Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORARATE

GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TAX


AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

NAMA : RUSTRI NINGSIH GULTOM


NPM : 219420087
JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 6
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9
2.1 Landasan Teori ................................................................................ 9
2.1.1 Agency Theory (Teori Agensi) ............................................... 9
2.1.2 Penghindaran Pajak .............................................................. 10
2.1.2.2 Pengukuran............................................................... 12
2.1.3 Profitabilitas ......................................................................... 14
2.1.3.1Pengukuran Profitabilitas .......................................... 15
2.1.4 Good Corporate Governance ................................................ 17
2.1.4.2 Tujuan Good Corporate Governance ....................... 18
2.1.4.6 Kualitas Audit .......................................................... 21
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 23
2.3 Kerangka Berfikir .......................................................................... 28
2.4 Hipotesis ........................................................................................ 29
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance ................. 29
2.4.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance ............................................................................ 29
2.4.3 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance .............. 30
2.4.4 Pengaruh Profitabilitas, Good Corporate Governance, dan
Kualitas Audit Secara Simultan Terhadap Tax Avoidance. 30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 32
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 32
3.2 Sumber dan Jenis Data .................................................................. 32
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 33
3.3.1 Variabel Dependen............................................................... 33
3.3.1.1 Tax Avoidance ......................................................... 33
3.3.2 Variabel Independen ............................................................ 33
3.3.2.1 Profitabilitas ............................................................. 33
3.3.2.2.Corporate Governance ............................................. 34
3.3.2.3 Kualitas Audit .......................................................... 35
3.4 Definisi Operasional ...................................................................... 35
3.5 Populasi & Sampel ........................................................................ 36
3.5.1 Populasi Penelitian ............................................................... 36
3.5.2 Sampling dan Sampel Penelitian.......................................... 37
3.6 Metode Pengumpulan data ............................................................ 39

i
3.7 Metode Analisis Data .................................................................... 39
3.7.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 39
3.7.2 Analisis regresi linear berganda ........................................... 41
3.6.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak ialah salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar.

Penerimaan negara terbesar ini harus terus dikembangkan secara optimal agar laju

pertumbuhan negara dan pelaksanaan pembangunan bisa berjalan dengan baik.

Dengan demikian sangat diharapkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya secara sukarela sesuai dengan peraturan perpajakan

yang berlaku. Ketidakpatuhan wajib pajak dapat menyebabkan upaya

penghindaran pajak. Salah satu penghindaran pajak yang dilakukan wajib pajak

adalah tax avoidance.

Pajak digunakan untuk membayar pengeluaran umum atau untuk

membiayai pengeluaran rutin, dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving

yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment

(Resmi,2014).Namun pelaksanaan pemungutan pajak oleh pemerintah, tidak

selalu mendapatkan sambutan baik oleh perusahaan. Perusahaan selalu berusaha

untuk membayar pajak serendah mungkin karena pajak akan mengurangi

pendapatan atau laba bersih, sedangkan pemerintah menginginkan pajak setinggi

mungkin guna untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah (Sukartha &

Darmawan, 2014). Selain itu, perusahaan juga tidak menerima timbal balik secara

langsung dari pembayaran pajak yang telah dilakukan. Oleh sebab inilah banyak

perusahaan yang melakukan praktik penghindaran pajak (tax avoidance).

1
2

Penghindaran pajak ialah upaya maupun strategi untuk menghindari

pembayaran pajak secara legal untuk dapat memperkecil jumlah pajak terutang

(Pohan, 2016). Tetapi tindakan ini menjadi kendala bagi pemerintah untuk

melaksanakan pembangunan sebab setiap tahunnya nilai pajak yang dianggarkan

tidak sesuai dengan realisasinya sehingga berkurangnya pendapatan pajak

negara.Pemerintah berharap semua wajib pajak menyetorkan pajaknya ke kas

Negara secara benar dan jujur (Dalam & Novriyanti,2020).

Dalam penghindaran pajak,sebenarnya tidak ada yang dilanggar sehingga

penghindaran pajak seharusnya tidak dilarang. Seperti yang dikutip dalam putusan

Pengadilan Pajak nomor PUT. 29050/PP/M.III/13/2011, ”Wajib Pajak pada

dasarnya bebas untuk mengatur bagaimana mereka bertransaksi untuk menekan

beban pajaknya sepanjang tidak melanggar undang-undang perpajakan” (Wijaya

Ibnu, 2014).

Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan tentu saja berhubungan

dengan profitabilitas yang dihasilkan, karena profitabilitas merupakan salah satu

pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan

menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.

Profitabilitas yang merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan Return on Asset

(ROA). ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang

dipergunakan untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan laba bagi

perusahaan. ROA merupakan satu indicator yang menggambarkan performa

keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA, maka akan semakin baik
3

performa perusahaan tersebut.Perusahaan yang memperoleh laba diasumsikan

tidak melakukan tax avoidance karena mampu mengatur pendapatan dan

pembayaran pajaknya (Maharani & Suardana,2014). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan sebelumnya oleh Primasari (2019), profitabilitas berpengaruh positif

terhadap tax avoidance, sejalan dengan penelitian Saputra, Rifa, dan Rahmawati

(2015) bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

dikarenakan semakin besar profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar

juga pajak yang di bayarkan, sehingga makin besar upaya penghindaran pajak.

Akan tetapi, pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan hasil yang tidak

konsisten. Pada penelitian Utari dan Supadmi (2017) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.

Selain profitabilitas yang memiliki keterkaitan dengan penghindaran pajak,

Good corporate governance juga mempengaruhi cara perusahaan dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya. Penghindaran pajak dapat diminimalkan

dengan adanya corporate governance. Dengan adanya corporate governance

dapat membentuk pola kerja manajemen yang bersih, transparan, dan profesional.

Sistem ini mengatur hubungan antar dewan komisaris, direksi, pemegang saham,

dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam penelitian ini corporate governance

diukur dengan proksi, yakni proksi dewan komisaris independen, dan komite

audit.

Pada penelitian yang dilakukan Ginting (2016) penghindaran pajak dapat

dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan atau yang dikenal dengan corporate

governance. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai

pengaruh corporate governance dengan proporsi komisaris independen terhadap


4

tax avoidance (Khoirunnisa Alviyani, 2016), & (Saputra dan Asyik, 2017)

menyebutkan bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance, namun menurut penelitian (Sandy dan Lukviarman ,2015), &

(Sunarsih dan Oktaviani, 2016) komisaris independen berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap penghindaran pajak. Kemudian corporate governance yang di

ukur dengan proporsi komite audit menurut pada penelitian (Maharani dan

Suardana,2014), (Annisa dan Kurniasih, 2014), menyatakan bahwa komite audit

memiliki pengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sedangkan menurut

penelitian Sukartha dan Swingly (2015), Dewi (2019), menyatakan bahwa komite

audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Mekanisme corporate governance selanjutnya yaitu kualitas audit,

menurut Mulyadi (2016) kualitas audit yaitu suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomis, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang

berkepentingan. Kualitas Audit merupakan hal yang berhubungan dengan ukuran

dari KAP, dimana KAP yang memasuki golongan big four biasanya memiliki

kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan non big four. Didalam

penelitian yang dilakukan oleh (Sulistiono, 2018) & Sri Mulyani,dkk,.(2018)

menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. sedangkan

menurut (Arinda & Dwimulyani, 2018) dan (Primasari, 2019) menyatakan bahwa

kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.


5

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penghindaran pajak

secara signifikan dipengaruhi oleh faktor profitabilitas Saputra, Rifa, dan

Lukviarman (2015), faktor corporate governance Kurniasih dan Sari (2013).

Akan tetapi, pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan hasil yang tidak

konsisten. Pada penelitian Utari dan Supadmi (2017) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan pada

penelitian Saputra, Rifa, dan Rahmawati (2015) bahwa profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap penghindaran pajak. Lain halnya dengan penelitian Praditasari

dan Setiawan (2017) yang sependapat dengan penelitian luar negeri yang

dilakukan oleh Irianto, Sudibyo, dan Wafirli (2017) yang menyatakan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran

pajak.

Pada penelitian Eksandy (2017) menyatakan bahwa kualitas audit

memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak, bertolak belakang dengan

hasil penelitian Maharani dan Suardana (2014) yang menyatakan bahwa kualitas

audit memiliki pegaruh negative terhadap penghindaran pajak. Lain halnya

dengan penelitian luar negeri yang dilakukan oleh Kim dan Im (2017) yang

menyatakan bahwa kualitas audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak. Dari analisis beberapa penelitian sebelumnya ternyata masih

belum menunjukkan hasil yang konsisten. Hal tersebut yang menjadikan peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh

Profitabilitas,Good Corporate Governance Dan Kualitas Audit Terhadap

Tax Avoidance Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia.”
6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang pemilihan judul di atas, identifikasi masalah

yang akan di bahas oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Adanya ketidak konsistenan hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh

profitabilitas terhadap tax avoidance.

2. Adanya ketidak konsistenan hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh

corporate governance dengan proksi dewan komisaris independen,komite

audit terhadap tax avoidance.

3. Adanya ketidak konsistenan hasil peneliti berkaitan dengan pengaruh

kualitas audit terhadap tax avoidance.

4. Masih perlunya diteliti mengenai profitabilitas,corporate governance dan

kualitas audit terhadap tax avoidance.

1.3 Batasan Masalah

Sehubung dengan keterbatasan kemampuan penulis, penulis membatasi

penelitian tentang pengaruh profitabilitas, good corporate governance dan kualitas

audit terhadap tax avoidance menggunakan pengukuran Cash Effective Tax Rate

(CETR) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI Tahun 2018-2022.

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap penghindaran

pajak?

2. Apakah corporate governance yang diproksikan dengan, dewan komisaris

independen dan komite audit berpengaruh secara parsial terhadap

penghindaran pajak?
7

3. Apakah kualitas audit berpengaruh secara parsial terhadap penghindaran

pajak?

4. Apakah profitabilitas,good corporate governance dan kualitas audit

berpengaruh secara simultan terhadap penghindaran pajak?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah corporate governance berpengaruh terhadap

penghindaran pajak pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap

penghindaran pajak pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui apakah kualitas audit berpengaruh terhadap

penghindaran pajak pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan,

wawasan dan juga sebagai sarana pengembangan dan pengaplikasian ilmu

yang telah diperoleh semasa masa perkuliahan serta untuk meningkatkan

ilmu pengetahuan di bidang perpajakan terutama terhadap profitabilitas,

Good Corporate Governance, dan kualitas audit terhadap Tax Avoidance.

2. Bagi Perusahaan

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi

perusahaan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan dan sebagai


8

gambaran tentang pengaruhnya profitabilitas, good corporate governance

dan kualitas audit terhadap tax avoidance.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi rujukan,sumber

informasi dan sumber referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mampu

mengembangkan menjadi lebih sempurna mengenai pengaruh

profitabilitas,good corporate governance dan Kualitas Audit terhadap

penghindaran pajak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Agency Theory (Teori Agensi)

Teori Agensi menurut (Michael C Jensen & Meckling, 1976) merupakan

suatu kontrak yang melibatkan pemberi kewenangan (principal) dengan penerima

kewenangan (agent).Principal mendelegasikan wewenang kepada agent dalam

mengelola perusahaan serta dalam segala jenis bentuk pengambilan keputusan

untuk perusahaan. teori ini menjelaskan hubungan yang terdapat didalam

perusahaan yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajer

perusahaan (agent).

Teori agensi dapat muncul dalam cakupan penghindaran pajak apabila

timbul sebuah perbedaan kepentingan antara investor dan manajemen (Dewi

2019). Ragam kepentingan antara penanam modal dan manjemen mengakibatkan

terjadinya masalah agensi sehingga diperlukan tata kelola perusahaan (corporate

governance) yang baik. Masalah agensi terjadi akibat manajer menyajikan laporan

keuangan yang tidak sesuai kemudian terjadinya perbedaan perbedaan pelaporan

keuangan (Anita et al.2020). Laba yang diperoleh oleh perusahaan menjadi dasar

atas pembayaran pajak.Perusahaan ingin memperoleh laba yang tinggi,tetapi jika

laba perusahaan tinggi maka beban pembayaran pajak juga akan besar.Maka dari

itu perusahaan ingin membayar beban pajak seminimal mungkin dengan

konsekuensi yang kecil atau melakukan upaya penghindaran pajak.

9
10

2.1.2 Penghindaran Pajak

Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan praktik yang sudah marak

terjadi di Indonesia, bahkan di dunia. Menurut Darmawan dan Sukartha (2014),

penghindaran pajak dapat dibedakan menjadi dua garis besar, yakni penggelapan

pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance). Tax evasion

merupakan usaha untuk mengurangi pembayaran pajak secara illegal,yang artinya

pelaksanaannya melanggar ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.

Sedangkan tax avoidance merupakan usaha untuk mengurangi pembayaran pajak

perusahaan secara legal karena pelaksanaannya tidak melanggar peraturan

perpajakan yang berlaku. Menurut Kurniasih dan Sari (2013), tax avoidance

merupakan suatu aktifitas efisiensi bagi perusahaan dengan cara yang sah

dikarenakan adanya ketidak sempurnaan dalam Undang – Undang Perpajakan.

Napitupulu etal. (2020) mendefinisikan penghindaran pajak (tax

avoidance) sebagai upaya yang dilakukan wajib pajak untuk menghindari biaya

pajak dengan memanfaatkan kelemahan (grey area) tanpa melanggar hukum.

Penghindaran pajak diukur dengan Cash Effective Tax Rate (CETR). Penyebab

wajib pajak melakukan penghindaran pajak adalah untuk memperoleh laba yang

optimal.

Terdapat tiga karakter utama dari penghindaran pajak berdasarkan

Organization for Economic Coorperation and Development (OECD), yaitu:

1. Terdapat unsur arifisial dimana berbagai peraturan seolah–olah terkandung

di dalamnya padahal tidak dan ini dilakukan karena tidak adanya faktor

pajak.
11

2. Penghindaran pajak sering memanfaatkan loopholes/celah dari peraturan

perundang-undangan atau menerapkan ketentuan–ketentuan legal untuk

berbagai tujuan. Padahal bukan itu yang sebenarnya dimaksudkan oleh

pembuat undang- undang.

3. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema penghindaran pajak.

Umumnya para konsultan menunjukkan bagaimana melakukan

penghindaran pajak dengan syarat klien wajib menjaga tata caranya

serahasia mungkin.

2.1.2.1 Fungsi Pajak

Setelah mengetahui apa saja yang berkaitan dengan ciri-ciri yang melekat

pada pajak itu sendiri, apa saja fungsi dari pajak yang selama ini dibayarkan oleh

Wajib Pajak:terdapat empat fungsi pajak, yaitu:

1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukkannya

pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

dibidang sosial dan ekonomi. Contoh yaitu dikenakannya pajak yang

tinggi terhadap minuman keras.

3. Pajak juga berfungsi dalam membantu pemerintah berkaitan dengan

kepemilikan dana yang dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan

yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga hal-hal yang berkaitan


12

dengan inflasi dapat dikendalikan dengan baik. Untuk dapat menjaga

stabilitas perekonomian negara, dapat dilakukan dengan mengatur

peredaran uang yang ada di masyarakat, pemungutan pajak, hingga

penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

4. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang telah dipungut oleh pemerintah atau negara, nantinya akan

digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk ke

dalamnya adalah membiayai pembangunan sehingga dapat membuka

kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh warga negaranya yang

membutuhkan pekerjaan yang pada akhirnya berujung pada peningkatan

pendapatan masyarakat.

2.1.2.2 Pengukuran

Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas penghindaran pajak pada suatu

perusahaan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa cara

antara lain:

1. Effective Tax Rate (ETR)

Menurut Tri utami dan setyawan (2015) metode ini digunakan sebagai

pengukuran karena dianggap dapat merefleksikan perbedaan tetap antara

perhitungan laba buku dengan laba fiscal.ETR bertujuan untuk melihat beban

pajak yang dibayarkan dalam tahun berjalan.ETR dapat di hitung

menggunakan rumus

ETR =
13

Dimana :

a. ETR adalah Effective Tax Rate berdasarkan pelaporan akuntansi keuangan

yang berlaku.

b. Tax Expense adalah beban pajak penghasilan badan untuk perusahaan i

pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

c. Pretax Income adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada

tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

2. Cash Effeective Tax Rate (CETR)

Menurut Rusydi dan Martini (2014) tujuan penggunaan model ini adalah

mengakomodasikan jumlah kas pajak yang dibayarkan saat ini oleh

perusahaan.Cash ETR akan dihitung dengan menggunakan rumus

CashETR =

Dimana :

a. Cash ETR adalah Effective Tax Rate berdasarkan jumlah kas pajak yang

dibayarkan perusahaan pada tahun berjalan

b. Cash Tax Paid adalah jumlah kas pajak yang dibayarkan perusahaan i

pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan

c. Pretax Income adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada

tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan

3. Book Tax Differences (BTD)

Menurut Rusyidi dan Martani (2014) model BTD ini merupakan selisih antar

laba akuntansi dan laba fiskal yang hanya berupa perbedaan temporer,dan
14

ditunjukkan oleh akun biaya (manfaat) pajak tangguhan. Book Tax

Differences (BTD) dihitung dari pajak tangguhan yang dibagi total asset.

BTD =

Dimana :

a. BTD,adalah Book Difference

b. Total Differences Book,adalah perbedaan laba berdasarkan buku

c. Tax adalah laba berdasarkan pajak perusahaan i pada tahun t

d. Total Aset,adalah Total Aset perusahaan i pada tahun t

Dari ketiga ukuran tersebut diharapkan tindakan penghindaran pajak dapat

diidentifikasi dan diketahui apakah suatu perusahaan melakukan suatu tindakan

penghindaran pajak apa tidak. Walaupun tindakan yang dilakukan perusahaan

tidak melanggar peraturan, namun akan mengakibatkan kerugian bagi negara.

2.1.3 Profitabilitas

Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting

untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan

datang.Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk

dapat bersaing dipasar.Setiap perusahaan mengharapkan profit yang maksimal.

Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan. Profitabilitas

adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang oleh perusahaan.

Menurut Fahmi (2014), “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,total aktiva maupun

modal sendiri.” Sedangkan Kasmir (2014), “perusahaan dengan tingkat

pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relative kecil
15

karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk

membiayai sebagian besar pendanaan internal.” Dengan kata lain, perusahaan

dengan laba ditahan yang besar, akan menggunakan laba ditahan terlebih dahulu

sebelum memutuskan untuk menggunakan utang. Menurut Sugiono (2016),

“profitabilitas dapat diprosikan pada rasio Return On Asset (ROA) dimana

membandingkan laba setelah pajak dengan total asset.”

Menurut Hery (2015 : 227) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua

kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, yaitu berasal dari kegiatan

penjulanan, penggunaan aset, maupun penggunaan modal.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber

daya yang ada didalam perusahaan itu sendiri.

2.1.3.1 Pengukuran Profitabilitas

Menurut (Hery 2017:193) pengukuran profitabilitas yang dapat

digunakan adalah :

1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase

laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba

kotor terhadap penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil

pengurangan antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.

Yang dimaksud dengan penjualan bersih disini adalah penjualan (tunai

maupun kredit) dikurangi retur dan penyesuaian harga jual serta


16

potongan penjualan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk

menghitung marjin laba kotor:

Gross Profit Margin =

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase

laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi

laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih sendiri dihitung

sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan dengan

beban pajak penghasilan. Yang dimaksud dengan laba sebelum pajak

penghasilan di sini adalah laba operasional ditambah pendapatan dan

keuntungan lain-lain, lalu dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain.

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba

bersih:

Net Profit Margin =

3. Return on Assets (ROA)

Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam

menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung

dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Berikut adalah rumus

yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas aset

ROA =
17

4. Return on Equity (ROE)

Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam

menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap

rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rasio ini dihitung dengan

membagi laba bersih terhadap ekuitas. Berikut adalah rumus yang digunakan

untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas:

ROE =

2.1.4 Good Corporate Governance

2.1.4.1 Pengertian Good Corporate Governance

Menurut Effendi (2016:3),tata kelola perusahaan atau corporate

governance merupakan suatu system yang dirancang untuk mengarahkan

pengelolaan perusahaan secara professional berdasarkan prinsip-prinsip

transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, independen, kewajaran, dan

kesetaraan.

Sedangkan menurut Fakhruddin (2014:36) , good corporate goverenance

dapat diartikan sebagai “Suatu sistem pengurusan dan pengawasan sebuah

perusahaan (the way a company directed and controlled)”. Pengertian ini

menyiratkan luasnya cakupan tata kelola perusahaan dan secara tidak langsung

mengangkat isu tentang pentingnya komitmen dan kepemimpinan Board dalam

implementasi GCG.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, GCG secara singkat dapat diartikan

sebagai suatu pola, hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ
18

perusahaan guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara

berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan

kepentingan para stakeholder lainnya. Hal tersebut berlandaskan peraturan

perundangan dan norma yang berlaku.

2.1.4.2 Tujuan Good Corporate Governance

Menurut Sutojo dan Aldridge dalam Kusmayadi, Rudiana, dan

Badruzaman (2019:16), good corporate governance mempunyai lima macam

tujuan utama.Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non pemegang

saham.

3) Meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham.

4) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board

of Directors dan manajemen perusahaan.

5) Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen

senior perusahaan.

Menurut Bursa Efek Indonesia, tujuan menerapkan Corporate Governance

yaitu:

1) Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan

pengawasan dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam pengelolaan

Perusahaan.

2) Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan sehari-

hari Perusahaan dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dengan


19

memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan

peraturan yang berlaku lainnya.

2.1.4.3 Prinsip-prinsip Corporate Governance

Menurut buku pedoman GCG pada PTSB (2013;2), dalam tata kelola

perusahaan yang baik seluruh kegiatan pengelolaan perusahaan akan selalu

dilandasi prinsip-prinsip sebagai berikut ;

1) Transparency (Keterbukaan)

2) Accountability (Akuntabilitas)

3) Responsibility (Pertanggungjawaban)

4) Indpendency (Kemandirian)

5) Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran).

2.1.4.4 Dewan Komisaris Idenpenden

Menurut Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI), dewan

komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama

dalam pelaksanaan corporate governance. Komisaris Independen sebagai organ

utama dalam penerapan praktik GCG, dengan melihat fungsi yang dimiliki.

Karenanya, sesuai dengan namanya Komisaris Independen, maka harus memiliki

independensi dan menjalankan fungsinya yaitu sebagai fungsi pengawasan dan

kepemimpinan yang merupakan hal dasar yang dibutuhkan dari perannya tersebut.

Menurut Agoes dan Ardana (2014:110) adalah sebagai berikut :

“Dewan Komisaris dan direktur independen adalah seseorang yang

ditunjuk untuk mewakili pemegang saham independen (pemegang saham

minoritas) dan pihak yang ditunjuk tidak dalam kapasitas mewakili pihak mana

pun dan semata-mata ditunjuk berdasarkan latar belakang pengetahuan,


20

pengalaman, dan kealian professional yang dimilikinya untuk sepenuhnya

menjalankan tugas demi kepentingan perusahaan”

2.1.4.5 Komite Audit

Pada umumnya, komite ini berfungsi sebagai pengawas proses pembuatan

laporan keuangan dan pengawasan internal, karena BEI mengharuskan semua

emiten untuk untuk membentuk dan memiliki komite audit yang diketuai oleh

komisaris independen. Secara umum komite audit berfungsi mengawasi kinerja

manjemen perusahaan dan laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen

perusahaan.

2.1.4.5 Komite Audit

Pada umumnya,komite ini berfungsi sebagai pengawas proses pembuatan

laporan keuangan dan pengawasan internal, karena BEI mengharuskan semua

emiten untuk untuk membentuk dan memiliki komite audit yang diketuai oleh

komisaris independen. Secara umum komite audit berfungsi mengawasi kinerja

manjemen perusahaan dan laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen

perusahaan tersebut. Definisi komite audit menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG, 2017) adalah:

“Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan

Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian,

pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite

Audit .”

Komite audit terdiri dari sekurang kurangnya tiga orang, yang diketuai

oleh komisaris independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang


21

independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan

(Hanum, 2013).

