NIM 105731135217
KELAS KU.5
TUGAS RESUME 11
Akuntansi kreatif (creative accounting) biasanya dikenal juga dengan sebutan akuntansi
agresif (aggresive accounting). Akuntasi kreatif (creative accounting) adalah suatu kegiatan
keuangan yang diinginkan, untuk suatu keperluan tertentu. Akuntansi kreatif termasuk juga
penjualan aset dengan dasar biaya rendah (low cost basis), pengiriman produk dalam jumlah
yang luar biasa besar ketika mendekati akhir tahun, dan kegagalan menuliskan persediaan yang
telah mengalami penurunan nilai. Menurut Bake Amat dan Dowd, akuntansi kreatif (creative
menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999).
Sehingga arti dari ‘creative accounting’ yaitu akar dari sejumlah skandal akuntansi, dan
banyak usulan untuk reformasi akuntansi - biasanya berpusat pada analisis diperbarui modal dan
faktor produksi yang benar akan mencerminkan bagaimana nilai tambah. Akuntansi kreatif dan
manajemen laba merupakan eufemisme mengacu pada praktik akuntansi yang mungkin
mengikuti surat aturan praktik akuntansi standar, tapi jelas menyimpang dari semangat peraturan
tersebut.
Tujuan Akuntansi Kreatif
adalah untuk pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau
mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-syarat tertentu,
mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau mengecoh pemegang saham untuk
menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai hasil yang cemerlang. Motivasi
1. Sengaja distorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang dengan mengecoh
pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan.Dalam hal ini yang menerima
keuntungan langsung adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun tujuan khusus
a. Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau tambahan modal investasi berdasarkan
diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun tujuan khusus dari
menjadi beberapa unsur, yaitu : Recognizing Premature or Fictitious Revenue, yakni mengakui
penghasilan prematur atau penghasilan fiktif itu berbeda jika ditinjau dari sudut aggressive
accounting.Untuk premature revenue, pengakuannya sudah sesuai dengan GAAP. Sementara itu,
untuk fictitious revenue , penghasilan dicatat tanpa adanya penjualan yang terjadi.
Bentuk dari prematur revenue bisa berupa pengakuan penjualan dilakukan pada saat
barang sudah dipesan, tapi belum dikirim (goods ordered, but not shipped) atau barang sudah
dikirim, tapi belum dipesan (goods shipped, but not ordered). Sementara itu, contoh penjualan
fiktif adalah backdated invoice, tanggal pengiriman yang diubah, atau sengaja salah mencatat
laporan
Stolowy dan Breton [2000] menyebut ‘creative accounting’ merupakan bagian dari
‘accounting manipulation’ yang terdiri dari ‘earning management’ , ‘income smoothing’ dan
‘creative accounting’ itu sendiri. Dalam pemahaman mengenai ‘creative accounting’ ini bukan
berarti akuntan yang memanfaatkan pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak-pihak yang
seperti manajer, akuntan, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya. Hal yang menyebabkan
terjadinya ‘creative accounting’ adalah karena adanya kebijakan dari perusahaan yang
menyebabkan banyak pihak manjemen yang melakukan manipulasi data untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih khususnya manajer perusahaan. Manajer dalam bereaksi terhadap
pelaporan keuangan menurut Watt dan Zimmerman [1986] digolongkan menjadi tiga buah
hipotesis, yaitu
Healy [1985] dalam Scott [1997] menyatakan bahwa manajer seringkali berperilaku
seiring dengan bonus yang akan diberikan. Jika bonus yang diberikan tergantung pada laba
yang akan dihasilkan, maka manajer akan melakukan ‘creative accounting’ dengan menaikkan
laba atau mengurangi laba yang akan dilaporkan. Pemilik biasanya menetapkan batas bawah
laba yang paling minim agar mendapatkan bonus. Dari pola bonus ini manajer akan
Penelitian dalam bidang teori akuntansi positif juga menjelaskan praktek akuntansi
mengenai bagaimana manajer menyikapi perjanjian hutang. Manajer dalam menyikapi adanya
pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya
dengan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya. Fields, Lys dan
Vincent [2001] mengemukakan ada dua kejadian dalam pemilihan kebijakan akuntansi, yaitu
pada saat diadakannya perjanjian hutang dan pada saat jatuh temponya hutang. Kontrak hutang
jangka panjang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari
berlebihan, atau membiarkan ekuitas berada di bawah tingkat yang telah ditentukan.
3. Political-cost hyphotesis.
Dalam pandangan teori agensi (agency theory), perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar melakukannya sebagai
upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.Perusahaan besar menghadapi biaya politis
yang lebih besar karena merupakan entitas yang banyak disorot oleh publik secara umum.Para
kesejahteraannya melalui kenaikan gaji. Pemerintah melihat kenaikan laba perusahaan sebagai
Accounting
‘Creative accounting’ memiliki dampak yang kurang baik untuk penusahaan baik itu
pemilik perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan
tersebut. Ada beberapa metode dan carayang bisa untuk mengetahui adanya creative accounting
dan cara mencegahnya. Fraudulent financial reporting di suatu perusahaan merupakan hal yang
akan berpengaruh besar terhadap semua pihak yang mendasarkan keputusannya atas informasi
dalam laporan keuangan (financial statement) tersebut. Oleh karena itu akuntan publik harus
bisa menccegah dan mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi fraud. Untuk mengetahui adanya
fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya gejala-gejala (symptoms) berupa red flag (fraud
indicators), misalnya perilaku tidak etis manajemen.Red flag ini biasanya selalu muncul di
setiap kasus kecurangan (fraud) yang terjadi. Hasil penelitian Wilopo (2006) membuktikan serta
mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan
ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Hasil
penelitian Wilopo tersebut juga menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku
tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang
menyeluruh, tidak secara partial. Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis