

2. Pengetahuan menghitung besarnya pajak terutang, Wajib pajak harus

mengetahui berapa besarnya pajak yang terutang dan wajib pajak harus

dapat menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban

perpajakannya dengan benar dan jujur.

3. Pengetahuan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT), Wajib pajak harus

mengetahui bagaimana mengisi surat pemberitahuan (SPT). Wajib

pajak melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah

pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

1.1.4 Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang

menjadi tanggungjawab pajak (Rani, 2018). Lebih lanjut dijelaskan bahwa, tarif

pajak merupakan jumlah persentase yang digunakan untuk menghitung jumlah

pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
11

perpajakannya sebagai warga negara yang patuh (Romansyah dan Fidiana, 2020).

Tarif pajak harus didasarkan atas pemahaman bahwa setiap orang memiliki hak

yang sama didalam perpajakan (Ningsih dkk. 2019).

Menurut Suhendri (2015), indikator tarif pajak dalam kepatuhan wajib pajak

sebagai berikut:

1. Penerimaan penghasilan tinggi membayar pajak penghasilan lebih

besar. Penerima penghasilan tinggi memiliki kemampuan untuk

membayar pajak penghasilan lebih besar, sehingga wajar apabila

mereka membayar pajak penghasilan lebih besar dari pada yang

dikenakan kepada penerima penghasilan rendah.

2. Tarif pajak proposional adil. Tarif dengan persentase tetap terhadap

jumlah berapapun yang menjadi dasar penggenaan pajak akan

ditetapkan secara adil dan benar sesuai dengan peraturan perpajakan.

3. Tarif pajak yang adil harus sama untuk setiap wajib pajak. Tarif pajak

yang dikenakan disamaratakan dan tidak tergantung pada tingkat

penghasilan seseorang.

4. Penggenaan tarif pajak penghasilan orang pribadi adalah adil. Tarif

pajak yang dikenakan disesuaikan dengan tingkat penghasilan yang

diterima oleh wajib pajak. Dimana semakin tinggi tingkat pendapatan

seseorang, maka semakin tinggi pula beban pajak yang akan

dibebankan.

1.1.5 Kesadaran Wajib Pajak


12

Kesadaran wajib pajak merupakan unsur dalam diri manusia dalam

memahami realitas, dan bagaimana bertindak atas realitas tersebut dalam

kaitannya patuh membayar pajak kepada kas negara untuk kepentingan bersama

(Patriandari dan Safitri, 2021). Kesadaran wajib pajak merupakan syarat di mana

wajib pajak mengerti atau memahami hak dan kewajiban perpajakan.

Menurut Khairunisa (2018), indikator kesadaran wajib pajak adalah sebagai

berikut:

1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara. Dengan wajib pajak menyadari hal ini maka

mereka akan mau membayar pajak karena merasa bahwa pungutan

pajak tidaklah merugikan namun sebaliknya dengan membaar pajak

wajib pajak turut andil dalam pembangunan negara yang sebagian besar

dibiayai melalui pajak.

2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan

beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar

pajak karena sadar bahwa dengan penundaan pembayaran pajak dan

pengurangan beban wajib pajak mau membayar pajak karena

memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan

beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang

dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat

dipaksakan. Dengan adanya Undang-Undang Perpajakan yang telah

diatur, wajib pajak mengetahui bahwa pajak dapat dipaksakan dalam


13

pelaksanaannnya, apabila wajib pajak tidak melaksanakan

kewajibannya dengan baik maka dapat dikatakan wajib pajak bisa

dikenakan sanksi ataupun denda sesuai dengan yang telah diatur pada

undang-undang.

1.1.6 Online shopping

Media penjualan barang/jasa melalui internet terdiri dari berbagai macam

media, salah satu diantaranya adalah Media Sosial dan Pesan Instan yang mulai

dimanfaatkan sebagai media penjualan online oleh banyak usaha (BPS, 2020)

Menurut Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan dikutip dari Prihandani

(2015) belanja online atau Online shopping via internet, adalah suatu proses

pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet. Sejak

hadirnya internet, para pedagang telah berusaha membuat toko online dan menjual

produk kepada mereka yang sering menjelajahi dunia maya. Para pelanggan dapat

mengunjungi toko online dengan mudah dan nyaman,mereka dapat melakukan

transaksi di rumah, sambil duduk di kursi mereka yang nyaman didepan

computer.

M. Rif’an Humaidi (2019) Pengertian online shop adalah suatu proses

pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet. Bentuk

baru kegiatan jual beli ini tentu mempunyai banyak nilai positif, di antaranya

kemudahan dalam melakukan transaksi (karena penjual dan pembeli tidak perlu

repot bertemu untuk melakukan transaksi). Online shop biasanya menawarkan

barangnya dengan menyebutkan spesifikasi barang, harga, dan gambar.

1.2 Penelitian Terdahulu


14

Penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak dengan variabel independen

pengetahuan pajak, tarif pajak, dan kesadaran wajib pajak telah banyak dilakukan.

Beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Penulis Judul Hasil penelitian


(Tahun)
1 Suhendri, Diyat Pengaruh Pengetahuan pajak dan
(2015) Pengetahuan, Tarif sanksi pajak berpengaruh
Pajak, Dan Sanksi signifikan positif terhadap
Pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak orang
Kepatuhan Wajib pribadi. Sedangkan tarif pajak
Pajak Orang Pribadi tidak berpengaruh signifikan
Yang Melakukan positif terhadap kepatuhan
Kegiatan Usaha Dan wajib pajak orang pribadi.
Pekerjaan Bebas Di
Kota Padang (Studi
Empiris Pada Kantor
Pelayanan Pajak
Pratama Kota Padang)
2 Hasanah, Rifa Pengaruh Pemahaman Hasil penelitian menunjukkan
Arbangatin Peraturan Pajak, bahwa, variabel pemahaman
(2016) Lingkungan, Dan peraturan pajak, tarif pajak,
Kesadaran Wajib lingkungan, dan kesadaran
Pajak Terhadap wajib pajak berpengaruh
Kepatuhan Wajib secara simultan terhadap
Pajak Pengguna E- kepatuhan wajib pajak.
commerce: Studi Namun, secara parsial hanya
Kasus Pada 1 variabel pemahaman
Pengusaha Online peraturan pajak yang
shopping berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak
3 Rahayu, Pengaruh Pengetahuan Pengetahuan perpajakan,
Nurulita (2017) Perpajakan, Ketegasan ketegasan sanksi pajak, dan
Sanksi Pajak, dan Tax tax amnesti berpengaruh
Amnesty Terhadap positif terhadap kepatuhan
Kepatuhan Wajib wajib pajak
Pajak
4 Ermawati, Pengaruh Religiusitas, Hasil penelitian menunjukkan
15

Nanik Kesadaran Wajib bahwa religiusitas, kesadaran


Pajak Dan wajib pajak berpengatuh
(2018) Pengetahuan terhadap kepatuhan wajib
Perpajakan Terhadap pajak, sedangkan
Kepatuhan Wajib pengetahuan perpajakan tidak
Pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Disambung ke halaman selanjutnya

No Penulis Judul Hasil penelitian


(Tahun)
5 Khairunisa, Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan
Riska (2018) Mempengaruhi variabel pengetahuan dan
Kepatuhan Wajib pemahaman terhadap
Pajak Orang Pribadi peraturan perpajakan dan
(Studi Kasus Pada motivasi berpengaruh positif
Kantor Pelayanan signifikan terhadap kepatuhan
Pajak Pratama Klaten) wajib pajak. Sedangkan
Faktor-Faktor Yang variabel kesadaran membayar
Mempengaruhi pajak, persepsi atas efektifitas
Kepatuhan Wajib sistem perpajakan, dan sanksi
Pajak Orang Pribadi perpajakan tidak berpengaruh
(Studi Kasus Pada pada kepatuhan membayar
Kantor Pelayanan pajak.
Pajak Pratama Klaten)
6 Ningsih dkk. Pengaruh Pemahaman Pemahaman peraturan
(2019) Peraturan Pajak, Tarif perpajakan, tarif pajak,
Pajak, Lingkungan Lingkungan dan kesadaran
Dan Kesadaran Wajib wajib pajak secara simultan
Pajak Terhadap berpengaruh positif signifikan
Kepatuhan Wajib pada kepatuhan wajib pajak
Pajak Pengguna E- dengan pengguna e-
commerce commerce
7 Jihan dan Pengaruh Pengetahuan Pengetahuan pajak dan
Purwaningrum, Pajak, Sanksi Pajak, kesadaran wajib pajak
(2019) Lingkungan Dan berpengaruh secara parsial
Kesadaran Wajib terhadap kepatuhan wajib
Pajak Terhadap pajak. Sedangkan sanksi
Kepatuhan Wajib pajak, lingkungan tidak
Pajak Pengguna E- berpengaruh secara parsial
commerce terhadap kepatuhan wajib
pajak.
8 Romansyah dan Pengaruh Kualitas Hasil penelitian menunjukkan
Fidiana, (2020) Pelayanan, Sanksi bahwa variabel kualitas
16

Pajak, Dan Tarif Pajak pelayanan dan sanksi pajak


Terhadap Kepatuhan berpengaruh terhadap
Wajib Pajak kepatuhan wajib pajak.
Sedangkan tarif pajak tidak
berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Disambung ke halaman selanjutnya

No Penulis Judul Hasil penelitian


(Tahun)
9 Patriandari dan Analisis Faktor-Faktor Hasil penelitian menunjukkan
Safitri, (2021) Yang Mempengaruhi bahwa variabel kesadaran
Kepatuhan Wajib wajib pajak berpengaruh
Pajak Orang Pribadi tidak signifikan terhadap
Pengguna E- kepatuhan wajib pajak.
commerce (Studi Sedangkan pemahaman
Kasus Pada tentang peraturan perpajakan,
Pengusaha Online dan tingkat kepercayaan
shopping Di Kota wajib pajak pada sistem
Bekasi) pemerintahan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak.
10 Nurwahida dkk. Pengaruh Pemahaman Hasil penelitian ini
(2021) Peraturan Pajak, Tarif menunjukkan bahwa
Pajak, pemahaman peraturan pajak,
Lingkungan Dan tarif pajak, lingkungan dan
Kesadaran Wajib kesadaran wajib pajak
Pajak Terhadap pengaruh positif dan
Kepatuhan Wajib signifikan terhadap kepatuhan
Pajak E-Commerce wajib pajak e-commerce.
Kata

1.3 Kerangka Konseptual dan Model Penelitian

Theory of planned behaviour oleh Ajzen, (2005) menjelaskan bahwa

perilaku terbentuk karena adanya intention(niat). Individu akan melakukan suatu

perilaku berdasarkan informasi yang diterimanya kemudian akan mempersiapkan

diri untuk melakukan sebuah tindakan atau perilaku. Hal tersebut dikarenakan tiga

faktor yaitu behavioural beliefs, normative beliefs dan control beliefs.


17

Variabel Independen pada penelitian ini meliputi pengetahuan pajak, tarif

pajak dan kesadaran wajib pajak, dengan variabel dependen adalah kepatuhan

wajib pajak. Terdapat hubungan antara theory of planned behaviour dengan

variabel yang terdapat pada penelitian ini. Masing-masing dari variabel

independen merepresentasikan faktor pada teori tersebut, seperti pengetahuan

pajak merepresentasikan control beliefs, tarif pajak merepresentasikan normative

beliefs dan kesadaran wajib pajak merepresentasikan behavioural beliefs, yang

mana faktor-faktor tersebut memicu timbulnya niat dalam melaksanakan tindakan

dalam hal kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu terdapat hubungan antara

theory of planned behaviour dengan variabel pada penelitian ini. Adapun

kerangka koseptual dan model penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Theory Of Planned
Behaviour

Behavioural
Control Beliefs Normative Beliefs
Beliefs

Kesadaran Wajib
Pengetahuan Pajak Tarif Pajak
Pajak

Kepatuhan Wajib
Pajak

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan Pajak H1 (+)

H2 (+) Kepatuhan Wajib


Tarif Pajak
Pajak
H3 (+)

Kesadaran Wajib
Pajak
18

Gambar 2.2 Model Penelitian

1.4 Pengembangan Hipotesis

1.4.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada

Pelaku Online shopping Di Samarinda

Teori yang digunakan untuk melihat pengaruh pengetahuan pajak kepada

kepatuhan wajib pajak adalah Theory of planned behaviour dengan teori tersebut

yang menjelaskan mengenai intension(niat) dari wajib pajak dengan

mempertimbangkan informasi yang diterimanya. Berdasarkan faktor control

beliefs seseorang akan berperilaku sesuai dengan keyakinan akan keberadaan

suatu haal yang mendukung atau menghambat perilakunya. Hal ini berkaitan

dengan pengetahuan pajak yang didapatkan oleh wajib pajak sehingga dapat

mendukung perilaku kepatuhan pajak.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusumawardani (2019) dan

Suhendri (2015) menunjukkan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh secara

positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin tinggi pengetahuan

pajaknya maka akan semakin mendorong kepatuhan wajib pajak. Dengan

demikian hipotesis yang diajukan:

H1: Pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada

pelaku online shopping di Samarinda.