2.1.4.6 Kualitas Audit

Kualitas audit dapat diukur dengan menggunakan ukuran KAP (KAP The

big-4 dan KAP non The big-4), KAP mempunyai kepercayaan yang lebih dari

otoritas pajak dan publik sebagai perusahaan dengan integritas tinggi dalam

penyajian laporan keuangan audited dikarenakan laporan tersebut diyakini telah

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan aktivitas mengauditnya sesuai dengan

regulasi termasuk peraturan dalam pajak. Saat perusahaan diaudit oleh KAP maka

praktik untuk Tax Avoidance sulit dilakukan oleh perusahaan karena KAP akan

menjaga reputasi serta kepercayaan yang telah diberikan stakeholder. Selain itu

karena sanksi yang diberikan jika tidak mematuhi kode etik juga menjadi

pertimbangan bagi auditor. Hasil audit yang dilakukan oleh KAP Big Four dan

non-Big Four dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan

(IAI) Ikatan Akuntan Indonesia (2016) menyatakan bahwa audit yang dilakukan

auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar

pengendalian mutu.Standar yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik, terdiri dari :

1) Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.


22

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunkana kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3) Standar Pelaporan

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak

konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.


23

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
1 Isnaeni Pengaruh Good Variabel Kuantitatif 1. Berdasarkan bukti
Rahmaw Corporate Independen: menggunak empiris didapatkan
ati Governance Dewan an teknik hasil dewan
Hardi,dk Terhadap Tax komisaris, perhitungan komisaris
k., Avoidance Pada profitabilitas, statistik independen,
(2020) Perusahaan capital risk, deskriptif profitabilitas dan
Pertambangan Batu kepemilikan dan analisis capital intensity
Bara Yang Terdaftar institusional, regresi data tidak berpengaruh
Di Bursa Efek komite audit, panel terhadap tax
Indonesia Periode ukuran avoidance.
2015-2018 perusahaan 2. Kepemilikan
institusional,komit
Variabel e audit,dan ukuran
Dependen : perusahaan
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
2 Dompak Pengaruh good Variabel Regresi 1. Secara parsial,
Pasaribu corporate Independen: linier kepemilikan
dan governance terhadap Kepemilikan berganda institusional
Septony tax avoidance pada institusional, berpegaruh
B.Siahaa perusahaan kepemilikan terhadap tax
n (2020) consumer goods manajerial, avoidance pada
yang terdaftar di Dewan perusahaan
bursa efek Indonesia komisaris consumer goods.
periode 2015-2019 independen, 2. Secara parsial,
Komite audit komisaris
independen
Variabel berpengaruh
Dependen: terhadap tax
avoidance pada
perusahan
consumer goods.
3. Secara parsial,
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap tax
avoidance pada
perusahaan
consumer goods.
4. Secara parsial,
24

komite audit
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
perusahaan
consumer goods.
5. Kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial, dan
komite audit secara
simultan
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
3 Hani Pengaruh good Variabel Regresi 1. kepemilikan
avianita corporate Independen: linier institusional
(2020) governance terhadap Kepemilian berganda berpengaruh positif
tax avoidance institusional, terhadap tax
kepemilikan avoidance,
manajerial, 2. kepemilikan
komisaris manajerial
independen, berpengaruh positif
dewan terhadap tax
direksi, avoidance,
kualias audit, 3. komisaris
independen tidak
Variabel berpengaruh
Dependen: terhadap tax
avoidance,
4. dewan direksi
tidak berpengaruh
terhadap tax
avoidance,
5. kualitas audit tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
4 Tryas Pengaruh Variabel Regresi 1. corporate risk
Chasbian corporation risk dan Independen: linier tidak berpengaruh
danil,dkk good corporate Corporate berganda signifikan terhadap
(2019) governance terhadap risk, tax avoidance,
tax avoidance kepemilikan dengan
dengan kepemilikan institusional, kepemilikan
institusional sebagai komisaris institusional
variable pemoderasi independen, sebagai variabel
kualitas audit pemoderasi,corpor
25

ate risk
Variabel berpengaruh
Dependen: signifikan
terhadap tax
avoidance
2. corporate
governance diukur
dengan
kepemilikan
institusional,dewan
komisaris dan
kualitas audit
berpengaruh
signifikan terhadap
tax avoidance.
5 Maria Pengaruh Variabel Regresi 1. profitabilitas
Qibti profitabilitas, Independen: linier berpengaruh positif
Mahdina, leverage,ukuran profitabilitas, berganda terhadap tax
Muham perusahaan,dan sales leverage, avoidance
mad growth terhadap tax ukuran 2. leverage
Nuryanto avoidance perusahaan, berpengaruh positif
Amin pada perusahaan sales growth terhadap tax
(2020) manufaktur di sector avoidance
industry dasar dan Variabel 3. ukuran perusahaan
kimia yang terdaftar Dependen: tidak berpengaruh
di BEI Tax Avoidnce terhadap tax
avoidance
4. sales growth tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
6 Lutfiah Faktor-faktor yang Variabel Regresi 1. Hasil peneltian
Listianah mempengaruhi tax Independen: linier membuktikan
(2019) avoidance pada Kepemilikan berganda bahwa secara
perusahaan jasa manajerial, statistic variabel
sector keungan yang kepemilikan kepemilikan asing
terdaftar di BEI institusional, dan leverage
kepemilikan berpengaruh positif
asing,size, pada tax avoidance
leverage
2. Variabel ukuran
Variabel perusahaan
Dependen: berpengaruh
negative terhadap
tax avoidance

3. Kepemilikan
26

manajerial dan
kepemilikan
instatusional tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
7 Abdillah Pengaruh corporate Variabel Regresi 1. Hasil penelitian
Razi social responsibility, Independen: linier membuktikan
Elvi,dkk, profitabilitas, ukuran berganda bahwa CSR dan
. perusahaan dan Corporate ukuran perusahaan
intensitas modal social berpengaruh positif
(2019) terhadap responsibility signifikan terhadap
penghindaran pajak ,profitabilitas penghindaran
studi empiris pada ,ukuran pajak
perusahaan perusahaan,
pertambangan di intensitas
BEI modal 2. Profitabilitas
berpengaruh
negative signifikan
terhadap
penghindaran
pajak

3. Intensias modal
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
penghindaran
pajak

8 Safirra Pengaruh risiko Variabel Data 1. Hasil penelitian


Salsa perusahaan, Independen: Kuantitatif membuktikan
Nabila & bahwa risiko
Imam Leverage,dan Risiko perusahaan,
pertumbuhan perusahaan,
Zulfikri penjualan terhadap leverage, leverage dan
penghindaran pajak pertumbuhan pertumbuhan
(2018) () penjualan penjualan
berpengaruh positif
Variabel terhadap tax
Dependen : avoidance
Tax
avoidance

