PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini;
1.3.1 Untuk memahami pengertian Creative Accounting
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan Creative Accounting
1.3.3 Untuk memahami Unsur-unsur Creative Accounting
1.3.4 Untuk memahami Jenis-jenis Creative Accounting
1.3.5 Untuk mengetahui penyebab dan pola dan pola Creative Accounting
1.3.6 Untuk memahami cara mendeteksi dan mencegah kecurangan akuntansi
dalam Creative Accounting
BAB II
PEMBAHASAN
kemampuan
pemahaman
pengetahuan
akuntansi
(termasuk
Kedua,
sengaja
distorsi
laporan
keuangan
untuk
penyamaran
tindakan
kecurangan.dalam hal ini yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku
kecurangan. Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah:
1. Menyembunyikan penjualan fiktif atau harta milik dipalsukan.
2. Menyembunyikan pembayaran yang tidak benar.
3. Menyembunyikan tindakan penyelewengan dana atau harta.
2.3 Unsur-Unsur Creative Accounting
Menurut Charles W. Mulford& Eugene E. Comiskey membagi Creative
Accounting menjadi beberapa unsur, yaitu:
1. Recognizing Premature or Fictious Revenue
Mengakui penghasilan prematur atau penghasilan fiktif itu berbeda jika
ditinjau
dari
sudut
aggressive
accounting.
Untuk
premature
revenue,
d.
e.
laporan
2. Aggressive Capitalization & Extended Amortization Policies
Dalam kebijakan kapitalisasi yang agresif, perusahaan melaporkan beban
atau rugi tahun berjalan sebagai aset. Akibatnya, pengakuan biaya tertunda dan
laba naik. Selanjutnya, aset atau beban ditangguhkan tersebut diamortisasi selama
beberapa tahun.
Cara
mendeteksi
kebijakan
aggressive
capitalitation&
extended
b.
c.
d.
dalam aset
3. Misreported Assets &Lialibities
Dalam banyak kasus, nilai aset overvalued dan/atau kewajiban
undervalued dengan tujuan agar earning power menjadi lebih tinggi dan posisi
keuangan lebih kuat. Dengan laba yang tinggi, otomatis saldo laba dan nilai
ekuitas akan naik.
Beberapa akun aktiva yang potensial dilaporkan overvalued adalah
piutang usaha, inventori, investasi (yang diklasifikasikan dalam trading, held to
maturity, atau available for sale). Akun kewajiban yang dicatat undervalued di
antaranya adalah accrued expense payable, utang usaha, utang pajak, dan
contingent liability.
Cara mendeteksi misreported asset & liability yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
fiktif
Cermati apakah kasus overvalued inventory pernah terjadi sebelumnya
Cermati penurunan nilai pasar surat berharga yang held to maturity
Cermati trend yang terjadi untuk accrued expense payable
Hitung umur utang untuk 4-6 bulan terakhir
Review total utang pajak yang tercatat di neraca dengan beban pajak yang
c. Biaya operasi yang dikapitalisasi dimasukkan sebagai arus kas dalam aktivitas
investasi, padahal jika dibebankan pada tahun berjalan, masuk dalam arus kas
operasi.
Untuk mendeteksi adanya creative accounting, laporan arus kas (setelah
dikeluarkan unsur non recurring cash flow seperti discontinued operation) bisa
menjadi alat yang efektif. Misalnya,
a. transaksi fiktif seperti prematur revenue atau fictitious revenue tidak akan pernah
muncul di laporan arus kas karena tidak melibatkan unsur kas; dan
b. aggressive accounting dapat meningkatkan laba perusahaan, tapi arus kas dari
aktivitas operasi tetap tidak berubah.
2.4 Jenis-Jenis Creative Accounting
Ada empat macam CA yang sering ditemukan saat ini, yaitu: Aggressive
accounting, Earnings management, Income smoothing, dan Fraudulent
financial reporting.
a Aggressive accounting adalah pemilihan dan penerapan prinsip
akuntansi yang bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi, terlepas
dari apakah praktik tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
b
adalah
Penyajian
keliru
earning ketika earning sebelum keputusan accrual melebihi bogey tetapi tidak
melebihi cap. Implikasi yang dikemukakan oleh Healy adalah bahwa manajer
akan berperilaku oportunistik menghadapi intertemporal choice.
2. Debt-covenant hyphotesis
Penelitian dalam bidang teori akuntansi positif juga menjelaskan praktek
akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikapi perjanjian hutang. Manajer
dalam menyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh
tempo, akan berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan-kebijakan
akuntansi yang menguntungkan dirinya. Fields, Lys dan Vincent (2001)
mengemukakan ada dua kejadian dalam pemilihan kebijakan akuntansi, yaitu
pada saat diadakannya perjanjian hutang dan pada saat jatuh temponya
hutang.Kontrak hutang jangka panjang (debt covenant) merupakan perjanjian
untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap
kepentingan kreditur, seperti pembagian deviden yang berlebihan, atau
membiarkan ekuitas berada di bawah tingkat yang telah ditentukan. Semakin
cenderung suatu perusahaan untuk melanggar perjanjian hutang maka manajer
akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang dapat mentransfer laba periode
mendatang ke periode berjalan karena hal tersebut dapat mengurangi resiko
default.
Sweeney
(1994)
dalam
Scott
(1997)
menyatakan
perilaku
10
agar laba dapat ditampilkan lebih rendah. Hal ini yang seringkali disebut dengan
political cost hyphoyesis (Watts dan Zimmerman: 1986).
Berbagai macam pola yang dilakukan dalam rangka creative accounting
menurut Scott (1997) sebagai berikut:
1. Taking Bath, atau disebut juga big bath.
Pola ini dapat terjadi selama ada tekanan organisasional pada saat pergantian
manajemen baru yaitu dengan mengakui adanya kegagalan atau defisit
dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin menghindari kegagalan
tersebut.Teknik ini juga dapat mengakui adanya biaya-biaya pada periode
mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang tidak
menguntungkan yang tidak bisa dihindari pada periode berjalan.Konsekuensinya,
manajemen melakukan pembersihan diri dengan membebankan perkiraanperkiraan biaya mendatang dan melakukan clear the decks. Akibatnya laba
periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
2. Income minimization.
Cara ini mirip dengan taking bath tetapi kurang ekstrem.Pola ini dilakukan
pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak
mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek politicalcost).Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan
aktiva tak berwujud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan,
metode successfull-efforts untuk perusahaan minyak bumi dan sebagainya.
Penghapusan tersebut dilakukan bila dengan teknik yang lain masih
menunjukkan hasil operasi yang kelihatan masih menarik minat pihak-pihak yang
berkepentingan. Tujuan dari penghapusan ini adalah untuk mencapai suatu
tingkat return on assets yang dikehendaki.
3. Income maximization
Maksimalisasi laba dimaksudkan untuk memperoleh bonus yang lebih besar,
dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan.
4. Income smoothing
Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan sering dilakukan.
Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas laba
bersih.Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk pelaporan
eksternal dengan maksud sebagai penyampaian informasi internal perusahaan
kepada pasar dalam meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang perusahaan.
5. Timing revenue and expense recognition.
11
Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat kebijakan tertentu berkenaan dengan
saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan yang prematus atas
penjualan.
2.6 Cara Mendeteksi Dan Mencegah Kecurangan Akuntansi Dalam Praktik
Creative Accounting
Creative accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk penusahaan
baik itu pemilik perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan
modalnya ke perusahaan tersebut. Ada beberapa metode dan carayang bisa untuk
mengetahui adanya Creative Accountingdan cara mencegahnya.
Fraudulent financial reporting di suatu perusahaan merupakan hal yang akan
berpengaruh besar terhadap semua pihak yang mendasarkan keputusannya atas
informasi dalam laporan keuangan (financial statement) tersebut. Oleh karena itu
akuntan publik harus bisa mencegah dan mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi
fraud. Untuk mengetahui adanya fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya gejalagejala (symptoms) berupa red flag (fraud indicators), misalnya perilaku tidak etis
manajemen.Red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan (fraud)
yang terjadi.
Hasil penelitian Wilopo (2006) membuktikan serta mendukung hipotesis
yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan
kecurangan
akuntansi
dapat
diturunkan
dengan
meningkatkan
kefektifan
12
2.
3.
4.
financial reporting.
Menilai resiko fraudulent financial reporting di dalam perusahaan.
Mendisain dan mengimplementasikan internal control yang memadai untuk financial
reporting.
Mulfrod&Comiskey
(2002)
menulis
buku
terkait
dengan
Creative
1.
2.
3.
4.
5.
13
14
BAB III
PENUTUP
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.blog-punyaelin.blogspot.com/2010/11/etika-dalam-akuntansicreative.html.
http://www.ekasulistiyana.web.id/kuliah/bahan-kuliah/apakah-creative-accountingitu/
http://www.dewimayasari39.blogspot.co.id/2013/01/creative-accounting_11.html
16