SEMINAR AKUNTANSI
CREATIVE ACCOUNTING
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
NURUL MUTHMAINAH
RIZKI NAHRIYATI
MASITA
IRMAWATI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KATA PENGANTAR
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
Daftar Pustaka................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
Creative accounting oleh beberapa kalangan dianggap hal yang tidak etis
karena memanipulasi data. Akan tetapi, creative accounting dalam pandangan
teori akuntansi positif, sepanjang creative accounting tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum tidak ada masalah yang harus
dipersoalkan. Banyak faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan praktek
creative accounting dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.
Untuk tujuan tersebut, diperlukan cara-cara yang kreatif dalam penghitungan
keuangan bisnis walaupun terkadang dianggap sebagai hal yang kurang etis.
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami dan menjelaskan akunt
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, penyajian laporan yang bisa berbentuk single step maupun step
memungkinkan perusahaan memainkan angka-angka subtotal, klasifikasi
akun, dan catatan laporan keuangan.Misalnya, unsur pendapatan usaha
dilaporkan sebagai pendapatan di luar usaha atau sebaliknya, pengeluaran
yang termasuk dalam harga pokok penjualan direklasifikasikan ke dalam
kelompok akun beban operasi atau sebaliknya. Reklasifikasi demikian
tentu saja akan mempengaruhi angka sub total laba kotor atau laba operasi
yang nota bene sering dijadikan sebagai sumber informasi untuk
pengambilan keputusan.
Sudah menjadi hal yang umum bahwa arus kas bersih dari aktivitas
operasi merupakan manifestasi operating income yang ada di laporan laba
rugi.Arus kas bersih ini menjadi alat ukur utama tentang kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan sustainable cash flow.
Di dalam pelaporan arus kas menurut GAAP, arus kas terbagi menjadi arus
kas dari aktivitas operasi, aktivitas pembiayaan (financing) dan aktivitas
investasi.Bentuk penyajian laporan arus kas sendiri terdiri dari indirect
method dan direct method. Dalam indirect method, arus kas dari aktivitas
operasi dihitung dari laba bersih yang disesuaikan dengan transaksi-
transaksi non kas di laporan laba rugi. Sementara itu, dalam direct method
arus kas dari aktivitas operasi ditampilkan berdasarkan transaksi-transaksi
kas di laba rugi.
Di dalam praktiknya, arus kas dari aktivitas operasi hanya diketahui oleh
segelentir pengguna laporan keuangan, tapi tidak diketahui oleh para
investor maupun kreditur. Kedua stakeholder tersebut lebih fokus pada
kinerja keuangan.Akibatnya, mereka cenderung menganggap bahwa
laporan arus kasnya sudah benar. Pada kenyataannya, laporan arus kas,
khususnya arus kas operasi, tidak terlepas juga dari creative accounting.
Berikut ini adalah contohnya :
1. Pola big bath, atau disebut juga pola taking bath. Pola ini terjadi ketika
ada tekanan organisasional pada saat terjadi pergantian manajemen baru
yaitu manajemen baru mengakui adanya kegagalan atau defisit
dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin menghindari
kegagalan tersebut. Teknik ini juga mengakui adanya biaya-biaya pada
periode mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk
yang tidak menguntungkan yang tidak bisa dihindari pada periode
berjalan. Sebagai konsekuensinya, manajemen melakukan harus
melakukan taking bath dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya
mendatang dan melakukan clear the decks, sehingga mengakibatkan laba
periode berikutnya lebih tinggi dari seharusnya.
2. Pola income minimization. Pola ini mirip dengan pola taking bath akan
tetapi tidak seeksrtim pola taking bath. Pola ini dilakukan pada saat
profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan tujuan agar tidak
mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek
political-cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang
modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan
pengembangan, serta metode successfull-efforts untuk perusahaan minyak
bumi
3. Pola income maximization. Dalam pola ini dilakukan maksimalisasi laba
agar manajer memperoleh bonus yang lebih besar, dimana laba yang
dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan.
4. Pola income smoothing. Pola Perataan laba (income smoothing)
merupakan cara yang paling populer dan paling sering dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar. Pola ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi volatilitas laba bersih.
2.6 CARA MENDETEKSI DAN MENCEGAH KECURANGAN
AKUNTANSI DALAM PRAKTEK CREATIVE ACCOUNTING
KESIMPULAN
DAFTAR ISI
web.id/kuliah/bahan-kuliah/apakah-creative-accounting-itu/
http://blog-punyaelin.blogspot.com/2010/11/etika-dalam-akuntansi-creative.html
file:///D:/File/Kuliah/SEMESTER%20V/TA/Apakah%20Creative%20Accounting
%20Itu%20..%20%20%C2%AB.htm
http://dhaniq.wordpress.com/2007/02/07/accounting-fraud/
http://diaryintan.wordpress.com/2010/11/21/etika-dalam-akuntansi-creative-
accounting-fraud-auditing-accounting-dll/
http://en.wikipedia.org/wiki/Creative_accounting
www.fraud-magazine.com
http://konsultansolusipajak.blogspot.com/2009/01/creative-accounting-vs-tax-
planning.html
http://myedensor.wordpress.com/2008/05/21/creative-accounting
http://www.buletinpillar.org/artikel/creative-accounting