9 Yeye Pengaruh ukuran Variabel Regresi 1. Hasil penelitian


Susilowa perusahaan, leverage Independen: linier membuktikan
ti, , profitabilitas, berganda bahwa leverage
Ukuran
27

Dkk,. Capital Intensity perusahaan, dan profitabilitas


(2018) Ratio dan komisaris leverage, berpengaruh
Independen terhadap profitabilitas, terhadap
Effective Tax Rate Capital penghindaran
(studi empiris pada Intensity pajak
perusahaan Ratio,
Manufaktur yang komisaris
terdaftar di BEI pada independen 2. Ukuran
tahun 2014-2016 perusahaan, capital
intensity ratio dan
komisaris
Variabel independen tidak
Dependen: berpengaruh
terhadap
Effective Tax
penghindaran
Rate
pajak

10 Idzni & Pengaruh Variabel Regresi 1. Kepemilikan asing


Purwant Ketertarikan Investor Independen: linier tidak berpengaruh
o (2017) asing dan berganda positif terhadap
kepemilikan Kepemilikan penghindaran
institusional asing,direksi pajak perusahaan
terhadap atau
penghindaran pajak komisaris
perusahaan asing dan 2. Dewan direksi atau
kepemilikan komisaris asing
institusional dan kepemilikan
institusional
Variabel berpengaruh positif
Dependen: terhadap
penghindaran
Penghindaran
pajak perusahaan
Pajak
perusahaan
28

2.3 Kerangka Berfikir

Secara sistematis,kerangka permikiran berdasarkan landasan teori

diatas dapat dilihat sebagai berikut:

Kerangka Berfikir
Gambar 2.2
Sumber data : diolah oleh penulis
29

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance

Profitabilitas adalah faktor penting untuk pengenaan pajak penghasilan

bagi perusahaan, karena profitabilitas merupakan satu indikator yang

mencerminkan performa keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas

di ukur dengan return on asset(ROA) rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan

perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba

semakin tinggi nilai ROA, maka akan semakin bagus performa perusahaan

tersebut. Perusahaan dengan profitabiltas yang tinggi biasanya berisiko untuk

melakukan penghindaran pajak. Berdasarkan penjelesan tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance

2.4.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Tax Avoidance

Corporate Governance memainkan beberapa peran, seperti ,menjadi

pengawas atas penghindaran pajak. Corporate governance sebagai tata kelola

perusahaan menentukan arah perusahaan sesuai dengan karakter pemimpin

perusahaan. Karakter pemimpin mempengaruhi keputusan yang dibuatnya

termasuk dalam penghindaraan pajak, Dengan adanya good corporate governance

mampu meningkatkan pengawasan yang lebih optimal dalam membuat kebijakan

penghindaran pajak.

Dalam penelitian ini Corporate Governance di ukur dengan proporsi

komisaris independen dan komite audit. Keberadaan komisaris independen dapat

mengatasi masalah keagenan dan mencerminkan penerapan GCG dalam


30

perusahaan. Artinya, keberadaan komisaris independen dapat mempengaruhi

keputusan Tax avoidance yang dilakukan direksi. Demikian dengan keberadaan

komite audit yang membantu dewan komisaris dalam melakukan tugas

pengawasan kepada direksi. Apabila komite audit efektif melakukan tugasnya

dengan baik, maka kualitas pengawasan dewan komisaris akan lebih baik

sehingga dapat membantu penyelesaian permasalahan keagenan dalam

perusahaan. Aktivitas tax avoidance yang dilakukan direksi diharapkan dapat

berkurang dengan adanya komite audit. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H2 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap tax avoidance

2.4.3 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance

Kualitas Audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor

mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelanggaran atau kesalahan

yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan. apabila kualitas

audit semakin meningkat, maka praktik tax avoidance yang dilakukan juga

meningkat karena semakin baik hasil laporan keuangan yang telah diaudit akan

membuat perusahaan melakukan pola penghindaran pajak yang masih berada

dalam batas wajar atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

H3 : Kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance

2.4.4 Pengaruh Profitabilitas, Good Corporate Governance, dan Kualitas


Audit Secara Simultan Terhadap Tax Avoidance.

Berdasarkan penjelasan mengenai masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen, selanjutnya peneliti akan menguji pengaruh


31

Profitabilitas, Good Corporate Governance, dan kualitas audit secara simultan

(bersama-sama) terhadap tax avoidance.

H4: Profitabilitas, corporate governance, dan kualitas audit berpengaruh

secara simultan terhadap tax avoidance


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id. Penelitian ini dimulai pada

laporan keungan perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

Tahun 2018-2022.

3.2 Sumber dan Jenis Data

1. Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder.Sumber data

sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber

yang telah ada. Data sekunder yang di dapat dalam penelitian ini diperoleh

dari website Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id berupa

annual report perusahaan.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,

yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau

berbentuk angka.

32
33

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2017:39) definisi variabel dependen adalah variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variable dependen yaitu (Y).

3.3.1.1 Tax Avoidance

Tax Avoidance ( Penghindaran Pajak) adalah suatu usaha yang dilakukan

oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak yang harus ditanggung dengan

memanfaatkan kelemahan-kelemahan peraturan perundang-undangan (Ngadiman

et al, 2014;Prasetyo 2017). Tax Avoidance berikut di ukur dengan menggunakan

CashETR.

CashETR =

3.3.2 Variabel Independen

Menurut Sigiyono (2019:61) variabel bebas (independent variable) adalah

variabel yang dapat mempengaruhi perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (x)

yaitu profitabilitas, corporate governance dengan proksi komisaris independen,

komite audit dan kualitas audit.