19

1.4.2 Pengaruh Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pelaku

Online shopping Di Samarinda

Teori yang digunakan untuk melihat pengaruh tarif pajak kepada kepatuhan

wajib pajak adalah Theory of planned behaviour dengan teori tersebut yang

menjelaskan mengenai intensi/niat dari wajib pajak dengan mempertimbangkan

informasi yang diterimanya. Berdasarkan faktor normative beliefs seseorang akan

mengambil keputusan berdasarkan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap

pandangan orang lain dan memutuskan akan mengikutinya atau tidak. Hal ini

berkaitang dengan tarif pajak, wajib pajak akan setuju atau tidak setuju dengan

tarif yang ditetapkan, semakin proporsional tarif pajak dapat mendorong

kepatuhan wajib pajak.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ningsih dkk. (2019) dan

Nurwahida dkk. (2021) memperlihatkan hasil bahwa tarif pajak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak e-commerce. Dengan

demikian hipotesis yang diajukan:

H2: Tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada pelaku

online shopping di Samarinda.

1.4.3 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pada Pelaku Online shopping Di Samarinda

Teori yang digunakan untuk melihat pengaruh kesadaran wajib pajak

kepada kepatuhan wajib pajak adalah Theory of planned behaviour dengan teori

tersebut yang menjelaskan mengenai intensi/niat dari wajib pajak dengan

mempertimbangkan informasi yang diterimanya. Faktor behavioural beliefs


20

merupakan sikap keyakinan individu mengenai konsekuensi positif atau negatif

yang akan diperoleh individu dari suatu perilaku serta evaluasi atas hasil tersebut.

Kaitannya dengan kesadaran wajib pajak adalah individu akan sadar dengan

konsekuensi patuh atau tidak patuh terhadap pajak, semakin tinggi kesadaran

wajib pajak dalam kemauan untuk membayar pajak karena merupakan sebuah

kewajiban dan tidak ada kerugian dalam mematuhinya maka kepatuhan wajib

pajak akan meningkat.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jihan dan Purwaningrum (2019)

dan Ningsih dkk. (2019) memiliki hasil bahwa kesadaran wajib pajak secara

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pengguna e-

commerce. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H3: Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

pada pelaku online shopping di Samarinda.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen meliputi pengetahuan

pajak, tarif pajak dan kesadaran wajib pajak. Kemudian variabel dependennya

adalah kepatuhan wajib pajak. Masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut:

3.1.1 Variabel Dependen

a. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak merupakan ketaatan para wajib pajak kepada

peraturan perpajakan yang ada, dalam hal ini berkaitan dengan kewajiban

perpajakannya yang meliputi mendaftarkan diri, menghitung hasil usaha,

membayar atau melunasi, menyetorkan kembali surat pemberitahuan dan

melakukan pembukuan atas usahanya.

Pengukuran variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

dari penelitian Suhendri (2015), skala pengukuran menggunakan skala likert 1-5.

Setiap indikator diwakili oleh dua pertanyaan pada kuesioner. Kuesioner dapat

dilihat pada lampiran.

3.1.2 Variabel Independen

a. Pengetahuan Pajak

Pengetahuan pajak dalam hal ini ialah pengetahuan mengenai peraturan

perpajakan yang berlaku di Indonesia. Pelaku usaha mengetahui kewajiban dan

21
22

haknya dalam perpajakan yang diatur dalam peraturan perpajakan. Indikator

menurut Suhendri (2015) mengenai pengetahuan pajak sebagai berikut:

Pengukuran variabel pengetahuan pajak dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner dari penelitian Khairunisa (2018), skala pengukuran menggunakan

skala likert 1-5. Setiap indikator diwakili oleh dua pertanyaan pada kuesioner.

Kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

b. Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan satuan baik berupa persentse maupun berupa

nominal satuan mata uang rupiah yang digunakan untuk menjadi acuan dalam

menghitung besaran pajak yang akan dibayarkan oleh wajib pajak. Tarif pajak

yang dikenakan kepada pengusaha online shopping adalah sebesar 0,5% dari

jumlah peredaran bruto yang tidak melebihi 4.8 miliar.

Pengukuran variabel tarif pajak dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner dari penelitian Suhendri (2015), skala pengukuran menggunakan skala

likert 1-5. Setiap indikator diwakili oleh dua pertanyaan pada kuesioner.

Kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

c. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran merupakan suatu perasaan maupun tindakan yang secara sadar

dirasakan oleh individu. Maka kesadaran wajib pajak merupakan sebuah

pemahaman bahwa pajak merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib

pajak melalui tindakan membeyar pajak, karena mengetahui bahwa tidak ada

kerugian dalam membayar pajak.


23

Pengukuran variabel kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner dari penelitian Khairunisa (2018), skala pengukuran

menggunakan skala likert 1-5. Setiap indikator diwakili oleh dua pertanyaan pada

kuesioner. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

3.2 Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku online shopping bidang

makanan dan pakaian yang menjalankan usahanya di Samarinda, Kalimantan

Timur.