3.3.2.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba yang diperoleh dari hasil pengelolaan aktiva dalam

perusahaan. Profitabilitas diukur menggunakan return on asset yaitu dengan cara

laba bersih setelah pajak dibagi dengan seluruh total asset dalam
34

perusahaan.Menurut (Olivia&Amah,2019) ROA dapat dihitung menggunakan

rumus berikut:

ROA= Laba bersih setelah pajak

Total Asset

3.3.2.2.Corporate Governance

Good Corporate Governance dalam penelitian ini merupakan usaha dalam

mengurangi beban pajak. Untuk memudahkan perhitungan dalam good corporate

governance ini , maka peneliti memberikan dua indicator GCG yaitu Dewan

Komisaris Independen dan komite audit ,dengan rumus sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris Independen

Komisaris indepeden adalah anggota yang tidak berasal dari pihak

terafiliasi. Yang artinya pihak-pihak yang memiliki hubungan bisnis

dan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota dewan

direksi dan komite lainnya, dengan perusahaan itu sendiri ( Aryanti et

al., 2013). Dewan komisaris independen menggunakan skala rasio

yang mengacu pada jurnal Debby et al.,(2014) dengan menggunakan

rumus berikut :

KI = Jumlah Dewan Komisaris Independen

b. Komite Audit

Komite audit merupakan sekelompok orang yang dipilih oleh dewan

komisaris perusahaan yang bertanggung jawab membantu auditor

untuk menjaga independensinya dari manajemen, tugasnya untuk

membantu dewan komisaris dalam mengawasi proses pelaporan

keuangan (Aryanti et al., 2013). Komite Audit menggunakan skala


35

rasio yang mengacu pada jurnal Debby et al., (2014) dengan

menggunakan rumus berikut:

KA = Ʃ Anggota Komite Audit

3.3.2.3 Kualitas Audit

Dalam penelitian Setiana dan Setyowati (2014), kualitas audit dapat diukur

dengan menggunakan proksi ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), apakah KAP

tersebut masuk dalam KAP The Big Four atau tidak. Variabel ini diukur dengan

variabel dummy, angka 1 untuk perusahaan yang diaudit dengan KAP Big Four

dan angka 0 untuk perusahaan yang diaudit dengan KAP non The Big Four.

3.4 Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2013), definisi operasional variable adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun variable beserta operasionalnya dijelaskan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Tax Tax Avoidance merupakan praktik CETR= Rasio
Avoidan penghindaran pajak yang dilakukan
ce wajib pajak untuk menghindari biaya
Y pajak dengan memanfaatkan Martini (2014)
kelemahan tanpa melanggar hukum.
Napitupulu et al (2020)
Profitabil Profitabilitas merupakan rasio yang Rasio
itas menggambarkan kemampuan ROA= Laba
X1 perusahaan dalam menghasilkan laba Bersih Setelah
melalui semua kemampuan dan Pajak / Total asset
sumber daya yang dimilikinya, yaitu Fahmi (2013)
36

Variabel Definisi Indikator Skala


yang berasal dari kegiatan penjualan,
penggunaan asset,maupun penggunaan
modal. (Hery,2013)
Good tata kelola perusahaan atau corporate KI = Jumlah Rasio
Corporat governance merupakan suatu system Dewan Komisaris
e yang dirancang untuk mengarahkan Independen /
Governa pengelolaan perusahaan secara jumlah Dewan
nce professional berdasarkan prinsip- Komisaris
X2 prinsiptransparansi,akuntabilitas,tangg KA=Jumlah
ung jawab,independen,kewajaran,dan Komite Audit
kesetaraan. Effendi (2016) Independen /
jumlah komite
audit
Ardana (2014)
Kualitas Kualitas Audit adalah yang dimulai Rasio
Audit dari melakukan perencanaan terlebih
X3 dahulu sebelum melaksanakan Besar kecilnya
pemeriksaan dan menggunakan KAP
keahlian serta kecermatan dalam Setiana (2014)
menjalankan profesinya.
Indra Bastian (2014)

3.5 Populasi & Sampel

3.5.1 Populasi Penelitian

Menurut (Sugiono, 2017) populasi merupakan wilayah generalisasi yang

meliputi : objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI

pada tahun 2018-2021 yang berjumlah 11 perusahaan.

Tabel 3.1
Populasi Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sub Sektor
Farmasi Periode 2018-2022
No. Nama Perusahaan Kode Saham
1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA
2. PT. Indofarma Tbk INAF
3. PT. Kimia Farma Tbk KAEF
4. PT. Kalbe Farma Tbk KLBF
37

No. Nama Perusahaan Kode Saham


5. PT. Meck Indonesia Tbk MERK
6. PT. Phapros Tbk PEHA
7. PT. Pyiridam Farma Tbk PYFA
8. PT. Organon Farma Tbk SCPI
9. PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido SIDO
Muncul Tbk
10. PT. Soho Global Health Tbk SOHO
11. PT. Tempo Scan Pasific Tbk TSPC

3.5.2 Sampling dan Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel dalam penelitian ditentukan secara purposive sampling. Adapun

kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1. Perusahaan-perusahaan yang termaksud dalam sektor farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2022

2. Perusahaan sektor farmasi yang menerbitkan laporan keuangan tahunan

secara lengkap periode 2018-2022

Tabel 3.2
Sampel Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sub Sektor
Farmasi Periode 2018-2022
Kriteria
Kode Nama
No.
Saham Perusahaan Sampel
1 2
1. DVLA PT.Darya Varia Laboratorika Tbk √ √ 1
2. INAF PT.Indofarma Tbk √ √ 2
3. KAEF PT.Kimia Farma Tbk √ √ 3
4. KLBF PT.Kalbe Farma Tbk √ √ 4
5. MERK PT.Meck Indonesia Tbk √ √ 5
6. PEHA PT.Phapros Tbk √ X
7. PYFA PT.Pyiridam Farma Tbk √ √ 6
8. SCPI PT.Organon Pharma Indonesia Tbk √ √ 7
9. SIDO PT.Industri Jamu dan Farmasi Sido √ √ 8
Muncul Tbk
38

Kriteria
Kode Nama
No.
Saham Perusahaan Sampel
1 2
10. SOHO PT.Soho Global Health Tbk √ X
11. TSPC PT.Tempo Scan Pasific Tbk √ √ 9
Sumber : www.idx.co.id

Tabel 3.3
Hasil Purposive Sampling Berdasakan Kriteria Perusahaan Sub Sektor
Farmasi Periode 2018-2022
Perusahaan yang terdaftar di BEI Sektor Farmasi periode 11
2018-2022
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan (2)
terkait periode penelitian 2018-2022
Sampel Penelitian 9
Sumber : www.idx.co.id dari data yang sudah diolah

Berdasarkan prosedur pengambilan sampel diatas, maka ada 9 (sembilan)

perusahaan farmasi yang memenuhi kriteria tersebut yang dapat digunakan

sebagai sampel dalam penelitian. Perusahaan farmasi yang menjadi sampel dalam

penelitian ini ditunjukkan pada table 3.3

Tabel 3.4
Sampel perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2018-2022
No. Kode Saham Nama Perusahaan
1 DVLA PT.Darya Varia Laboratika Tbk
2 INAF PT.Indofarma Tbk
3 KAEF PT.Kimia Farma
4 KLBF PT.Kalbe Farma
5 MERK PT.Merck Indonesia
6 PYFA PT.Pyiridam Farma Tbk
7 SCPI PT.Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
8 SIDO PT.Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
9 TSPC PT.Tempo Scan Pasific Tbk
39

3.6 Metode Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi

adalah metode yang digunakan untuk mencatat data-data yang ada dilaporan

keuangan dan data-data yang dimbil adalah perusahaan farmasi www.idx.co.id .

3.7 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016) analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk hipotesis yang

telah di ajukan.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah pengujian dalam statistik yang harus

dipenuhi pada analisis regeresi berganda dengan tujuan untuk menguji

asumi – asumsi yang ada dalam permodelan data penelitian.Uji Asumsi

Klasik Terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi memiliki distribusi normal. Penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai signifikan

> 0,05 maka residual berdistribusi normal.


40

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen

dengan variabel terhadap variabel independen lain.. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance

value atau nilai variance inflation factor (VIF). Jika, VIF > 10 :

antar variabel independen terjadi korelasi, sedangkan jika VIF < 10 :

antar variabel independen tidak terjadi korelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedaktisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

terdapat persamaan varians dari pengamatan satu ke pengamatan

lain atau disebut homokedaktisitas. Pada penelitian ini, cara yang

digunakan untuk menguji gejala heterokedaktisitas

menggunakan uji glejser, jika nilai Signya lebih besar dari nilai

alpha (Sig. > α), maka model regresi tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi korelasi diantara anggota sampel penelitian yang diurutkan

berdasar waktu sebelumnya. Persamaan regresi yang baik adalah

yang Tidak terjadi gejala autokorelasi. Diukur dengan uji Durbin


41

Watson (DW). Dikatakan tidak ada autokorelasi bila nilai dl < DW >

du dan dl < (4-DW) > du.

3.7.2 Analisis regresi linear berganda

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu teknik analisis regresi

berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu. Teknik

analisis regresi berganda yaitu teknik uji yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan persamaan

sebagai berikut:

Y=

Y = Tax Avoidance

= Konstanta

X1 = Profitabilitas

X2 = Good Corporate Governance

X3 = Kualitas Audit

3.6.3 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel


42

dependen.Kriteria dalam pengujian ini yaitu apabila nilai sig < 0,05 dan

nilai T hitung > T tabel maka hipotesis diterima.

2. Uji Signifikan Simultan F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen. Kriteria dalam pengujian ini yaitu apabila nilai sig < 0,05

dan nilai F hitung > F tabel maka hipotesis diterima.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh keampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016).


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dari Buku:


Bastian, Indra. 2014. Audit Sektor Publik, Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Effendi, Muh. Arief. 2016. “The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi.” Jakarta.

Hery. 2017. Analisis Laporan Keuangan (Intergrated and Comprehensive edition).


Jakarta : Grasindo.

Ibnu Wijaya. 2014. Mengenal Penghindaran Pajak, Tax Avoidance Agustus 2014
(http://pajak.go.id/content/article/mengenal-penghindaran-pajak-tax-
avoidance/).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2016.Standar Akuntansi Keuangan revisi


2016.Salemba Empat. Jakarta.

Pohan, Chairil. A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perpajakan dan Bisnis


Edisi Revisi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Resmi, Siti. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta

Wiijaya, I. (2014). Mengenal Tax Avoidance, Tax Avoidance, Melalui


http://www.pajak.go.id/content/article/mengenal-penghindaran-pajak-tax-
avoidance [15/01/2017]

Sumber Dari Jurnal:

Alviyani, K. 2016. Pengaruh Corporate Governance, Karakter Eksekutif, Ukuran


Perusahaan dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
JOM Fekon, 3(1), 2540–2554.

Arfenta Satria Nugraheni, D. P. (2018). Pengaruh Komite Audit,Kualitas Audit,


Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. E-Proceeding of
Management, 5(2), 2227.

Darmawan, I Gede Hedy dan Sukarta, I Made. (2014). Pengaruh Penerapan


Corporate Governance, Leverage, Return on Assets, dan Ukuran
Perusahaan pada Penghindaran Pajak. E-Journal Akuntansi Universitas
Udayana vol. 21.1, 830-859.

Dewi, N.Y.K, dan I. K. Jati. (2014). Pengaruh karakter eksekutif, karakteristik


perusahaan, dan dimensi tata kelola perusahaan yang baik pada tax
avoidance di Bursa Efek Indonesia. E-Journal Akuntansi Universitas
Udayana 6 (2): 249-260.

43
44

Kurniasih, Tommy dan Maria M. Ratna Sari. 2013. Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance,Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi
Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No.
1,Februari 2013.

Maharani,I.G.A.C., Suardana,K.A.(2014). Pengaruh Corporate Governance,


Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan
Manufaktur. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 9 (No. 2), hal
525-539.

Primasari, Nora Hilmia. 2019. “Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,


Pertumbuhan Penjualam, Proporsi Komisaris Independen Dann Kualitas
Audit Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2016).” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 8 (5): 55.

Rusydi, M. Khoiru & Martani, Dwi. (2014) Pengaruh struktur kepemilikan


terhadap aggresive tax avoidance. Simposium Nasional Akuntansi XVII.

Saputra, Moses Dicky Refa dan Nur Fadjrih Asyik. 2017. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 6,Nomor 8, Agustus 2017.

Setiana, D., dan W. Setyowati. 2014.Pengaruh Corporate Governance,kompensasi


rugi fiskal, ROA, leverage dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance.
Journal Accounting and Banking 3 (2).

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

Warga Dalam & Indah Novrianti. (2020). “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Penghindaran Pajak.” Journal Of Applied Accounting and Taxation 5
(1):25-35

Sumber Dari Website:

www.idx.co.id

www.idnfinancial.com

Anda mungkin juga menyukai