3.2.2 Sampel

Teknik sampling yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik

purposive sampling. Sampel dipilih dengan menetapkan kriteria tertentu. Kriteria

sampel penelitian sebagai berikut:

1. online shopping fashion dan makanan

2. sudah beroperasi lebih dari 1 tahun

3. memiliki omzet maksimal 4.8 miliar dalam 1 tahun

Jumlah pasti dari pelaku online shopping tidak diketahui secara pasti karena

biasanya para pelaku online shopping tidak mendaftarkan diri pada Kantor

Pelayanan Pajak.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif sedangkan sumber data

yakni data primer yang didapat secara langsung dengan mengirimkan kuesioner

penelitian kepada pelaku usaha online shopping di Samarinda.


24

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah penelitian

lapangan. Pengumpulan data dilapangan guna mendapatkan data primer.

Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung mendatangi objek dan melalui

penyebaran google formulir pada akun online shopping. Untuk menarik minat

objek dalam mengisi kuesioner, peneliti memberikan hadiah berupa paid promote

bagi tiga objek terpilih. Kuesioner memakai alat pengukuran skala likert 1-5

dimana skala tersebut bermakna:

1. Sangat setuju

2. Setuju

3. Kurang setuju

4. Tidak setuju

5. Sangat tidak setuju

3.5 Analisis Data

Untuk menganalisis hasil penelitian, penulis menggunakan bantuan software

SmartPLS versi 3.0 dengan metode analisis SEM. Model Persamaan Struktural

(structural equation modeling) sendiri merupakan model analisis yang

menawarkan kemampuan untuk melakukan analisis jalur dengan variabel latent.

pada analisis PLS-SEM terdiri dari dua sub model penelitian yaitu outer model

dan inner model. Pada outer model menunjukkan bagaimana indikator sebuah

variabel laten merepresentasikan variabel latennya, sedangkan inner model

menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten.


25

3.5.1 Outer Model

Pegujian pada outer model terdapat 3 poin pengujian yaitu Convergent

Validity, Discriminant Validity dan Reliability Test.

a. Convergent Validity

Validitas convergent (Convergent Validity) memiliki prinsip bahwa

pengukur-pengukur (indikator) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi.

Convergent validity mengukur korelasi antara item pernyataan dengan konstruk

dalam penelitian. Terdapat dua parameter yang digunakan dalam pengukuran

Covergent Validity yaitu Loading Vactor dengan Rule of thumb atau nilai yang

diakui adalah >0.70 untuk Confirmatory Researh dan 0.60 untuk exploratory

research sedangkan untuk Average Variance Extracted (AVE) Rule of thumb atau

nilai yang diakui adalah >0.50 untuk confirmatory maupun explanatory research.

(Ghozali, 2021).

b. Discriminant Validity

Validitas discriminant (Discriminant Validity) memiliki prinsip bahwa

pengukur-pengukur (indikator) variabel latent yang berbeda seharusnya tidak

berkorelasi dengan tinggi. Uji Validitas Diskriminan (discriminant validity)

dilakukan untuk mengetahui apakah indikator-indikator suatu konstruk tidak

berkorelasi tinggi dengan indikator dari konstruk lain. Discriminant validity dari

outer model penelitian ini dievaluasi melalui cross loading.

Terdapat dua parameter yang digunakan untuk pengujian pada discriminant

validity yaitu nilai Cross Loading dengan rule of thumb >0.70 untuk setiap
26

variabel, dan Akar Kuadrat AVE dan korelasi antar konstruk Laten dengan rule of

thumb Akar kuadrat AVE > Korelasi antar konstruk Laten (Ghozali, 2021). Model

mempunyai discriminant validity yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk

lebih besar daripada korelasi antara konstruk dan konstruk lainnya

c. Reliability test

Uji reliabilitas (Reliability test) dilakukan untuk membuktikan akurasi,

konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur variabel laten. Untuk

mengukur reliabilitas suatu variabel laten dengan indikatornya dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu pertama Cronbach Alpha dengan rule of thumb >0.70 untuk

confirmatory research dan >0.60 masih dapat diterima untuk exploratory

research. Kedua dengan cara Composite Reliabitity dengan rule of thumb >0.70

untuk confirmatory research dan 0.60-0.70 masih dapat diterima untuk

exploratory research. (Ghozali, 2021).

Berikut penulis menampilkan ringkasan dari uji pada outer model yang akan

dilakukan.

Tabel 3.1 Ringkasan Uji Outer Model

Poin Uji Parameter Rule of thumb


Loading Factor >0.70 untuk
Confirmatory Researh
Convergent validity
Averae Variance >0.60 untuk
Extracted (AVE) exploratory research
Cross loading >0.70 untuk setiap
Discriminant validity
Variabel
27

Akar Kuadrat AVE Akar kuadrat AVE >


dan korelasi antar Korelasi antar
konstruk latent Konstruk latent
Reliability Test Cronbach alpha >0.70 utnuk
confirmatory research
dan >0.60 masih dapat
diterima untuk
explanatory research.
Composite reliability >0.70 utnuk
confirmatory research
danm 0.60-0.70 masih
dapat diterima untuk
explanatory research.
Sumber: Ghozali 2021

3.5.2 Inner Model

Pegujian inner model terdapat 4 poin pengujian yaitu R-Square, Effect size

f2 , Q predictive relevance, dan signifikansi two tailed.

a. R- Square

Pada pengujian inner model dimulai dengan pengujian R-Square untuk

setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural.

Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel

laten eksogen tertentu terhadap variabel endogen apakah memiliki pengaruh

subtansif. Rule of thumb untuk nilai R-Square adalah 0.75, 0.50, dan 0,25 dapat

disimpulkan bahwa model kuat, moderate, dan lemah. (Ghozali, 2021)

b. effect size f2
28

Effect size dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai R2 pada konstruk

endogen. Perubahan nilai R2 menunjukan pengaruh konstruk eksogen terhadap

konstruk endogen apakah memiliki pengaruh yang subtantif. Chin dalam

(Ghozali, 2021) mengatakan nilai rule of thumb yang diterima adalah 0.02, 0.15,

dan 0.35 sama dengan yang direkomendasikan cohen 1988 uutnu definisi

operasional regresi berganda. Nilai tersebut dapat direpresentasikan bahwa

prediktor variabel laten memiliki pengaruh kecil, menengah dan besar pada level

strutural.

c. Q predictive relevance

Model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q2 prediktif relevansi untuk

model konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan

oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q2 > 0 menunjukkan model

memiliki predictive relevance, namun jika nilai Q2< 0 menunjukkan model kurang

memiliki predictive relevance (Ghozali, 2021).

3.5.2.1 Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian yang masih pada

bagian inner model yaitu signifikansi two-tailed, pengujian ini dikakukan untuk

melihat signifikansi pengaruh antar variabel melalui prosedur bootstraping.

Pendekatan bootstraping menggunakan seluruh sampel asli utnuk resampling

kembali. Nilai signifikansi yang digunakan (two-tailed) t-value 1.65 (significance

level=10%), 1.96 (significance level =5%) dan 2.58 (significance level= 1%).

Berikut penulis menampilkan ringkasan dari uji pada outer model yang akan

dilakukan.
29

Tabel 3.2 Ringkasan Uji Inner Model

Poin Uji Rule of Thumb


R square 0.75, 0.50, dan 0,25 dapat
disimpulkan bahwa model kuat,
moderate, dan lemah.
Effect size f2 0.02, 0.15, dan 0.35 (kecil,
menengah, besar)
Q2 predictive relevance Nilai Q 2 > 0 menunjukkan model
memiliki predictive relevance,
namun jika nilai Q 2 < 0
menunjukkan model kurang
memiliki predictive relevance
Signifikansi (two tailed) t-value 1.65 (significance
level=10%), 1.96 (significance level
=5%) dan 2.58 (significance level=
1%).
Sumber: Ghozali 2021
DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personallity and Behavior. In International Journal of


Strategic Innovative Marketing (Vol. 3, pp. 117–191).

BPS. (2020). Statistik E-Commerce 2020. In Badan Pusat Statistik.


https://www.bps.go.id/publication/2020/12/24/2548417ddc6dab8247553124
/statistik-e-commerce-2020.html

CNBC Indonesia. (2021). Sejak 10 Tahun Lalu Begini Gambaran Penerimaan


Pajak RI. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210318131044-4-231105/sejak-10-
tahun-lalu-begini-gambaran-penerimaan-pajak-ri#:~:text=Tahun 2015%2C
rasio pajak turun,dari target Rp 1.294 triliun.&text=Lalu%2C pada tahun
2019 rasio,target Rp 1.577%2C6 triliun.%0A diakses pada November 2021

Ermawati, N. . (2018). Pengaruh Religiusitas, Kesadaran Wajib Pajak Dan


Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. JURNAL STIE
SEMARANG, 10(1), 106–122. https://doi.org/10.33747/stiesmg.v10i1.89

Ghozali, I. (2021). Partial Least Square Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS
3.2.9 (3rd ed.). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasanah, R. A. (2016). Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, Lingkungan


Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengguna
E-Commerce (Studi Kasus Pada Pengusaha Online Shopping). UIN
Maulana Malik Malang.

Hasanudin, A. I., Ramdhani, D., & Giyantoro, M. D. B. (2020). Kepatuhan Wajib


Pajak Online Shopping Di Jakarta: Urgensi Antara E-Commerce dan Jumlah
Pajak Yang Disetor. Tirtayasa Ekonomika, 15(1), 65–85.
https://doi.org/10.35448/jte.v15i1.7828

Helen, & Khairani, S. (2020). Analisis Pengaruh Pemahaman Pajak, Keadilan


Pajak Dan Lingkungan Pajak, TerhadapKepatuhan Dalam Membayar Pajak

30
31

Pemilik Online Shop (Studi Empiris Pada Pemilik OnlineShop Fashion


Wanita Pada Media Instagram Di Kota Palembang). Publikasi Riset
Mahasiswa Akuntansi, 2, 1–20.

Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, (2007).
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf

Jihan, M., & Purwaningrum, S. (2019). Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi


Pajak, Lingkungan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Pengguna E-Commerce. Universitas Gunadarma, 1–26.

Kemenkeu.go.id. (2020). Penerimaan Pajak Capai Rp1.019,56 Triliun atau


85,65% dari Target. Kemenkeu.Go.Id.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/penerimaan-pajak-capai-
rp1019-56-triliun-atau-85-65-dari-target/

Khairunisa, R. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib


Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Klaten). Universitas Islam Indonesia.

Kusumawardani, A. L. (2019). Determinan Kepatuhan Wajib Pajak Pengusaha


Online Shop Di Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

M. Rif’an Humaidi. (2019). Online Shopping: Reformulasi Konsep Khiyar Majlis.


UIN Sunan Ampel Surabaya.

Ningsih, A. S., Maslichah, & Mawardi, M. C. (2019). Pengaruh Pemahaman


Peraturan Pajak, Tarif Pajak, Lingkungan Dan Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengguna E-Commerce. Jurnal Ilmiah
Riset Akuntansi, 8(1), 82–91.

Nurwahida, Syamsu Nujum, & Amiruddin. (2021). Pengaruh Pemahaman


Peraturan Pajak, Tarif Pajak, Lingkungan Dan Kesadaran Wajib Pajak
32

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak E-Commerce.

Patriandari, & Safitri, A. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna E-Commerce (Studi Kasus
Pada Pengusaha Online Shopping di Kota Bekasi). Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 3, 15–29.

Prihandani, R. (2015). Fenomena Online Shop di Instagram. Universitas


Pasundan.

Rahayu, N. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak,


Dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dewantara,
1(1), 15–30. https://doi.org/10.26460/ad.v1i1.21

Rani, M. (2018). Pengertian Tarif Pajak. Online Pajak. https://www.online-


pajak.com/tentang-pajakpay/tarif-pajak

Romansyah, D. P., & Fidiana. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Pajak,
Dan Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 9(3), 1–20.

Suhendri, D. (2015). Pengaruh Pengetahuan, Tarif Pajak, Dan Sanksi Pajak


Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan
Usaha Dan Pekerjaan Bebas Di Kota Padang (Studi Empiris Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Padang). Jurnal Akuntansi, 3(1), 1–29.

Wijayanti, A., & Andhika, R. (2020). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan dan


Regulasi Pajak E-Commerce terhadap Kepatuhan Wajib Pajak E-Commerce
Dengan Peran Komite Audit Sebagai Variabel Moderating. Media
Akuntansi Perpajakan, 5(1), 53–63.
LAMPIRAN

KUESIONER

Samarinda,....,.....,2022

Kepada Yth.

Bapak, Ibu, Saudara/i

Di Samarinda

Dengan Hormat,

Saya Kartika Wanti (NIM: 1801035183) merupakan Mahasiswi Jurusan


Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian guna memenuhi persyaratan untuk menyelesikan
studi saya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman. Adapun
penelitian saya ini berjudul “Pengetahuan Pajak, Tarif Pajak Dan Kesadaran
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pelaku Online Shopping di
Samarinda”.

Saya memohon kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk meluangkan waktu


mengisi pertanyaan-pertanyaan yang terlampir pada kuesioner ini. Informasi yang
terdapat pada kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan hanya akan digunakan
untuk keperluan penelitian saja.

Sebagai rasa ucapan terimakasih atas waktu yang diberikan, bagi 4 responden
yang beruntung akan diberikan hadiah berupa paid promote guna mempromosikan
online shopping yang Bapak, Ibu, Saudara/i miliki.

Demikian surat ini saya sampaikan, atas waktunya saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Kartika Wanti

33
34
35

KUESIONER

Identitas Responden

Nama: .............................................................................

Umur:..............................................................................

Nomor HP:......................................................................

Tanggal Pengisian:..........................................................

Alamat Responden:........................................................

Jenjang Pendidikan:........................................................

Jenis Kelamin:..................................................................

Nama Online Shopping:..................................................

Jenis Usaha Online Shopping:........................................

Lama Operasi Usaha:......................................................

Omzet per tahun:..........................................................

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

Isilah tiap butir pertanyaan sesuai dengan keadaan yang dialami, jawaban dapat
diisi menggunakan tanda centang (✓)

Keterangan:

SS: Sangat setuju

S: Setuju

KS: Kurang setuju

TS: Tidak setuju

STS: Sangat tidak setuju


36

KUESIOER

A. Pertanyaan berikut berkaitan dengan Kepatuhan Wajib Pajak

Skala
No Pertanyaan SS S KS T ST
S S
1 Wajib pajak mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak secara
sukarela ke KPP
2 Wajib pajak membuat NPWP
usaha ke KPP dengan sukarela
3 Wajib pajak selalu menghitung
pajak terhutang dengan benar
4 Wajib pajak selalu membayar
tanggungan pajak tepat waktu
5 Wajib pajak selalu menggisi SPT
(Surat Pemberitahuan) sesuai
dengan ketentuan perundang-
undangan dan melaporkannya
dengan tepat waktu
6 Wajib pajak menyampaikan SPT
ke Kantor Pajak tepat waktu
sebelum batas akhir penyampaian
SPT
7 Wajib pajak melakukan
pembukuan dan pencatatan usaha
secara benar dan baik
8 Wajib pajak melakukan
pencatatan atau pembukuan usaha
secara konsisten

B. Pertanyaan berikut berkaitan dengan Pengetahuan Pajak

Skala
No Pertanyaan SS S KS T ST
S S
1 Pengetahuan wajib pajak tentang
pajak dapat dengan mudah
diperoleh dari media massa
(seperti televisi,internet dan
radio), spanduk, reklame, dan
media cetak lainnya.
2 Wajib pajak mengetahui bahwa
online shopping dapat dikenai
37

pajak serta peraturan perpajakan


yang berlaku baginya.
3 Wajib pajak mengetahui
bagaimana cara menghitung
jumlah pajak yang
ditanggungnya.
4 Masyarakat seharusnya
mengetahui bagaimana cara
menghitung jumlah pajak yang
ditanggungnya.
5 Wajib pajak mengetahui
bagaimana cara mengisi SPT
dengan benar, membuat laporan
keuangan, dan cara membayar
pajak dengan benar.
6 Dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh wajib pajak akan
membantu dalam pengisian surat
pemberitahuan

C. Pertanyaan berikut berkaitan dengan Tarif Pajak

Skala
No Pertanyaan SS S KS T ST
S S
1 Penerima penghasilan tinggi
memiliki suatu kemampuan
untuk membayar pajak
penghasilan lebih besar, sehingga
wajar apabila mereka membayar
pajak penghasilan lebih besar dari
pada yang dikenakan kepada
penerima penghasilan rendah.
2 Wajar jika penerima penghasilan
tinggi dikenakan pajak secara
proposional dibandingkan
penerima penghasilan rendah.
3 Wajib pajak mengetahui tarif
pajak yang dikenakan untuk
usahanya.
4 Wajib pajak mengetahui apa itu
tarif proporsional adil
5 Tarif pajak yang ada sudah adil
menurut pandangan wajib pajak.
6 Tarif pajak yang adil berarti
38

harus sama untuk setiap wajib


pajak.
7 Tarif pajak yang dikenakan
disesuaikan dengan tingkat
penghasilan yang diterima oleh
wajib pajak
8 Tarif pajak yang berlaku sudah
sesuai untuk usaha online
shopping menurut pandangan
wajib pajak.

D. Pertanyaan berikut berkaitan dengan Kesadaran Wajib Pajak

Skala
No Pertanyaan SS S KS T ST
S S
1 Wajib pajak sadar bahwa pajak
merupakan bentuk partisipasi
dalam menunjang pembangunan
negara
2 Wajib pajak memiliki kesadaran
dalam diri untuk suarela dalam
mematuhi peraturan perpajakan
3 Penundaan pembayaran pajak dan
pengurangan beban pajak sangat
merugikan negara.
4 Wajib pajak sadar akan dampak
jika tidak membayar pajak baik
bagi negara maupun bagi wajib
pajak sendiri
5 Pajak ditetapkan dengan Undang-
undang dan dapat dipaksakan.
Serta wajib pajak sadar akan hal
tersebut.
6 Wajib pajak sadar jika tidak
patuh terhadap peraturan
perpajakan maka akan dikenakan
sanksi

Anda mungkin juga menyukai